cover
Contact Name
Samadi
Contact Email
jurnalagripet@usk.ac.id
Phone
+6281383736633
Journal Mail Official
jurnalagripet@usk.ac.id
Editorial Address
Animal Husbandry Department, The Faculty of Agriculture, Universitas Syiah Kuala Jln. Tgk. H. Hasan Krueng Kalee No. 3, Kopelma Darussalam, Banda Aceh, 23111, Aceh, Indonesia
Location
Kab. aceh besar,
Aceh
INDONESIA
Jurnal Agripet
ISSN : 14114623     EISSN : 24604534     DOI : https://doi.org/10.17969/agripet
Core Subject : Agriculture,
Aims Jurnal Agripet aims to publish original research results on farm tropical animals such as cattle, buffaloes, sheep, goats, horses, poultry, etc. Scope Jurnal Agripet encompasses a broad range of research topics in animal sciences and biotechnology including animal physiology and nutrition, feed processing and technology, animal productions, animal genetics, breeding and reproduction, meat and milk sciences, animal health, behavior and welfare, animal housing and livestock farming system.
Articles 16 Documents
Search results for , issue "Vol 22, No 1 (2022): Volume 22, No. 1, April 2022" : 16 Documents clear
Pengaruh Substitusi Hijauan dan Konsentrat dengan Silase Daun dan Hay Ubi Kayu terhadap Produksi dan Kualitas Susu Sapi Perah Friesian Holstein Azhar Amir; Bagus Priyo Purwanto; Nahrowi Nahrowi; Afton Atabany; Salundik Salundik; Ahmad Yani
Jurnal Agripet Vol 22, No 1 (2022): Volume 22, No. 1, April 2022
Publisher : Agricultural Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/agripet.v22i1.20512

Abstract

ABSTRACT. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh substitusi hijauan dengan silase daun ubi kayu (SDUK) dan konsentrat dengan hay ubi kayu difermentasi ragi (Habira) terhadap produksi susu, kualitas susu, dan efisiensi ekonomi sapi perah. Materi yang digunakan adalah lima (5) ekor sapi Friesian Holstein (FH) periode laktasi kedua (6611 hari) dengan bobot badan 387,66,8 kg diberi perlakuan pakan dalam Rancangan Bujur Sangkar Latin 5 x 5. Perlakuannya adalah T0 (hijauan 60% + 20% konsentrat + 20% ampas tahu), T1 (hijauan 40% + 20% SDUK + 20% konsentrat + 20% ampas tahu), T2 (hijauan 40% + 20% SDUK + 15%. konsentrat + 20% ampas tahu + 5% Habira), T3 (40% hijauan + 20% SDUK + 15% konsentrat + 20% ampas tahu + 10% Habira) dan T4 (60% hijauan + 10% konsentrat + 20% limbah tahu + 10% Habira). Variabel yang diukur adalah indeks suhu kelembapan (THI), konsumsi pakan, produksi susu, kualitas susu, hubungan konsumsi protein dan total nutrien tercerna/total digestible nutrient (TDN) dengan produksi susu serta efisiensi pakan dan ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai THI yang diperoleh mengindikasikan sapi perah mengalami cekaman panas. Perlakuan T1, T2, T3 dan T4 berbeda nyata (P0,05) dengan T0 dalam konsumsi nutrisi dan produksi susu, sedangkan komposisi susu tidak berbeda nyata antar perlakuan. Konsumsi protein dan TDN pakan memiliki hubungan linier dengan produksi susu (P0,05). Tidak ada perbedaan signifikan (P0,05) dalam efisiensi pakan dan ekonomis. Dapat disimpulkan SDUK dan Habira merupakan pengganti hijauan dan konsentrat yang baik untuk sapi perah laktasi.(Effect of forage and concentrate substitution with cassava leaves silage and cassava hay on milk production and milk composition of Friesian Holstein dairy cows)ABSTRAK. This study aimed to evaluate the effect of forage replacement by cassava leaves silage (CLS) and commercial concentrate by yeast fermented cassava hay (Yefecah) on the production and quality of milk and economic evaluation. Five, early on the second lactation cycle (6611 day in milk) Holstein Friesian cows were randomly assigned to a 5 (treatments) x 5 (replications). Treatments were T0 (60% forage + 20% concentrate + 20% tofu waste), T1 (40% forage + 20% CLS + 20 % concentrate + 20% tofu waste), T2 (40% forage + 20 % CLS + 15% concentrate + 20% tofu waste + 5% Yefecah), T3 (40% forage + 20 % CLS + 15% concentrate + 20% tofu waste + 10% Yefecah) and T4 (60% forage + 10% concentrate + 20% tofu waste + 10% Yefecah). Variables measured were temperature-humidity index (THI), feed intake, milk production, milk composition, interrelationship crude protein (CP) and total digestible nutrient (TDN) supply to milk production, and economic factors. The Result shows that T1, T2, T3, and T4 were significantly (P0.05) from T0 on nutrients intake and milk production. Whilst, the treatments were not significant (P0.05) affect to 4% fat corrected milk (FCM) and milk quality with T2 and T3 obtained the best value. The variables of CP and TDN intake have a positive relationship to milk production (P0.05). There were no significant differences in (P0.05) in feed and economical efficiency. It could be concluded that cassava foliage silage and yefecah were the good replacement of forage and concentrate for dairy cows.
Gambaran Ultrasonografi Corpus Luteum Sapi Aceh Penderita Endometritis setelah Terapi Lugol dan Prostaglandin F2 Alfa (PGF2) secara Intra Uteri Juli Melia; Novi Masitah; Syafruddin Syafruddin; Nuzul Asmilia; Budianto Panjaitan
Jurnal Agripet Vol 22, No 1 (2022): Volume 22, No. 1, April 2022
Publisher : Agricultural Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/agripet.v22i1.20710

