cover
Contact Name
Pandu Febriyanto
Contact Email
inovasiproses@akprind.ac.id
Phone
+6285642058253
Journal Mail Official
inovasiproses@akprind.ac.id
Editorial Address
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Jl. Kalisahak No. 28 Kompleks Balapan, Yogyakarta 55222
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Inovasi Proses
ISSN : -     EISSN : 23386452     DOI : https://doi.org/10.34151/jip
Core Subject : Engineering,
Jurnal Inovasi Proses merupakan Jurnal Nasional Jurusan Teknik Kimia IST AKPRIND Yogyakarta yang menyajikan informasi tentang hasil penelitian dan pengabdian yang berkaitan dengan teknik kimia.
Articles 86 Documents
PENGARUH KECEPATAN PENGADUKAN DAN PERBANDINGAN BAHAN TERHADAP KUAT TARIK PADA PROSES PEMBUATAN PLASTIK DARI GANAS (GADUNG DAN SERAT DAUN NANAS) Selvina Wahyu Kristanti; Murni Yuniwati
Jurnal Inovasi Proses Vol. 2 No. 2 (2017): September 2017
Publisher : JURNAL INOVASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Plastik merupakan senyawa sintetis yang banyak dimanfaatkan dalam berbagai keperluan manusia, mulai dari keperluan rumah tangga hingga industri. Namun, terlepas dari manfaatnya yang banyak, plastik konvensionan dapat menimbulkan berbagai masalah mulai dari keamanan produk bagi kesehatan hingga masalah limbah. Seharusnya dilakukan antisipasi dengan berbagai upaya untuk menanggulangi permasalah yang timbul. Salah satunya dengan menggantikan penggunaan plastik konvensional dengan plastik biodegradable yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Plastik biodegradable memiliki kegunaan dan fungsi yang sama dengan plastik konvensional. Namun, sifat plastik biodegradable lebih aman bagi kesehatan dan dapat terurai sehingga tidak menimbulkan penumpukan limbah. Plastik biodegradable dapat dibuat dari produk pertanian seperti sellulosa dan pati. Sebelumnya, plastik biodegradable telah dibuat dari berbagai sumber yang berbeda namun kekuatan plastik yang dihasilkan masih kurang. Oleh karena itu perlu adanya inovasi dalam pembuatan plastik biodegradable. Plastik Biodegradable dalam penelitian ini dibuat dari pati umbi gadung, dengan gliserin serta serat daun nanas. Penelitian dilakukan dengan menggunakan variabel kecepatan pengadukan dan perbandingan massa bahan (pati umbi gadung : serat daun nanas) untuk mengetahui kondisi optimal agar dapat dihasilkan plastik biodegradable dengan kualitas yang baik. Tahapan dalam proses pembuatannya meliputi preparasi bahan (pembuatan tepung umbi gadung, dan pengambilan serat daun nanas), pencampuran dan pemanasan bahan, pencetakan serta pengeringan plastik. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan suhu proses 80 OC, waktu proses 90 menit, volume pelarut asan asetat 1% 50 mL, volume aquades 50 mL, volume gliserin sebagai plastilizer 3 mL, diperoleh kondisi optimal untuk mendapatkan kuat tarik terbesar dengan menggunakan kecepatan pengadukan 300 rpm dan perbandingan massa bahan 10:1 (pati umbi gadung : serat daun nanas) yaitu didapat kuat tarik sebesar 3,8708 MPa.
