cover
Contact Name
Uman Sumantri
Contact Email
jurnal.jalanjembatan@pu.go.id
Phone
+6287726088848
Journal Mail Official
jurnal.jalanjembatan@pu.go.id
Editorial Address
Direktorat Bina Teknik Jalan dan JembatanDirektorat Jenderal Bina MargaKementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan RakyatJl. A.H Nasution No.264 Bandung 40294 Telp. (022) 7802251
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Jalan Jembatan
ISSN : 19070284     EISSN : 25278681     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Jalan-Jembatan adalah wadah informasi bidang Jalan dan Jembatan berupa hasil penelitian, studi kepustakaan maupun tulisan ilmiah terkait yang meliputi Bidang Bahan dan Perkerasan Jalan, Geoteknik Jalan, Transportasi Dan Teknik Lalu-Lintas serta Lingkungan Jalan, Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan.
Articles 596 Documents
PENGEMBANGAN MODEL DEFORMASI PERMANEN UNTUK CAMPURAN STONE MATRIX ASPHALT (DEVELOPMENT OF PERMANENT DEFORMATION MODEL FOR STONE MATRIX ASPHALT MIXTURES ) Suaryana, Nyoman
Jurnal Jalan Jembatan Vol 33 No 1 (2016)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Deformasi permanen atau alur pada jejak roda merupakan jenis kerusakan yang banyak dijumpai dalam perkerasan jalan beraspal, danflow number umumnya digunakan sebagai parameter untuk melihat ketahanan terhadap deformasi permanen. Salah satu jenis perkerasan beraspal yang dikembangkan untuk lebih tahan terhadap alur adalah SMA (Stone Matrix Asphalt).  Tujuan dari studi ini adalah untuk mengembangkan model deformasi permanen pada campuran beraspal panas, khususnya pada campuran SMA.  Metodologi yang digunakan adalah metoda experimental  yang dimulai dengan pengujian bahan, pembuatan rancangan campuran dan selanjutnya pengujian flow number dengan variasi temperatur pengujian, jenis aspal, rongga udara dalam campuran serta gradasi campuran. Temperatur pengujian digunakan bervariasi dari 20, 35, 45 dan 56 0C.  Dua jenis aspal digunakan , yaitu aspal minyak pen 60/70 dan aspal minyak yang dimodifikasi dengan asbuton (aspal batu buton). Hasil studi menunjukkan nilai flow number (ketahanan terhadap alur) akan menurun jika temperatur dan void dalam campuran meningkat, dan flow number akan meningkat jika filler bertambah dalam rentang tertentu. Flow number juga akan meningkat dengan meningkatnya viskositas aspal.  Pengembangan model deformasi permanen telah dikembangkan dengan jumlah data sebanyak 32 buah.  Persamaan tersebut  dibatasi untuk material SMA dengan menggunakan gradasi AASHTO dan untuk beban axial 87 psi (unconfined test). Apabila dibandingkan dengan model deformasi permanen yang telah dikembangkan Rodezno dkk (2010), model ini menghasilkan nilai flow number yang lebih rendah sebagai akibat dari adanya perbedaan dalam pengkondisian contoh uji. Kata kunci: deformasi permanen, flow number,  stone matrix asphalt, asbuton  ABSTRACT Rutting has been considered the most serious distress in flexible pavement, and flow number is an explanatory index for the evaluation of the rutting potential of asphalt mixtures.  One type of asphalt paving are developed to be more resistant to rutting is the SMA (Stone Matrix Asphalt),.  The objective of this study was to develop permanent deformation model for hotmixtures, especially for SMA mix. The methodology used in this study is experimental method, its start from material testing, perform design mix and flow number test in some defferent variables such as  testing temperature, binder type, mix volumetric and  mix grading.  The temperature used vary from 20, 35, 45 and 56 0C. Two different binder type was used, i.e. pure petroleum bitumen 60/70 pen grade and  pure petroleum bitumen modified  by granular Buton rock asphalt (asbuton).  The flow number (rutting resistance) of SMA mixture observed in ths study were decreases when the temperature and void in mix increase, and  the flow number will increase if  the increased filler in a certain boundary.  Flow number will also increase with increasing viscosity of asphalt.  The development of permanent deformation model has been developed with the amount of data as much as 32 data.  The equation should be limited to the SMA mix by using a gradation of AASHTO standard  and axial stress for testing of 87 psi (unconfined test).When compared to the permanent deformation modes that have been developed by Rodezno et al (2010), the model generates value of flow number is lower as a result of the differences in  conditioning of the sample. Keywords: permanent deformation, flow number,stone matrix asphalt, asbuton 