Abstract

ABSTRACT. Endometritis merupakan peradangan pada endometrium yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi ovarium. Biasanya sapi yang mengalami endometritis memiliki Corpus luteum (CL) di ovarium. Pemberian terapi yang sesuai dan efektif sangat penting dalam penanganan kasus endometritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan diameter CL pada sapi Aceh penderita endometritis setelah terapi lugol 2% dan PGF2 secara intra uteri menggunakan teknik ultrasonografi. Enam ekor sapi Aceh betina (n=6) yang telah didiagnosa menderita endometritis dengan kisaran umur 5-10 tahun, dibagi dalam 2 kelompok perlakuan. Kelompok 1 (K1, n=3) diberi perlakuan dengan terapi larutan lugol 2% sebanyak 50 ml/ekor secara i.u. Kelompok 2 (K2, n=3) diberi perlakuan dengan terapi lugol 2% 50 ml ditambah PGF2 12,5 mg/ekor secara i.u. Pemeriksaan dilakukan setelah terapi selama 24 hari. Hasil analisis statistik penurunan diameter CL tidak terdapat perbedaan nyata pada kedua kelompok perlakuan. Dapat disimpulkan bahwa terapi sapi-sapi Aceh endometritis menggunakan kombinasi lugol 2% dan PGF2 kurang efektif terhadap penyembuhan berdasarkan gambaran ultrasonografi CL pada ovarium sapi Aceh endometritis.(Ultrasonography of corpus luteum endometritis Aceh cows after intra uterine therapyof lugol and PGF2)ABSTRAK. Endometritis is an inflammation in the endometrium that can resulted from disturbance of normal ovarian function. Giving appropriate therapy and effective is very important in handling case endometritis. Usually cows that experience endometritis has Corpus luteum (CL) in the ovary. This research aim was to know the changes in diameter of CL at Aceh cows sufferer endometritis after therapy lugol 2% and PGF2 with intra-uterine infusion using ultrasound technique. Six Aceh cow females (n=6) who have been diagnosed suffer from endometritis with range age 5 to 10 years, divided in to 2 groups of treatment. Group 1 (K1, n=3) was given treatment with therapy solution lugol 2% as much as 50 ml/head in a manner i.u. Group 2 (K2, n=3) was given treatment with therapy lugol 2% 50 ml plus PGF2 12,5 mg/head in a manner i.u. Examination done after therapy for 24 days. The results of the statistical analysis showed no significant differences in the two treatment groups. Could be concluded that treatment endometritis Aceh cows use combination lugol 2% and PGF2 is lacking effective to healing based on picture ultrasonography CL on ovary endometritis Aceh cows.
Tingkah Laku Makan dan Kecernaan Nutrien Berbagai Bangsa Sapi Lokal yang Diberi Pakan Jerami Padi dan Konsentrat Apit Mulyana; Muhamad Bata; Efka Aris Rimbawanto
Jurnal Agripet Vol 22, No 1 (2022): Volume 22, No. 1, April 2022
Publisher : Agricultural Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/agripet.v22i1.20490

