TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin
TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin is an academic journal focusing on the sciences of the ushuluddin (principles of religion), published twice a year (June and December) by the Faculty of Ushuluddin and religious studies, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. It is a shared space to disseminate and publish the scholarly papers of those whose concern is the sciences of ushuluddin, such as, Islamic Philosophy, Tasawuf, Qur’anic and Hadith Studies, Comparative Religion, Islamic Thoughts and Political Islam.
Articles
182 Documents
REVITALISASI MASJID PRODUKTIF
hasbullah hasbullah
TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin Vol. 13 No. 2 (2014): Kajian Ilmu Ushuluddin dan Studi Agama
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Religious Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30631/tjd.v13i2.11
Masjid Produktif adalah harapan kita semua, karena dari masjid akan melahirkan banyak kemajuan-kemajuan di segala bidang baik itu sosial, budaya, ekonomi dan lain-lain. Masjid produktif akan dapat diwujudkan dengan kesadaran bersama melalui berbagai kegiatan dan komunikasi aktif baik pengurus masjid maupun jama’ah masjid secara bersamaan dengan saling bahu membahu. Masjid juga merupakan wadah yang paling strategis dalam membina dan menggerakkan potensi umat Islam untuk mewujudkan Sumbar Daya Manusia yang tangguh dan berkualitas. Sebagai pusat pembinaan umat, eksistensi masjid kini dihadapkan pada berbagai perubahan dan tantangan yang terus bergulir di lingkungan masyarakat. Maka Masjid Produktif adalah merupakan upaya secara sistematis dan berlangsung secara terus menerus untuk menyadarkan dan memberdayakan umat dengan berbagai aktivitas yang islami. Untuk mencapai hasil yang optimal perlu didukung dengan sistim, aktivitas dan lembaga pemberdayaan Masjid. Artikel ini merupakan hasil penelitian terhadap beberapa masjid yang ada di Kota Jambi, yang peneliti acak menurut kecamatan yang ada di kota Jambi, penentuan lingkup penelitian ini adalah merupakan hasil observasi terhadap masjid-masjid yang penulis anggap telah berusaha untuk meuwujudkan dan merevitalisasi masjid yang produktif dengan berbagai aktifitas khususnya dalam hal pemberdayaan ekonomi umat, bentuk dan jenis penelitian adalah kualitatif dengan observasi dan wawancara.
ISLAM DAN KESETARAAN GENDER
jamaluddin arsyad
TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin Vol. 13 No. 2 (2014): Kajian Ilmu Ushuluddin dan Studi Agama
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Religious Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30631/tjd.v13i2.12
Gender adalah suatu konsep sosiologis yang mulai ramai diperbincangkan di awal tahun 1977, ketika sekolompok feminis di London tidak lagi memakai isu-isu lama seperti Patriarchal atau Sexist, tetapi menggantinya dengan wacana Gender (gender discourse). Sebelumnya istilah seks dan gender digunakan secara rancu. Karena persepsi yang berkembang di dalam masyarakat menganggap perbedaan gender (gender differences) sebagai akibat perbedaan seks (sex differences). Pembagian perean dan kerja secara seksual dipandang sesuatu hal yang wajar. Akan tetapi belakangan ini disadari bahwa tidak mesti perbedaan seks menyebabkan ketidak adilan gender (gender inequality). Artikel ini hendak mengungkap visi Islam tentang kesetaraan gender, yang dalam kenyataan masyarakat sering terjadi penyimpangan akibat bias gender.
PLURALISME DAN INKLUSIVISME: Analisa Kritik Terhadap Pemikiran Nurcholish Madjid
muhammad rusydi
TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin Vol. 13 No. 2 (2014): Kajian Ilmu Ushuluddin dan Studi Agama
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Religious Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30631/tjd.v13i2.13
Nurcholish Madjid adalah seorang intelektual yang mendapat dua pola pendidikan yaitu tradisionalis dan modernis sekaligus. Kemudian ia memperdalam keilmuannya melalui bacaan khazanah Barat dan Islam. Dari dua pola pendidikan dan rujukan keilmuan ini ia mengembangkan pemikiran lalu mengemukakan wacana keagamaan yang pluralis dan inklusif. Dari wacana keagamaan yang pluralis dan inklusif lalu berkembang menjadi wacana pluralisme dan inklusivisme yakni keterbukaan, kebersamaan, toleransi, ukhuwah, dan saling menghormati. Dalam pluralisme dan inklusivisme beragama tidak ada sikap mutlak-mutlakan yaitu sikap merasa benar sendiri dan menganggap orang lain salah. Pemahaman pluralisme dan inklusivisme keberagamaan ini mempunyai rujukan dalam Islam dan dapat ditelusuri pada sumber Islam yang autentik. Pluralisme dan inklusivisme keberagamaan Islam sudah dibuktikan dalam perjalanan sejarah Islam sejak masa awal.