MODIFIKASI SISTEM KABEL UTAMA UNTUK MENINGKATKAN KEKAKUAN STRUKTURAL JEMBATAN GANTUNG (MODIFICATION OF MAIN CABLE SYSTEM FOR INCREASING STRUCTURAL STIFFNESS OF SUSPENSION BRIDGES) Tristanto, Lanneke; Sukmara, Gatot
Jurnal Jalan Jembatan Vol 33 No 1 (2016)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Jembatan gantung terdiri dari elemen utama mendasar : kabel utama, gelagar pengaku, menara dan blok angkur Sistem kabel utama memikul beban terbagi merata simetris melalui bentuk parabolic klasik sehingga tidak terjadi defleksi, sedangkan fleksibilitas lentur akibat beban hidup antimetris dipikulkan pada gelagar pengaku. Makalah  ini menjelaskan cara modifikasi sistem kabel utama untuk mengurangi fleksibilitas lentur dan defleksi akibat beban hidup antimetris dan demikian meningkatkan kekakuan struktural . Cara pertama adalah sistem kelem kabel utama tunggal di tengah bentang yang mengikat kabel utama pada gelagar pengaku, yang me-reduksi defleksi maksimum sekitar 30 %  pada dimensi kabel utama dan gelagar pengaku yang dipertahankan sama. Sistem kelem kabel utama tunggal lajim digunakan pada jembatan gantung bentang sangat panjang. Cara kedua  adalah sistem kelem kabel utama ganda yang meningkatkan kekuatan kabel dan dengan demikian mereduksi fleksibilitas lentur dan defleksi sekitar 60%. Sistem kelem kabel ganda telah digunakan pada jembatan bentang panjang seperti Jembatan Barito-Kalimantan. Dengan menggunakan prinsip statika sederhana akan ditunjukkan bagaimana peningkatan kekakuan struktural terwujud pada penggunaan modifikasi sistem kabel utama tersebut, dengan syarat kelem bekerja sesuai fungsinya Kata kunci : jembatan gantung, sistem kelem kabel utama tunggal, sistem kelem kabel utama ganda, defleksi, kekakuan struktural ABSTRACT  A suspension bridge comprises of principal main elements : main cable, stiffening girder, tower and anchorage block. The main cable system carries symmetrical uniform distributed load through the classical parabolic shape resulting zero deflection, while the stiffening deck girder carries the bending flexibility caused by un-symmetrical live load. This writing describes the modification methods for the main cable system in order to reduce bending flexibility and deflection caused by anti symmetrical live load and thereby increasing structural stiffness. The first method is clamped single main cable system  at center span that ties the main cable to the stiffening girder, reducing maximum deflection around 30 % while enhancing main cable and stiffening girder dimensions. This clamped single main cable system is generally used in super long span suspension bridging. The second method is the clamped twin main cable system that increases cable strength and thereby reducing bending flexibility and deflection around 60%. The clamped twin cable system is used in long span suspension bridging, like the Barito bridge- Kalimantan. Using simple principals of statics it is shown how structural stiffness increase is obtained by using these modified main cable systems, providing the clamp is working according to its function. Key words : suspension bridge, clamped main cable system, clamped twin cable system, deflection, structural stiffness
PREDIKSI UMUR SISA PERKERASAN LENTUR BERDASARKAN KETIDAKRATAAN PERMUKAAN JALAN (REMAINING SERVICE LIFE OF FLEXIBLE PAVEMENT BASED ON SURFACE PAVEMENT ROUGHNESS) Tranggono, Mochammad; Santosa, Wimpy
Jurnal Jalan Jembatan Vol 33 No 1 (2016)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Analisis kondisi fungsional perkerasan jalan yang dilakukan pada pengelolaan perkerasan jalan lentur untuk jalan tol di Indonesia ditentukan berdasarkan Nilai Kondisi Jalan. Penilaian tersebut merupakan penggabungan penilaian kondisi perkerasan berdasarkan ketidakrataan permukaan perkerasan, alur, dan kerusakan utama permukaan perkerasan. Pada pengelolaan pemeliharaan perkerasan, penentuan umur sisa perkerasan sangat penting untuk digunakan sebagai penentuan program penanganan pemeliharan jalan. Telah dilakukan penelitian tentang hal ini berdasarkan metode analisis statistik yang menghasilkan hubungan antara ketidakrataan permukaan perkerasan dengan umur sisa pelayanan perkerasan. Analisis menggunakan data time serries untuk jalan tol Surabaya-Gempol di Jawa Timur tahun 2007, 2010, 2012, dan 2014. Hubungan yang diperoleh bertendensi eksponensial dan dapat digunakan untuk memprediksiumur sisapelayanan perkerasan. Makalah ini bermaksud menbahas kajian tentang hubungan empirik antara ketidakrataan permukaan perkerasan dengan umur sisa pelayanan jalan dalam rangka mencari model yang dapat dipakai untuk memprediksi umur sisa pelayanan perkerasan.Kata kunci:      jalan tol, perkerasan lentur, ketidakrataan perkerasan, umur sisa pelayanan perkerasan, kondisi