cover
Contact Name
Mhd. Halkis
Contact Email
jurnalfakultas@idu.ac.id
Phone
+6281288951380
Journal Mail Official
jurnalfakultas@idu.ac.id
Editorial Address
Universitas Pertahanan Salemba, Jl. Salemba Raya No.3, RT.1/RW.3, Paseban, Jakarta, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Strategi Pertahanan Udara
ISSN : -     EISSN : 28303490     DOI : https://doi.org/10.33172/jspu.v10i1.14808
Core Subject : Social,
Menyajikan analisis kebijakan pertahanan, perencanaan pertahanan, serta strategi pertahanan nasional dan regional.
Articles 131 Documents
Pengaruh Kompetensi dan Lingkungan Kerja Terhadap Combat Readiness Personel Skadron Udara 15 Wing Udara 3 di Lanud Iswahjudi Madiun Apri Arfianto
Strategi Pertahanan Udara Vol. 4 No. 2 (2018): Jurnal Strategi Pertahanan Udara
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jspu.v4i2.332

Abstract

Abstrak -- Skadron Udara 15 adalah satuan TNI AU yang mengoperasikan pesawat T-50i Golden Eagle yang diharapkan selalu mempunyai combat readiness (kesiapan tempur) yang tinggi baik personel maupun alutsistanya. Namun kondisi combat readiness personel ini masih belum optimal. Kondisi ini dipengaruhi beberapa faktor/variabel diantaranya kompetensi dan lingkungan kerja. Permasalahan yang diteliti yaitu tentang pengaruh kompetensi dan lingkungan kerja terhadap combat readiness personel Skadron Udara 15. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kompetensi dan lingkungan kerja terhadap combat readiness  Skadron Udara 15. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik regresi berganda. Sampel yang digunakan adalah sebanyak 61 orang personel Skadron Udara 15 yang dipilih dengan metode proportionate stratified random sampling dari total populasi 153 personel yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kompetensi berpengaruh langsung positif terhadap combat readiness personel Skadron Udara 15, hal ini berarti bahwa kompetensi merupakan faktor penting dalam upaya  meningkatkan combat readiness personel Skadron Udara 15, maka dari itu kompetensi personel perlu ditingkatkan, (2) lingkungan kerja berpengaruh langsung positif terhadap combat readiness personel Skadron Udara 15, hal ini berarti lingkungan kerja merupakan faktor penting dalam upaya meningkatkan combat readiness Skadron Udara 15, maka dari itu upaya meningkatkan kondisi dan situasi lingkungan kerja perlu ditingkatkan, (3) kompetensi dan lingkungan kerja secara bersama-sama berpengaruh langsung positif terhadap combat readiness personel Skadron Udara 15, hal ini membuktikan bahwa kedua variabel tersebut berperan penting dalam meningkatkan combat readiness personel Skadron Udara 15 baik secara parsial maupun bersama-sama.Kata kunci: kompetensi, lingkungan kerja, dan combat readiness   Abstract -- The 15th Air Squadron is an Indonesian Air Force unit that operates the T-50i Golden Eagle.  The 15th Air Squadron’s goal is to always maintain the highest of combat readiness for both its personnel and military systems.  However, at this point, the squadron’s combat readiness is not yet optimal.  The condition of combat readiness is the result of a number of factors or variables to include work competency and environment.  The goal of this research is to analyze the influence of work competency and environment on combat readiness levels of the 15th Air Squadron. This research uses a quantitative approach applying a multiple regression technique.  Sixty-one 15th Air Squadron personnel were sampled using a proportional stratified random sampling method from a total of 153 squadron personnel.  The research results show that: 1. Work competency has a direct positive influence on combat readiness, this means that work competency is an important factor in the maintaining combat readiness for the 15th Air Squadron and therefore must increase, 2. The work environment has a direct positive influence on the level of combat readiness and must be increased for the 15th Air Squadron, 3. Since both work environment and work competency have a direct positive influence on combat readiness, this research provides proof that both variables are important and should be increased either individually or simultaneously.  Keywords: competency, work environment and combat readiness
Peran Skadron Udara 8 TNI AU Dalam Operasi Pengamanan Daerah Rawan di Indonesia Tatag Onne Setiawan
Strategi Pertahanan Udara Vol. 4 No. 2 (2018): Jurnal Strategi Pertahanan Udara
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jspu.v4i2.333