HUBUNGAN ESENSIAL AGAMA-AGAMA: TEOLOGI DAN ETIKA
media zainul bahri
TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin Vol. 13 No. 2 (2014): Kajian Ilmu Ushuluddin dan Studi Agama
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Religious Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (409.07 KB)
|
DOI: 10.30631/tjd.v13i2.14
Artikel ini hendak membedah kesamaan-kesamaan pokok atau hubungan esensial diantara agama-agama yang diwahyukan Tuhan kepada para utusan-Nya, terutama titik-temu menyangkut dua hal pokok diatas, yaitu titik-temu teologis dan etis. Kajian ini begitu urgen mengingat bahwa dalam ekspresi keagamaan, agama-agama yang ada sering terlibat dalam konflik yang sebenarnya hal itu sangat ironis mengingat agama secara esensialnya adalah kumpulan-kumpulan ajaran kebaikan bagi kehidupan manusia. Agama, dalam pengertiannya yang esensial pertama kali “diturunkan” Tuhan membawa ajaran kuno nan abadi (perenial) tentang dua hal pokok yakni mengajak manusia untuk mengenali Tuhan sebagai Yang Esa, Ahad, Tunggal: satu-satunya Pencipta, Sumber Awal sekaligus Muara Akhir semua makhluk ciptaannya, dan mengajarkan etika. Ekspresi kultural agama-agama sering berbeda satu sama lain dan tidak jarang menggiring pada lahirnya konflik keagamaan. Artikel ini penting guna menyadarkan manusia akan adanya kesatuan esensi keagamaan dengan ajakan untuk mengedepankan nilai-nilai esensial ini dan bukan sebaliknya, memperlebar juang perbedaan dalam ekspresi-ekspresi keagamaan yang memang berbeda.
HAK AZASI MANUSIA PERSPEKTIF MAHMOUD MOHAMED TAHA
wardah nuroniyah
TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin Vol. 13 No. 2 (2014): Kajian Ilmu Ushuluddin dan Studi Agama
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Religious Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30631/tjd.v13i2.15
Artikel ini hendak membahas gagasan dan upaya para pemikir Muslim dalam mereinterpretasi ajaran Islam dalam merespon isu-isu global seperti itu tentang HAM. Reinterpretasi itu penting guna memberikan solusi dan alternatif pemikiran dengan menawarkan berbagai model reinterpretasi terhadap syariah, sehingga syariah dapat merespon isu-isu tentang HAM. Isu Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hasil dari kemajuan peradaban manusia kontemporer untuk hidup dan bergaul antar sesamanya dengan semangat kesetaraan serta sikap saling menghargai dan menghormati, apapun suku, bangsa, agama dan warna kulitnya. Salah satu pemikir yang dibahas adalah Mahmoud Mohamed Taha. Metode untuk memahami pemikiran Taha menggunakan pendekatan normatif dan pendekatan filosofis. Dua pendekatan tersebut dapat secara luas menelusuri doktrin dan hasil interpretasi Mahmoud terhadap ayat-ayat Al-Qur`an yang menegaskan bahwa Islam sangat menjunjung dan menghormati prinsip-prinsip HAM.
SEMIOTIKA DALAM TAFSIR AL-QUR’ÃN
abdul gaffar
TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin Vol. 13 No. 1 (2014): Kajian Ilmu Ushuluddin dan Studi Agama
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Religious Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30631/tjd.v13i1.16
Semiotika, bila dikaitkan dengan al-Qur’ãn sebagai manuskrip teks (ayat-ayat), maka al-Qur’ãn adalah sebuah teks kitab suci yang dikemas dengan casing bahasa Arab yang merupakan kode atau simbol yang mengandung dimensi makna yang berbilang (zũ wujũh). Oleh karena itu, al-Qur’ãn sebagai teks (ayat-ayat) yang berbahasa Arab merupakan rangkaian tanda-tanda yang memiliki berbagai dimensi makna (multiple meanings) yang dapat dikaji, dianalisis dan ditafsirkan dengan menggunakan pendekatan semiologi. Itulah sebabnya, maka al-Qur’ãn dalam ilmu semiotika, merupakan satuan-satuan dasar yang disebut dengan ayat (tanda). Tanda dalam al-Qur’ãn tidak hanya bagian-bagian terkecil dari unsur-unsurnya, seperti: huruf, kata (Arab disebut kalimat), dan kalimat (Arab disebut jumlah), tetapi totalitas struktur yang menghubungkan masing-masing unsur termasuk dalam kategori tanda-tanda al-Qur’ãn. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh wujud al-Qur’ãn adalah serangkain tanda-tanda yang memiliki arti (makna).