fungsionalperkerasan,   ABSTRACT Functional pavement condition analysis conducted on the management of flexible pavement on toll roads in Indonesia is determined based on the Road Condition Value. It is a combination of pavement condition assessment based on roughness, rutting, and major damage of pavement surface. On the pavement maintenance management, the determination of remaining service life is very important to be used as a determination of road maintenance management program. Research hasbeen carried out based on statistical analysiswhich resulting in relationships between roughness of pavement surface andremaining service life. The analysis used time series data of 2007, 2010, 2012, and 2014 for Surabaya – Gempol toll road. Obtained relationships tended exponential and could be used for remaining service life prediction. This paper aims to describe the analysis of empirical relationship between roughness of pavement surface and remaining service life in conjunction with finding out the model which can be used to predict remaining service life of road pavement. Keywords:      toll road, flexible pavement, roughness, remaining service life, functionalcondition of pavement
PENGARUH BAHAN PEREMAJA TERHADAP KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI MENERUS MENGGUNAKAN DAUR ULANG PERKERASAN BERASPAL (THE INFLUENCE OF REJUVENATOR ON CONTINUOUS GRADED HOT MIXED ASPHALT PERFORMANCE USING RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT) -, Nono
Jurnal Jalan Jembatan Vol 33 No 1 (2016)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Dari tahun ke tahun pada pembangunan dan pemeliharaan jalan, khususnya untuk perkerasan beraspal, kebutuhan aspal dan agregat selalu meningkat, padahal aspal selalu mengimpor dan ketersedian agregat pun semakin berkurang. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka salah satu upaya untuk mengatasinyaadalah dengan memanfaatkan produk limbah yang diperoleh dari aktivitas pemeliharaan perkerasan lentur, yaitu material daur ulang perkerasan beraspal (RAP).Tujuan darimakalah ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh tiga bahan peremaja terhadap kinerja campuran beraspal panas yang menggunakan bahan daur ulang perkerasan beraspal (RAP). Metodologi yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pengujian dalam skalalaboratorium, yaitu dengan membandingkan antara kinerja campuran beraspal yang menggunakan RAP dan peremaja dengan yang tidak menggunakan peremaja, serta membandingkan juga terhadap ketiga  kinerja campuran beraspal panas yang menggunakan peremaja. Hasil studi ini menunjukan bahwa penggunaan RAP dalam campuran beraspal panas yang tanpa peremaja adalah maksimum 10%.Sesuai hasil pengujian terhadap ketahanan deformasi dan fatik, maka diperoleh bahwa campuran beraspal panas dengan RAP sampai dengan 30% dan menggunakan peremaja RejIRE adalah yang memiliki kinerja yang terbaik.Berdasarkan data tersebut, penggunaan bahan peremaja RejIRE dalam campuran beraspal panas yang menggunakan RAP tidak rentan terhadap terjadinya deformasi dan fatik sehingga dapat menjadi salah satu alternatif untuk digunakan. Kata kunci: Bahan peremajaRejIRE,kinerja, campuran beraspal panas, gradasi menerus, RAP.  ABSTRACT From year to year on the construction and maintenance of roads, particularly for asphalt pavement, asphalt and aggregates always increases, when the asphalt always import and aggregate availability also decreases. To overcome these problems, one of the efforts to resolve it is to utilize waste products derived from flexible pavement maintenance activities, ie material recycling of asphalt pavement (RAP). The purpose of this paper is to evaluate the effect of three rejuvenators on the performance of hot mix asphalt which uses reclaimed asphalt pavement.Methodology used in this activity is testing in a laboratory scale, by comparing the performance of hot mix asphalt that uses RAP and rejuvenator with those not using rejuvenator, and compares well against the three performances of hot mix asphalt using a rejuvenator.The results of this study show that the use of RAP in hot mix asphalt that does not use rejuvenator of maximum 10%.According to the results of testing against deformation and fatigue resistance, it is obtained that the hot mix asphalt with RAP up to 30% and RejIRErejuvenator use are performing the best.Based on these data, the use of RejIRE rejuvenator in hot asphalt mixture that use RAP is not susceptible to deformation and fatigue to become an alternative use.                                                               Keywords: Rejuvenator, RejIRE, performance, hot mix asphalt, dense graded, RAP. 
