cover
Contact Name
Ahmad Mustaniruddin
Contact Email
ahmad_mustanirruddin@uinjambi.ac.id
Phone
+6285369694000
Journal Mail Official
tajdid@uinjambi.ac.id
Editorial Address
Jl. Jambi-Ma.Bulian Km. 16 Muara Jambi Jambi 36361
Location
Kota jambi,
Jambi
INDONESIA
TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin
ISSN : 25023063     EISSN : 25415018     DOI : -
TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin is an academic journal focusing on the sciences of the ushuluddin (principles of religion), published twice a year (June and December) by the Faculty of Ushuluddin and religious studies, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. It is a shared space to disseminate and publish the scholarly papers of those whose concern is the sciences of ushuluddin, such as, Islamic Philosophy, Tasawuf, Qur’anic and Hadith Studies, Comparative Religion, Islamic Thoughts and Political Islam.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 182 Documents
EKSISTENSI AL-QURAN DALAM KITAB NASĀ’IH AL-‘IBĀD OLEH SHAYKH NAWAWI AL-BANTANI arwansyah arwansyah
TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin Vol. 15 No. 2 (2016): Kajian Ilmu Ushuluddin dan Studi Agama
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Religious Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (831.872 KB) | DOI: 10.30631/tjd.v15i2.48

Abstract

Kitab Nasā’ih al-‘Ibād karangan Syaikh Nawawi al-Bantani merupakan kitab klasik terpenting tentang aspek Targhīb wa Tarhīb, yang tersebar luas di Asia Tenggara khususnya bagi masyarakat Indonesia. Artikel ini akan menganalis ayat-ayat al-Qur’an yang terdapat dalam kitab Nasā’ih al-‘Ibād untuk melihat sejauh mana eksistensinya dalam membantu hadits-hadits yang terdapat dalam kitab tersebut. Artikel ini menggunakan metode kajian dokumentasi dengan merujuk langsung kepada kitab Nasā’ih al-‘Ibād dan membandingkannya dengan penulisan ulama-ulama lain. Artikel ini merumuskan bahwa Syaikh Nawawi al-Bantani lebih menekankan penjelasan kitabnya kepada hadits-hadits, atsar-atsar, dan perkataan hukama’ dibandingkan al-Qur’an.
KONSEP KHUDI DALAM RANAH SOSIAL DAN AGAMA MENURUT IQBAL abdullah firdaus
TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin Vol. 15 No. 2 (2016): Kajian Ilmu Ushuluddin dan Studi Agama
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Religious Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (781.979 KB) | DOI: 10.30631/tjd.v15i2.49

Abstract

Artikel ini membahas riwayat pembaharuan dan konsep khudi perspektif Muhammad Iqbal. Iqbal membawa langkah-langkah pembaharuannya melalui konsep Khudi dengan segala atribut positifnya seperti (self-reliance, self-respect, self confidence, self preservation, self assertion). Adapun pengertian khudi yang dimaksud Iqbal membawa makna; dari aspek pembangunan kedirian manusia secara mental dan intelektual adalah usaha penyempurnaan kedirian dengan cara melengkapinya dengan nilai-nilai luhur dan kepatuhan kepada peraturan Tuhan. Dari aspek sosial, penyempurnaan khudi dilakukan dengan mengimplementasikan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran di tengah-tengah kehidupan sosial masyarakat. Dengan demikian, khudi yang sempurna ‘perfect Man’ adalah representasi ideal khalifah Tuhan yang membawa kebenaran dan kebaikan tertinggi bagi mewujudkan kerajaan Ilahi di muka bumi.
TRANSFORMASI PEMIKIRAN DAN GERAKAN ISLAM INDONESIA KONTEMPORER muhammad rusydi
TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin Vol. 16 No. 1 (2017): Kajian Ilmu Ushuluddin dan Studi Agama
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Religious Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.489 KB) | DOI: 10.30631/tjd.v16i1.50

Abstract

Transformasi Islam era kontemporer Indonesia adalah deskripsi perkembangan pemikiran dan gerakan Islam di Indonesia pada zaman modern. Artikel ini hendak membahas perkembangan atau “transformasi” Islam Indonesia sejak masa menjelang kemerdekaan hingga masa masa reformasi. Artikel ini menemukan bahwa transformasi Islam pada masa mutakhir Indonesia mengalami perkembangan yang pasang surut. Pada masa awal pendudukan Jepang umat Islam memperoleh kebebasa untuk melakukan transformasi Islam dalam bidang politik dan kemasyarakatan. Namun menjelang kemerdekaan Indonesia keadaan menjadi terbalik, peran trasformasi umat Islam menjadi sempit dibanding dengan peran yang diperoleh oleh golongan lainnya khususnya kalangan Nasionalis sekuler.
PENGARUH NEO-REVIVALIS ISLAM TERHADAP SEKULERISME DI PALESTINA abdullah syahab
TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin Vol. 16 No. 1 (2017): Kajian Ilmu Ushuluddin dan Studi Agama
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Religious Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.848 KB) | DOI: 10.30631/tjd.v16i1.51