Abstract

Abstrak -- Perspektif militer daerah rawan di Indonesia adalah satu atau beberapa bagian wilayah NKRI yang memiliki potensi ancaman atau sudah timbul adanya konflik vertikal maupun konflik horizontal, baik konflik bersenjata maupun tidak bersenjata.   Keterlibatan TNI AU dalam operasi pengamanan daerah rawan dengan penggelaran kekuatan dan kemampuan Alutsista, salah satunya adalah Skadron Udara 8.   Dalam pelaksanaan tugas tersebut tentunya akan terkait dengan peran Skadron Udara 8 dalam operasi pengamanan daerah rawan beserta permasalahan yang dihadapi oleh satuan tersebut.  Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif yang bercirikan deskriptif dengan tempat penelitian adalah di Pangkalan TNI AU Atang Sendjaja.   Pengumpulan data digunakan metode observasi, wawancara semi terstruktur dan penelaahan dokumen.   Informan yang dipilih adalah yang memiliki pengalaman dalam operasi pengamanan daerah rawan sebagai penerbang helikopter dan memiliki jabatan yang terkait dengan subyek penelitian.    Sedangkan pengecekan keabsahan data dilakukan dengan cara triangulasi sumber.  Hasil dari penelitian ini di deskripsikan bahwa Skadron Udara 8 memiliki peran yang penting dalam operasi pengamanan daerah rawan di Indonesia dengan bentuk operasi dukungan udara, SAR, SAT Tempur dan Evakuasi Medis Udara.  Namun masih menghadapi beberapa permasalahan terkait diantaranya pelatihan crew, konsep pelaksanaan operasi, ketersediaan dukungan kebutuhan satuan, jumlah Alutsista dan regulasi prosedur pelibatan serta aplikasi penjelasan misi yang diharapkan lebih detil dan komprehensif.   Kesimpulan bahwa peran Skadron Udara 8 TNI AU memiliki nilai penting dalam operasi pengamanan daerah rawan di Indonesia.Kata kunci : Peran, Pengamanan, Daerah Rawan Abstract -- The military perspective on vulnerable areas in Indonesia refers to several parts of the Republic of Indonesia with potential threats.   In those areas have been intances of vertical conflict or horizontal conflict, both armed and unarmed.  Air Force units are involved in security operations in vulnerable areas by deploying military assets, strenght and capabilities.  One of yhose units is the 8th Air Squadron.  Pacification operations are certainly a task for the 8th Air Squadron but in executing this task in vulnerable areas, they often face many challenges.  This paper uses a qualitative descriptive research approach to analyze its findings at Atang Sendjaja Air Force Base. The main methods of data collection used are observation, semi structured interviews and source document research.  The informants chosen were those who had experience in security operations in vulnerable areas as helicopter pilots and had duties related to the research topic.  The research result were validated via a method of triangulating the source.  The results of this study reveal that the 8th Air Squadron  has an important role in security operations of vulnerable areas in Indonesia by using the following forms of air power such as air support operations, SAR, Combat SAR and Air Medical Evacuation.  However, there are still a number of related problems, including crew training, the concept of operations, availability of support for unit needs, limited quantities of defense equipment and regulations on procedures for engagement as well as the need to better explain mission expectations in comprehensive detail.  The Conclusion that the role of the 8th air squadron of the Indonesian Air Force has important value in the security operations of vulnerable areas in Indonesia.Keywords: Role, Security, Vulnerable Areas
Analisis Regulasi Pemberlakuan Lanud Husein Sastranegara Sebagai Enclave Sipil Terhadap Operasi Udara Dian Mulyana
Strategi Pertahanan Udara Vol. 4 No. 3 (2018): Jurnal Strategi Pertahanan Udara
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jspu.v4i3.335

