cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Dimensi Interior
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Artikel merupakan kajian bidang desain interior, Artikel yang dikirim ke jurnal Dimensi Interior adalah artikel yang tidak sedang dikirim ke jurnal/terbitan lain dan belum dipublikasikan dalam jurnal lain. Kategori artikel ilmiah hasil penelitian (laboratorium, lapangan, kepustakaan), ilmiah populer (aplikasi, ulasan, opini), dan diskusi. Diterbitkan 2 (dua) kali setahun pada bulan Juni dan Desember.
Arjuna Subject : -
Articles 155 Documents
Perancangan Produk Kriya Interior Berbahan Limbah Kayu Pabrik Gitar Di Ujung Berung Bandung Purnomo, Agus Dody
Dimensi Interior Vol 17, No 1 (2019): FEBRUARY 2019
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.548 KB) | DOI: 10.9744/interior.17.1.47-52

Abstract

Salah  satu  permasalahan  di  kota  Bandung  yakni  limbah  industri.  Sebagai  contoh  limbah kayu  dari pabrik gitar Genta. Selama ini penanganan  limbah  tersebut  dengan  membuang  dan  membakar.  Hal  ini  tentu  akan  berdampak  pada  permasalahan  lingkungan. Sementara  limbah  tersebut  merupakan  kayu  yang  sudah  diolah  dan  jenis  kayu  yang  bagus.  Penelitian ini menjawab permasalahan limbah  yang  tidak  bernilai  diolah  menjadi  produk  yang  bernilai  estetis  dan  ekonomis.  Metode  yang  dilaksanakan  melalui  metode perancangan  produk.  Mulai  dari  survei,  analisis,  proses  desain,  workshop,  dan  evaluasi.  Kreatifitas  dan  desain  dibutuhkan  dalam mengolah  limbah  kayu.  Luaran  yang  dihasilkan  dalam  penelitian  ini  adalah  prototype  produk  kriya  interior  yang  siap  diproduksi. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi langkah nyata untuk meminimalisir limbah kayu pabrik gitar.
ESTETIKA RUANG KOSONG Studi Banding Konsep Sintaks Denah Rumah Tinggal Tradisional Bali dan Cina Hidayat, July
Dimensi Interior Vol 4, No 1 (2006): JUNI 2006
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.323 KB) | DOI: 10.9744/interior.4.1.pp. 31-37

Abstract

Under the influence of Materialism ideology, a worthy space and room in residential design usually has a lot of furniture or is fully furnished as an owner's showcase; a space of being. It is uneasy to understand the aesthetic value of the emptiness and the tranquility of space. Appreciators need to read semantic codes and philosophical values of space in order to understand the message from such an emptiness which is not to be physically seen and touch. The one left, existing to be ultimately thought about, is a relationship between human as a microcosms and macrocosm of nature and the built environment. For every shape there is content and this is so reversibly. Thus, although being apart, both of them are always present. Identity of being is constructed also with its absence. In Balinese and Chinese traditional syntax, a space of emptiness as a tranquil or communal space is present together with surrounded masses of buildings as a symbol of balancing the relationship between human and nature. The concept of their dwelling space is influenced by the way of life resulting from their beliefs in Taoism and Hinduism. Abstract in Bahasa Indonesia : Di bawah pengaruh ideologi Materialisme, sebuah ruang yang dianggap bernilai di dalam desain rumah tinggal kerap diisi oleh banyak furnitur dan aksesoris interior untuk merepresentasikan status sosial dan kekayaan pemilik. Nilai ruang diletakkan pada keberadaan materi. Tidak mudah untuk memahami nilai keindahan dan transendentalitas sebuah ruang kosong. Untuk bisa memahami pesan (makna) yang direpresentasikan oleh ruang tersebut, apresiator membutuhkan pemahaman akan kode semantik dan konsep filosofis keberadaan ruang yang terkait dengan eksistensi manusia pengguna atau pemiliknya. Dalam kondisi 'ketiadaan' tersebut, nilai yang tinggal adalah kesempatan untuk melakukan perenungan reflektif tentang relasi antara manusia selaku mikrokosmos dengan alam dan lingkungan bangunannya sebagai makrokosmos. Untuk setiap bentuk, selalu ada isi dan demikian sebaliknya. Walaupun saling berjauhan, kedua hal tersebut selalu ada, tidak dapat saling menghilangkan, karena keberadaan yang satu menentukan yang lain. Dalam sintaks desain rumah tradisional Bali dan Cina (Cina Klasik), keberadaan ruang kosong di tengah-tengah dan dikelilingi oleh massa bangunan sebagai ruang komunal ataupun taman dalam merupakan simbol keseimbangan antara 'ada' dan 'tiada'; antara ruang-ruang berisi dan kosong; antara manusia dan alam. Konsep desain rumah tinggal mereka dipengaruhi oleh pandangan hidup yang didasari oleh agama Hindu dan filsafat Taoisme. Nilai ruang bukan terletak pada desain fisik bangunan tetapi pada muatan metafisiknya. Sejalan dengan pendapat tersebut, Louis Bourgeois menyatakan bahwa ruang yang sesungguhnya tidak eksis. Ruang hanyalah merupakan metafora dari struktur eksistensi manusia. Kata kunci: estetika, sintaks, makrokosmos, mikrokosmos.
INKULTURASI BUDAYA JAWA DALAM INTERIOR GEREJA KATOLIK REDEMPTOR MUNDI DI SURABAYA Sari, Sriti Mayang; Setyaprana, Jessyca
Dimensi Interior Vol 5, No 2 (2007): DESEMBER 2007
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.901 KB) | DOI: 10.9744/interior.5.2.pp. 80-89