PEMANFAATAN KARET RIKLIM SEBAGAI BAHAN PENGISI KOMPON SOL KARET CETAK Kutut Aji Prayitno; Sri Rahayu Gusmarwani
Jurnal Inovasi Proses Vol. 2 No. 2 (2017): September 2017
Publisher : JURNAL INOVASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karet riklim merupakan karet daur ulang dari karet tervulkanisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penggunaan karet riklim sebagai bahan pengisi kompon sol karet cetak. Pada penelitian ini ban bekas (motor dan mobil) dibuat menjadi karet riklim dengan mencacah menjadi partikel-partikel kecil. Karet riklim selanjutnya digunakan sebagai campuran bahan pengisi pembuatan kompon sol karet cetak dengan perbandingan carbon black dan karet riklim adalah 39:0 phr (kontrol), 26:13 phr (F1), 13:26 phr (F2), dan 0:39 phr (F3). Kompon karet selanjutnya divulkanisasi dengan variabel waktu 10(T1), 15(T2), dan 20(T3) menit. Hasil Penelitian menunjukan bahwa karet riklim ban bekas dapat digunakan sebagai bahan pengisi sol karet. Kenaikan jumlah karet riklim (phr) yang ditambahkan menjadikan nilai kekerasan yang menurun dan nilai ketahanan kikis yang meningkat dari sol karet cetak yang dihasilkan. Sedangkan penambahan waktu vulkanisasi menjadikan nilai kekerasan yang meningkat dan nilai ketahanan kikis yang menurun. Nilai kekerasan dan ketahanan kikis optimal adalah pada formula 1 (F1) dengan waktu vulkanisasi 20 menit (T3). Penambahan karet riklim ban bekas menurunkan suhu akhir dekomposisi, namun menaikan kadar abu produk jadinya.
Pembuatan Tempe dari Biji Nangka sebagai Makanan Sehat Berprotein (Variabel Berat Ragi dan Waktu Fermentasi)
Jurnal Inovasi Proses Vol. 2 No. 2 (2017): September 2017
Publisher : JURNAL INOVASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tempe merupakan hasil olahan dari tanaman kedelai. Namun, belakangan ini pasokan kedelai yang ada tidak dapat memenuhi kebutuhan bahan baku industri pengolahan tempe, maka dari itu diperlukan bahan alternatif pengganti kedelai. Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai pengganti kedelai adalah biji nangka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pengolahan biji nangka menjadi tempe dan kandungan gizinya. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan ragi tempe (Rhizopus oligosporus) pada biji nangka yang divariasikan (1 gram, 1,5 gram, 2 gram, 2,5 gram dan 3 gram) dan waktu fermentasi yang divariasikan (24 jam, 36 jam, 48 jam, 60 jam, dan 72 jam) pada bahan baku biji nangka 100 g. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh tempe yang paling baik yaitu dengan berat ragi 1 gram dan waktu fermentasi 48 jam dengan kadar protein 5,96%, kadar serat 2,78% dan kadar air 54,57%. Diharapkan dari hasil penelitian ini masyarakat dapat memanfaatkan limbah biji nangka sebagai bahan alternatif pengganti kedelai.
PEMANFAATAN SUSU KEDELAI MENJADI PRODUK MINUMAN SEHAT SOYGHURT BAGI WARGA DUSUN BLAWONG II, JETIS, KABUPATEN BANTUL
Jurnal Inovasi Proses Vol. 2 No. 2 (2017): September 2017
Publisher : JURNAL INOVASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan salah satu kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi yang wajib dilakukan dosen di Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta. dilaksanakan pada hari Sabtu, pada tahun 2017 dengan sasaran warga masyarakat di Dusun Blawong II, Desa Trimulyo, Jetis, Bantul. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa yang bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta. Kegiatan yang dilakukan berupa “Pembuatan Yoghurt dari Susu Kedelai dengan Cara Penambahan Starter”. Tujuan kegiatan adalah memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi peserta warga tentang pembuatan minuman sehat berupa “Yogurt” dengan bahan susu kedelai. Tempat kegiatan dilakukan di Dusun Blawong II, Desa Trimulyo, Jetis, Bantul. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan pelatihan yaitu 15 warga setempat dan 5 peserta KKN. Kegiatan pelatihan ini diawali dengan presentasi materi tentang manfaat minuman sehat soyghurt bagi kesehatan dan kandungan gizi di dalamnya. Yogurt merupakan susu dari fermentasi bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus yang bermanfaat bagi tubuh dan dijual di pasar dengan harga beragam. Dari manfaat tersebut, pemateri menyampaikan alternatif pembuatan yogurt sehat dan dapat dibuat sendiri dari bahan susu kedelai. Prosesnya amat mudah dengan penambahan starter yoghurt yang telah jadi. Para peserta aktif mengikuti pelatihan dan bertanya. Setelah penyampaian materi, pemateri dibantu dengan panitia dari peserta KKN mempraktekkan secara langsung proses pembuatan “yogurt dari susu kedelai” dan membagikan sampel yogurt yang sudah dibuat sebelumnya. Para peserta warga dan peserta KKN antusias berdiskusi sambil dapat menikmati hasilnya. Kegiatan diakhiri dengan pesan dari pelaksana untuk mengajak seluruh peserta agar membudayakan menjaga kesehatan tubuh dengan asupan minuman dari bahan yang sehat, bergizi, dan alami. Kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pembuatan minuman sehat secara mudah bagi masyarakat.