Abstract

Abstrak -- Pangkalan TNI AU Husein Sastranegara merupakan satuan TNI AU di jajaran Koopsau I yang diharapkan mampu mendukung dan melaksanakan operasi udara secara maksimal. Namun Lanud Husein Sastranegara dihadapkan dengan adanya pemberlakuan bandara Enclave Sipil. Permasalahan yang diteliti adalah tentang regulasi pemberlakuan Lanud Husein Sastranegara sebagai Enclave Sipil terhadap operasi udara. Metode yang digunakan kualitatif eksplanatori untuk menelaah pola hubungan/keterkaitan antara kerjasama, regulasi antara TNI AU dengan Angkasa Pura II dan Pemerintah sebagai pendukungnya. Data dikumpulkan dari Komandan Lanud Husein Sastranegara, Kadisops Lanud Husein Sastranegara, GM Angkasa Pura II Bandung, Gm LPPNPI/AirNav Indonesia Cabang Bandung dan Kepala Dinas Perhubungan Udara Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan 3 teknik untuk melakukan pengumpulan data, yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian yang didapatkan adalah (1) Regulasi Pemberlakukan Lanud Husein Sastranegara sebagai Enclave Sipil telah mencakup kepada operasional Lanud sebagai Pangkalan Operasi dan telah sesuai dengan aturan. Hal ini memiliki dampak yang baik sehingga menuntut instansi terkait agar saling mendukung dalam melaksanakan tugas yang diemban melalui penataan dan kerjasama yang lebih kondusif. (2) Kerjasama antara TNI AU dengan PT. Angkasa Pura II dalam Pemberlakuan Lanud Husein Sastranegara sebagai Enclave Sipil sudah sesuai dengan perjanjian yang dilaksanakan kedua belah pihak, sehingga mempunyai pengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap eksistensi TNI AU di Bandara. (3) Regulasi dan Kerjasama harus selalu ditinjau ulang terhadap Pemberlakuan Lanud Husein Sastranegara sebagai Enclave Sipil. Hal ini perlu dilakukan oleh Komandan Lanud Husein Sastranegara guna mengantisipasi jika menghadapi kondisi darurat perang demi terjaganya keamanan disekitar wilayah Lanud Husein Sastranegara serta pengaruhnya terhadap pelaksanaan operasi udara. Kata kunci:  Bandara Husein Sastranegara, Regulasi, Kerjasama dan Enclave Sipil Abstract -- The Air Force Base Husein Sastranegera is an Indonesian Air Force unit in the ranks of the Koopsau I which is expected to be able to support and carry out air operations to the fullest. However, Husein Sastranegara Air Base is faced with the presence of the Civil Enclave airport. The problem examined is about the regulation of the enforcement of the Husein Sastranegara Airport as Civil Enclave for air operations. This study uses explanatory qualitative methods to examine the causes, patterns of relationships / linkages between cooperation, regulation between the Indonesian Air Force and Angkasa Pura II and the Government as supporters. Data was collected based on the information requested from the Commander of the Husein Sastranegara Air Base, Kadisops Lanud Husein Sastranegara, GM Angkasa Pura II Bandung, Gm LPPNPI / AirNav Indonesia Branch Bandung and Head of the Air Transportation Office of West Java. This study uses 3 (three) types of techniques to collect data, namely interview, observation, and documentation techniques. The research results obtained are (1) Regulation of the Enforcement of Husein Sastranegara Airport as Civil Enclave has included the operational of the Air Base as an Operational Base and is in accordance with the rules. This has a good impact so that it requires relevant agencies to support each other in carrying out their tasks carried out through more conducive arrangement and cooperation. (2) Collaboration between the Indonesian Air Force and PT. Angkasa Pura II in the Enforcement of the Husein Sastranegara Airport as a Civil Enclave is in accordance with the agreement carried out by both parties, so that it has a direct or indirect influence on the existence of the TNI AU at the Airport. (3) Regulations and Cooperation must always be reviewed against the Enforcement of the Husein Sastranegara Airport as a Civil Enclave. This needs to be done by the Commander of the Husein Sastranegara Air Base in anticipation of facing a state of martial law in order to maintain security around the Husein Sastranegara Air Base area and its influence on the conduct of air operations.Keywords: Husein Sastranegara Airport, Regulation, Cooperation and Civil Enclave
Pemberdayaan Personel Lanud Adisutjipto Dalam Rangka Kesiapan Penanggulangan Aksi Bajak Udara Supardo Butarbutar; Yoedhi Swastanto; Rayanda Barnas
Strategi Pertahanan Udara Vol. 4 No. 3 (2018): Jurnal Strategi Pertahanan Udara
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jspu.v4i3.336