Abstract

ABSTRACT. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh bangsa sapi yang berbeda terhadap tingkah laku makan dan kecernaan nutrien pada pemberian pakan jerami padi dan konsentrat. Penelitian dilaksanakan selama empat (4) bulan di UD. Sapi Amanah, Desa Karanggintung, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas. Materi yang digunakan adalah 40 ekor sapi lokal jantan dari bangsa sapi Madura (M), Sumba Ongole (SO), Bali (B), dan Bali Timor (BT) masing-masing 10 ekor. Rerata bobot hidup awal masing-masing bangsa sapi berturut-turut adalah 236,904,527 kg, 283,508,873 kg, 224,404,814 kg, dan 282,107,802 kg untuk M, SO, B, dan BT. Sapi tersebut diberi pakan konsentrat 2,5% (BK=86,53%) dari bobot hidup dan jerami padi disediakan secara ad libitum. Penelitian dirancang menurut rancangan acak lengkap dengan empat (4) bangsa sapi sebagai perlakuan. Peubah yang diamati adalah tingkah laku makan dan kecernaan bahan kering (KcBK) dan bahan organik (KcBO). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bangsa sapi berpengaruh nyata (P0,05) terhadap kecepatan makan sore hari; lama waktu makan siang, malam dan sehari penuh, KcBK dan KcBO. Akan tetapi, tidak berpengaruh nyata (P0,05) terhadap kecepatan makan pagi hari; frekuensi makan dan ruminasi siang, malam dan sehari penuh; lama waktu ruminasi siang, malam dan sehari penuh. Kesimpulannya adalah terdapat persamaan dan perbedaan tingkah laku makan, kecernaan bahan kering dan bahan organik pada bangsa sapi lokal dan kecernaan BK dan BO pada sapi SO lebih rendah dibandingkan dengan sapi lainnya.(Feeding behavior and nutrient digestibility of various local cattle breeds fed with rice straw and concentrates)ABSTRAK. This study aimed to determine the effect of different breeds of local cattle on feeding behavior and nutrient digestibility of rice straw and concentrate diet. The research was conducted for four (4) months at UD. Sapi Amanah, Karanggintung Village, Sumbang District, Banyumas Regency. The materials used were 40 local bulls from Madura (M), Sumba Ongole (SO), Bali (B), and Bali Timor (BT) and each of the breeds was ten (10) cattle. The initial body weights of each breed were 236,904,527 kg, 283,508,873 kg, 224,404,814 kg and 282,107,802 kg for M, SO, B and BT, respectively. They were fed with 2.5% concentrate (dry matter/DM=86.53%) from body weight and rice straw which was provided ad libitum. The study was designed according to Randomized Complete Design with four (4) local cattle breeds as treatments. Variables measured were feeding behavior and digestibility of DM and organic matter (OM). The results showed that cattle breed had a significant effect (P0.05) on eating rate in the afternoon, duration of daytime, nighttime and one-day meals, DM and OM digestibility. However, there was no significant effect (P0.05) on eating rate in the morning; frequency of daytime, nighttime, and one-day meals and rumination; spent time of daytime, nighttime, and one-day rumination. In conclusion, there are similarities and differences in feeding behavior, DM and OM digestibility among local cattle breeds, and digestibility of dry matter and organic matter of SO was lower than other cattles.
Genetic Evaluation and Selection Response of Birth Weight and Weaning Weight in Male Saburai Goats Akhmad Dakhlan; Arif Qisthon; Muhammad Dima Iqbal Hamdani
Jurnal Agripet Vol 22, No 1 (2022): Volume 22, No. 1, April 2022
Publisher : Agricultural Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/agripet.v22i1.21062

