cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
iin_indrayani@polsri.ac.id
Editorial Address
Politeknik Negeri Sriwijaya Jurusan Teknik Sipil Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang - 30139 Telp: 0711-353414, Fax:0711-355918
Location
Kota palembang,
Sumatera selatan
INDONESIA
PILAR
ISSN : 19076975     EISSN : 27222926     DOI : -
Jurnal Pilar adalah jurnal dibidang Teknik Sipil dengan Bidang kajian : Sumber Daya Air Manajemen Rekayasa Geoteknik Struktur Transportasi
Articles 13 Documents
Search results for , issue "Vol. 10 No. 2 (2014): PILAR 0902014" : 13 Documents clear
PENGARUH PENGGUNAAN BATU KAPUR SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN ASPAL BETON (AC-BC) Arfan Hasan; Sumiati Sumiati
PILAR Vol. 10 No. 2 (2014): PILAR 0902014
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Asphalt Concrete - Binder Course (AC-BC) merupakan salah satu bagian dari perkerasan yang berfungsi sebagai lapis antara yang menahan beban maksimum akibat beban lalu lintas. Batukapur merupakan salah satu bahan mineral industri yang banyak digunakan oleh sektor industri, tapi belum termanfaat secara optimal sebagai bahan penstabilan jalan raya. Selama ini sebagai bahan pengisi pada aspal beton biasanya digunakan batupecah, oleh sebab itu pada kesempatan ini penggunaan batupecah sebagai agregat halus akan diganti dengan batukapur.Dengan membuat benda uji marshall dengan variasi batu kapur sebagai pengganti agregat halus pada kadar 10%, 25%, 50%, 75%, dan 100% serta kadar aspal yang direncanakan adalah 4%, 5%, 6%, 7%, 8%, 9%, 10%, 11%,12%, dan 13% yang kemudian dibandingkan dengan aspal beton lapis AC-BC yang menggunakan agregat halus batu pecah, maka akan diketahui Kadar Aspal Optimum, stabilitas, kelelehan, VIM, VMA, VFA, dan MQ pada campuran aspal beton AC-BC yang menggunakan batu kapur sebagai pengganti agregat halus.Berdasarkan hasil pengujian Marshall diperoleh KAO dengan proporsi batu kapur 0%, 10%, 25%, 50%,   75%, dan 100% adalah 6,5%, 7,4%, 7,55%, 8,05%, 9,25%, dan 10,05%. Nilai untuk stabilitas proporsi batu kapur 0%, 10%, 25%, 50%, 75%, dan 100% adalah 2400kg, 2600 kg, 2700 kg, 3200 kg, 2800 kg dan 2750 kg. Setelah dianalisa tentang kadar Aspal Optimum, stabilitas, kelelehan, VIM, VMA, VFA, dan MQ, bahwa penggunaan batu kapur sebagai pengganti agregat halus pada aspal beton AC-BC maksimum pada kadar 50%.
PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR TERHADAP SETTING TIME SEMEN DAN KUAT TEKAN MORTAR YANG MENGGUNAKAN PASIR LOKAL Puryanto Puryanto; Moch Absor; Agus Subrianto
PILAR Vol. 10 No. 2 (2014): PILAR 0902014
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Paper ini merupakan hasil penelitian tentang variasi campuran mortar yang mempertimbangkan pengaruh kadar semen, faktor air semen dan kadar gula pasir terhadap performa campuran. Pertama ditinjau pengaruh kadar gula yang diberikan terhadap berat semen pada waktu ikat awal dan ikat akhir semen. Kemudian ditinjau kuat tekan mortar dengan berbagai varian sampel yang merupakan kombinasi FAS (0,4; 0,45; 0,5), komposisi adukan  semen-pasir  (1:5;  1:6;  1:7)  dan  persentase  gula terhadap  berat  semen  (0%; 0,05%; 0,1%; 0,15%;0,2%).Pengujian menunjukkan bahwa penambahan gula membuat pengikatan semen semakin naik secara signifikan hingga kadar tertentu seiring penambahan kadar gula dan kembali turun setelah melewati kadar 0,15%. Tren yang hampir sama berlaku pada kuat tekan mortar akibat pengaruh kadar gula. Faktor air semen juga berpengaruh pada kuat tekan dimana kadar air yang terlalu sedikit menjadikan kekuatan mortar tidak baik karena workability yang rendah. Sedangkan jumlah semen yang lebih banyak menjadikan kekuatan tekan mortar lebih tinggi.
PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI BAHAN TAMBAH AGREGAT HALUS UNTUK MENINGKATKAN KUAT TEKAN BETON Kosim Kosim; Arfan Hasan
PILAR Vol. 10 No. 2 (2014): PILAR 0902014
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Concrete is a building which is composed by an aggregate (sand rocks), cement and water (plus the other ingredients can be additive or admixture). Much research has been done on the concrete technology to meet the needs in infrastructure development started from the street, buildings, bridges, etc. The more concrete and more widespread use of the increasing scale of development also shows the more concrete needs in the foreseeable future, thus affecting the development of concrete technology which will demand new innovations regarding the concrete itself The times in the era of globalization, this resulted in a rapid increase of the number of goods waste residu which existence can be a problem for life, one of which is the presence of household glass waste. In this regard the efforts made are the utilization of powder glass as fine aggregate additive to enhance strong press concrete. Glass powder is used as a supplement for is smooth, with the addition of different variations, it is hoped to provide strong value press the concrete which is more varied and can be determined the  optimum levels of glass powder. As for the variation of the addition of powder glass used is 0 %, 25 %, 50 %, 75 %, and 100 %, with tests on a 3-day, 7-day, 14-day and 28 days. The result shows that glass powder can increase the strength of the concrete of compressive strength of concrete press 12 % normal, whereas for the optimum proportion is 25%.
STUDI PERMASALAHAN DRAINASE DAN SOLUSI AIR GENANGAN (BANJIR) DI JALAN KEMANG MANIS Ahmad Syapawi
PILAR Vol. 10 No. 2 (2014): PILAR 0902014
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Studi Eksisting dan permasalahan Drainase di Wilayah Kecamatan Ilir Barat 2 Kota Palembang. Salah satu tujuan dari studi adalah mengetahui penyebab genangan dan kelebihan debit di area studi. Data primer dan data sekunder yang didapat dari hasil studi lapangan dan sumber-sumber lainnya dianalisis untuk mendapatkan perbandingan antara debit aliran berdasarkan kapasitas pada kondisi eksisting dan debit aliran yang terjadi berdasarkan perhitungan catchment area berupa debit air hujan dan debit air kotor. Dalam melakukan analisis data digunakan beberapa metode untuk curah hujan, intensitas curah hujan, debit hujan rancangan dan kemiringan dasar saluran.Dari hasil analisis data didapatkan luas catchment area  sebesar 485.257 m2.  Berdasarkan  kemiringan    dasar saluran kondisi saluran eksisting lebih besar mempunyai kemiringan saluran di bandingkan dengan hasil desain (Tabel 8) hanya ada satu dari T5 ke T8 dimana kemiringan saluran kecil yaitu 0,0005000 sementara hasil desain 0,0024074. Dari kecepatan 57% mempunyai kecepatan aliran dibawah kecepatan desain (Tabel 9). Berdasarkan hasil perhitungan desain debit kondisi saluran eksisiting drainase sudah tidak mampu menampung debit air, terdapat satu titik saluran eksisting yang mempunyai debit > debit desain yaitu titik T17-T14. Dari ketiga kesimpulan diatas dan berdasarkan hasil perhitungan desain maka kondisi luasan saluran  eksisting sudah tidak mampu lagi menampung debit air yang terjadi. Hal ini yang menyebabkan terjadinya genangan disekitar lokasi saluran atau di catment area saluran. Segera dilakukan perluasan penampang saluran agar mampu menampung debit air limpasan air hujan dan air limbah
PENGGUNAAN TITIK IKAT GPS REGIONAL DALAM PENDEFINISIAN STASIUN AKTIF GMU1 YANG DIIKATKAN PADA ITRF 2008 Sri Rezki Artini
PILAR Vol. 10 No. 2 (2014): PILAR 0902014
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengukuran titik-titik di permukaan bumi memerlukan titik acuan yang dapat memberikan ketelitian tinggi dalam fraksi milimeter yaitu menggunakan stasiun aktif. Stasiun aktif ini dapat digunakan sebagai acuan dalam penentuan posisi relatif, baik secara real-time maupun post processing. Di Jurusan Teknik Geodesi FT-UGM terdapat stasiun aktif yaitu GMU1 sudah beroperasi sejak tahun 2009. Penelitian ini mendefinisikan ulang koordinat stasiun GMU1 menggunakan data pengamatan GNSS selama tujuh hari yaitu tanggal 14 Juli 2012 sampai dengan tanggal 20 Juli 2012 menggunakan kombinasi titik ikat global IGS dan regional. Pengolahan menggunakan software ilmiah GAMIT/GLOBK. Hasil penelitian ini berupa nilai koordinat kartesian 3D dari stasiun aktif GMU1 pada tahun 2012 dan kecepatan posisi menggunakan titik ikat GPS Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi adalah X (m) = -2200206,97464 m ± 2,34 mm; Y (m) = 5924895,45494 m ± 5,78 mm; Z (m) = -855932,54785 m ± 1,39 mm.Dapat dilihat simpangan baku yang dihasilkan dari hasil pengolahan dengan menggunakan titik ikat regional sampai fraksi milimeter. Kecepatan posisi stasiun aktif GMU1 tahun 2012, yaitu VX = -0.00016 mm/tahun ± 0.28734 m; Vy = 0.09916 mm/tahun ± 0.52493 m; Vz = -0.10729 mm/tahun ± 1,39 m. Nilai simpangan baku yang dihasilkan memiliki nilai yang lebih besar dari pada nilai kecepatan posisinya.
PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG AKIBAT PEMBEBANAN SIKLIK Raja Marpaung; Djaka Suhirkam; Lina Flaviana Tilik
PILAR Vol. 10 No. 2 (2014): PILAR 0902014
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam percobaan eksperimantal ini pemodelan struktur dibuat dalam bentuk kantilever dengan pembebanan diujung bebasnya. Percobaan ini dilakukan dengan sistem pembebanan siklik . Pembebanan ini dilakukan pada spesimen secara terus menerus sampai spesimen mencapai keruntuhannya. Pengamatan kerusakan, beban kapasitas pada saat retak, leleh, ultimate dan failure didapat melalui hasil data percobaan.Dari hasil percobaan ini semakin besar beban awal pada percobaan siklik, beban puncak yang dicapai swpesimen semakin besar, penurunan beban puncak semakin besar, selieih penurunan disipasi energi kumulatif semakin kecil dan tingkat kerusakannya semakin berat.Pada percobaan siklik 1 disipasi energi lebih kecil dari percobaan 2 dan 3 dan disipasi energy pada percobaan 2 lebih kecil dari percobaan 3, hal ini disebabkan pada pembebanan siklik selalu mengalami pengulangan yang menguntungkan bagi specimen guna memberikan perlawanan terhadap pembebanan sewaktu perubahan beban pada setiap siklusPada saat kondisi leleh, specimen tidak menunjukkan kerusakan yang berarti. Retak yang terjadi belum melebar dan sebagian besar retak tersebut hanya berupa retak rambut. Pada saat ultimate, kerusakan yang terjadi pada beban tekan 5 δy, menunjukkan retak menyeluruh sepanjang tinggi balok dan selimut beton telah hancur. Pada akhir percobaan, kerusakan specimen lebih berat, beton mengalami kehancuran pada daerah pangkal balok sehingga kekuatan beton tidak lagi dapat menahan beban.
STUDI ANALISA KEBUTUHAN RUANG PARKIR POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA Wahidin Wahidin
PILAR Vol. 10 No. 2 (2014): PILAR 0902014
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Parking is an essential part of an infrastructure building. It should be available on a building which is utilized as the activity centre. As the central activity of D3 education with the number of more than 4,000 students, the parking area of State Polytechnic of Sriwijaya needs concern. Furthermore,it needs a research. The purpose of the research is to find out available facility based on its allocation, to obtain the parking characteristics, to utilize available area, to predict parking needs within 5 years ahead and to recommend the parking development. The writer conducted the observation for several days on lectures time activity. It was conducted by watching the traffict flow around the State Polytechnic campus. The result of analysis showed that the parking accumulation for motorcycle and four- wheel vehicle was 2,018 and 198. The allocation of available parking area was 2,100 m2 for motorcycle and 3,710 m2 for four-wheel vehicle. Furthermore, based on optimation, it was found that the surface of parking area for motorcycle was 5,621.26 m2. The writer also found that the parking area surface based on its allocation for four- wheel vehicle, was 3,710 m2. Based on facts above, the writer suggests that for the smoothness of traffic flow inside the State Polytechnic campus, the parking area need to be completed by functional road signs.
PENGARUH PERUBAHAN UKURAN MAKSIMUM AGREGAT KASAR TERHADAP JUMLAH SEMEN UNTUK PEMBUATAN BETON SCC DENGAN BAHAN TAMBAH SP430 DAN RP260 Amiruddin Amiruddin; Ibrahim Ibrahim; Ika Sulianti
PILAR Vol. 10 No. 2 (2014): PILAR 0902014
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi beton saat ini menuju ke beton yang memiliki mutu yang tinggi dan juga memiliki kinerja tinggi (workability rendah). Beton jenis ini dikenal sebagai beton yang dapat memadat sendiri (SCC: Self Compacting Concrete) yang saat ini telah dikenal luas di Jepang, Eropa dan Amerika.Untuk menunjang kinerja beton menjadi tinggi, maka digunakan ukuran agregat kasar yang lebih kecil (maksimum 10 mm) dan untuk mendapatkan workability dan viscositas yang baik dibutuhkan  penambahan aditif.Pada penelitian ini dihasilkan diantaranya pada perubahan ukuran agregat menjadi maksimum 10 mm maka dibutuhkan penambahan semen sebanyak 15%. Untuk penyesuaian komposisi sesuai syarat komposisi  beton SCC maka dibutuhkan penambahan semen menjadi total 22%, serta untuk memenuhi workability yang rendah dibutuhkan penambahan aditif jenis RP260 dan SP430 yang masing – masing 1,5 lt/m3 beton.