Abstract

Abstrak -- Penelitian mengenai “Pemberdayaan Personel Lanud Adisutjipto dalam Rangka Kesiapan Penanggulangan Aksi Bajak Udara ini dilatarbelakangi oleh adanya kemungkinan ancaman pembajakan pesawat udara yang bisa terjadi diseluruh wilayah Indonesia yang belum diimbangi dengan persiapan tim penanggulangan pembajakan udara terutama di lanud Adisutjipto. Tim   penanggulangan pembajakan pesawat satu-satunya adalah tim Bravo yang berpusat di Rumpin Bogor.   Saat ini belum ada satuan petugas khusus lain yang dilatih untuk penanggulangan pembajakan pesawat di masing-masing pangkalan udara yang ada di Indonesia, sedangkan potensi ancaman pembajakan pesawat tetap bisa terjadi di berbagai daerah.   Permasalahan yang diteliti yaitu tentang pemberdayaan dan kesiapan personel Pangkalan Udara TNI AU Adisutjipto dalam penanggulangan aksi bajak udara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pemberdayaan dan kesiapan personel Pangkalan Udara TNI AU Adisutjipto dalam penanggulangan aksi bajak udara.  Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan teknik reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.   Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa pemberdayaan dan kesiapan lanud dalam menanggulangi aksi bajak udara belum optimal.  Kesimpulan dalam penanggulangan bajak udara agar terlaksana dengan baik dilaksanakan dengan memberdayakan personel lanud dan setiap stake holder terkait yang memiliki kompetensi dalam penanggulangan aksi bajak udara.Kata Kunci :       Pemberdayaan personel, Kesiapan, Penanggulangan Abstract -- Research about empowerment personnel adisutjipto air forcebase in the framework of aircraft hijacking response readiness is backdrop of possible threats of aircraft hijacking which can occur throughout Indonesia has not been offset by the preparation of the aircraft hijacking response team especially in Lanud Adisutjipto.   The only aircraft hijacking response team is Bravo team that based in Rumpin Bogor.   At present there is no other unit of special officers trained for aircraft hijacking in each airbase in Indonesia.   The problems in research is about empowerment and readiness of personnel adisutjipto airforce base in aircraft hijacking response.   The purpose of this study is to analyze the empowerment and readiness of personnel Adisujtipto airforce base in aircraft hijacking response.   The research was conducted with qualitative methods with data reduction techniques, data presentation and conclusion drawing.   Based on the results of research conducted, obtained results that empowerment and readiness Adisutjipto airfoce base in aircraft hijacking response is notyet optimal.   The conclusions of the aircraft hijacking response to be carried out well implemented by empowering adisutjipto air forcebase personnel and every related stakeholder who has competence in adisutjipto air forcebase.Keyword : Empowerment of personnel, Readiness, Countermeasures
Pemberdayaan PT Dirgantara Indonesia Sebagai Industri Pertahanan Strategis Dalam Pemenuhan Alutsista TNI Angkatan Udara Animus Grahadi Perdana Putra; Tatan Kustana; Wibisono Poespitohadi
Strategi Pertahanan Udara Vol. 4 No. 3 (2018): Jurnal Strategi Pertahanan Udara
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jspu.v4i3.337

Abstract

Abstrak -- Industri pertahanan merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung dan meningkatkan kekuatan pertahanan suatu negara, terlebih dalam era modern saat sekarang ini. Negara yang memiliki industri pertahanan yang maju akan mempunyai kemampuan lebih baik dalam kekuatan pertahanannya. PT Dirgantara Indonesia merupakan satu–satunya industri strategis Indonesia yang bergerak dibidang kedirgantaraan. Sebagai satu-satunya Industri yang berbasis pada bidang kedirgantaraan, harapan awal TNI Angkatan Udara adalah menjadikan PT Dirgantara Indonesia sebagai salah satu sumber utama dari pelaksanaan dukungan kesiapan operasional pesawat-pesawat TNI Angkatan Udara selain sudah tentu sumber-sumber lain yang ada diluar negeri. Melihat dari kemampuan yang dimiliki PT Dirgantara Indonesia baik dilihat dari manajemen maupun kemampuan teknis, maka diharapkan mampu memproduksi komponen-komponen alutsista, pesawat terbang dengan berbagai ukuran yang sesuai spesifikasi yang diperlukan TNI AU yang dapat terkendala akibat embargo. Faktor penghambat pemberdayaan industri pertahanan dalam mendukung kemandirian Alutsiswa yaitu belum adanya persamaan persepsi antar pihak dalam memandang pembangunan pertahanan negara, banyaknya kebijakan yang tidak tepat dalam pembangunan industri pertahanan dan modernisasi terhadap mesin/fasilitas produksi industri pertahanan, lemahnya political will pemerintah dan komitmen TNI untuk menggunakan produksi dalam negeri, dan kemampuan teknologi yang dimiliki masih tergantung kepada Negara principal.Kata kunci: Pemberdayaan, Industri Pertahanan, Alutsista Abstract -- The defense industry is one of the important factors in supporting and enhancing a country's defense power, especially in the modern era today. Countries that have an advanced defense industry will have better capabilities in their defense forces. PT Dirgantara Indonesia is the only Indonesian strategic industry engaged in aerospace. As the only industry based on aerospace, the Air Force's initial hope was to make PT Dirgantara Indonesia as one of the main sources of implementation of operational readiness for Indonesian Air Force planes, besides of course other sources outside the country. Seeing from the capabilities of PT Dirgantara Indonesia both in terms of management and technical capabilities, it is expected to be able to produce defense equipment components, aircraft of various sizes that meet the specifications required by the Air Force which can be constrained due to the embargo. Inhibiting factors for empowering the defense industry in supporting the independence of students is the lack of equality of perception between parties in looking at national defense development, the number of improper policies in defense industry development and modernization of defense industry machinery / facilities, the government's weak political will and the TNI's commitment to use domestic production, and the technological capabilities possessed are still dependent on the State principal.Keywords: Empowerment, Defense Industry, Defense Equipment
Pengaruh Pelatihan Simulator dan Kompetensi Terhadap Kinerja Perwira Penerbang Wing Udara 1 Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta Yayan Sofyan; Agus Sudarya; Lasmono Lasmono
Strategi Pertahanan Udara Vol. 4 No. 3 (2018): Jurnal Strategi Pertahanan Udara
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jspu.v4i3.338

