cover
Contact Name
Firmansyah
Contact Email
panipahanf@gmail.com
Phone
+6281228258889
Journal Mail Official
jiir@uinsa.ac.id
Editorial Address
Center for Integrative International Studies Laboratory, Faculty of Political and Social Sciences, State Islamic University (Universitas Islam Negeri) of Sunan Ampel Surabaya Address: Dr. Ir. H. Soekarno Street No. 682, Gununganyar, Surabaya, Indonesia, Postal Code 60294, Phone (031) 8479384, Fax (031) 8413300, Mobile 081228258889 (Qobid), E-mail: m.qobid@uinsby.ac.id
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Journal of Integrative International Relations
ISSN : 24773557     EISSN : 27970345     DOI : https://doi.org/10.15642/jiir
Core Subject : Social,
Journal of Integrative International Relations (JIIR) published by Center for Integrative International Studies Laboratory, Faculty of Political and Social Sciences, State Islamic University of Sunan Ampel Surabaya in association with The Indonesian Islamic Studies and International Relations Association (INSIERA). The journal published multi-disciplinary, inter-disciplinary, and trans-disciplinary approach articles on various issues in the field of International Relations. Special attention is given to the acedemic articles related to Islamic Integration methodology which synthesis critically between Islamic Studies and International Relations.
Articles 47 Documents
EFEKTIVITAS DIPLOMASI KEAMANAN MARITIM DALAM MENANGANI KASUS ILLEGAL FISHING DI LAUT NATUNA Faradila Dwi Yunizar
Journal of Integrative International Relations Vol. 8 No. 1 (2023): May
Publisher : Department of International Relations, State Islamic University (UIN) of Sunan Ampel Surabaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jiir.2023.8.1.1-14

Abstract

Pelanggaran penangkapan ikan Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) oleh kapal penan­g­kap ikan dan Coast Guard China, yang merugikan ekonomi dan melanggar hak kedaulatan Indo­ne­­sia serta mengganggu keamanan maritim, menjadi penyebab krisis Laut Natuna Utara.  Tuju­an dari artikel ini adalah untuk mendeskripsikan upaya Indonesia dalam memberantas illegal fis­­hing di sana.  Jenis penelitian ini bersifat deskriptif, menggunakan strategi analisis data kuali­ta­tif, dan mengambil data sekunder dari kajian literatur dan internet.  Teori kerjasama regional oleh K.J.  Holsti dan Hans J. Morgenthau serta gagasan keamanan maritim oleh Scott Burchil dan Makmur Keliat akan digunakan untuk menganalisis isu tersebut.  Temuan ini menun­juk­kan bah­wa untuk mengatasi masalah kelautan secara efektif, khususnya di wilayah di mana Indo­nesia berada, diperlukan kerangka kerja yang kuat untuk kerja sama maritim.  Korban penang­kapan ikan ilegal Akibatnya, AMF mempromosikan kerja sama maritim dengan meru­mus­kan saran yang menghasilkan perjanjian bilateral dan trilateral.  Namun pendekatan ASEAN Way memiliki ham­batan sehingga kurang efektif akibat perbedaan cara pandang terhadap masalah IUU Fishing di ASEAN. Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) fishing infractions by fishing vessels and the Chinese Coast Guard, which hurt the economy and infringed on Indonesia’s sovereign rights and disrupted maritime security, were the cause of the North Natuna Sea crisis. The purpose of this article is to describe Indonesia’s attempts to combat illegal fishing there. This kind of research is descriptive, using qualitative data analysis strategies, and draws secondary data from literature reviews and the internet. The theory of regional cooperation by K.J. Holsti and Hans J. Morgenthau as well as the idea of maritime security by Scott Burchil and Makmur Keliat will be used to analyze the issue. The findings demonstrate that in order to effectively address marine issues, particularly in this region where Indonesia is present, a robust framework for maritime cooperation is required. Illegal fishing victims As a result, the AMF promotes maritime cooperation by formulating suggestions that result in bilateral and trilateral agreements. However, there are barriers to the ASEAN Way approach, making it less effective, as a result of divergent points of view on the problem of IUU Fishing within ASEAN.
The Nuklir Iran dalam Neorealisme Defensif: Keamanan Nasional dari hegemoni Amerika Serikat dan Neorealisme Defensif Mohamad Fuat Najib Mohamad Fuat Najib
Journal of Integrative International Relations Vol. 7 No. 1 (2022): May
Publisher : Department of International Relations, State Islamic University (UIN) of Sunan Ampel Surabaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jiir.2022.7.1.76-94