Abstract

Artikel ini membahas serunya persinggungan neo-revilaimse dengan sekulerisme dalam Dunia Islam khususnya di Timur Tengah. Kasus yang diambil adalah kiprah Ikhwanul Muslimin melalui organisasi sayapnya yakni Hamas di Palestina dalam menghadang pertumbuhan sekulerisme. Kebangkitan Umat Islam dunia diiringi dengan berkembangnya Neo-revivalis Islam yang bercita-cita mengembalikan Islam tanpa menghilangkan nasionalisme terhadap negara. Hamas telah mendapatkan dukungan dan kepercayaan rakyat Palestina. Sekulerisme justru mengakibatkan umat Islam termarjinalkan bidang politik, ekonomi, dan budaya. Artikel ini menemukan bahwa gerakan neorevivalis Islam merupakan reaksi atas hegemoni Barat dan kesadaran baru umat Islam terhadap ajaran Islam yang telah lama hilang akibat sekulerisme yang ditanamkan Barat.
ETIKA DAKWAH: KONTEKSTUALISASI DAKWAH PROFESIONAL edi amin
TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin Vol. 16 No. 1 (2017): Kajian Ilmu Ushuluddin dan Studi Agama
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Religious Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.828 KB) | DOI: 10.30631/tjd.v16i1.52

Abstract

Tulisan ini ingin melihat etika dakwah sebagai landasan dakwah yang kontekstual dan profesional. Dakwah yang kontekstual dan profesional diperlukan saat ini guna menghindari dakwah yang kolot, kaku, monoton, cenderung monolog, menggurui (top-down). Perubahan yang diinginkan dalam dakwah adalah pengamalan dan penghayatan nilai-nilai agama dalam segala aktivitas kehidupan individu dan masyarakat. Adapun etika dakwah yang menjadi fokus pembahasan penulisan ini mencakup: etika dalam keteladanan; etika dalam keikhlasan; etika dalam pluralisme agama; etika dalam bertauhid; etika dalam politik; etika dalam globalisasi. Enam etika tersebut diharapkan dapat dijadikan acuan bagi da’i dalam membangun dakwah yang kontektual dan profesional. Sumber tulisan ini adalah al-Quran dan Hadis. buku, dan jurnal, yang dianalisis secara kualitatif.
KOMUNIKASI POLITIK DALAM TAFSIR (Kajian atas “Tafhīm al-Qur'ān” karya Abū al-Aʿlā Mawdūdī ) Hery Purwosusanto
TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin Vol. 16 No. 1 (2017): Kajian Ilmu Ushuluddin dan Studi Agama
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Religious Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.201 KB) | DOI: 10.30631/tjd.v16i1.53

Abstract

Studi ini membahas pemikiran Abū al-Aʿlā Mawdūdī dalam tafsir Tafhīm al-Qur’ān yang difokuskan pada corak komunikasi politiknya. Ayat-ayat al-Quran yang menjadi prioritas bahasan adalah yang terkait dengan prinsip-prinsip komunikasi politik dengan metode historis dalam perspektif komunikasi. Hasil kajian menunjukkan bahwa kontekstualitas tafsir dalam Tafhīm al-Qur’ān karya Mawdūdī sangat jelas. Ayat-ayat yang terkait dengan komunikasi ditafsirkan secara idealis, moderat dan realistik. “Negara Islam” menurutnya adalah perwujudan nilai-nilai Islami dalam kehidupan.
STUDY NASKAH TENTANG THALAQ DALAM KITAB TAFSIR MA‘ĀLIM AL-TANZĪL KARYA AL-BAGHAWI ermawati ermawati
TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin Vol. 16 No. 1 (2017): Kajian Ilmu Ushuluddin dan Studi Agama
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Religious Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (701.542 KB) | DOI: 10.30631/tjd.v16i1.54

Abstract

Artikel ini merupakan hasil studi naskah atas tafsir al-Baghawi khususnya ketika menafsirkan surat al-Baqarah ayat 228 yang berbicara tentang thalaq. Telaah ini ingin mengetahui gaya penafsiran al-Baghawi dalam menafsirkan ayat tentang thalaq. Dari studi naskah yang dilakukan, dapat diketahui bahwa al-Baghawi sangat hati-hati dalam menafsirkan al-Qur’an serta tidak gegabah dalam menentukan pendapatnya. Al-Baghawi terlebih dahulu mengemukakan pendapat-pendapat yang diambil dari riwayat-riwayat kuat (riwāyah), sedangkan dalam menetapkan hukum dia melandaskannya pada ayat al-Qur’an. Penulis menilai bahwa penafsiran yang dikemukakan al-Baghawi didasarkan pada dalil-dalil yang shahih dan dari ayat-ayat al-Qur’an. Al-Baghawi telah mengembangkan paham bahwa ayat-ayat al-Qur’an saling menjelaskan antara satu dengan yang lain (yufasiru ba’dhuhū ba’dhan) dan metode tafsīr bi al-ma'tsur.
IKHWANUL MUSLIMIN DAN DEMOKRASI DI MESIR abdullah syahab
TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin Vol. 16 No. 2 (2017): Kajian Ilmu Ushuluddin dan Studi Agama
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Religious Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (649.823 KB) | DOI: 10.30631/tjd.v16i2.55

