cover
Contact Name
Imam Muhammad Saad
Contact Email
jurnalstiudarulhikmah@gmail.com
Phone
+6285156580578
Journal Mail Official
jurnalstiudarulhikmah@gmail.com
Editorial Address
Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin (STIU) Darul Hikmah Jl. Wibawa Mukti II Gg. H. Arnin Jatisari Jatiasih Bekasi Indonesia 17426 Telp. 0851-0076-9887
Location
Kota bekasi,
Jawa barat
INDONESIA
Darul Hikmah: Jurnal Penelitian Hadits dan Tafsir
ISSN : 24426520     EISSN : 29643449     DOI : -
This journal focuses on scientific writing in the field of quran interpretation (tafsir), hadith and contemporary issues related to social religion. The scope of discussion in this journal includes research on interpretation, hadith, Islamic civilization, Islamic thought and social religion. The purpose of this journal is to disseminate Islamic research conducted by academics and researchers with the following themes Hadith Studies. Interpretation quran (Tafsir) Studies, Ushuluddin Studies, Contemporary Muamalah Issues, Contemporary Worship Issues. Islamic Civilization and Society and Islamic Thought
Articles 79 Documents
PENAFSIRAN TRANSFORMATIF MELALUI PENDEKATAN MAKKI-MADANI Arif, Zainal
Darul Hikmah: Jurnal Penelitian Tafsir dan Hadits Vol 6 No 1 (2020): Darul Hikmah: Jurnal Penelitian Hadits dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin (STIU) Darul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.872 KB)

Abstract

Al-Qur'an, adalah Kalam Allah yang diturunkan untuk membimbing manusia meraih tahap hidup yang berkualitas (al-aqwam) dan kebahagiaan baik dunia maupun akhirat.Sebagal konsekwensi dari sebuah kitab suci yane diturunkan dalam masyarakat yang sudah sarat dengan berbagai nilai dan norma yang sudah mapan, maka proses penurunannya mengalami tahapan-tahapan sosiologis. Proses penurunan tersebut memberikan tiga implikasi. Pertama, turun secara berangsur­angsur (at-Tadrij fi al-tasyri’ ). Untuk mewujudkan sebuah gagasan ideal dan mengubah nilai-nilai yang sudah mapan, maka ayat-ayat al-Qur'an diturunkan secara gradual, seperti penghapusan minuman keras dan penghapusan riba yang sudah membudaya dan mendarah daging dalam masyarakat Makkah dan Madinah. Kedua.meminimalisisr/mnyederhanakan beban (taqlil al-takalif, yakni berusaha untuk meminimalisasi kewajiban dan memperluas kebolehan, misalnya dengan adanya konsep nasakh, takhshish dan rukhshah dalam beragama. Ketiga, menghilangkan kesukaran (‘adam al-haraj), misalnya dengan adanya konsep al-­dharurat wal hajah. Kondisi lingkup sosiohistoris dan linguistik pewahyuan al-Qur'an tercermin dalam isi, gaya, tujuan, dan bahasanya. Kontekstualisasi ini tampak nyata dalam kajian yang cermat mengenai perbedaan ayat-ayat dan atau surat-­surat Makiah dan Madaniah. Dalam format ilmu Makki dan Madani inilah seseorang akan mendapatkan gambaran yang jelas begaimana al-Qur'an mampu mengubah segalanya, dari badawat dan jahili, ganas dan kasar menjadi yang Islami, luhur, lembut, mulia dan marhamah. Dari gambaran-gambaran konstruk sosial yang terjadi pada masa itu seorang Muslim akan mampu menarik kesimpulan, lalu mengambil langkah yang harus dipersiapkan dan diambil untuk melakukan perubahan yang Qur'ani di masa sekarang. Hal itu dapat dilakukan dengan mentranformasikan nilai-nilai luhur al-­Qur'an yang pernah ditanamkan 15 abad yang lalu. Orientasi al-Qur'an mengarahkan kepada pembersihan din dari egoisme dan hawa nafsu atas asumsi bahwa langkah alur dari sebuah petualangan meneari kebenaran adalah melakukan pengujian apakah subjek yang menemukan kebenaran cukup kuat bertahan menghadapi guncangan skeptik yang lahir bersama penemuan itu sendiri. Dengan memahami ilmu Makki dan Madani akan ditemukan, bahwa al-­Qur'an tidak hanya sekedar kitab suci yang memuat serangkaian hukum agama atau pedoman-pedoman praktis dalam rangka memenuhi kebutuhan religius dan moralitas, tetapi lebih dari itu. A1-Qur'an meletakkan garis-garis besar wujudsecara keseluruhan.
Al-Qur’an Dan Biology Noor Fikri, Ali
Darul Hikmah: Jurnal Penelitian Tafsir dan Hadits Vol 6 No 1 (2020): Darul Hikmah: Jurnal Penelitian Hadits dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin (STIU) Darul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.603 KB)