Abstract

An anarchic international structure system, power is needed by every country to be able to survive. It is also said that the ultimate goal of the state is survival, not achieving power. This means that power is a means, not an end. This is also what Iran does in an international system that is ostensibly controlled by the United States. Iran, with its nuclear possession and development program, is considered a force that can threaten the forces that dominate the region and of course the United States. Iran's nuclear possession in the Middle East will affect other countries around it. In the view of defensive neorealism, Iran in the development of nuclear technology is a form of awareness of safeguarding its national security from the threat of hegemonic forces in the region and of course from the United States which threatens the sovereignty of the Iranian state. Because nuclear is considered as a power possessed by the state besides military and economic power. Sistem struktur internasional yang anarki, power dibutuhkan oleh setiap negara agar mampu bertahan. Dikatakan juga, bahwa tujuan akhir negara adalah bertahan (survival), bukan mencapai power. Dengan maksud bahwa power merupakan sebuah cara, bukan sbuah tujuan. Hal ini juga yang dilakukan Iran dalam sistem internasional yang seolah-olah dikendalikan oleh Amerika Serikat. Iran dengan kepemilikan nuklir dan progam pengembangannya dianggap sebagai kekuatan yang dapat mengancam kekuatan yang menghegemoni kawasan dan tentunya Amerika Serikat. Kepemilikan nuklir Iran di Timur Tengah akan mempengaruhi negara lain yang berada di sekitarnya. Dalam pandangan neorealisme defensif, Iran dalam pengembangan teknologi nuklir merupakan bentuk kesadaran menjaga keamanan nasionalnyaidari ancaman hegemoni kekuatan di kawasan dan tentunya dari Amerika Serikat yang mengancam kedaulatan negara Iran. Sebab nuklir dianggap sebagai power yang dimiliki oleh negara selain kekuatan militer dan ekonomi.
The Sertifikasi Halal Indonesia Ditolak Negara Muslim: Penolakan Sertifikasi Halal di Negara Muslim Afin Jibrani
Journal of Integrative International Relations Vol. 7 No. 2 (2022): November
Publisher : Department of International Relations, State Islamic University (UIN) of Sunan Ampel Surabaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jiir.2022.7.2.148-155

Abstract

Sertifikasi halal merupakan kegiatan pemberian label halal melalui riset dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) untuk dipasarkan baik itu bentuknya produk ataupun jasa. Sertifikasi halal saat ini menjadi jaminan bahwa produk yang telah diberi sertifikasi halal merupakan produk yang higienis dan menyehatkan. Sertifikasi halal sebuah produk yang dilakukan oleh LPPOM MUI tidak dapat diterima atau ditolak oleh negara lain. Alasannya karena tidak ada penanggung jawab secara resmi dari otoritas Indonesia. Berbeda dengan Malaysia, yang menentukan sertifikasi produk halalnya adalah pemerintah Malaysia sendiri sekaligus bertanggung jawab jika produknya terindikasi zat yang tidak sesuai ketentuan produk halal. Pada tahun 2014 Indonesia mendirikan BPJPH sebagai penanggung jawab dari otoritas jaminan produk halal Indonesia. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah kualitatif komparatif untuk mengetahui bagaimana langkah yang harus dilakukan oleh Indonesia agar produk dengan logo halal dapat diterima oleh negara muslim maupun non muslim. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa yang menyebabkan produk halal yang disertifikasi oleh MUI tidak diterima oleh negara muslim. Hasil dari penelitian ini adalah alasan ditolaknya produk halal Indonesia di negara muslim dikarenakan negara tidak memiliki otoritas yang dapat menjamin produk halal.
ANALISIS SOFT DIPLOMACY QATAR MELALUI QATAR CHARITY DI INDONESIA Kafianka Auladiy
Journal of Integrative International Relations Vol. 8 No. 1 (2023): May
Publisher : Department of International Relations, State Islamic University (UIN) of Sunan Ampel Surabaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jiir.2023.8.1.41-52

Abstract

Qatar merupakan salah satu negara yang memiliki pengaruh cukup besar di kawasan Timur Tengah. Dalam kebijakan politiknya Qatar mengadopsi “kebijakan luar negeri terbuka”, yang mana banyak mengandalkan alat-alat soft diplomacy salah satunya seperti media diplomasi ekonomi, politik, dan pertahanan, Qatar juga memberikan bantuan kemanusiaan dan sumbangan melalui Qatar Charity sebagai wujud soft diplomacy. Penulis menggunakan konsep soft diplomacy sebagai alat analisis untuk mengetahui potensi atas kerja sama melalui lembaga Qatar Charity serta keunggulan Qatar dalam bidang ekonomi, politik, dan pertahanan. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, dengan mengambil studi pustaka sebagai sumber data utama. Hasil dari analisis yang didapat, penulis mengemukakan bahwasannya Qatar terus meningkatkan potensi politik, ekonomi, dan militernya untuk aktif dalam komunitas internasional.  Qatar Charity sebagai wujud strategi soft diplomacy Qatar dalam pembangunan citra di komunitas internasional, salah satunya di Indonesia.
Kemakmuran dan Keaktifan Qatar Dalam Kancah Internasional Raghnal Arradya Pratama; Dwi Setyo Rini; Jannatul Arviani
Journal of Integrative International Relations Vol. 8 No. 1 (2023): May
Publisher : Department of International Relations, State Islamic University (UIN) of Sunan Ampel Surabaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jiir.2023.8.1.53-61