Abstract

Abstrak -- Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa seberapa besar pengaruh Pelatihan Simulator terhadap Kinerja Perwira Penerbang Wing Udara 1 Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, menganalisa seberapa besar pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Perwira Penerbang Wing Udara 1 Lanud TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, dan menganalisa seberapa besar pengaruh Pelatihan Simulator dan Kompetensi secara simultan terhadap Kinerja Perwira Penerbang Wing Udara 1 Lanud TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode korelasi untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas dan variabel terikat. Populasi penelitian ini adalah Perwira Penerbang Wing Udara 1 Lanud TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta yang berjumlah 127 orang dan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini sebanyak 56 orang. Setiap responden diberikan sebanyak 45 pertanyaan dengan menggunakan skala Likert. Berdasarkan hasil olah data menunjukkan bahwa pengaruh Pelatihan Simulator terhadap Kinerja Perwira Penerbang Wing Udara 1 Lanud TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta adalah kuat, artinya bahwa hubungan kedua variabel tersebut adalah signifikan pada derajat kepercayaan kuat. Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Perwira Penerbang Wing Udara 1 Lanud TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta adalah kuat, artinya bahwa hubungan kedua variabel tersebut adalah signifikan pada derajat kepercayaan kuat. Sedangkan pengaruh Pelatihan Simulator dan Kompetensi secara simultan terhadap Kinerja Perwira Penerbang Wing Udara 1 Lanud TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta adalah kuat. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik Pelatihan Simulator dan Kompetensi maka akan semakin meningkatkan Kinerja Perwira Penerbang.Kata kunci: pelatihan simulator, kompetensi, dan kinerja Abstract -- This research investigated how big the effect simulator training on the pilot performance 1st Flight Wing Halim Perdanakusuma Air Force Base Jakarta, investigated how big the effect of competency on the Pilot Performance 1st Flight Wing Halim Perdanakusuma Air Force Base Jakarta, investigated how big the effect of simulator training and competency by simultaneous on the Pilot Performance 1st Flight Wing Halim Perdanakusuma Air Force Base Jakarta. This research  was used corelation methode to investigated how big the effect of dependent and independent variables. The research population is 127 Pilot at 1st Flight Wing Halim Perdanakusuma Air Force Base Jakarta and 56 peoples to be sampling in this research. Each respondents  was given 45 questions by using likert scale. Based on the data processing, indicated the effect of simulator training on Pilot Performance 1st Flight Wing Halim Perdanakusuma Air Force Base Jakarta is very adequate means that the relation between those variables significant on the degree of strong level. the effect of competency on Pilot Performance 1st Flight Wing Halim Perdanakusuma Air Force Base Jakarta is very adequate means that the relation between those variables significant on the degree of strong level. The last, the effect of simulator training and competency on Pilot Performance 1st Flight Wing Halim Perdanakusuma Air Force Base Jakarta is very adequate means that the better of simulator training and competency, to further improve Pilot Performance.Keywords : simulator training, competency, and performance
Implementasi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen (Studi Kasus Kompetensi Tenaga Pendidik di Wing Pendidikan Teknik dan Pembekalan Kalijati Dalam Mempersiapkan Sumber Daya Manusia Pertahanan TNI AU Tahun 2017) Rauf Iskandar Hadi; Suhirwan Suhirwan; Haposan Simatupang
Strategi Pertahanan Udara Vol. 4 No. 3 (2018): Jurnal Strategi Pertahanan Udara
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jspu.v4i3.339

