Articles
154 Documents
Studi Apologetika Tentang Kepercayaan Saksi Yehuwa Kepada Tuhan
Septinus Hia
Sinar Kasih: Jurnal Pendidikan Agama dan Filsafat Vol. 1 No. 1 (2023): Februari : Jurnal Pendidikan Agama dan Filsafat
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Ngabang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.55606/sinarkasih.v1i1.57
Agama-agama yang ada di Indonesia memiliki kepercayaan masing-masing. Salah satunya agama Kristen yang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan yang telah menebus dan menyelamatkan manusia yang percaya kepada-Nya. Tetapi ada juga kelompok Kristen yang tidak sependapat dengan pandangan tersebut seperti Saksi Yehuwa. Pengikut Saksi Yehuwa tidak percaya dengan ajaran-ajaran yang diajarkan oleh Kristen pada umumnya. Saksi Yehuwa memiliki cara pandang tersendiri tentang Tuhan bagi mereka hanya ada satu Tuhan yaitu Yehuwa dan Yesus bukanlah Tuhan atau penebus dosa umat manusia melainkan Yesus hanya ciptaan dan hanya menebus dosa Adam saja. Saksi Yehuwa yang dipelopori oleh Charles Taze Russell (pendiri Saksi Yehuwa) mulanya bernama Siswa-Siswa Alkitab yang telah ada sejak tahun 1931. Tujuan penelitian ini ialah untuk menemukan Tuhan mana yang disembah oleh Saksi Yehuwa. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan kepustakaan. Hasil yang ditemukan ialah umat Kristen menyembah kepada Tuhan Yesus sebagai Allah yang hidup sedangkan Saksi Yehuwa menyembah pada Allah yang menebus Adam pada masa PL. Kesimpulan: Tuhan yang benar dan hidup yang telah berinkarnasi di dalam Yesus Kristus; yang harus disembah oleh Saksi Yehuwa dan orang Kristen pada umumnya bahkan orang-orang non-Kristen.
Deskripsi Paulus Dibenarkan, Diperdamaikan, Dan Dimerdekakan Oleh Kematian Kristus (Suatu Studi Analisis Pendekatan Teologis)
Junaidi Junaidi
Sinar Kasih: Jurnal Pendidikan Agama dan Filsafat Vol. 1 No. 1 (2023): Februari : Jurnal Pendidikan Agama dan Filsafat
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Ngabang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.55606/sinarkasih.v1i1.58
Surat Paulus kepada jemaat di Roma merupakan surat yang paling unik diantara surat-surat lainnya. Dari keunikan itu bermunculan polemik tentang pokok-pokok pengajaran yang ditulisnya kepada jemaat di Roma menjadi tema yang muktahir diantaranya ialah ‘kebenaran Allah, kebaikan Allah, kedaulatan Allah, kasih karunia (anugerah) Allah, dan hukum Allah.’ Kristus Yesus menjadi sentral pemberitaan merupakan kekuatan Injil tidak terbantahkan oleh siapapun. Kematian Kristus adalah alasan kuat dalam pemberitaannya sekalipun mereka sudah percaya baik dari golongan Yahudi maupun Yunani atau orang bersunat dan tidak bersunat bahkan hukum Taurat tidak dapat diperbandingkan dengan kematian Kristus yang memberi jaminan keselamatan hidup yang kekal. Tujuan penelitian ini ialah dibenarkan, diperdamaikan dan dimerdekakan oleh kematian Kristus Roma 5-8 karena inti berita yang khas sebagai dogma teologi bagi orang yang percaya kepada-Nya. Metodologi penelitian yang digunakan ialah metodologi kualitatif dan analisis deskriptif serta pendekatan kepustakaan. Hasil penelitian ialah menarasikan tentang praktik apologetika karena diperhadapkan pada permasalahan pokok pengajaran iman kepada Yesus Kristus, melainkan umat manusia harus menyadari bahwa Kristus yang diutus oleh Bapa ke dalam dunia untuk menyelamatkan orang berdosa sebab hanya Allah saja yang dapat menyelamatkan umat-Nya bukan manusia mencari keselamatan dengan berbagai cara yang ditempuhnya.
Konsep Mengerjakan Keselamatan Menurut Filipi 2:12-18 Dan Implikasinya Bagi Umat Tuhan
Netty Netty
Sinar Kasih: Jurnal Pendidikan Agama dan Filsafat Vol. 1 No. 1 (2023): Februari : Jurnal Pendidikan Agama dan Filsafat
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Ngabang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.55606/sinarkasih.v1i1.59
Konsep mengerjakan keselamatan itu sangatlah penting karena mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar itu berarti orang percaya lagi menghidupi iman, berjalan sebagai seorang pengikut Kristus, hidup sebagai seorang murid Kristus. Dan berbicara mengenai keselamatan, maka keselamatan merupakan inti berita injil. Karena keselamatan itu adalah anugerah Allah tanpa anugerah Allah maka manusia tidak akan mendapat keselamatan. Keselamatan mencakup seluruh aspek kehidupan kristiani, baik hubungan dengan Allah, maupun dalam hubungan dengan sesama manusia. Tujuan penelitian ini ialah setiap orang percaya harus mengerjakan keselamatan selama di dunia ini supaya mendapatkan kehidupan yang kekal. Peneliti menggunakan metodologi penelitian kualitatif dengan pendekatan kepustakaan. Hasil penelitian ini ialah mengerjakan keselamatan bukan kehendak orang percaya tetapi berdasarkan anugerah dan kehendak-Nya. Kesimpulan: keselamatan kekal mutlak dianugerahkan oleh Yesus Kristus kepada orang percaya yang terus-menerus setia melakukan perintah-Nya sampai mati. Mengerjakan keselamatan sebagai bukti cinta kasih orang percaya kepada Kristus Yesus.