Abstract

Church of Redemptor Mundi is a catholic church which has a Javanese style of design in Dukuh Kupang Barat I no 7 Surabaya. In the church encyclopedia it was said that catholic church was not separated from inculturation, a process in which a religion adapts to the local culture. This fact becomes the base of the every arrangement decided in the church, while also considering the church liturgy. The aim of this research is to identify the phyisical elements of the church of Redemptor Mundi that has undergone inculturation with the Javanese culture, and to identify the elements that contain the same meaning with the liturgy and thus they equally support themselves as symbols in the Catholic church. Though this research, it was found that not all of the physical elements in Redemptor Mundi church, have undergone inculturation. The elements that do not have similar meaning are only used decoration to show the existence of Javanese culture in the church. Abstract in Bahasa Indonesia : Gereja Redemptor Mundi merupakan gereja Katolik bergaya Jawa yang berlokasi di jalan Dukuh Kupang Barat I no. 7 Surabaya. Inkulturasi dalam aturan gereja Katolik harus ada dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Setiap daerah memiliki bermacam-macam kebudayaan yang berbeda-beda, untuk itu dasar-dasar liturgi tersebut harus dapat bersatu dan sejalan dengan kebudayaan yang ada, artinya kebudayaan yang ada harus dapat menerima dasar-dasar tersebut dan memberi peluang adanya hubungan timbal balik antara budaya gereja dengan budaya setempat, dalam penelitian ini budaya Jawa, dimana dasar-dasar tersebut akan tumbuh dan berkembang. Hal inilah yang mendasari penataan tiap gereja Katolik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana inkulturasi budaya Jawa pada unsur-unsur fisik interior gereja Katolik Redemptor Mundi. Dari penelitian ini diketahui bahwa tidak keseluruhan unsur fisik pada gereja Redemptor Mundi mengalami inkulturasi, elemen yang tidak memiliki kesamaaan makna tersebut digunakan sebagai elemen dekorasi saja untuk menunjukkan keberadaan budaya Jawa dalam interior gereja tersebut. Kata kunci: Interior Gereja Katolik, Liturgi, Inkulturasi Budaya, Budaya Jawa
KAJIAN IKONOGRAFIS ORNAMEN PADA INTERIOR KLENTENG SANGGAR AGUNG SURABAYA Sari, Sriti Mayang; Pramono, Raymond Soelistio
Dimensi Interior Vol 6, No 2 (2008): DESEMBER 2008
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (595.844 KB) | DOI: 10.9744/interior.6.2.

Abstract

The Sanggar Agung Temple in Surabaya has an extraordinary form when compared to other temples in Indonesia, not only physically but also in relation to aspects of function and meaning. This research observes the relationship between the form, function and meaning of ornaments applied in the interior of the Sanggar Agung Temple in Surabaya, using the iconographical approach. The results show that the ornaments applied in the interior of the temple are mostly traditional ornaments from Bali. However, the Balinese ornaments used are more plain in form and are not as complex as those produced in Bali. This is because the owner of the temple hired a designer from Bali. From the functional point of view,it is found that the meaning of these ornaments convey Tri Dharma teachings. Abstract in Bahasa Indonesia: Klenteng Sanggar Agung Surabaya menunjukkan bentuk yang tidak umum pada klenteng di Indonesia. Bentuk dalam hal ini tidak berdiri sendiri tetapi terkait erat dengan aspek fungsi dan makna. Penelitian ini mengkaji hubungan antara bentuk, fungsi, dan makna ornamen pada interior Klenteng Sanggar Agung Surabaya, dengan pendekatan ikonografi. Hasil analisis menunjukkan bahwa ornamen-ornamen yang ada pada interior bangunan itu didominasi oleh ornamen-ornamen tradisional Bali. Tetapi, ornamen-ornamen Bali yang digunakan di sini polos, tidak serumit ornamen-ornamen yang dibuat oleh orang Bali. Hal ini bisa terwujud karena pemilik klenteng menyewa seorang desainer dari Bali. Dari segi fungsi, makna ornamen-ornamen tersebut masih merujuk pada ajaran Tri Dharma. Kata kunci: Bentuk, fungsi, makna dan ornamen klenteng
KAJIAN ERGONOMI PADA FASILITAS DUDUK UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA Mulyono, Grace
Dimensi Interior Vol 8, No 1 (2010): JUNI 2010
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.29 KB) | DOI: 10.9744/interior.8.1.44-51