Abstract

Abstrak -- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, memuat tentang profesi guru ataupun dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan.  Lembaga pendidikan dalam institusi TNI memiliki posisi strategis dalam meningkatkan profesionalisme personel.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi yang lengkap mengenai kompetensi tenaga pendidik militer di lingkungan Wingdiktekkal Kalijati pada tahun 2017 dalam mempersiapkan SDM pertahanan TNI AU untuk menganalisis proses implementasi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen terkait dengan kompetensi tenaga pendidik militer di Wingdiktekkal dan model implementasi kebijakan kompetensi tenaga pendidik militer di Wingdiktekkal dalam mempersiapkan Sumber Daya Manusia TNI AU.  Peneliti menggunakan metode analisis deskriptif, dimana teori yang digunakan terkait dengan ilmu pertahanan, strategi dalam penyiapan Sumber Daya Manusia dan teori implementasi kebijakan dalam hal ini peneliti menggunakan model teori Goerge C. Edward.  Hasil dari penelitian ini adalah ditemukan bahwa tenaga pendidik militer di Wing Pendidikan Teknik dan Pembekalan tersebut belum memiliki tingkat kompetensi yang baik, sarana dan prasarana Skadik masih kurang, dan pembagian tugas untuk tenaga pendidik terutama dalam pengajaran tidak merata.  Kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Implementasi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen adalah bahwa proses Implementasi berupa faktor komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi masih kurang optimal sedangkan model atau upaya implementasi kebijakan tenaga pendidik militer baik faktor komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi sudah berjalan dengan baik.Kata Kunci:  Implementasi, guru militer, kompetensi Abstract -- The Law of the Republic of Indonesia Number 14 of 2005 concerning Teachers and Lecturers, contains the profession of teachers or lecturers must have academic qualifications, competencies, educator certificates, physically and mentally healthy, and have the ability to realize educational goals. Educational institutions within TNI institutions have a strategic position in increasing professionalism of personnel. The purpose of this study was to obtain complete information about the competence of military educators in the Wingdiktekkal Kalijati environment in 2017 in preparing the Human Resource of The Indonesian Air Force to analyze the implementation process of the Republic of Indonesia Law Number 14 of 2005 concerning teachers and lecturers related to the competence of educating staff military in Wingdiktekkal and a model for implementing the competency policy of military educators in the Wingdiktekkal in preparing the Indonesian Air Force Human Resources. The researcher used descriptive analysis method, where the theory used was related to defense science, strategy in preparing Human Resources and policy implementation theory in this case the researcher used the theory of Go C. C. Edward's theory. The results of this study were found that the military educators in the Wingdiktekkal did not yet have a good level of competence, the facilities and infrastructure of the Squad were still lacking, and the division of tasks for educators especially in uneven teaching. Conclusions from the results of research and discussion about the Implementation of the Republic of Indonesia Law Number 14 of 2005 concerning teachers and lecturers is that the implementation process in the form of communication, resources, disposition, and bureaucratic structures is still not optimal while the model or efforts to implement policies of military educators are good factors of communication, resources, disposition, and bureaucratic structure have gone well.Keywords: Implementation, military teacher, competence
Pengaruh Motivasi dan Kompetensi Terhadap Produktivitas Kerja Personel di Dinas Perawatan Personel TNI Angkatan Udara Nanang Setyo P.; Bambang Wahyudi; Sri Sundari
Strategi Pertahanan Udara Vol. 5 No. 1 (2019): Jurnal Strategi Pertahanan Udara
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jspu.v5i1.346