Perjanjian Allah Kepada Abraham : Landasan Perjanjian Kekal Bagi Umat-Nya Sepanjang Zaman
Ramlen Woran;
Janes Sinaga;
Juita Lusiana Sinambela
Sinar Kasih: Jurnal Pendidikan Agama dan Filsafat Vol. 1 No. 1 (2023): Februari : Jurnal Pendidikan Agama dan Filsafat
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Ngabang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.55606/sinarkasih.v1i1.85
Tujuan penelilian ini adalah untuk memahami dasar perjanjian Allah kepada Abraham dan apa saja yang dijanjikan Allah kepada Abraham, serta korelasinya kepada umat Allah sepanjang zaman. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan kajian studi literatur. Abraham adalah salah satu tokoh terpenting dalam Perjanjian Lama. Melalui Abraham, Allah membuat perjanjian dengan seluruh umat manusia. Abraham memiliki kesetiaan dan kepatuhan terhadap perintah Allah. Kesetiaan dan kepatuhan kepatuhan Abraham ditunjukkan dengan melakukan perintah Allah dalam meninggalkan negrinya dan mengorbankan anaknya. Allah mengadakan perjanjian kepada Abraham sejak dipanggil keluar dari negrinya, Allah berjanji memberikan tanah, keturunan dan penyertaan berkat. Perjanjian Allah kepada Abraham berkelanjutan bagi keturunannya dan bagi setiap umat pilihan-Nya.
Nubuatan Yehezkiel Tentang Kebangkitan Israel Dalam Perspektif Kristen Berdasarkan Yehezkiel 37:1-14
Periman Jaya Lahagu;
Sandra Rosiana Tapilaha
Sinar Kasih: Jurnal Pendidikan Agama dan Filsafat Vol. 1 No. 2 (2023): Mei : Jurnal Pendidikan Agama dan Filsafat
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Ngabang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.55606/sinarkasih.v1i2.92
The vision of passing from death to life is a glorious awakening. It is something that nature completely ignores, totally contrary to how it works (une privatione ad habitum non datur regressus-no way without ownership). Interestingly, the book of Ezekiel shows an unusual hope. In a valley full of human bones, God asked, "Can these bones rise again?" " Impossible! However, Ezekiel knows that nothing is impossible in God's hands. This paper uses qualitative research methods with a literary approach to present problems as well as analyze and collect data. With this in mind, the writer wants to discuss a number of things related to the text of Ezekiel 37 :1-14 itself. The main problem being considered is how to interpret the passage Ezekiel. 37:1-14. The conclusion is that through the text of Ezekiel 37:1-14, God actually wants to convey promises and messages of hope through Ezekiel. Text it mentions that Ezekiel saw a vision of dry bones in the valley, which was interpreted as a promise to save the Israelites.
Model Yesus Sebagai Guru Agung Menjadi Acuan Bagi Guru Pak Sebagai Pendidik Profesional
Emanuel Kristinus Ndruru;
Yuliusman Laia
Sinar Kasih: Jurnal Pendidikan Agama dan Filsafat Vol. 1 No. 2 (2023): Mei : Jurnal Pendidikan Agama dan Filsafat
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Ngabang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.55606/sinarkasih.v1i2.93
The teaching profession is generally recognized as a very respectable, noble and noble profession because the purpose of education is to develop a virtuous and competent human personality. PAK teacher professional development takes place with reference to the description of the profession and life of Jesus as an archetype. There is no more perfect model because the Lord Jesus is the Great Teacher and the truth. The example of the Lord Jesus as the Great Teacher is the main reference for the development of the PAK teacher profession. One effective way to explore and improve these skills is through self-assessment. The PAK teacher evaluation form refers to the description of Jesus as the Great Teacher. Thus, teachers must be able to guide students so that they are ready to face real life and can even become role models. In writing, the writer used a qualitative approach and was chosen as the method used in this study. The purpose of this article is for PAK teachers, which refers to professional educators whose main task is to educate, teach, guide, train, and evaluate student learning outcomes.