PENGARUH KANDUNGAN BASA NITROGEN TERHADAP SIFAT REOLOGI ASPAL (THE EFFECT OF NITROGEN-BASES CONTENT ON REOLOGICAL CHARACTERISTICS OF ASPHALT) Hermadi, Madi
Jurnal Jalan Jembatan Vol 33 No 1 (2016)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Pada umumnya aspal terdiri dari berbagai jenis senyawa hidrokarbon yang diantaranya jenis basa nitrogen. Menurut Rostler (1959)senyawa basa nitrogen ini adalah bagian dari aspal yang larut dalam pelarut parafin normal dengan berat molekul ringan seperti normal pentana (n-pentana) tetapi menjadi tidak larut setelah ditambahkan ke dalam larutan tersebut larutan asam sulfat 85%. Kandungan basa nitrogen dalam aspal sangat penting karena berfungsi sebagai bahan anti pengelupasan (anti-stripping agent) yang meningkatkan daya lekat aspal pada agregat. Tetapi, menurut Boyer (2000) dan Petersen (2009) basa nitrogen adalah senyawa komponen aspal yang memiliki kereaktifan tinggi sehingga mudah mengalami penuaan. Untuk lebih memahami fenomena ini maka pada tulisan ini akan disampaikan hasil kajian pengaruh senyawa basa nitrogen terhadap sifat reologi aspal termasuk sifat reologi setelah mengalami penuaan. Berdasarkan analisis kimia metode Rostler, senyawa basa nitrogen tidak dapat diekstrak dalam keadaan utuh. Oleh karena itu, pengakajian terhadap pengaruh senyawa basa nitrogen dilakukan dengan cara menghitung perbedaan pengaruh antara pengaruh malten (bagian aspal yang berbentuk cair dan masih mengandung senyawa basa nitrogen) dengan pengaruh malten yang sudah direaksikan dengan asam sulfat 85% (untuk menghilangkan senyawa basa nitrogen) terhadap sifat reologi aspal. Hasilnya menunjukkan bahwa makin tinggi kandungan basa nitrogen maka sifat reologi aspal asli dan setelah penuaan jangka pendek akan makin rendah, namun sifat reologi aspal setelah penuaan jangka panjang lebih tinggi dari sifat reologi aspal asli dan setelah penuaan jangka pendek.Impikasinya apa? Kata kunci:Basa nitrogen, Aspal, Reologi, penuaan jangka pendek, penuaan jangka panjang.  ABSTRACT Commonly, asphalt consists of various types of hydrocarbon molecules including nitrogen base.According to Rostler, nitrogen bases is a part of bitumen that soluble in low molecular weight of normal paraffins but insoluble after treated by 85% sulfuric acid. This part is very important because it can act as a bitumen anti striping to increase the bitumen adhesion. However, nitrogen bases is a bitumen component of highly reactive resins (Boyer, 2000; Petersen, 2009). It is easy to age. This paper presents the investigation of the effect of nitrogen bases component on bitumen rheology and ageing. The effect of nitrogen bases was calculated from the difference of the effect of extracted malthenes which consisted of nitrogen bases with the effect of extracted malthenes which the nitrogen bases was removed. The results showed that increasing nitrogen bases reduced the rheology of non-aged and short-term aged bitumen. However, after long-term aged the bitumen rheology became higher than non-aged and short-term aged conditions. Keywords: Nitrogen Bases, Asphalt, Rheology, Short-term aging, Long-term aging.
KRITERIA PENILAIAN MODEL AERODINAMIK JEMBATAN KABEL DALAM PENGUJIAN TEROWONGAN ANGIN (RATING CRITERIA OF AERODYNAMIC MODEL OF CABLE BRIDGES IN THE WIND TUNNEL TEST) Lanneke Tristanto; Setyo Hardono; Gatot Sukmara
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 33 No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKGaya angin pada lantai jembatan kabel gantung dan beruji dipengaruhi oleh kecepatan dan sudut serang angin, perbandingan dimensi, bentuk dan ukuran penampang melintang serta gerakan lantai. Pengaruh tersebut direproduksi dalam terowongan angin dengan membuat model lantai jembatan. Model untuk pengujian aerodinamik jembatan kabel dipersiapkan dengan penskalaan prototipe jembatan aktual. Kesesuaian aerodinamik antara model dan prototipe jembatan kabel harus dirancang agar model mewakili karakteristik struktural prototipe. Pengujian terowongan angin menghasilkan beberapa informasi penting seperti kecepatan dan sudut serang angin kritis yang merupakan batas keamanan untuk stabilitas aerodinamik prototipe, pengurangan atau peningkatan osilasi dan perkiraaan amplitude maksimum. Makalah ini membahas perancangan model secara teoritis-eksperimental dalam menetapkan persyaratan penskalaan model, dan kriteria penilaian obyektif untuk evaluasi hasil pengujian terowongan angin dengan solusi praktis aplikatif. Jembatan beruji kabel Palibaja Sukabumi yang fleksibel dalam arah lateral dengan nilai perbandingan bentang lebar sebesar 54 ternyata tahan terhadap angin flutter berdasarkan rasio frekuensi torsi/lentur sebesar dua berdasarkan hasil uji getaran.  Hasil uji aerodinamik model lantai jembatan Palibaja mengungkap kemungkinan terjadinya gaya angkat dalam arah gaya berat jembatan, dengan solusi perforasi lantai. Kata kunci: model aerodinamik, penskalaan model, pengujian terowongan angin, kecepatan dan sudut serang angin, stabilitas aerodinamik, uji getaran jembatan, kriteria penilaian.  