Abstract

ABSTRACT. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi parameter genetik (heritabilitas, korelasi genetik) dan nilai pemuliaan serta menggunakan parameter-parameter tersebut untuk mengestimasi respon seleksi dan respon seleksi sifat berkorelasi untuk bobot lahir dan bobot sapih kambing Saburai jantan. Data bobot lahir dan bobot sapih 90 cempe jantan kambing Saburai (data dari tahun 2017-2018) yang dihasilkan dari sembilan ekor pejantan dan 45 ekor induk digunakan dalam penelitian ini. Heritabilitas, korelasi genetik dan fenotipik diestimasi menggunakan data saudara tiri sebapak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai heritabilitas estimasi untuk bobot lahir dan bobot sapih adalah termasuk kategori sedang (masing-masing 0,300,08 dan 0,220,07). Korelasi genetik antara bobot lahir dan bobot sapih dikategorikan sebagai positif tinggi (0,420,06), sedangkan korelasi fenotip antara kedua sifat ini adalah 0,10 (rendah) dan korelasi lingkungan 0,56 (tinggi). Respon seleksi meningkat dengan meningkatnya intensitas seleksi, berkisar antara 0,11 kg sampai 0,28 kg untuk bobot lahir dan antara 0,60 kg sampai 1,54 kg untuk bobot sapih, pada proporsi seleksi antara 50% sampai 5%. Respon seleksi sifat-sifat berkorelasi yang diharapkan terhadap seleksi bobot lahir secara langsung berdampak pada bobot sapih berkisar antara 0,29 kg hingga 0,75 kg pada proporsi seleksi 50% sampai 5%. Heritabilitas sedang dan korelasi genetik yang positif antara bobot lahir dan bobot sapih menunjukkan bahwa seleksi untuk salah satu dari dua sifat ini bisa berhasil dan peningkatan bobot lahir akan meningkatkan bobot sapih kambing Saburai jantan juga. Seleksi tidak langsung yaitu seleksi bobot lahir akan berdampak pada respon seleksi bobot sapih yang lebih rendah dibandingkan dengan seleksi langsung terhadap bobot sapih.(Evaluasi genetik dan respon seleksi bobot lahir dan bobot sapih pada kambing Saburai jantan)ABSTRAK. This research aimed to estimate genetic parameters (heritability, genetic correlation) and breeding value and used these parameters to estimate selection responses and correlated response to selection of birth and weaning weight of male Saburai goats. Data of birth and weaning weight of ninety male Saburai kids (2017-2018) generated from nine bucks and 45 does were used in this study. Heritability, genetic and phenotypic correlation were estimated using paternal half-sib data. The results showed that heritability estimates for birth and weaning weight were moderate category (0.300.08 and 0.220.07, respectively). Genetic correlation between birth and weaning weight was categorized as a high positive value (0.420.06), while phenotype correlations between the two traits were 0.10 (low), and environmental correlations were 0.56 (high). Responses to selection increased with increasing selection intensity ranging from 0.11 kg to 0.28 kg and 0.60 kg to 1.54 kg for birth and weaning weight, respectively, at 50% to 5% selection proportion. The response of the selection of correlated traits expected to direct birth weight selection impacted on weaning weight ranged from 0.29 kg to 0.75 kg at a selection proportion of 50% to 5%. The moderate heritability and positive genetic correlation between birth and weaning weight suggested that selection for any of these two traits should be successful and improving birth weight will improve the weaning weight of male Saburai goats as well. However, indirect selection (birth weight selection) will impact on the lower response for weaning weight compared to direct selection for weaning weight.
Daya Tampung Ternak Ruminansia di Daerah Pertanian Kabupaten Tapanuli Selatan Muhammad Ainsyar Harahap; Fadel Panwari Harahap
Jurnal Agripet Vol 22, No 1 (2022): Volume 22, No. 1, April 2022
Publisher : Agricultural Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/agripet.v22i1.20215