Abstract

A sitting facility is an important element contributing to the effectiveness of teaching activities in a classroom. Using the quantitative and descriptive method of approach, this research takes the classroom in Petra Christian University as the research location. Main data, verbal data from informant, written dan visual documentations such as videos and photos are used as data sources. The factors to be researched from the four types of classroom chairs include aspects of dimension, material form and colour and their relevance to the user. This research aims to describe to what extent has ergonomic principles been applied to the classroom chairs in order to maintain the user’s comfort. The results of the evaluation of the four types of chair show that 77% of the Siwangi chairs could be used with comfort because they are in line with the user’s anthropometry. However, the other types of chair particularly the metal wood and Chettos chairs could only be used by 30% of the user population because the dimensions where not in line with the average user’s anthropometry.
STUDI PENERAPAN SISTEM AKUSTIK PADA RUANG KULIAH AUDIO VISUAL Indrani, Hedy C.; Cahyawati, Citra
Dimensi Interior Vol 9, No 2 (2011): DESEMBER 2011
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (738.544 KB) | DOI: 10.9744/interior.9.2.97-107

Abstract

A good audio visual lecture hall is a space designed with the right systems for the room itself, especially in terms of the application of interior acoustics. The acoustic conditions of audio visual lecture halls are often designed without real consideration and thus result in acoustic reverberation and feedback when used. Manual calculation, Autodesk Ecotect Analysis 2011 software, and Armstrong Reverberation software were the methods and tools used in this research. Results indicated that the use of material that have a low absorption coefficient such as concslab on ground, framed plywood partition, single glazed alum frame blinds, and solid core oak timber could meet the standard acoustic level for audio visual rooms appropriate for speech.
Evaluasi Pasca Huni Elemen Pembentuk Interior Rumah Dome, Nglepen, Yogyakarta Kahuni, Dessy Kianto; Kusumarini, Yusita; Suprobo, Filipus Priyo
Dimensi Interior Vol 13, No 1 (2015): JUNE 2015
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (606.19 KB) | DOI: 10.9744/interior.13.1.1-10

Abstract

Sebuah hunian baru tidak hanya sebatas tempat tinggal yang baru untuk memenuhi kebutuhan hidup tetapi juga berhubungan dengan kebiasaan  penghuni  yang  mempengaruhi  keawetan  suatu  bangunan.  Penelitian  ini  dilakukan  untuk  mengetahui  kondisi  elemen pembentuk interior rumah dome setelah 8 tahun dihuni. Sehingga perlu suatu identifikasi mengenai kondisi saat ini dan mencari tahu penyebab  dan  bagaimana hal tersebut bisa terjadi dengan harapan ada langkah pencegahan agar tidak sampai terjadi kondisi yang tidak diinginkan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang berdasarkan studi kasus dengan pendekatan metode Evaluasi  Pasca  Huni.  Penelitian  difokuskan  pada  permasalahan  yang  berkaitan  dengan  elemen  pembentuk  interior  yang dilakukan pada tahap indikatif sampai investigasi. Data diperoleh dengan teknik pengamatan, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Data  dianalisis  dengan  membandingkan  hasil  wawancara  penghuni  dengan  partisipan  ahli, lalu kesimpulan ditarik secara induktif. Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  dominan  rumah  dome mengalami degradasi (penurunan) pada elemen pembentuk interiornya akan  tetapi  masih  ada  yang  kondisinya  masih  baik.  Penurunan  kondisi  pada  elemen  pembentuk  interior  rumah  dome  disebabkan faktor alam, pemilihan material, pengerjaan, dan perilaku. Sedangkan elemen pembentuk interior yang masih baik disebabkan karena perilaku penghuni itu sendiri..
Implementasi Konsep Eksistensi, Inovasi, Regenerasi pada Interior Pusat Komunitas Ludruk Irama Budaya Sinar Nusantara di Surabaya ., Immaculata; Wardani, Laksmi Kusuma; Frans, Stephanie Melinda
Dimensi Interior Vol 17, No 1 (2019): FEBRUARY 2019
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1308.658 KB) | DOI: 10.9744/interior.17.1.10-17