ABSTRACT The wind forces on the deck of suspended and stayed cable bridges are influenced by the critical wind velocity and attack angle, ratio of dimensions, shape and size of the cross section, and deck motion. These effects are reproduced in a wind tunnel, by constructing a deck model. The model for aerodynamic testing of cable bridgesis prepared by scaling of the actual bridge prototype. Aerodynamic similarity between model and prototype of a cable bridge has to be designed, thus the model represents the structural characteristics of the prototype. The wind tunnel test reveals some important information such asthe critical wind speed and attack angle as safety limit for aerodynamic stability of the prototype, decrement or increment of oscilation and the estimated maximum amplitude. This paper discusses theoretical experimental design methods in establishing model scaling requirements and anobyective rating criteria for evaluating wind tunnel test results with practical applicative solutions. The cable stayed bridge Palibaja Sukabumi which is flexible in lateral direction due to span width ratio of 54, is verified flutter resistant by the torsional flexural frequency ratio of two based on bridge vibration test results. The Palibaja aerodynamic deck model test reveals a possible uplift in bridge gravity direction, with deck perforation solution. Keywords: aerodynamic model, model scaling, wind tunnel test, wind velocity and attack angle, aerodynamic stability, bridge vibration test, rating criteria
KARAKTERISTIK CAMPURAN HANGAT ASBUTON DENGAN BAHAN TAMBAH BERBASIS PARAFIN (CHARACTERISTICS OF WARM MIX ASBUTON WITH WAX BASED ADDITIVE) Nyoman Suaryana; Neni Kusnianti
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 33 No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPembangunan yang berwawasan lingkungan sudah menjadi tuntutan di seluruh dunia, sehingga isu lingkungan dan penghematan penggunaan bahan bakar menjadi perhatian dunia.  Salah satu metode konstruksi perkerasan jalan yang berwawasan lingkungan adalah campuran beraspal hangat. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengevaluasi karakteristik campuran hangat Asbuton (aspal batu Buton dari Indonesia) dengan bahan tambah berbasis parafin yang dibandingkan dengan karakteristik campuran panas Asbuton.  Metodologi penelitian berupa metode experimental, melalui percobaan di laboratorium.  Studi dimulai dengan pengujian bahan, pembuatan rancangan campuran beraspal dengan metode Marshal, serta pengujian karakteristik campuran beraspal panas dan hangat. Hasil studi menunjukkan campuran hangat menggunakan Asbuton pracampur dan bahan tambah berbasis parafin mempunyai karakteristik campuran yang baik dan memenuhi ketentuan spesifikasi campuran beraspal untuk lapisan aus. Temperatur pencampuran dan pemadatan campuran hangat Asbuton dapat dilaksanakan sekitar 15 ºC lebih rendah dari campuran panas Asbuton, tanpa mengurangi kualitas campuran beraspalnya.  Campuran hangat Asbuton dengan bahan tambah berbasis parafin (dengan nama Leadcap) sebanyak 1 %, mempunyai nilai modulus resilien pada temperatur 25 oC sebesar 2267 MPa, mempunyai ketahanan terhadap alur dengan nilai stabilitas dinamis sebesar 7000 lint/mm, ketahanan terhadap pengaruh air dengan nilai rasio kuat tarik tidak langsung sebesar 94,5 %, ketahanan terhadap kehilangan berat akibat pelepasan butir dengan nilai pelepasan butir sebesar 3,6 %.  Nilai modulus dan ketahanan tersebut lebih baik dibandingkan dengan campuran panas Asbuton.   Sementara ketahanan terhadap retak lelah lebih rendah yang ditunjukkan dengan kemiringan kurva fatigue yang lebih besar.  Kata kunci: campuran hangat, Asbuton, parafin, alur, retak lelah, kehilangan berat akibat pelepasan butir, ketahanan terhadap air ABSTRACTGreen construction technology becomes a necessary in the entire world, so that environmental issues and saving on fuel use have become the world's attention.   One of the green construction technology is warm mix asphalt.  The purpose of this study is to evaluate the characteristics of warm mix Asbuton (Indonesian natural rock asphalt) with wax based additive, compared with the characteristics of hot mix Asbuton. Research methodology is in the form of experimental methods, through experiments and observations in the laboratory.  The study started with testing materials, mix designing with the Marshall method, as well as testing the characteristics of hot and warm mix Asbuton.The results of the study showed that warm mix Asbuton has good characteristics and comply with the specifications for asphalt concrete wearing course.  The mixing and compation temperature of  warm mix Asbuton is  around 15 ºC lower than hot mix Asbuton without decreasing the quality of asphalt mix.  Warm mix Asbuton with 1 % of wax-based additive (known as Leadcap)  has a value of resilient modulus at temperature of 25 oC of  2267 MPa, has rutting resistance by  dynamic stability value of  7000 passing/mm, water  resistance by  indirect tensile strength ratio value of  94.5%, resistance to mass losse raveling with the  value of 3.6 %. The values of modulus and the resistance mentioned are better than hot mix Asbuton.  While fatigue resistance is lower, indicated by the greater slope of the fatigue curve. Keywords: warm mix, Asbuton, wax, rutting, fatigue, mass losse raveling, water resistance