Abstract

Qatar's profitable position in the oil and ga s market has radically changed its economy. This can be seen from the source of income for oil and gas export activities, which can earn an average per capita income of more than US$ 100,000, making it one of the richest countries in the world. Qatar is starting to play an international role through various sectors after its success in the global energy sector and gas governance. The focus of this research is to understand Qatar's prosperity in the international arena. The research method used is a qualitative research method with secondary data collection techniques through scientific writing, journals and news sites. Writing this article explains the investments made by Qatar in various countries in the world with Foreign Direct Investments (FDI) or foreign investment to 80 countries, Qatar's prosperity through Investment is also analyzed using the theory of Heckscher Ohlin with its superior natural resources, namely oil and natural gas can become the basis of Qatar's prosperity.
YORDANIA SEBAGAI MIDDLE INCOME COUNTRY YANG STABIL DAN AMAN Finna Naila Zulfa; Moh. Alfian Kusuma Ardhi; Savrila Cilcia Sayidina
Journal of Integrative International Relations Vol. 8 No. 1 (2023): May
Publisher : Department of International Relations, State Islamic University (UIN) of Sunan Ampel Surabaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jiir.2023.8.1.28-40

Abstract

Yordania berdemokrasi dalam sikap pemerintahannya, hal itu ditunjukkan dengan terlibatnya berbagai kelompok dan suku dalam pemerintahan. Suku bedouin merupakan suku yang menopang kerajaan yordania selama ini. Belakangan ini yordania sempat masuk pada kategori negara dengan middle economy country yang stabil bahkan sempat masuk kategori upper middle country berdasar keputusan world bank pada tahun 2016. Bagaimana bisa negara dengan penghasil minyak bumi terendah di timur tengah menjadi negara upper di bidang ekonomi. Artikel ini bertujuan menjelaskan bagaimana kondisi politik ekonomi dan juga perekonomian yordania serta menjelaskan bagaimana yordania masuk ke dalam katergori middle income country yang aman dan stabil. Penulis artikel jurnal menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dalam melakukan penelitian yaitu suatu Teknik yang dipakai guna mendapatkan pengetahuan ataupun kajian pada sebuah studi di satu masa tertentu. Dalam artikel jurnal ini, penggunaan pendekatan ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi ekonomi dan politik keamanan di dalam pemerintahan Yordania. Studi pustaka digunakan sebagai Teknik pengumpulan data pada studi ini dimana jurnal terakreditasi, buku, artikel ilmiah serta website lainnya menjadi bahan yang dianalisa. Artikel ini kemudian focus kepada pertanyaan Bagaimana kondisi perekonomian dan politik keamanan Yordania sehingga mampu menjadi middle income country yang aman dan stabil.
Peran Amerika Serikat dan Inggris terhadap Stabilitas Politik dan Keamanan Yordania dalam Perspektif Neorealisme Ghea Azzura; Sovia Lativa; Muhamad Syahril Jumhur
Journal of Integrative International Relations Vol. 8 No. 1 (2023): May
Publisher : Department of International Relations, State Islamic University (UIN) of Sunan Ampel Surabaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jiir.2023.8.1.15-27

Abstract

The United States (US) and UK have been Jordan's important partners since the country's early days until the present era. The formation of the Jordanian state was inseparable from the intervention of UK, which at that time won World War I. In the post-World War II era until the 2011 Arab Spring, the Middle East was a region that was always volatile and unstable. However, Jordan and its Hashemite Monarchy became one of the Arab countries that survived this turmoil and have survived to this day, 2022. The research focus of this article is to understand how the roles of the two Western powers can provide political stability and security for Jordan. The research method used is descriptive qualitative research method with data collection techniques through literature review. This study uses the theory of neorealism and the concept of bandwagoning which is its derivative as an analytical framework. The research result of this article is that Jordan applies the bandwagoning method by establishing very close political and security relations with the US and the UK. This relationship led to the US giving Jordan the status of a Major non-NATO Ally (MNNA). Jordan also chose bandwagoning against Israel which is a major US ally and previously a source of threat to the Arab nation. This has affected Jordan's political and security stability from internal and external threats until the present era.