SHARING KNOWLEDGE SEWERAGE SYSTEM DALAM RANGKA EVALUASI SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH DOMESTIK DI PT VICO INDONESIA
Jurnal Inovasi Proses Vol. 3 No. 1 (2018): Maret 2018
Publisher : JURNAL INOVASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT VICO Indonesia adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengeboran minyak. Salah satu fasilitas yang disediakan oleh PT VICO Indonesia untuk karyawannya adalah camp (mess) atau lingkungan perumahan. Didalam camp ini dikelola sekitar 300 pekerja yang menginap penyediaan air bersih sudah tersedia, tetapi teknologi penyediannya adalah teknologi lama sehingga perlu diperbaiki dan disempurnakan. Begitu pula dengan teknologi pengolahan limbah cair domestik (sewerage treatment) masih menggunakan teknologi lama tahun 70-an, sehingga perlu disesuaikan dengan teknologi dan peraturan terbaru yang berlaku. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat sharing knowledge dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pelatihan dengan menggunakan metode tutorial /ceramah yang disertai diskusi, tanya jawab, presentasi, pre-test, post-test, dan kunjungan lapangan. Kunjungan lapangan dilakukan di fasilitas instalasi selama masa on duty (back to back 2 minggu, 2 minggu bekerja 2 minggu libur). Salah satu kebutuhan pokok lingkungan camp adalah penyediaan air bersih dan pengelolaan limbah domestik. Fasilitas pengolahan limbah cair domestik (STP) untuk melihat dan mencermati kemungkinan apa saja yang dapat digunakan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap teknologi yang digunakan. Pelaksanaan sharing knowledge dilakukan di Gedung Human Resource Department PT VICO Indonesia, Muara Badak, Kalimantan Timur. Keberhasilan kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat dilihat dari antusiasme peserta dalam mengikuti tutorial yang disampaikan selama kegiatan ini berlangsung dan dapat dilihat juga dari antusiasme pertanyaan yang diajukan. Evaluasi yang dilakukan terhadap keberhasilan pengabdian ini dapat dilihat dari pengetahuan peserta mengenai pengolahan limbah domestik melalui kegiatan pre-test dan post-test. Animo yang diberikan oleh peserta sangat besar, hal ini disebabkan tema yang diberikan sangat tepat karena peserta memang membutuhkan pengetahuan tentang cara-cara pengelolaan limbah domestik agar dapat melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap sistem pengolahan yang sudah ada.
PENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO3 4% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS
Jurnal Inovasi Proses Vol. 3 No. 1 (2018): Maret 2018
Publisher : JURNAL INOVASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi. Hampir semua makhluk hidup membutuhkan air,terutama manusia karena ±75% dari tubuh manusia adalah air. Namun tidak semua air yang ada layak untuk digunakan karena terdapat kotoran-kotoran yang terkandung. Maka perlu dilakukan pengolahan air,salah satunya dengan proses filtrasi. Dari hasil percobaan ke 1 didapat bahwa frame yang paling optimum menyaring endapan adalah frame pertama yaitu berat endapan mencapai 4,45 % dengan kadar air yang hilang 1,45 %. Dari hasil percobaan ke 2 didapat bahwa waktu sampling paling optimum adalah 30 detik dengan berat endapan yang dihasilkan mencapai 4,49% dan kadar air yang hilang 0,80 %. Dari hasil percobaan ke 3 didapat bahwa waktu pengadukan paling optimum adalah 35 detik dengan berat endapan mencapai 4,58% dan kadar air yang hilang 0,95%. Dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa semakin lama waktu sampling dan waktu pengadukan maka semakin besar pula endapan yang tersaring oleh alat filter press ini. Hal ini terjadi karena semakin lama waktu sampling dan waktu pengadukan maka larutan CaCO3 akan semakin homogen sehingga proses filtrasi berjalan lebih baik.