Abstract

Demokirasi di negara-negara mayoritas muslim bergulir sejak berakhirnya perang dunia II, bukan hanya kalangan sekuler yang mengikuti Pemilu namun gerakan Islam seperti Ikhwanul Muslimin yang dicap radikal dan identik dengan terorisme juga mengambil bagian dalam pesta demokrasi di Mesir, Walau harus berhadapan dengan pemimpin otoriter dan mengalami berbagai macam teror, penyiksaan dan pembunuhan, gerakan Islam ini tetap istiqomah bahkan pada akhirnya mendapatkan kepercayaan masyarakat Mesir. Democratization in Muslim-majority countries has been running since the end of World War II, not just secularists who participated in the elections but Islamic movements like the Muslim Brotherhood stamped as radical and identical with terrorism also took part in the democratic party in Egypt. Despite having to deal with authoritarian leaders and experienced various kinds of terror, torture and murder, this Islamic movement still istiqomah even in the end get the trust of Egyptian society.
ISLAM DAN PLURALISME AGAMA sagap al-munawwar
TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin Vol. 16 No. 2 (2017): Kajian Ilmu Ushuluddin dan Studi Agama
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Religious Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.885 KB) | DOI: 10.30631/tjd.v16i2.56

Abstract

Artikel ini membahas visi Islam dalam konteks pluralisme agama dengan menjadikan Piagam Madinah sebagai pijakan dasar analisis. Obyek kajiannya adalah visi pluralisme agama di Indonesia yang merujuk kepada Pancasila di mana dahulunya berasal dari konsep Piagam Jakarta. Piagam Madinah yang merupakan sunnah Rasulullah s.a.w. itu pada hakikatnya memuat prinsip-prinsip kehidupan beragama dan bernegara secara generik dan universal. Sementara Piagam Jakarta dalam bentuknya yang utuh merupakan upaya mengejawantahkan kehidupan beragama dan bernegara sesuai konteks ke-Indonesiaan. Oleh karena itu sangat relevan untuk diaktualisasikan kembali. Piagam Madinah yang merupakan sunnah Rasulullah s.a.w. itu pada hakikatnya memuat prinsip-prinsip kehidupan beragama dan bernegara secara generik dan universal. This article discusses the vision of Islam in the context of religious pluralism by making the Medina Charter as the foundation of his analysis. The object of the study is the vision of religious pluralism in Indonesia which refers to Pancasila where it originally came from the concept of the Jakarta Charter. Medina Charter which is the sunna of the Prophet Muhammad saw. it essentially contains the principles of religious life and state in a generic and universal. Meanwhile, the Jakarta Charter in its intact form is an effort to manifest religious and state life in the context of Indonesia. It is therefore very relevant to re-actualize. Medina Charter which is the sunna of the Prophet s.a.w. it essentially contains the principles of religious life and state in a generic and universal.
ISLAM WAŞATIYYAH: REFLEKSI ANTARA ISLAM MODERN DAN UPAYA MODERASI ISLAM Mohammad Deny Irawan
TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin Vol. 16 No. 2 (2017): Kajian Ilmu Ushuluddin dan Studi Agama
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Religious Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (865.857 KB) | DOI: 10.30631/tjd.v16i2.57

Abstract

Diskursus tentang Islam moderat di dunia akademik mulai mencuat ke permukaan. bagaimana tidak? ketegangan yang muncul di Timur tengah, stagnanisasi perkembangan islam di Afrika hingga islamophobia di Eropa sangat berperan penting dalam kemunculan wacana islam moderat yang ditawarkan muslim di Indonesia. Islam di Indonesia memang memiliki kecendrungan berbeda dibandingan komunitas muslim di beberapa negara. Azyumardi Azra dalam sesi perkuliahan berulang kali mengungkapkan pentingnya pengembangan corak muslim yang diperagakan di Indonesia. Sebagai negara dengan mayoritas muslim terbesar di dunia, Indonesia juga memeragakan peranan penting dalam membuat citra Islam sedikit bergeser dari setnimen keekrasan berujung kekerasan ke Islam yang memiliki cara pandang cinta damai namun tetap berada dalam bingkai Islam. Discourse on moderate Islam in the academic world began to stick to the surface. How come? the emerging tensions in the Middle East, the stagnantization of the development of Islam in Africa to Islamophobia in Europe play an important role in the emergence of moderate Islamic discourse offered by Muslims in Indonesia. Islam in Indonesia does have a different tendency than the Muslim community in some countries. Azyumardi Azra in a lecture session repeatedly expressed the importance of developing a modeled musical style in Indonesia. As a country with the largest Muslim majority in the world, Indonesia also demonstrates an important role in making the image of Islam slightly shifted from a set of sentiments of violence-endowed violence to Islam that has a peaceful love outlook but remains within the framework of Islam.

Page 5 of 19 | Total Record : 182