Abstract

Abstrak -- Dinas Perawatan Personel TNI Angkatan Udara (Disawatpersau) adalah Badan Pelaksana Pusat Markas Besar TNI AU yang bertugas melaksanakan perawatan personel satuan jajaran TNI AU diharapkan memiliki produktivitas kerja yang tinggi dalam melaksanakan tugas. Kondisi produktivitas kerja personel Diswatpersau saat ini masih belum optimal karena dipengaruhi beberapa faktor/variabel diantaranya motivasi dan kompetensi sehingga perlu dilakukan penelitian  tentang pengaruh motivasi dan kompetensi terhadap produktivitas kerja personel Dinas Perawatan Personel TNI Angkatan Udara untuk menganalisis pengaruh motivasi dan kompetensi terhadap produktivitas kerja personel Diswatpersau. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik regresi berganda. Sampel yang digunakan adalah sebanyak 50 orang personel Diswatpersau yang dipilih melalui metode proportionate stratified random sampling dari total populasi 100 personel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) motivasi berpengaruh langsung positif terhadap produktivitas kerja personel, hal ini berarti bahwa motivasi merupakan faktor penting dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja personel Diswatpersau, maka dari itu upaya yang perlu dilakukan adalah untuk meningkatkan motivasi, (2) kompetensi berpengaruh langsung positif terhadap produktivitas kerja personel Diswatpersau, hal ini berarti kompetensi merupakan faktor penting dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja personel Diswatpersau, maka dari itu upaya meningkatkan kompetensi perlu ditingkatkan, (3) motivasi dan kompetensi secara bersama-sama berpengaruh langsung positif terhadap produktivitas kerja personel Diswatpersau, hal ini membuktikan bahwa kedua variabel tersebut berperan penting dalam meningkatkan produktivitas kerja personel Diswatpersau baik secara parsial maupun bersama-sama.Kata Kunci: motivasi, kompetensi, dan produktivitas kerja Abstract -- The Office of Maintenance of Indonesian Air Force Personnel (Disawatpersau) is the Executive Agency of the Indonesian Air Force Headquarters which is tasked with carrying out maintenance of personnel of the Indonesian Air Force. It is expected to have high work productivity in carrying out their duties. The work productivity conditions of Diswatpersau personnel are currently not optimal because they are influenced by several factors / variables including motivation and competency so research needs to be carried out on the effect of motivation and competency on the work productivity of the Air Force Personnel Maintenance Service personnel to analyze the influence of motivation and competency on the work productivity. This study uses quantitative methods with multiple regression techniques. The sample used was 50 Diswatpersau personnel selected through the proportionate stratified random sampling method of a total population of 100 personnel. The results showed that: (1) motivation has a positive direct effect on personnel work productivity, this means that motivation is an important factor in an effort to improve the work productivity of Diswatpersau personnel, therefore the effort that needs to be done is to increase motivation, (2) influential competence directly positive towards the work productivity of Diswatpersau personnel, this means that competency is an important factor in efforts to improve the work productivity of Diswatpersau personnel, therefore efforts to improve competency need to be improved, (3) motivation and competency together have a positive direct effect on the work productivity of Diswatpersau personnel , this proves that the two variables play an important role in increasing the work productivity of Diswatpersau personnel both partially and jointly.Keywords: motivation, competence, and work productivity
Kemampuan Satuan Artileri Pertahanan Udara Dalam Melindungi Obyek Vital Nasional (Studi Kasus di Batalyon Arhanudse-14/PWY Cirebon) Achmad Yani; Jonni Mahroza; Ridwan Gunawan
Strategi Pertahanan Udara Vol. 5 No. 1 (2019): Jurnal Strategi Pertahanan Udara
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jspu.v5i1.347

Abstract

Abstrak -- Batalyon Artileri Pertahanan Udara Sedang 14/PWY merupakan Satuan Bantuan Tempur di bawah komando Kodam III/Siliwangi. yang bertugas pokok untuk melaksanakan perlindungan udara secara aktif terhadap obyek vital yang telah ditetapkan yaitu PT Persero Pertamina RU VI Balongan. Satuan ini memiliki alutsista Meriam 57mm S-60 Tanpa Alat Kendali Tangan (T-AKT) yang digunakan dalam melaksanakan tugas pokoknya. Penelitian ini dirancang guna memperoleh pemahaman tentang Kemampuan satuan Arhanud dalam melindungi obyek vital nasional. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan untuk: pertama, menganalisa kemampuan satuan Arhanud dalam melindungi obyek vital nasional, kedua menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan kekuatan/ kemampuan satuan Arhanud dalam melindungi obyek vital nasional. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data diperoleh melalui observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Teknik analisis data lebih banyak dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data saat peneliti berada di lapangan, analisis data menggunakan analisis domain. Lokasi penelitian di wilayah Cirebon dan Indramayu (Batalyon Arhanudse 14/PWY dan lokasi gelar alutsista). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Kemampuan satuan Arhanud dalam melindungi obyek vital nasional; 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kemampuan/kekuatan satuan Arhanud. Kemampuan satuan Arhanud ini ditinjau dari teori pertahanan, teori strategi militer, teori kebijakan, teori deterrence dan konsep force employment.Kata kunci: Artileri Pertahanan Udara, strategi militer, deterrence, konsep force employment Abstract -- The 14th Air Defense Artillery Battalion is a Combat Relief Unit under the command of Kodam III / Siliwangi. which is in charge of carrying out active air protection against vital objects that have been established, namely PT Persero Pertamina RU VI Balongan. This unit has defense equipment 57mm S-60 Cannon Without Hand Control Equipment (T-AKT) used in carrying out its main tasks. This study was designed to gain an understanding of the ability of Arhanud units in protecting national vital objects. Research objectives, for: first, analyze ability of air defense artilery units to protect national vital objects, second, analyze the factors that influence the development of the strength/ capability of the air defense artilery unit in protecting national. this uses qualitative methods. Data is obtained through observation, interviews and literature studies. More data analysis techniques are carried out simultaneously with data collection when researchers are in the field, analyzing data using domain analysis. Research locations in the regions of Cirebon and Indramayu (Arhanudse-14/PWY Battalion and location of defense equipment titles). The results of the study show that: 1) The ability of Arhanud units to protect national vital objects; 2) Factors that influence the increase in Arhanud's unit capacity / strength. Arhanud's unit capability is viewed from defense theory, military strategy theory, policy theory, deterrence theory and the concept of force employment.Keywords: Air Defense Artilery, Military Strategy, deterrence, force employment concept 
Pengaruh Stres dan Kompetensi Personel Pemandu Lalu Lintas Udara Terhadap Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan Di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta R. Hendra I. W.; Bambang Wahyudi; Sri Sundari
Strategi Pertahanan Udara Vol. 5 No. 1 (2019): Jurnal Strategi Pertahanan Udara
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jspu.v5i1.348