Dekafeinasi Biji Kopi Robusta melalui Proses Ekstraksi dengan Pelarut Aquadest (Variabel Jumlah Pelarut dan Kecepatan Pengaduk terhadap Kadar Kafein Terekstraksi)
Jurnal Inovasi Proses Vol. 3 No. 1 (2018): Maret 2018
Publisher : JURNAL INOVASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dekafeinasi kopi pada penelitian ini dilakukan dengan ekstraksi batch dan analisis jumlah kafein yang terekstraksi dilakukan dengan metode iodometri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh jumlah pelarut dan kecepatan pengaduk pada saat ekstraksi terhadap penurunan kadar kafein kopi robusta. Variasi jumlah pelarut yang dibuat adalah 200 mL, 300 mL, 400 mL, 500 mL, dan 600 mL dan variasi kecepatan pengaduk adalah 100 rpm, 200 rpm, 300 rpm, 400 rpm, dan 500 rpm. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa semakin besar jumlah pelarut maka jumlah kafein terekstraksi juga semakin besar dan semakin besar kecepatan pengaduk jumlah kafein yang terekstraksi juga semakin besar. Akan tetapi, peningkatan jumlah kafein terekstraksi pada variabel kecepatan pengaduk tidak signifikan dibandingkan dengan peningkatan jumlah kafein terekstraksi pada variabel jumlah pelarut. Adapun kadar kafein sebelum diekstraksi adalah 6641,202 mg.
PENGARUH SUHU DAN WAKTU TERHADAP KUAT TARIK PADA PROSES PEMBUATAN PLASTIK DARI GANAS (GADUNG DAN SERAT DAUN NANAS)
Jurnal Inovasi Proses Vol. 3 No. 1 (2018): Maret 2018
Publisher : JURNAL INOVASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah plastik yang semakin meningkat seiring bertambah penggunaannya, sehingga menimbulkan permasalahan serius, seharusnya dilakukan antisipasi dengan berbagai upaya untuk menanggulangi limbah plastik. Salah satunya dengan menggantikan penggunaan plastik konvensional dengan plastik biodegradable. Sebelumnya plastik biodegradable telah dibuat, namun kekuatannya masih sangat kurang. Oleh karena itu perlu adanya inovasi dalam pembuatan plastik biodegradable. Plastik Biodegradable dalam penelitian ini dibuat dari umbi gadung, dan sebagai penguatnya memanfaatkan gliserin serta serat daun nanas. Penelitian ini dilakukan dengan variabel suhu proses dan waktu proses untuk mengetahui kondisi optimal agar dapat dihasilkan plastik biodegradable dengan kualitas yang baik. Tahapan dalam proses pembuatannya meliputi preparasi bahan (pembuatan tepung umbi gadung, dan pengambilan serat daun nanas), pencampuran bahan, penambahan asam cuka, aquadest, gliserin, pencetakan dan pengeringan plastik. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan kecepatan pengadukan 300 rpm, perbandingan bahan 10:1 (Pati gadung : serat daun nanas), volume pelarut asam asetat 1% 50 mL, volume aquades 50 mL, volume gliserin sebagai plastilizer 3 mL, tekanan 1 atm, variabel sudu dan waktu di variasikan. Diperoleh kondisi optimal untuk mendapatkan kuat tarik terbesar yaitu 3,8708 MPa dengan menggunakan suhu proses 80oC selama 90 menit. Bioplastik dari pati gadung dan serat daun nanas ini juga dapat terdegradasi dengan bantuan EM4 selama 15 hari, sehingga bioplastik pati umbi gadung adalah plastik yang dapat terdegradasi, terbukti dari hasil uji FT-IR yang menunjukkan adanya gugus karbonil (CO).
