cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Dimensi Interior
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Artikel merupakan kajian bidang desain interior, Artikel yang dikirim ke jurnal Dimensi Interior adalah artikel yang tidak sedang dikirim ke jurnal/terbitan lain dan belum dipublikasikan dalam jurnal lain. Kategori artikel ilmiah hasil penelitian (laboratorium, lapangan, kepustakaan), ilmiah populer (aplikasi, ulasan, opini), dan diskusi. Diterbitkan 2 (dua) kali setahun pada bulan Juni dan Desember.
Arjuna Subject : -
Articles 155 Documents
MULTI PENDEKATAN DESAIN MENUJU OPTIMALISASI DESAIN (INTERIOR) Kusumarini, Yusita
Dimensi Interior Vol 2, No 2 (2004): DESEMBER 2004
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.456 KB) | DOI: 10.9744/interior.2.2.pp. 97-108

Abstract

Multi design approach is an effort aims to the design optimizing by applying a multi design approach in an act of planing. A multi design approach contain of some orientation such as industry, mastery in material knowledge and technology, psychology and behavior, environmental balance, form phylosophy, and also harmonizing the life style. The design optimizing expected to exist in process of design problem solving. Abstract in Bahasa Indonesia : Multi pendekatan desain adalah usaha menuju optimalisasi desain dengan menerapkan beberapa pendekatan desain dalam suatu perancangan. Pendekatan yang dimaksud diantaranya adalah dengan berorientasi pada industri, penguasaan material dan teknologi, psikologi dan perilaku, keseimbangan lingkungan, filosofi bentuk, serta harmonisasi gaya hidup. Optimalisasi desain tersebut diharapkan mewujud dalam menjawab berbagai permasalahan desain. Kata kunci : multi pendekatan desain, optimalisasi desain, pemecahan masalah desain.
Identifikasi Penerapan Biophilic Design pada Interior Fasilitas Pendidikan Tinggi Kalonica, Kay; Kusumarini, Yusita; Rakhmawati, Anik
Dimensi Interior Vol 17, No 1 (2019): FEBRUARY 2019
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1376.649 KB) | DOI: 10.9744/interior.17.1.1-9

Abstract

Pelajar,  pengajar,  dan  staf  pendidikan  membutuhkan  suatu  fasilitas  pendidikan  tinggi  yang  dapat  meningkatkan  kinerja  dan kenyamanan  pengguna.  Salah  satu  pendekatan  desain  yang  dapat  memenuhi  kebutuhan  tersebut adalah biophilic design. Biophilic design dapat meningkatkan produktivitas dan kreatifitas serta menurunkan tingkat stres. Penerapan biophilic design dalam interior fasilitas pendidikan tinggi perlu diteliti lebih lanjut karena minimnya informasi tentang hal ini. Permasalahan yang dapat dirumuskan adalah  bagaimana  identifikasi  penerapan  biophilic  design  dalam  interior  fasilitas  pendidikan  tinggi  serta  rekomendasi  terapan biophilic design pada interior gedung P1 dan P2 Universitas Kristen Petra. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan metode research  through  design  yang  mengadopsi  metode  dan  keterampilan  peneliti  yang  sifatnya  fleksibel.  Hasil  penelitian  ini mengungkapkan  bahwa  identifikasi  penerapan  biophilic  design  pada  interior  fasilitas  pendidikan  tinggi  dapat  dilakukan  dengan menerapkan semua 14 pola biophilic design. Rekomendasi terapan pola biophilic design pada objek studi kasus Gedung P1 dan P2 Universitas Kristen Petra telah disimulasikan dengan menerapkan semua 14 pola biophilic design pada interior ruang melalui ide-ide sketsa konseptual
ETIKA LINGKUNGAN PADA KARYA DESAIN INTERIOR Kusumowidagdo, Astrid
Dimensi Interior Vol 3, No 2 (2005): DESEMBER 2005
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.856 KB) | DOI: 10.9744/interior.3.2.