PENGARUH PENAMBAHAN NANO MATERIAL TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN DURABILITAS BETON (THE EFFECT OF NANO MATERIAL ADDITION ON MECHANICAL PROPERTIES AND DURABILITY OF CONCRETE) N. Retno Setiati
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 33 No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Perkembangan teknologi beton di bidang konstruksi jembatan mengalami peningkatan yang cukup pesat. Salah satu upaya untuk membuat beton dengan kekuatan dan durabilitas tinggi adalah dengan penambahan material berukuran nanometer.  Tujuan dari tulisan ini ialah untuk mendapatkan sifat mekanik dan durabilitas beton yang ditambah dengan nanomaterial.  Material untuk beton yang digunakan terdiri dari pasir silika, semen, nanosilika, superplasticizer, dan air.  Benda uji beton berupa silinder dengan diameter 100mm dan tinggi 200mm.  Metodologi yang digunakan ialah experimental di laborataorium dengan membandingkan sifat mekanik dan durabilitas beton yang tanpa dan ditambah nano material.  Dari hasil analisis dan pembahasan diperoleh bahwa komposisi optimum dari nanosilika yang dapat ditambahkan ke dalam campuran beton adalah 5% dari berat binder, sehingga mengurangi penggunaan semen 30 kg.  Komposisi optimum beton dengan penambahan nanosilika (beton nano) meningkatkan kuat tekan 16,70 %. Berdasarkan hasil uji durabilitasbeton nano memiliki tingkat permeabilitas sangat baik dibandingkan beton konvensional dengan nilai rata rata kurang dari 0,01x10-16, sedangkan beton konvensional nilai rata-rata nya  adalah 0,023x10-16, dan termasuk dalam kelas kualitas baik.  Hasil uji RCPT memberikan nilai charge passed (Q) untuk beton nano 49,47 % lebih kecil dibandingkan beton konvensional, yang berarti ketahanan terhadap klorida beton nano lebih baik dari beton konvensional.   Harga beton nano ini 5 sampai 7 kali lebih mahal dari beton konvensional, akan tetapi dengan durabilitas yang sangat baik beton nano tersebut dapat mengurangi biaya perawatan dan perbaikan selama umur layan.   Kata kunci:  beton, nanosilika, kuat tekan, durabilitas, permeabilitas, ketahanan klorida.  ABSTRACTDevelopment of concrete technology in bridge construction is rapidly increasing.  The  addition of material in nanometer size is an effort to make high strength and durability concrete.  This study aims to obtain the mechanical properties and durability of concrete added by nanomaterial. The materials used for concrete consisted of  silica sand, cement, nanosilica, superplasticizer, and water.  The test specimens of concrete are  in the form of  cylinders with a diameter of 100 mm and a height of 200 mm. The methodology used for testing is laboratory experiment by comparing concrete mechanical properties and durability with and without nano materials. Based on the analysis and discussion indicated   that the optimum composition of nanosilica that can be added into concrete mix is 5% of binder weight so that it can reduce the use of cement to 30 kg.  The optimum composition of concrete added by nonsilica (nano concrete) increases the  compressive strength  by 16,70%. based on concrete  durability test showed that nano concrete has excellent permeability rate compared to  conventional concrete with the average value of less than 0,01x10-16, while  the average value of conventional concrete is 0,023x10-16  and classified as good quality.  Based on RCPT tests give value passed charge (Q) of 49,47%  for nano concrete  smaller than the conventional one,   it means   that the resistance to chloride attack is better than conventional concrete. The price of nano concrete is 5-7 times more expensive than conventional concrete, however, with high excellent  durability  of nano concrete can reduce the cost of  maintenance and repair over the service life. Keywords:  concrete, nanosilica, compressive strength, durability, permeability, chloride resistance
EFEKTIFITAS REDUKSI POLUSI UDARA DENGAN METODE VERTICAL GARDEN (THE EFFECTIVENESS OF AIR POLLUTION REDUCTION WITH VERTICAL GARDEN METHOD) Nanny Kusminingrum