MODEL PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PRIBADI DAN ANGKUTAN UMUM PADA DAERAH RUTE TRANSMUSI KORIDOR IV Siswa Indra; siswaindra@gmail.com siswaindra@gmail.com
PILAR Vol. 10 No. 2 (2014): PILAR 0902014
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manusia tidak dapat hidup sendiri, mereka perlu berinteraksi dan beraktifitas dalam rangka untuk memenuhi kebutuhannya. Transportasi dan sistem transportasi memegang peranan sangat penting dalam mendukung pergerakan masyarakat. Dalam melakukan aktifitasnya tersebut, manusia dihadapkan pada beberapa pilihan alat transportasi yang dapat digunakannya untuk mencapai tempat tujuan misalnya dengan menggunakan angkutan/ kendaraan  pribadi atau angkutan / kendaraan umum. Rute Trans Musi koridor IV melintasi  wilayah 4 kecamatan yaitu, Kecamatan Plaju, Seberang Ulu II, Seberang Ulu I dan Kertapati. Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) kota Palembang, daerah ini merupakan daerah-daerah yang paling padat  penduduknya (349.768 jiwa) dengan tingkat sosial ekonomi yang beragam. Dampak dari perkembangan ekonomi dan pembangunan yang diiringi dengan semakin tingginya tingkat mobilitas masyarakat akhirnya menimbulkan berbagai permasalahan dalam sistem jaringan transportasi seperti: kesemrawutan, ketidak efektifan,  dan ketidak nyamanan angkutan umum, sehingga memicu sistem transportasi yang terbentuk di dominasi oleh pengguna kendaraan pribadi, hal ini semakin meningkatkan kemacetan /tundaan di ruas-ruas jalan terutama di persimpangan.Tujuan dari penelitian ini adalah memodelkan pemilihan moda dan pengembangan dari model pemilihan moda yang didapat. Pada Rute Trans Musi Koridor IV, metode yang dipakai adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan survey ke rumah-rumah responden. Dalam pemodelan dari tujuh variabel yang dianggap akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan moda ternyata hanya dua variabel saja yang berpengaruh secara signifikan yaitu variabel waktu tempuh dan jarak. Tingkat ketepatan hasil prediksi model logistik biner pemilihan moda angkutan pribadi dibandingkan dengan angkutan umum adalah 93,3%. Nilai ini bermakna bahwa model logistik pemilihan moda yang dihasilkan mempunyai tingkat ketepatan hasil prediksi yang sangat tinggi, sehingga dapat diandalkan untuk memprediksi peluang pemilihan moda angkutan pribadi pada  data yang ada.
PENGARUH MANUVER KENDARAAN PARKIR PADA BADAN JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS DAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (STUDI KASUS PADA JALAN BRIGADIR POLISI ABDUL KADIR) KOTA PALEMBANG A Fuad Z; Revias Noerdin
PILAR Vol. 10 No. 2 (2014): PILAR 0902014
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

By having the parking activity on both sides of road, right and left which use a part of road,it causes the decrease of road capacity and road service level on Jalan Abdul Kadir. It also influences the volume, the speed and the density on the street.The purpose of the research is to find out parking activity influence level on both road sides, right and left, to know the influence of vehicles’ maneuver while entering and leaving on street parking toward traffic characteristic, to find out the delayed time caused by of street parking vehicles’ maneuver, to know financial loss because of delay relating to vehicles operational cost, to find out the alternative solution of road performance which caused by on street parking activity.From the analysist result, it was obtained that the road capacity was equal to 3,251.03 emp/h. The peak hour factor (PHF) or road service was 0.61. It was less than 0.7. The traffic capacity after on street parking was 3,129.7 emp/h with 0.64 PHF. It was less than 0.7. It means there was capacity reduction. The road  capacity can be seen on maximum traffic volume or on peak hours on Monday at 09.00 till 10.00. It was 1,907 emp/h, the average speed (S) was 40.51km/h, and the density or D was 47.06 emp/km. The average delay was 5.61second/hour. The vehicles operational cost before delayed time calculating was Rp.  2,004.44/km. Meanwhile, after delayed time calculating was Rp.2.504.4/km. It can be concluded that there was financial loss about Rp 500.00/h each vehicle. Based on service level this street has not yet needed physical repair. It is adequate with the street management. Moreover, from the analysist which shows that the number of opposite parking vehicles maneuver was 199 of 493 vehicles which are going to be parked. It was about 40.36 % with delayed time about 6.75 second. From the above explanation, the writer suggets that the street become one way. By becoming one way street, there will be no opposite parking vehicles maneuver.

Page 1 of 2 | Total Record : 13