Tinjauan Teologis Mazmur 150:3-5 Dan Implikasihnya Bagi SMTK Setia Se-Indonesia
Arju Arju;
Abad jaya zega
Sinar Kasih: Jurnal Pendidikan Agama dan Filsafat Vol. 1 No. 2 (2023): Mei : Jurnal Pendidikan Agama dan Filsafat
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Ngabang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.55606/sinarkasih.v1i2.94
Dalam agama kekristenan, musik merupakan satu hal yang penting dan mendasar dalam sebuah gereja. Pada bagian ini umat Tuhan dituntut memuji Tuhan dengan menggunakan alat music sebab melalui musik dapat mengantarkan umat erat bersekutu dan intim dengan Tuhan dalam Roh dan kebenaran. Musik membuat umat merasakan sentuhan yang lembut dari Tuhan. Namun, kenyataanya Sekolah Menengah Teologi Kristen (SMTK SETIA di Indonesia) belum memahami pentingnya musik gereja. Dengan demikian, sekolah Kristen perlu melihat ini sebagai tantangan sekaligus upaya menumbuhkan kerinduan, keinginan, semangat dan antusias mempelajari musik gereja serta meninjaunya dalam Perjanjian Lama terlebih pada kitab Mazmur. Dengan hal ini, penulis menggunakan metode yang peneliti kualitatif. Kesimpuln : setelah hasil diketahui dari atas bahwa manfaat musik gereja dalam pembelajaran SMTK Setia se-Indonesia perlu dikembangan dan diperhatikan. Karna di dalam kegiatan kerohanian maupun Kegiatan berupa mengembangan potensi musik yang dimiliki dan dirasakan oleh SMTK Setia.
SIGNIFIKANSI ETIKA GURU PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK
Hendra Agung Saputra Samaloisa
Sinar Kasih: Jurnal Pendidikan Agama dan Filsafat Vol. 1 No. 2 (2023): Mei : Jurnal Pendidikan Agama dan Filsafat
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Ngabang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.55606/sinarkasih.v1i2.95
Tulisan ini mendeskripsikan mengenai signifikansi etika guru Pendidikan agama Kristen terhadap pertumbuhan karakter bagi peserta didik dengan menggunakan pendekatan literature. Pentingnya etika bagi guru pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar mengajarkan tentang pengetahuan, keterampilan, terhadap peserta didik, melainkan mengajarkan tentang bagaimana peserta didik mempunyai karakter yang meonjol dengan iman kepada sang Juruslamat yaitu Yesus Kristus. Maka dari pada itu untuk menghidupi dan mewujudkan karakter peserta didik guru Pendidikan Agama Kristen terlebih dahulu memahami tentang pengajaran yang hidup di dalam kekristenan yang sesungguhnya di dalam Tuhan.
Iman Kristen yang Menyelamatkan
Igo Satria;
Malik Malik
Sinar Kasih: Jurnal Pendidikan Agama dan Filsafat Vol. 1 No. 2 (2023): Mei : Jurnal Pendidikan Agama dan Filsafat
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Ngabang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.55606/sinarkasih.v1i2.105
Iman yang sejati dalam kehidupan orang Kristen adalah iman yang menyelamatkan. Itulah sebabnya Sproul menuliskan bahwa, iman dibangun di atas dasar alasan yang sudah dipikirkan dengan matang, koheren, konsisten, dan bukti empiris yang absah. Namun ada juga kelompok yang menyatakan bahwa iman adalah sekedar alat untuk sampai kepada tujuan keselamatan itu sendiri. Tujuan penelitian yang ingin dicapai melalui penulisan artikel ini adalah untuk memaparkan tentang pengertian iman secara umum, enjelaskan tentang kontribusi pengajaran dari perspektif Reformed mengenai keselamatan bagi pertumbuhan iman Kristen, menjelaskan apa apilkasinya bagi orang percaya masa kini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Pandangan Agama Kristen mengenai iman adalah beriman kepada Yesus Kristus atau yang disebut orang yang beriman hanya kepada Yesus Kristus untuk memperoleh keselamatan. Iman yang sejati dalam kehidupan orang Kristen adalah iman yang menyelamatkan. Iman yang menuju kepada Tuhan untuk mendapatkan keselamatan yang kekal melalui Yesus Kristus
Signifikansi Teladan Musa Dan Aplikasi Bagi Pemimpin Organisasi
Rezeki Putra Gulo
Sinar Kasih: Jurnal Pendidikan Agama dan Filsafat Vol. 1 No. 2 (2023): Mei : Jurnal Pendidikan Agama dan Filsafat
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Ngabang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.55606/sinarkasih.v1i2.112
The example of Moses' leadership has become a reflection of contemporary Christian leadership, especially for organizational leadership. Today, some organizational leaderships are trapped in unhealthy leadership which results in unwanted events, one example being corruption, running away from calls, being less responsible, and being more concerned with personal needs. Avoiding events like this, today's organizational leadership wants to have complete self-integrity, missionary, obedient to God, responsible, loyal, and prioritizes the needs of others in leading the organization. The method used by the author in writing this article is a qualitative method, namely by literature research (approach). The conclusion from the author about the significance of Moses' example and implementation for today's organizational leadership is that Moses' example is indispensable for today's organizational leadership in carrying out their duties and responsibilities as leaders and servants of God's sheep.