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 33 No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK  Kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara di kota-kota besar mencapai 60-70%, sedangkan dari cerobong asap industri berkisar 10-15%. Sisanya berasal dari sumber pembakaran lain, misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah, atau kebakaran hutan. Kendaraan bermotor menghasilkan pencemaran gas buang karbon monoksida (CO), Nitrogen oksida (NOx), Sulphur Dioksida (SO2), hidrokarbon (HC) dan tetraethyl lead. Salah satu cara untuk mengatasi masalah pencemaran udara di perkotaan dengan lahan sempit, ialah dengan penanaman tanaman jalan model vertical garden. Vertical garden merupakan usaha pertamanan dengan memanfaatkan potensi ketinggian dan lahan semaksimal mungkin, sehingga jumlah tanaman persatuan luas lebih banyak. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengkaji efektifitas reduksi polutan NOx oleh tanaman semak dengan metoda vertical garden pada median jalan. Metoda yang digunakan ialah kajian literatur yang meliputi: reduksi polutan NOx oleh tanaman semak, kajian vertical garden, serta kajian lapangan tentang bentuk, ukuran dan tata letak vertical garden. Hasil kajian menunjukkan jenis tanaman Taiwan Beauty, Kingkip dan Pacing merupakan tanaman yang paling efektif mereduksi NOx. Tanaman Taiwan beauty dapat mengurangi polutan NOx sebesar 48,5 %  sampai 65,2 % pada konsentrasi NOX eksisting 0,05 ppm sampai 0,1 ppm. Untuk volume ruang 6.150 m3 diperlukan 15,375 m3 tanaman dengan metoda vertical garden. Apabila bentuk yang dipilih adalah segi empat, dengan ukuran lebar= 1,50 m, tinggi= 1,50 m dan ketebalan= 0,60 m, maka pada median sepanjang 100 m, diperlukan 12 buah rangka vertical garden.Kata kunci: vertical garden, tanaman semak, polusi udara, NOx, kendaraan bermotorABSTRACTIn major cities, vehicle emission contribution to air pollution reached 60-70%, while industrial pollution is only 10-15%, the rest  comes from other combustion sources, such as domestic/household activities, waste burning, forest fires, etc. Motor vehicles generated Carbon Monoxide (CO), Nitrogen Oxide (NOx), Sulphur Dioxide (SO2), Hydrocarbon (HC) and tetraethyl lead. One of the solutions that can be taken to cope with the urban air pollution problem in narrow areas is road greening using vertical garden method. Vertical garden is a way of maximising the use of land with  vegetation, by utilising the potentials of heights, hence the number of crops per unit area is much  higher. The study aims  to review the effectiveness of NOx pollutant reduction  by shrubs on road median by the method of vertical garden. The methods used include: the literature  review of pollutant NOx reduction by shrubs and  vertical garden, and also conducted  field study  of vertical garden on shape, size and layout. The results showed that  Taiwan Beauty, Serissa Foetida (Kingkip) and  Costum Molartianus (Pacing) are the most effective plants to reduce Nox. Taiwan beauty can reduce air pollution  ranging  from  48.5 %  to 65.2 % on the existing NOx concentration of 0.05 ppm to 0.1 ppm. At the space volume of 6,150 m3 requires  15.375 m3 plants with  vertical garden method. If rectangular median with the width, height and thickess are 1.50 m, 1.50 m and 0.60 respectively, so that only 12 pieces of vertical garden  frameworks are required.Keywords: vertical garden, shrubs, air pollution, NOx, motor vehicle
PENGARUH PROPORSI SEPEDA MOTOR TERHADAP NILAI EKUIVALEN MOBIL PENUMPANG PADA RUAS JALAN LUAR KOTA (THE INFLUENCE OF MOTORCYCLE PROPORTIONS AGAINST THE PASSENGER CAR EQUIVALENT ON OUTER URBAN ROADS) Hafdiansyah Hafdiansyah; Tri Basuki Yuwono; Hikmat Iskandar
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 33 No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK  Dominasi sepeda motor dalam arus lalu lintas di jalan-jalan di Indonesia memerlukan perhatian khusus dikarenakan berbagai parameter lalu lintas saat ini belum mempertimbangkan pengaruh perubahan proporsi sepeda motor. Nilai ekuivalensi merupakan salah satu faktor kunci dalam evaluasi kinerja lalu lintas yang perlu disesuaikan terkait dengan besarnya proporsi sepeda motor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan nilai ekuivalen mobil penumpang (EMP) untuk berbagai proporsi sepeda motor pada ruas jalan luar kota dengan asumsi sepeda motor sebagai hambatan dan menganalisis pengaruhnya. Metode perhitungan nilai EMP yang digunakan adalah metode waktu antara. Analisis menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara proporsi sepeda motor dengan nilai EMP kendaraan berat menengah. Analisis menunjukkan pula bahwa semakin besar proporsi sepeda motor, maka nilai EMP kendaraan berat menengah juga semakin meningkat. Nilai EMP yang diperoleh memiliki rentang antara 1,143 sampai 2,919.Kata Kunci: proporsi sepeda motor, arus lalu lintas, EMP, waktu antara, jalan luar kota. ABSTRACTThe dominance of motorcycles in traffic flow on roads in Indonesia requires special attention due to a fact that variety of traffic parameters has not considered the effect of changes in the proportion of motorcycles yet. Equivalent value is one of the key factors in the evaluation of traffic performance that needs to be adjusted as a consequence of the proportions of a motorcycle. The purpose of this study is to determine the value of a passenger car equivalent (pce) for different proportions of motorcycles and analyze its influence. The method of pce calculation employs the value of headway. Analysis shows that the greater the proportion of motorcycle, the higher the value of pce. The pce values obtained has a range in between 1.143 to 2.919.Keywords: proportion of motorcycle, traffic flow, pce, headway, outer urban.