Abstract

Ludruk sebagai kesenian tradisional khas Jawa Timur sering dianggap kuno dan telah banyak ditinggalkan masyarakat khususnya di Surabaya.  Akan  tetapi,  salah  satu  kelompok ludruk yang masih bertahan yaitu Komunitas Ludruk Irama Budaya Sinar Nusantara. Demi  mempertahankan  kesenian  ludruk,  komunitas  ini  melakukan  pertunjukkan  setiap  minggu  dan  pengajaraan  pada  anak-anak, sehingga  komunitas  ini  membutuhkan  sebuah  wadah  untuk  melestarikkan  kesenian  ludruk.  Konsep  perancangan  yang  diterapkan terinspirasi dari visi misi komunitas yaitu eksistensi, inovasi, dan regenerasi. Konsep eksistensi ini diterapkan pada organisasi ruang yang terpusat, suasana ruang yang homey, karakter naturalisme, dan sistem self-service. Konsep inovasi diterapkan pada penggunaan teknologi dan ruang multifungsi. Sedangkan, konsep regenerasi diterapkan pada ruang yang openspace dan mudah digunakan untuk semua orang. Dengan desain ini, suasana eksistensi, inovatif, dan regenerasi dapat dirasakan semua orang yang berkunjung.
MENYIKAPI KOLOM DALAM RUANG SELAKU ELEMEN STRUKTURAL ATAUPUN ARTIFISIAL Honggowidjaja, Stephanus P.
Dimensi Interior Vol 2, No 2 (2004): DESEMBER 2004
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/interior.2.2.pp. 109-120

Abstract

Coloumn in structural context system understandable as element, functioning bar vertical as a dealer, burden router from the top to downwars. In perceivable context spatial architectural known as element of bar vertical capable to takes function and mean. As one of space element in, its attendance gives more meaning if processed by design corectly. With the effort of function optimizing, this architectural spatial understanding is also enabled to attend the columns artificial beside column structural which there have. Abstract in Bahasa Indonesia : Kolom dalam konteks sistem struktural dapat dimengerti sebagai elemen, batang vertikal yang berfungsi sebagai penyalur, penerus beban dari atas ke bawah. Dalam konteks spasial arsitektural dapat dipahami sebagai elemen batang vertikal yang mampu mengemban fungsi serta makna. Sebagai salah satu elemen ruang dalam, kehadirannya dapat lebih berarti bila diolah rancang dengan tepat. Terkait dengan upaya optimalisasi fungsi, pemaknaan spasial arsitektural ini pula dimungkinkan hadirnya kolom-kolom artifisial disamping kolom struktural yang telah ada. Kata kunci : kolom, struktural, artifisial.
IMPLEMENTASI PENGALAMAN RUANG DALAM DESAIN INTERIOR Mayang Sari, Sriti
Dimensi Interior Vol 3, No 2 (2005): DESEMBER 2005
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/interior.3.2.

Abstract

Space is the main element in interior design. People do not only move about through the space volume but also observe the forms and colours%2C hear the various sounds and feel the breeze of the wind and so on. The human physical and psychological sensors enable people to respond to the various forms and usage of space which emotionally evokes the user with an experience of space. The implementation of various sorts of constructing and filling variabels complementing to the room facilities increases the meaning of space%2C and through the human sensors%2C it emotionally evokes various sorts of distinct space experiences. Abstract in Bahasa Indonesia : Ruang merupakan unsur utama dalam desain interior. Melalui volume ruang%2C manusia tidak hanya bergerak tetapi juga melihat bentuk-bentuk%2C warna%2C mendengar berbagai suara%2C merasakan hembusan angin dan sebagainya. Manusia dengan segala kelengkapan fisik dan psikis memungkinkannya untuk menanggapi%2C merespon berbagai macam bentuk dan pengolahan ruang%2C serta secara emosional memberi pengalaman ruang. Implementasi berbagai macam variabel pembentuk dan pengisi ruang yang sesuai dengan fasilitas ruang akan meningkatkan nilai ruang%2C dan melalui indera mereka secara emosional memberikan berbagai macam pengalaman ruang yang berbeda-beda pada manusia. implementation%2C space experience%2C interior design.