PEMBUATAN TEMPE DARI BIJI MANGGA SEBAGAI MAKANAN SEHAT BERPROTEIN (VARIABEL BERAT RAGI DAN WAKTU FERMENTASI)
Jurnal Inovasi Proses Vol. 2 No. 2 (2017): September 2017
Publisher : JURNAL INOVASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tempe merupakan hasil olahan dari tanaman kedelai. Namun, belakangan ini pasokan kedelai yang ada tidak dapat memenuhi kebutuhan bahan baku industri pengolahan tempe, maka dari itu diperlukan bahan alternatif pengganti kedelai. Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai pengganti kedelai adalah biji mangga. Penelitian ini bertujuanuntukmengetahui cara pengolahan biji mangga menjadi tempe dan kandungan gizinya. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan ragi tempe (Rhizopus oligosporus) pada biji mangga yang divariasikan (0,2 gram, 0,4 gram, 0,6 gram, 0,8 gram dan 1 gram) untuk setiap 100 gram biji mangga dan waktu fermentasi yang divariasikan (24 jam, 36 jam, 48 jam, 60 jam, dan 72 jam) untuk berat ragi 0,6 gram dalam 100 gram biji mangga. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh tempe yang paling baik yaitu dengan berat ragi 0,6 gram dan waktu fermentasi 48 jam . Pada kondisi tersebut diperoleh tempe biji mangga dengan kadarprotein 5,35%, kadar serat 2,49% dan kadar air 67,00%.Diharapkan dari hasil penelitian ini masyarakat dapat memanfaatkan limbah biji mangga sebagai bahanbaku alternatif pembuatan tempe.
Pembuatan Karbon Aktif dari Ranting Bambu Menggunakan Zat Aktivator Natrium Hidroksida
Jurnal Inovasi Proses Vol. 3 No. 1 (2018): Maret 2018
Publisher : JURNAL INOVASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pohon bambu memiliki banyak kegunaan dan hampir semua bagian dari pohon bambu dapat digunakan tak terkecuali dengan rantingnya. Dengan berkembangnya teknologi terutama di bidang teknik kimia, ranting bambu dapat diolah dengan metode pirolisis agar dapat mempunyai nilai guna yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan arang aktif menggunakan aktivator natrium hidroksida dan kegunaanya serta mengetahui kualitas daya adsorbsi arang aktif dari ranting bambu dengan variabel lama perendaman dan kosentrasi zat aktivator. Proses pembuatan arang aktif menggunakan metode pirolisis, yaitu pengarangan tanpa terjadi kontak dengan udara. Ranting bambu yang telah dianalisis kadar air dan kadar abunya lalu direndam dalam zat aktivator dengan variasi lama waktu perendaman (4, 8, 12, 16, 20, dan 24 jam), dilanjutkan variasi kosentrasi zat aktivator 4%, 6%, 8%, 10%, dan 12%. Setelah perendaman ranting bambu ditiriskan dan di jemur dibawah sinar matahari selama 1 hari, kemudian ranting bambu dimasukkan ke dalam alat pirolisis dan dilakukan pirolisis selama 45 menit, pirolisis terjadi dengan menimbulkan semburan gas yang keluar dari alat pirolisis dan pirolisis telah selesai apabila semburan gas telah berhenti, dan peroses diberhentikan apabila telah mencapai 45 menit. Arang aktif kemudian dikeluarkan dan ditimbang utnuk mengetahui persentase hasil arang aktif dan daya adsorbsinya. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada kondisi proses suhu 350ºC, lama waktu pirolisis 45 menit, diperoleh hasil yang terbaik pada lama waktu perendaman 24 jam dan konsentrasi larutan NaOH 12% dengan hasil arang aktif 25,66% dan keaktifan arang 315,01 mg/g . Keaktifan arang aktif tersebut masih jauh dari standar yang ada di pasaran (750 mg/g SNI 06–3730-1995).