Abstract

Fenomena kemunculan trend kajian Mukjizat Sains Al-qur’an telah berkembang semakin pesat dan maju di berbagai perguruan Tinggi di belahan dunia Barat dan Timur. Hal ini tentunya sebuah fenomena yang cukup menggembirakan, yang karenanya Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an Jakarta, dan perguruan tinggi negeri atau swasta lainnya di Indonesai turut andil mengkaji bidang study ini sebagai bentuk sumbangsih ilmiah bagi perkembangan bidang sains yang relative baru ini. Syekh Muhammad Mushtofa Al-Maraghy turut memberikan apresiasi terhadap bidang kajian ini, ia berkomentar : “Saya merasakan takjub terhadap apa-apa yang telah diupayakan oleh Abdul Aziz Isma’il Basya, yaitu upayanya memadukan antara makna-makna ayat-ayat Al-Qur’an Al-Karim dengan ketetapan-ketetapan medis modern, dan saya memberikan apresiasi untuknya atas trend ilmiah ini. Kajian Al-qur’an dan Biologi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kemukjizatan ilmiah Al-qur’an yang cukup penting dan layak untuk dicermati oleh siapa saja yang memiliki concern dengan bidang Sains Al-Qur’an, tentunya bertujuan untk membuktikan dan menguji kemukjizatan ilmiah Al-qur’an itu secara factual dan empiric. Fokus kajian pada masalah ini adalah berkaitan dengan tema :asal penciptaan manusai, yaitu dari tanah, proses penciptaan Janin, penciptaan pendengaran dan penglihatan, penciptaan hati manusia, sidik jari manusia, bau khas setiap manusia, manfaat tidur bagi manusia, dan ubun-ubun sebagai pusat kendali manusia. Di mana melalui kajian tersebut ditemukan banyak bukti dan fakta berbagai sisi-sisi kemukjizatan ilmiah Al-Qur’an sebgaimana yang telah disinggung banyak para ilmuwan, sehinggga semakin memperkuat kebenaran ilmiah Al-qur’an itu sendiri dan bahwa kitab Al-qur’an itu bersumber dari sang Pencipta kehidupan, dan kelayakan hikmah-hikmahnya sejalan dengan perkembangan waktu dan tempat. Metode kajian yang dilakukan adalah dengan menempuh metode kajian pustaka yang berkaitan dengan tema kajian dimaksud, dengan merujuk kepada analisa dan pendapat para ilmuwan dan pakar dibidang kajian tersebut.
Tujuan Inti Pesan Wahyu Al-Qur'an Yani, Ahmad
Darul Hikmah: Jurnal Penelitian Tafsir dan Hadits Vol 6 No 1 (2020): Darul Hikmah: Jurnal Penelitian Hadits dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin (STIU) Darul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.728 KB)