Abstract

ABSTRACT. Penelitian bertujuan untuk mengkaji potensi hijauan pakan ternak asal limbah panen pertanian terhadap daya tampung ternak ruminansia di daerah pertanian Kabupaten Tapanuli Selatan. Penelitian dilaksanakan secara eksploratif dengan menggunakan data sekunder. Model analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi pakan hijauan di Kabupaten Tapanuli Selatan yaitu 324.834,11 ton BK/tahun dengan jerami padi sebesar 92.735,83 ton BK/tahun, jerami jagung sebesar 20.713,50 ton BK/tahun, jerami kacang kacangan sebesar 706,50 ton BK/tahun, dan limbah daun umbi-umbian sebesar 179,70 ton BK/tahun. Kapasitas tampung hijauan pakan terhadap populasi ternak ruminansia di kabupaten Tapanuli Selatan yaitu sebesar 324.834,11 ST dan memiliki indeks daya dukung (IDD) ternak masuk kategori aman untuk penyediaan pakan ternak. Kesimpulan dari penelitian adalah Kabupaten Tapanuli Selatan dengan hasil limbah panen pertanian dapat mengembangkan populasi ternak ruminansia sampai 321.137,62 ST.(Carrying capacity for ruminant livestock in agriculture area of South Tapanuli district)ABSTRAK. The study aimed to evaluate the potential of carrying capacity of forage in agriculture area of South Tapanuli District for ruminant livestock. Descriptive analyze and secondary data were used for method analyze. The result of this study showed that forages production are 324,834.11 ton DM/year, consist of 20,713.50 ton DM of rice straw, 20,713.50 ton DM of corn stover, 706.50 ton DM of nuts straw and 179,70 ton DM of rhizomes residues. Carrying capacity of ruminant population in South Tapanuli district was 324,834.11 AU. The land carrying capacity index for ruminant development was in safe category. In conclusion, South Tapanuli district was could to develop ruminant population up to 321,137.62 AU with the support of crop by product.
Aplikasi Minyak Atsiri Pala (Myristica fragrans Houtt) dan Komponennya (-pinene dan sabinene) sebagai Bioaditif pada Daging Sapi Yuliani Aisyah; Dewi Yunita; Audia Amanda; Murna Muzaifa; Irfan Irfan
Jurnal Agripet Vol 22, No 1 (2022): Volume 22, No. 1, April 2022
Publisher : Agricultural Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/agripet.v22i1.22134

Abstract

ABSTRACT. Minyak pala (Myristica fragrans Houtt) telah diketahui memiliki kemampuan antimikroba. Komponen dominan di dalam minyak pala adalah -pinene dan sabinene. Daging sapi merupakan salah satu bahan pangan yang mudah rusak dan mudah terkontaminasi bakteri patogen. Oleh karena itu, bioaditif seperti minyak pala diperlukan agar daging sapi tidak mudah rusak dan terhindar dari cemaran bakteri patogen. Penelitian ini bertujuan mengetahui kemampuan antimikroba minyak pala (Myristica fragrans Houtt) dan komponen dominan (memiliki persentase tinggi) di dalam minyak pala (-pinene dan sabinene) terhadap kualitas daging sapi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari 2 (dua) faktor yaitu jenis bioaditif (minyak pala, -pinene, sabinene, dan campuran -pinene + sabinene) dan lama penyimpanan (1 hari dan 7 hari). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sabinene memiliki nilai TPC lebih tinggi yaitu 4,19 Log CFU/g pada lama penyimpanan 7 hari, dibandingkan dengan daging sapi yang direndam dengan -pinene memiliki nilai TPC 3,19 Log CFU/g dan 3,55 Log CFU/g untuk minyak pala. Daging sapi yang direndam dengan menggunakan -pinene dan minyak pala serta disimpan selama 7 hari, dapat menekan pertumbuhan Salmonella sp menjadi negatif, namun belum bisa menekan pertumbuhan bakteri patogen Coliform, Escherichia coli dan Staphylococcus aureus di bawah jumlah yang telah ditetapkan SNI 3932:2008. Secara organoleptik, daging sapi yang direndam menggunakan -pinene memiliki aroma khas daging dan masih dapat mempertahankan warna kemerahan daging sapi. Bioaditif -pinene dan minyak pala berpotensi untuk dikembangkan menjadi bioaditif alami pada daging sapi.(Application of nutmeg essential oil (Myristica fragrans Houtt) and its major components (-pinene and sabinene) as Bio-additives in Beef)ABSTRAK. Nutmeg essential oil (Myristica fragrans Houtt) has been known to have antimicrobial properties. The major components in nutmeg oil are -pinene and sabinene. The addition of nutmeg oil in beef could protect beef from bacterial contamination. This study aims to determine the antimicrobial properties of nutmeg oil (Myristica fragrans Houtt) and its major components (-pinene and sabinene) on beef quality. This study used a factorial Randomized Block Design consisting of two factors namely the types of bio-additives (nutmeg oil, -pinene, sabinene, and a mixture of -pinene and sabinene) and storage time (1 day and 7 days). The data was analyzed using Analysis of Variance (ANOVA) and the Duncan Multiple Range Test (DMRT). The results showed that sabinene had a higher TPC value of 4.19 Log CFU/g at 7 days of storage than -pinene having TPC value of 3.19 Log CFU/g and 3.55 Log CFU/g for nutmeg oil. In addition, beef soaked using -pinene and nutmeg oil and stored for 7 days, can suppress the growth of Salmonella sp to negative, but has not been able to suppress the growth of pathogenic bacteria Coliform, Escherichia coli and Staphylococcus aureus below the amount set by SNI. 3932:2008. Based on the results of organoleptic test, beef marinated using -pinene has a more distinctive aroma of meat and could maintain the reddish color of the beef. Overall, -pinene and nutmeg oil are potential to be developed as natural bio-additives in beef.