Abstract

Abstrak -- Salah satu unsur pendukung operasi penerbangan pada Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma dalam rangka menjaga wilayah udara adalah Pemandu Lalu Lintas Udara (PLLU), yang bertugas memberikan pelayanan pemanduan lalu lintas penerbangan untuk menjamin keselamatan, kelancaran dan keteraturan penerbangan yang beroperasi di dalam wilayah tanggung jawabnya. Akan tetapi kondisi pelayanan lalu lintas penerbangan di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta ini masih belum optimal. Pelayanan lalu lintas penerbangan dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya stres dan kompetensi personel pemberi pelayanan. Permasalahan yang diteliti yaitu pengaruh stres dan kompetensi personel PLLU terhadap pelayanan lalu lintas penerbangan di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisa seberapa besar pengaruh stres dan kompetensi personel PLLU. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik regresi berganda dengan anggota populasi terdiri dari 36 orang personel PLLU dan juga digunakan sebagai sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) stres berpengaruh langsung positif terhadap pelayanan lalu lintas penerbangan di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, sehingga kondisi stres personel PLLU perlu diperbaiki, (2) kompetensi berpengaruh langsung positif terhadap pelayanan lalu lintas penerbangan di Lanud  Halim Perdanakusuma Jakarta, sehingga perlu dilakukan langkah-langkah untuk meningkatkan kompetensi personel PLLU, (3) stres dan kompetensi secara bersama-sama berpengaruh langsung positif terhadap pelayanan lalu lintas penerbangan, sehingga ini membuktikan bahwa kedua variabel tersebut memiliki peran yang signifikan dalam peningkatan pelayanan lalu lintas penerbangan pada Lanud Halim Perdanakusuma, baik secara parsial maupun bersama-sama.Kata kunci: stres, kompetensi, dan pelayanan lalu lintas penerbangan Abstract -- One of the supporting elements for flight operations to protect the airspace territory is Air Traffic Control (ATC) personnel whose task is to provide air traffic control service essential for ensuring safety, expeditiousness and regularity of air traffic operating within its area of responsibility. However, the air traffic service condition at Halim Perdanakusuma Air Force Base (AFB) is still not optimal. Air Traffic Services (ATS) provision is affected by several factors. Among them are stress and the competence of personnel who provide services. Variables that being studied were the effect of ATC personnel stress and competence on ATS at Halim Perdanakusuma AFB. The purpose of this study was to find out and analyse how ATC personnel stress and competence influence the ATS at Halim Perdanakusuma AFB, both partially and jointly. This study is conducted in quantitative method with multiple regression tehcnique using saturated sampling technique where all the population members consist of 36 ATC personnel were used as sample. The results showed that: (1) stress has positive direct effect on the ATS at Halim Perdanakusuma AFB, therefore the ATC personnel stress condition needs to be fixed, (2) competence has direct positive effect on the ATS at Halim Perdanakusuma AFB, therefore the ATC personnel competence needs to be improved, (3) stress and competence altogether has direct positive effect on the ATS, it proves that these two variables have significant role in improving the ATS at Halim Perdanakusuma AFB, both partially an altogether.Keywords: stress, competence, and air traffic services

Page 9 of 14 | Total Record : 131