Abstract

Antusias masyarakat saat ini begitu besar untuk mempelajari Al-Qur'an. Baik pada kalangan terpelajar maupun masyarakat awam. Antusias masyarakat tersebut perlu disyukuri dan diapresiasi. Semoga kondisi tersebut menjadi bukti riil kebaikan dan peningkatan kualitas sebuah masyarakat, di hadapan tantangan moralitas dan keislaman masyarakat yang masih menjadi PR bersama. Berbagai kegiatan dilaksanakan demi memenuhi kebutuhan dan kedahagaan masyarakat untuk dapat menikmati suguhan ma'nawi yang terpancar dari mukjizat Rasulullah saw tersebut. Kegiatan Musabaqah Hifzil Qur'an, Musabaqah Tilawatil Qur'an, Musabaqah Fahmil Qur'an dan lain sebagainya. Hitunglah, berapa banyak dibuka unit-unit lembaga tahsin dan tahfizh Al-Qur'an belakangan ini. Itu semua merupakan bukti antusias besar masyarakat untuk mendapatkan berbagai keutamaan dari sebuah kitab yang dapat meningkatkan derajat seseorang menjadi sebaik-baik manusia di hadapan Allah SWT. Di hadapan antusias positif masyarakat dalam bentuk kegiatan-kegiatan tersebut, penting kiranya diimbangi dengan peningkatan kualitas pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang tujuan-tujuan diturunkannya Al-Qur'an. Mengetahui tujuan diturunkannya Al-Qur'an dapat diwujudkan dengan mengetahui tujuan-tujuan pesan Al-Qur'an itu sendiri yang terbentang dalam ayat-ayatnya. Dengan mengetahui tujuan-tujuan tersebut akan lebih mendekatkan masyarakat kepada kondisi yang diinginkan oleh Allah SWT. Bukankah diantara maksud utama turunnya Al-Qur'an agar kita mengetahui maksud dan keinginan Allah SWT yang disampaikan lewat kalamNya tersebut? Tulisan ini bertemakan tujuan-tujuan inti pesan (wahyu) Al-Qur'an. Semoga tulisan ringan ini dapat memberikan sedikit gambaran tentang tentang tujuan diturunkannya Al-Qur'an, agar semakin daapt meningkatkan interaksi seorang muslim terhadap Al-Qur'an. Agar Al-Qur'an tidak hanya hadir dalam syiar-syiar musabaqah saja. Agar Al-Qur'an tidak hanya hadir dalam program-program dan target tahfizh sebuah lembaga. Agar Al-Qur'an menjadi kitab hidayah (petunjuk) seutuhnya kehidupan nyata individu muslim, keluarga, masyarakat dan Umat yang menginginkan kebahagiaan hidup Dunia dan Akhirat.
HAK WARIS PEREMPUAN DALAM PERSPEKTIF SURAT AN-NISA’ ANTARA TEORI, PRAKTEK DAN RELEVANSINYA DALAM KONTEKS KE-INDONESIAAN Saifuddin, Warto
Darul Hikmah: Jurnal Penelitian Tafsir dan Hadits Vol 6 No 1 (2020): Darul Hikmah: Jurnal Penelitian Hadits dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin (STIU) Darul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.59 KB)

Abstract

Hukum waris sangat dibutuhkan untuk menghilangkan kemudharatan akibat perebutan dan ketidakadilan pembagian harta warisan. Hukum waris menawarkan solusi terbaik yang penuh hikmah dan keadilan. Namun solusi tersebut tidak sepenuhnya diterima dan dijalankan umat Islam. Kritikan dan pandangan keliru pun dilontarkan terhadap teks al-Quran. Terutama interpretasi tentang ketidaksamaan pembagian waris antara laki-laki dan perempuan yang dipahami sebagai ketidakadilan dan diskriminasi terhadap perempuan. Bertolak dari kenyataan ini penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ayat-ayat waris secara komprehensif dan melibatkan banyak pandangan dari para ulama dan pakar Muslim. Dengan menggunakan pendekatan tafsir yang melibatkan kajian kebahasaan, sejarah, dan relevansinya dengan konteks kekinian didapati bahwa tidak sepenuhnya anggapan tentang diskriminasi itu benar. Bahkan menampakkan asumsi yang tidak tepat, karena dalam banyak kasus justru bagian perempuan lebih banyak dari bagian laki-laki.
Membiasakan Diri Hidup Bersih dan Suci Perspektif Hadits-hadits Wudhu Shodiq Ahmad, Mohammad
Darul Hikmah: Jurnal Penelitian Tafsir dan Hadits Vol 6 No 1 (2020): Darul Hikmah: Jurnal Penelitian Hadits dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin (STIU) Darul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.912 KB)