Page 2 of 2 | Total Record : 16


Filter by Year

2022 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 25, No 2 (2025): Volume 25, No. 2 October 2025 Vol 25, No 1 (2025): Volume 25, No. 1, April 2025 Vol 24, No 2 (2024): Volume 24, No. 2, October 2024 Vol 24, No 1 (2024): Volume 24, No. 1, April 2024 Vol 23, No 2 (2023): Volume 23, No. 2, Oktober 2023 Vol 23, No 1 (2023): Volume 23, No. 1, April 2023 Vol 22, No 2 (2022): Volume 22, No. 2, Oktober 2022 Vol 22, No 1 (2022): Volume 22, No. 1, April 2022 Vol 21, No 2 (2021): Volume 21, No. 2, Oktober 2021 Vol 21, No 1 (2021): Volume 21, No. 1, April 2021 Vol 20, No 2 (2020): Volume 20, No. 2, Oktober 2020 Vol 20, No 1 (2020): Volume 20, No. 1, April 2020 Vol 19, No 2 (2019): Volume 19, No. 2, Oktober 2019 Vol 19, No 1 (2019): Volume 19, No. 1, April 2019 Vol 18, No 2 (2018): Volume 18, No. 2, Oktober 2018 Vol 18, No 1 (2018): Volume 18, No. 1, April 2018 Vol 17, No 2 (2017): Volume 17, No. 2, Oktober 2017 Vol 17, No 1 (2017): Volume 17, No. 1, April 2017 Vol 16, No 1 (2016): Volume 16, N0. 1, April 2016 Vol 16, No 2 (2016): Volume 16, No. 2, Oktober 2016 Vol 15, No 1 (2015): Volume 15, N0. 1, April 2015 Vol 15, No 2 (2015): Volume 15, No. 2, Oktober 2015 Vol 14, No 2 (2014): Volume 14, No. 2, Oktober 2014 Vol 14, No 1 (2014): Volume 14, No. 1, April 2014 Vol 13, No 2 (2013): Volume 13, No. 2, Oktober 2013 Vol 13, No 1 (2013): Volume 13, No. 1, April 2013 Vol 12, No 2 (2012): Volume 12, No. 2, Oktober 2012 Vol 12, No 1 (2012): Volume 12, No. 1, April 2012 Vol 11, No 2 (2011): Volume 11, No. 2, Oktober 2011 Vol 11, No 1 (2011): Volume 11, No. 1, April 2011 Vol 10, No 2 (2010): Volume 10, No. 2, Oktober 2010 Vol 10, No 1 (2010): Volume 10, No. 1, April 2010 Vol 9, No 2 (2009): Volume 9, No. 2, Oktober 2009 Vol 9, No 1 (2009): Volume 9, No. 1, April 2009 Vol 8, No 2 (2008): Volume 8, No. 2, Oktober 2008 Vol 8, No 1 (2008): Volume 8, No. 1, April 2008 Vol 7, No 2 (2007): Volume 7, No. 2, Oktober 2007 Vol 7, No 1 (2007): Volume 7, No. 1, April 2007 Vol 3, No 1 (2002): Volume 3, No. 1, April 2002 Vol 2, No 2 (2001): Volume 2, No. 2, Oktober 2001 Vol 2, No 1 (2001): Volume 2, No. 1, April 2001 Vol 1, No 1 (2000): Volume 1, No. 1, April 2000 More Issue