Page 1 of 60 | Total Record : 596


Filter by Year

1984 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 42 No 1 (2025) Vol 41 No 2 (2024) Vol 41 No 1 (2024) Vol 40 No 2 (2023) Vol 40 No 1 (2023) Vol 39 No 2 (2022) Vol 39 No 1 (2022) Vol 38 No 2 (2021) Vol 38 No 1 (2021) Vol 37 No 2 (2020) Vol 37 No 1 (2020) Vol 36 No 2 (2019) Vol 36 No 1 (2019) Vol 35 No 2 (2018) Vol 35 No 1 (2018) Vol 34 No 2 (2017) Vol 34 No 1 (2017) Vol 33 No 2 (2016) Vol 33 No 1 (2016) Vol 32 No 3 (2015) Vol 32 No 2 (2015) Vol 32 No 1 (2015) Vol 31 No 3 (2014) Vol 31 No 2 (2014) Vol 31 No 1 (2014) Vol 30 No 3 (2013) Vol 30 No 2 (2013) Vol 30 No 1 (2013) Vol 29 No 3 (2012) Vol 29 No 2 (2012) Vol 29 No 1 (2012) Vol 28 No 3 (2011) Vol 28 No 2 (2011) Vol 28 No 1 (2011) Vol 27 No 3 (2010) Vol 27 No 2 (2010) Vol 27 No 1 (2010) Vol 26 No 3 (2009) Vol 26 No 2 (2009) Vol 26 No 1 (2009) Vol 25 No 3 (2008) Vol 25 No 2 (2008) Vol 25 No 1 (2008) Vol 24 No 3 (2007) Vol 24 No 2 (2007) Vol 24 No 1 (2007) Vol 23 No 3 (2006) Vol 23 No 2 (2006) Vol 23 No 1 (2006) Vol 22 No 4 (2005) Vol 22 No 3 (2005) Vol 22 No 2 (2005) Vol 22 No 1 (2005) Vol 21 No 4 (2004) Vol 21 No 3 (2004) Vol 21 No 2 (2004) Vol 21 No 1 (2004) Vol 20 No 4 (2003) Vol 19 No 3 (2002) Vol 19 No 2 (2002) Vol 19 No 1 (2002) Vol 18 No 2 (2001) Vol 18 No 1 (2001) Vol 17 No 2 (2000) Vol 17 No 1 (2000) Vol 16 No 3 (2000) Vol 16 No 2 (1999) Vol 15 No 4 (1999) Vol 15 No 1 (1998) Vol 15 No 3 (1997) Vol 15 No 1 (1997) No 4 (1997) No 2 (1997) Vol 13 No 2 (1996) Vol 13 No 1 (1996) No 4 (1996) No 3 (1996) Vol 12 No 3 (1995) Vol 12 No 2 (1995) Vol 12 No 1 (1995) Vol 11 No 1 (1994) Vol 10 No 3 (1993) Vol 10 No 2 (1993) Vol 10 No 1 (1993) Vol 9 No 4 (1993) Vol 9 No 3 (1992) Vol 9 No 2 (1992) Vol 9 No 1 (1992) Vol 8 No 3 (1992) Vol 7 No 3 (1991) No 2 (1991) No 1 (1991) No 1 (1990) No 2 (1989) No 1 (1989) No 4 (1987) No 2 (1987) No 1 (1987) No 1 (1986) No 3 (1985) No 3 (1984) No 2 (1984) No 1 (1984) More Issue