Abstract

Virus corona yang telah mewabah di penjuru dunia pada awal-awal tahun 2020, telah memberikan banyak analisa dan kajian tersendiri. Dalam dunia kesehatan dan terlebih khusus dunia kedokteran tentu sibuk memberikan perhatian khusus, karena memang kasus ini lebih berkaitan erat dengan dunia mereka. Maka tidak henti-hentinya, para pakar dan ahli di bidangnya memberikan penjelasan, dari munculnya virus tersebut, sampai bagaimana kembang biak, penularan, dan cara pencegahannya. Berikut himbauan agar menjalankan gaya hidup yang bersih dan sehat. Mulai dari mengkonsumsi makanan yang sehat dan hegenis, sampai kepada bersih diri, dengan cara cuci tangan di setiap saat, dan seterusnya. Tidak ketinggalan, WHO juga memberikan standarisasi terhadap cara menjaga kebersihan dengan baik, sampai juga pada tata cara mencuci tangan yang benar. Hal ini bila bandingkan dengan islam, maka akan sejalan dan beriringan. Hanya saja, WHO lebih cenderung kepada konvensionalnya, sementara islam lebih mendasarkan dengan syar’I, dan anjuran serta perintah wahyu ilahi. Islam melalui konsep bersuci, -terutama dalam wudhu-, telah memberikan ajaran dan amalan mendasar kepada pemeluknya untuk bersuci dan bersih sebelum menjalankan ibadah ritual dan amalan ibadah lainnya. Dan konsep thaharah atau bersuci bila dilaksanakan dengan sempurna, maka tidak akan hanya mampu menghadirkan kebersihan lahiriah (luar/ jasadnya) saja, akan tetapi juga kebersihan dalam bathiniah (jiwa dan kepribadiannya).Dari kajian hadits-hadits wudhu menunjukkan, bahwa islam telah mengajarkan kebersihan yang luar biasa. Tindakan-tindakan dan langkah-langkah kebersihan yang ada dalam wudhu demikian hebat. Mulai dari cuci tangan, berkumur, dan membasuh (baca: mencuci) anggota-anggota lain, sampai kepada bagian-bagian yang tersembunyi sekalipun. Maka, bila hal ini dilaksanakan dengan baik, apalagi wudhu ini dijalankan secara rutin di setiap harinya sekian kali, maka akan mampu menjaga kebersihan yang luar biasa, dan akan menjaga kesehatan sekaligus
KONSEP HUTANG DALAM ISLAM: ADAB DAN KEUTAMAAN PENYELESAIANYA Muhammad Ali, Zulkarnain; Malihah, Limah
Darul Hikmah: Jurnal Penelitian Tafsir dan Hadits Vol 6 No 1 (2020): Darul Hikmah: Jurnal Penelitian Hadits dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin (STIU) Darul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.097 KB)

Abstract

Hutang merupakan salah satu suatu aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dalam interaksi kehidupan manusia, ada pihak yang surplus dana dan ada pihak yang kekurangan dana. Data BI, CNBC, Kontan, CNN menunjukkan peningkatan jumlah hutang sejak 2018 - 2020. Parahnya hutang tersebut merupakan hutang ribawi dan dikonsumsi penduduk Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim. Masalah lainnya adalah praktikpenyelesaian hutang yang juga menjadi masalah di tengah masyarakat. Penelitian ini ingin membahas konsep hutang secara syariah dilihat dari adab-adab dan keutamaan penyelesaiannya.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan mengambil sumber dari Al-Quran, Al-Hadits, kitab-kitab klasik dan kontemporer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Syariat Islam tidak melarang berhutang apalagi tujuannya memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya saat kondisi sulit, bahkan dianjurkan saling membantu saudaranya. Syariat Islam juga mengatur bagaimana seharusnya hutang piutang dipraktikkan, diantaranya mencatat transaksi hutang-piutang, menghadirkan saksi-saksi, menghadirkan barang jaminan/gadai serta menghadirkan penjamin. Adapun adab bagi orang yang berhutang adalah hutang hanya dilakukan dalam situasi dan kondisi yang mendesak, terpaksa, bukan untuk memenuhi kebutuhan hawa nafsu (lifestyle), orang yg berhutang juga harus memenuhi janjinya untuk melunasi hutangnya tepat waktu, jika belum bisa dibayarkan maka orang yang berhutang memberi kabar, namun jika memang tidak ada kemungkinan membayar maka kedua belah pihak bersama-sama mencari jalan keluar untuk melunasi hutangnya karena hutang merupakan amanah yang harus dibayar baik di dunia maupun di akhirat.
DAKWAH DI MEDIA SOSIAL Amin Supar, Arwani
Darul Hikmah: Jurnal Penelitian Tafsir dan Hadits Vol 6 No 2 (2020): Darul Hikmah: Jurnal Penelitian Hadits dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin (STIU) Darul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.041 KB)