Abstract

The constant decrease in the external environmental condition has influenced the decline of the quality of life. It is thus an obligation to make improvement efforts to minimize the negative effects on humans and their environment. This paper will describe how interior design can be a part of our efforts to participate in the preservation and sanitization of the environment. Ecology-oriented interior design may be one of the important answers to give contributions to both the inhabitant and the global environment. In fact%2C the newly developed aesthetics today can be viewed from the adaptation of an interior design towards the surrounding environment. Some obstacles that may occur are also identified here originating from the human demand for efficiency%2C comfort%2C economic scale and even the aesthetic value. But all this is our responsibility as designers to participate in the implementation of sustainable design in order to improve the quality of life. Abstract in Bahasa Indonesia : Semakin menurunnya kondisi lingkungan luar%2C memberikan pengaruh pada menurunnya kualitas hidup. Untuk itu dirasa perlu adanya upaya perbaikan untuk meminimalisasi efek-efek negatif baik pada manusia maupun pada lingkungan. Tulisan ini akan memaparkan bagaimana karya desain interior dapat menjadi bagian dari upaya untuk turut serta dalam penyelamatan dan penyehatan lingkungan. Interior berorientasi ekologis dapat merupakan salah satu jawaban untuk dapat memberikan kontribusi baik bagi penghuni maupun lingkungan. Bahkan estetika dapat ditinjau dari adaptasi sebuah desain interior terhadap lingkungan sekitarnya. Beberapa hambatan yang mungkin terjadi%2C juga diidentifikasikan di sini%2C di mana ia berasal dari tuntutan manusia akan kemudahan%2C kenyamanan%2C skala ekonomis dan bahkan estetika. Namun semuanya ini merupakan kewajiban desainer untuk turut serta memikirkan sebuah desain yang berkelanjutan bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat. environmental ethics%2C eco interior%2C ecological design.
STUDI IMPLEMENTASI KONSEP RUANG HETEROTOPIA PADA INTERIOR GEREJA KATOLIK TRITUNGGAL MAHAKUDUS TUKA-DALUNG BALI Sitinjak, Ronald H. Irianto; Jong, Sherly de
Dimensi Interior Vol 5, No 1 (2007): JUNI 2007
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1426.119 KB) | DOI: 10.9744/interior.5.1.pp. 12-22

Abstract

Heterotopias space, according to Michel Foucoult, is an unrealistic space or dimension in a realistic one. These sites are very dynamic and can be changed by even the smallest turn of events or time. Some of these changes vary from mild-changes to, what was called by Foucault, counter-sites, a site with two very measurable differences of activities, even the exact opposite activities e.g. real sites to unreal sites and sacred sites to profane sites. This phenomen was found, unexpectedly, in a Catholic Church, Tritunggal Mahakudus in Tuka-Dalung Bali, a building generally known by its high sanctity. A phenomenon that was thought unlikely to be found in a church, especially a Catholic Church, was made possible by cultural changes, one form of Catholic's enculturation movement, and the shifting of time or activity. The main cause of these so called phenomena is the presence and the opening and closing of a gedong's door, a traditional Balinese room usually used in traditional Balinese houses and temples for storing and holding religious and sacred items. These adapted gedong was first used as a Balinese cultural representation in a western-based church, but in practice it serves more purposes than just that. It serves both as the connector and the divider of sanctity of a room. Furthermore, it also became a prominent being of changing situation and activity (from sacred to profane and vice versa) thus becoming a heterotopias room. One of it factors is the placement of these partition wall between sacred area and profane area during different activities. Abstract ini Bahasa Indonesia : Ruang heterotopia menurut Michel Foucault adalah dimensi atau ruang tidak nyata dalam ruang nyata. Dimensi tidak nyata ini relatif dan bisa bergeser. Pergeseran dimensi yang relatif ini bisa terjadi dari pergeseran karakter-karakter ruang yang saling bertentangan, misalnya dari ruang yang nyata ke tidak nyata, ruang sakral ke profan. Fenomena ini, secara tak terduga, juga terjadi di dalam sebuah bangunan gereja Katolik, yang biasanya terkenal dengan kesakralannya yang tinggi. Fenomena ruang heterotopia pada Gereja Katolik Tritunggal Mahakudus (TMK) Tuka-Dalung Bali ini terjadi oleh pergeseran dimensi budaya, sebagai salah satu wujud inkulturasi budaya lokal, dan waktu atau aktivitas. Fenomena ini ditandai dengan terbuka dan tertutupnya pintu gedong, sebuah ruang tradisional Bali yang digunakan untuk menyimpan benda-benda keagamaan dan suci, pada gereja ini. Gedong yang semula ada sebagai perwujudan adopsi budaya lokal pada gereja TMK, dalam prakteknya memiliki fungsi yang lebih, yaitu sebagai penghubung dan pemisah kesakralan sebuah ruangan, sebagai penanda terjadinya perubahan aktivitas (sakral ke profan dan sebaliknya) dan membentuk ruang heterotopia. Salah satu faktor pendukungnya adalah terjadinya pergeseran dinding pembatas area sakral dan profan saat terjadinya perubahan aktivitas. Kata kunci: Ruang, Heterotopia, Interior, Gereja Katolik, Tuka Dalung, Bali.
MAKNA RAGAM HIAS BINATANG PADA KLENTENG KWAN SING BIO DI TUBAN Mulyono, Grace; Thamrin, Diana
Dimensi Interior Vol 6, No 1 (2008): JUNI 2008
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (757.81 KB) | DOI: 10.9744/interior.6.1.pp. 1-8