TASAWUF DAN SENI MUSIK
abdul azis
TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin Vol. 13 No. 1 (2014): Kajian Ilmu Ushuluddin dan Studi Agama
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Religious Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30631/tjd.v13i1.17
Mendengarkan musik berarti membuka diri terhadap suatu pengaruh, kepada suatu vibrasi dari asal usul super human “yang menghasilkan suara” untuk membangkitkan gaung suara dalam diri, dari satu wilayah primordial dan untuk membangkitkan sebuah kerinduan dalam diri untuk bersatu dengan esensinya sendiri. Musik memiliki banyak manfaat bagi kehidupan spiritualitas. Al Ghazali berpendapat bahwa musik dapat menghilangkan tabir hati, serta mampu menggelorakan rasa cinta yang mendalam kepada Ilahi, sehingga mampu mengantarkan seorang sufi kederajat kesempurnaan dan menjadikannya sampai ketingkat yang tertinggi (musyahadah). Artikel ini ingin mendeskripsikan pandangan Al-Ghazali tentang musik kaitannya dengan kehidupan spiritualitas manusia.
KEHIDUPAN PARA ILMUAN MUSLIM DALAM BIDANG ILMU AGAMA ISLAM
agus salim
TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin Vol. 13 No. 1 (2014): Kajian Ilmu Ushuluddin dan Studi Agama
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Religious Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30631/tjd.v13i1.18
Kehidupan para ilmu muslim dalam bidang ilmu agama Islam sangat menarik dikaji dikaitkan dengan faktor-faktor sosial, politik, ekonomi dan budaya yang mempengaruhinya. Perjalanan panjang sejarah pemikiran Islam telah melahirkan berbagai disiplin ilmu yang terbentuk seperti; ‘Ulum al-Qur’an, ‘Ulum al-Hadits, Fiqh, Kalam, Filsafat dan Tashawwuf. Artikel ini bermaksud mengungkap seluruh kompleksitas yang menaungi dan mengiringi kehidupan ilmuan muslim hingga terbentuknya suatu disiplin ilmu dan madzhab-madzhab pemikiran dalam Islam menjadi sangat menarik untuk dapat memahami elan vital pemikiran-pemikiran yang pernah muncul dalam sejarah peradaban Islam.
KONTEKSTUAL SEJARAH PERANG UHUD
nicolas habibi
TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin Vol. 13 No. 1 (2014): Kajian Ilmu Ushuluddin dan Studi Agama
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Religious Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30631/tjd.v13i1.19
Perang Uhud adalah peperangan kedua yang terjadi sejak didirikannya pemerintahan Islam oleh nabi Muhammad di Madinah. Beberapa literatur menyebutkan bahwa nabi Muhammad dan pasukannya mengalami kekelahan dalam peperangan ini karena wafatnya beberapa mujahid pada perang Uhud. Namun, dalam perspektif ketercapaian tujuan awal dari serangan pasukan Quraisy terhadap pemerintahan Islam di Madinah, tidak satupun keberhasilan yang diperoleh Quraisy dan infantrinya. Setelah perang ini, kepemimpinan nabi Muhammad dan pemerintahannya justru semakin eksis di Madinah. Kelihaian dan kepiawaian nabi Muhammad mengatur strategi pada perang Uhud, menjadi mir’ah dalam sejarah dunia Islam.
KOMPARASI PEMIKIRAN NURCHOLISH MADJID DAN DELIAR NOER
muhammad junaidi
TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin Vol. 13 No. 1 (2014): Kajian Ilmu Ushuluddin dan Studi Agama
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Religious Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30631/tjd.v13i1.20
Dalam wacana keindonesiaan kesenjangan antara kaum elit intelektual dan kelompok tradisional-konservatif tampak begitu jelas dan sepertinya sulit dipertemukan. Disatu sisi, pemikiran “liberal” sangat diperlukan agar dialektika dan diskursus keislaman tetap hidup secara dinamis. Sedangkan kelompok tradisional-konservatif, disisi lain, tidak bisa pula kita salahkan. Itulah kadar pemikiran mereka, lagi pula mereka berusaha dengan niat baik untuk menjaga puritanisme Islam. Nah, mengingat keduanya sama-sama penting maka perlu satu kelompok lagi yang dapat menjembatani kedua pemikiran diaras agar kesenjangan antara keduanya dapat dipertemukan secara harmonis. Terlepas dari pro dan kontra, makalah ini hanya sekedar menampilkan corak pemikiran mereka seraya sesekali melakukan penilaian yang tak terlalu tajam, mungkin agak eksklusif dan subjektif.