Abstract

Islamic da'wah has standard aspects and dynamic aspects. The purpose of da'wah and its manhaj are standard, while the means are dynamic and develop according to the demands of the times, one of which is Social Media. This paper discusses the importance of optimizing these (Social Media) facilities for the benefit of da'wah, as well as discussing the Shari'a Signs that preachers must heed in optimizing them.
DINAMIKA METODE TAFSIR KONTEMPORER Arbi, Faisal Abdul Aziz
Darul Hikmah: Jurnal Penelitian Tafsir dan Hadits Vol 6 No 2 (2020): Darul Hikmah: Jurnal Penelitian Hadits dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin (STIU) Darul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.944 KB)

Abstract

Tulisan ini mencoba mengeksplorasi dan mengelaborasi tafsir sebagai produk, tafsir sebagai metodologi, dan tafsir sebagai satu disiplin ilmu.Berikutnya, setelah pemetaan dan pengkategorisasian ini dilakukan, penulis mencoba melihat salah satu episode sejarah perkembangan tafsir, yaitu tafsir modern-kontemporer dengan karakteristik yang mencirikannya sebagai salah satu bentuk tafsir Alquran.Selain itu, melalui tulisan ini penulis mencoba memaparkan analisis tentang faktor-faktor penting yang melatari munculnya tafsir modern-kontemporer.Model tafsir modern-kontemprer dipandang sebagai model tafsir yang pas dan cocok dengan tuntutan masyarakat masa kini yang selalu dihadapi dengan berbagai persoalan. Penelitian ini menggunakan metode tematik, kepustakaan (library research) dengan mengumpuikan data-data tertulis yang bersifat primer, sumber-sumber yang bersifat sekunder, serta penunjang lainnya yang bersifat pelengkap. Juga menggunakan pendekatan deskriptif analisis, dan memperhatikan isi (content analysys).Tafsir sebagai sebuah disiplin ilmu dan proses penemuan petunjuk Alquran dituntut agar senantiasa menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman dan problema yang sedang dihadapi, sehingga tafsir sebagai produk dan Alquran sebagai obyek tafsir dan menjadi sumber ajaran agama dapat digali dan dipraktekkan dalam kehidupan beragama. Paradigma tafsir kontemporer dapat diartikan sebagai sebuah model atau cara pandang yang total dalam penggalian petunjuk Alquran, selain itu, metodologi yang digunakan dalam penafsiran Alquran disesuaikan dengan era kekinian. Bila ditelusuri dan diamati secara mendalam, ada beberapa karakteristik yang menonjol dalam paradigma tafsir kontemporer, antara lain, ialah memosisikan Alquran sebagai kitab petunjuk, metode dan produk penafsirannya bernuansa hermenetis dan kontektual serta berorientasi pada spirit Alquran, selain itu corak penafsirannya bersifat ilmiah, kritis, dan non-sektarian.
MENSYUKURI NIKMAT DAN CARA MEMBUKTIKANNYA PERSPEKTIF QS. AL-KAUTSAR/ 108: 1-3 Shodiq Ahmad, Mohammad
Darul Hikmah: Jurnal Penelitian Tafsir dan Hadits Vol 6 No 2 (2020): Darul Hikmah: Jurnal Penelitian Hadits dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin (STIU) Darul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.41 KB)