Abstract

The Chinese culture is rich with symbols and meanings, particuliarly the ones related to living creatures. The Chinese society often draw relationships between the characteristics of animals to the values in life desired by mankind in order to achieve perfection. The temple is one of the places rich in Chinese animal symbolism. In the temple of Kwan Sing Bio Tuban, the application of animal symbolism is exceedingly prominent. The dragon, phoenix, unicorn, horse and other animals symbolize important values in life such as health, longevity, strength, wealth and protection. Abstract in Bahasa Indonesia: Budaya Tionghoa kaya akan makna dan simbol, khususnya yang berhubungan dengan mahluk hidup. Masyarakat Tionghoa sering mengkaitkan sifat-sifat hewan dengan nilai-nilai hidup menuju kesempurnaan yang diingini oleh setiap manusia. Klenteng merupakan salah satu tempat aplikasi budaya Tionghoa yang penuh dengan simbol mahluk hidup. Di klenteng Kwan Sing Bio Tuban, penerapan simbol mahluk hidup banyak sekali ditemukan. Naga (lung), phoenix (feng), unicorn (kili), kuda (ma) dan berbagai macam hewan lainnya melambangkan nilai-nilai kehidupan seperti kesehatan, panjang umur, kekuatan, kemakmuran, dan perlindungan. Kata kunci: makna, ragam hias, budaya Tionghoa, klenteng, mahluk hidup.
GAYA DESAIN KOLONIAL BELANDA PADA INTERIOR GEREJA KATOLIK HATI KUDUS YESUS SURABAYA Wardani, Laksmi Kusuma; Isada, Avelea
Dimensi Interior Vol 7, No 1 (2009): JUNI 2009
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (886.551 KB) | DOI: 10.9744/interior.7.1.pp. 52-64

Abstract

The Church of the Sacred Heart of Jesus of Surabaya is one of the Dutch Catholic Church heritage buildings built in the 1920s. This church still exists today and its architecture and interior aspects remain significantly unchanged. This study aims to observe the characteristics of Dutch Colonial styles that have influenced the interior of this church. The results showed that the elements forming the existing space and furniture were influenced by the Dutch Colonial styles of design that flourished in Surabaya in the period of the 1900s to 1920s.
PENGARUH BUDAYA INDIS PADA INTERIOR GEREJA PROTESTAN INDONESIA BARAT IMANUEL SEMARANG Wardani, Laksmi Kusuma; Triyulianti, Leona
Dimensi Interior Vol 9, No 1 (2011): JUNI 2011
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1132.608 KB) | DOI: 10.9744/interior.9.1.34-45

Abstract

This study investigates the Indies cultural influences on the interior of the Emmanuel West Indonesia Protestant Church (GPIB Imanuel) in Semarang using the descriptive qualitative method. The object of the research focused on aspects of the form in which the scope of the research include the typology of the buildings, organization of space, interior structural elements, transitional elements and the interior space contents. The results showed that the church has influences from the Indies culture, which consists of the combination and the adaptation of the colonial style with the local culture and climate in Java. The Indische Empire style, which was in trend between 1850-1900s and a form of adjustment of the Dutch colonial style to the climatic conditions on Indonesia, was truly prominent in the church building.
Kajian Terapan Eko-Interior Pada Objek Rancang Bangun Karya Baskoro Tedjo (Studi Kasus: Selasar Sunaryo Art Space di Bandung, Neo Calista Cafe di Bandung, dan Perpustakaan Bung Karno di Blitar) Ciwendro, Caroline
Dimensi Interior Vol 12, No 1 (2014): JUNI 2014
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.6 KB) | DOI: 10.9744/interior.12.1.7-15

Abstract

Sustainable design appears as human effort in responsing the global environmental issues, which covers aspects of ecology as one of the main pillars. Eco-architecture and eco-interior appear as a single bi, therefore the existence of each influences each other. Dr. Ir. Baskoro Tedjo, MSEB. is one of Indonesia's chief architects who has a view of eco-architecture in his works. The problem is still rare to find a design object with the implementation of a holistic eco interiors, especially in Indonesia. This study aims to examine the applied eco-Interior departing from ecological architecture to obtain comparative results of the three selected objects. The research method used is qualitive, using eco-interior’s parameters and aspects according to Kusumarini (2007). The analysis result shows that Baskoro Tedjo has consistency in the space organization, lighting systems, and air system aspects. On other aspects indicate that each object has vary applied focus to each other. The general conclusions can be drawn is the role of design principals and building managers influence the holistic applied eco interior. In particular, interior designer role in application of ecological interior, as a single entity with ecological architecture.
Studi Semiotik Ruang Hunian Tradisional Suku Sasak (Studi Kasus Dusun Sade, Lombok Tengah) Lukita, I Gusti Ayu Vadya; Tulistyantoro, Lintu; S. Kattu, Grace
Dimensi Interior Vol 14, No 2 (2016): DECEMBER 2016
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (647.298 KB) | DOI: 10.9744/interior.14.2.72-77