Abstract

Alhamdulillah, walaupun dalam kondisi pandemic dengan mewabahnya Virus corona (covid 19) di penjuru dunia pada awal-awal tahun 2020, termasuk di negera Indonesia ini. Namun, walau dengan segala ujian dan cobaan ini, Allah SWT juga telah banyak memberikan berbagai anugerah dan kenikmatan kepada hamba-hamba-Nya. Di bulan Dzul Hijjah, yaitu bulan yang mulia dan sangat istimewa ini berbagai amal sholeh dan perbuatan kebajikan akan dilipat gandakan balasannya, dibandingkan bulan-bulan yang lain. Dimana pada bulan ini juga, tepatnya di Hari Raya Iedul Adha, umat Islam sangat dianjurkan untuk berqurban, dengan cara menyembelih binatang ternak, seperti unta, sapi dan kambing. Namun sangat disayangkan, di sisi lain manusia dalam merespon nikmat tersebut ada yang mengingkari dan tidak mau mengakuinya. Dan ada pula yang sudah mengakui dan bersyukur, akan tetapi mereka ini masih salah dalam mengungkapkan rasa syukurnya itu, dan kemudian juga masih banyak orang yang menyalah gunakan rahmat dan kasih sayang Allah SWT tersebut. Maka sudah semestinya, manusia yang menyadari bahwa dirinya telah diberikan anugerah rahmat dan nikmat itu, ia harus bersyukur dan berterima kasih kepada Dzat yang telah menganugerahkan itu semua. Sebagaimana dalam QS. Al-Kautsar ini, Allah SWT telah memberikan pesan dan arahan bagaimana cara mengungkapkan rasa bersyukur yang semestinya.
MEMBACA AL-QUR’AN DAN PROPORSI MENGKHATAMKANNYA Perspektif H.R. Ibnu Majah, No.: 1.363 Shodiq Ahmad, Mohammad; Permana, Lucky
Darul Hikmah: Jurnal Penelitian Tafsir dan Hadits Vol 6 No 2 (2020): Darul Hikmah: Jurnal Penelitian Hadits dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin (STIU) Darul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.714 KB)

Abstract

Fenomena semakin meningkatnya animo masyarakat terhadap Al-Qur’an dalam beberapa waktu belakangan ini merupakan hal yang sangat menggembirakan. Meskipun demikian halitu masih menyisakan pertanyaan, apakah fenomena tersebut yang ditandai dengan menjamurnya lembaga-lembaga ataupun munculnya konten-konten media sosial (semisal Youtube) tentangtahsin, tahfizh, dan program One Day One Juz, sudah serta merta menjadikan masyarakatmenjadi berperilaku (berakhlak) Qur’ani? Tulisan ini disiapkan dengan melakukan pengamatan terhadap contoh terbaik generasi Qur’ani yaitu generasi Sahabat di masa Rasulullah SAW, melalui tinjauan hadits Nabi SAW yang terkait dengan antusiasnya Sahabat dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an. Tinjauan hadits dalam Sunan Ibnu Majah menunjukkan, bahwa dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an para Sahabat sudah terbiasa menyelesaikan bacaan Al-Qur’an seluruhnya (mengkhatamkan) dalam waktu sebulan, sepuluh hari, tujuh hari, atau tidak kurang dari tiga hari. Bahkan interaksi para Sahabat dengan Al-Qur’an tersebut lebih dari sekedar “membaca” dan mengkhatamkannya. Para Sahabat menghafalkan Al-Qur’an dan membacanya dengan disertai pemahaman, kemudian mengamalkannya. Masyarakat saat ini, hendaknya tidak cukup berpuas diri hanya dengan membaca dan membaguskan bacaan Al-Qur’an saja (tahsin), atau menghafalkannya saja (tahfizh). Melainkan membacanya disertai juga dengan mentadabburi maknanya sehingga diperoleh pemahaman yang mendalam terhadap Al-Qur’an, lalu mengamalkannya. Sehingga terbentuk generasi Qur’ani, yaitu generasi yang menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, serta beriman kepada Allah SWT.