Abstract

Suku  Sasak  memiliki  tatanan  budaya  yang  terpelihara  dan  mapan,  seperti  terlihat  pada  permukiman  tradisional  yang  terletak  di Desa  Sade.  Tiap  bagian  ini  dinyatakan  dengan  penyimbolan-penyimbolan  tertentu  yang  sesuai  kepercayaan  suku  sasak.  Rumah tradisional suku Sasak di  Dusun  Sade  disebut  sebagai  bale  tani  atau  bale  gunung  rata.  Di dalam  rumah  ini  terdapat pembagian- pembagian    ruang    yang  memiliki    berbagai    tujuan.  Misalnya,    bale    dalem    yaitu    tempat  untuk  memasak  atau  dapur,  tempat menyimpan  benda-benda  pusaka  dan  juga  tempat  tidur  untuk  anak  perempuan  keluarga  tersebut  yang  belum  menikah.  Di  bale dalem  juga  merupakan  tempat  untuk  melahirkan.  Bale  luar  yang  merupakan  tempat  menerima  tamu  serta  tempat  berkumpulnya keluarga. Pembagian  ruangan  memang  kasat  mata.  Ada  dinding  pemisah  antara  bale  dalem  dan  bale  luar.  Namun,  elemen-elemen pembentuknya  mempunyai  makna  yang  layak  untuk  diteliti.  Makna  yang  ada  memang  tidak  dapat  langsung  dipahami,  karena diwujudkan  dengan tanda-tanda atau simbol. Penelitian ini berfokus pada  peninjauan  makna  dari  ruang  hunian  tradisional  Suku Sasak di  Dusun  Sade  dilihat  dari  pendekatan  semiotik.  Tujuan  dari  penelitian  ini  adalah  untuk  memahami  makna  ruang  dilihat  dari kegiatan  sehari-hari  masyarakat  Suku  Sasak,  agar  kelak  konsep  ruang  ruang  ini  bisa  digunakan  sebagai  sumber  dalam  merancang hunian berjati diri lokalitas nusantara.
PERAN WARNA INTERIOR TERHADAP PERKEMBANGAN DAN PENDIDIKAN ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK Sari, Sriti Mayang
Dimensi Interior Vol 2, No 1 (2004): JUNI 2004
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.477 KB) | DOI: 10.9744/interior.2.1.pp. 22-36

Abstract

In the pre-school ages, children developed very rapid physically, cognitively, emotionally as well as socially. This has a great impact for their future. A kindergarten as their first formal educational institution is a means to help provide the stimuli and support for them in their growing period and their development. The factors which contributes to the children development at the kindergarten are the quality of teachers, activity programs, and physical surroundings. In order that the activity programs can be carried out smoothly and the children development can be optimal, there should be supporting factors such as classrooms as part of the physical surroundings, which can meet the needs for the development of pre-school children. Colours can support the condition of classroom interior which contributes to the learning activities suitable to the children's need to develop them optimally Abstract in Bahasa Indonesia : Pada usia prasekolah anak-anak akan mengalami perkembangan yang sangat cepat dari segi fisik, kognitif, emosi maupun sosial. Hal ini akan sangat berpengaruh pada masa depan anak kelak. Taman kanak-kanak sebagai lembaga pendidikan formal pertama merupakan salah satu sarana untuk membantu memberi rangsangan dan dukungan dalam masa pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan sifat-sifat alam. Faktor-faktor yang berperan dalam menunjang perkembangan anak di taman kanak-kanak adalah kualitas guru, program kegiatan dan lingkungan fisik. Agar program kegiatan dapat berjalan dengan baik dan perkembangan anak optimal, maka perlu didukung oleh ruang kelas sebagai bagian dari lingkungan fisik, yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak. Warna dapat berperan dalam mendukung kondisi interior kelas yang menunjang program kegiatan belajar sesuai kebutuhan anak agar perkembangan mereka dapat optimal. Kata kunci : warna, taman kanak-kanak, perkembangan anak TK