cover
Contact Name
-
Contact Email
mojokertostikesmajapahit@gmail.com
Phone
+6282244825241
Journal Mail Official
medicamajapahit6@gmail.com
Editorial Address
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Jl. Raya Gayaman Km 02 Mojoanyar Mojokerto 61363 Email: mojokertostikesmajapahit@gmail.com
Location
Kota mojokerto,
Jawa timur
INDONESIA
Medica Majapahit
ISSN : 20853793     EISSN : 30636132     DOI : https://doi.org/10.55316/mm.
Core Subject : Health, Social,
The Majapahit Medical Journal is a journal dedicated to publishing research conducted by the academic community of STIKes Majapahit with the aim of improving public health. The Majapahit Medical Journal has been published online since 2009 under the guidance of LPPM with the number P-ISSN: 2085-3793 and e-ISSN : 3063-6132 The Medica Majapahit Journal publishes the work of students, lecturers, researchers, and practitioners in the health sector in the following fields: 1. Public Health 2. Nursing 3. Midwifery 4. Epidemiology 5. Health Management 6. Statistics and Population 7. Health Services 8. Community Mental Health 9. Nutrition and Malnutrition 10. Other Health and Medical Fields The Medica Majapahit Journal is published twice a year, in March and September. Researchers interested in publishing their work in Medica Majapahit must submit their manuscripts through https://ejournal.stikesmajapahit.ac.id/index.php/MM/user/register then undergo the editing process as suggested by the reviewer. The review and publication process takes a maximum of 1 month.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 9 No 1 (2017): Medika Majapahit" : 6 Documents clear
ANALISIS HUKUM PENGADAAN OBAT BPJS SECARA ELEKTRONIK (E-PURCHASING) Ulum Rokhmat Rokhmawan; Agus Yudha Hernoko; M. Khoirul Huda
MEDICA MAJAPAHIT Vol 9 No 1 (2017): Medika Majapahit
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seluruh Satuan Kerja di bidang kesehatan baik pusat maupun daerah dan FKTP atau FKRTL dalam pengadaan obat baik untuk program JKN maupun program kesehatan lainnya tidak perlu melakukan proses pelelangan, namun dapat langsung memanfaatkan Katalog Elektronik (e-Catalogue) obat dengan prosedur Pengadaan Secara Elektronik (e-Purchasing). Pengadaan Obat BPJS Secara Elektronik (e-Purchasing) merupakan merupakan tata cara pembelian obat BPJS sesudah sistem Katalog Elektronik (e-Catalogue) Obat tersedia. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan perundang-undangan (statue approach) dan pendekatan komparatif (comparative approach). Puskesmas sebagai UPT-SKPD termasuk pengguna barang/jasa yang menggunakan APBD dan/atau APBN sebagai bagian dari unsur penyelenggara Pemerintah Daerah (D), sehingga keberadaan Puskesmas tidak berbeda dengan Rumah Sakit Pemerintah Daerah maka model Pengadaan Obat BPJS secara Elektronik (e-Purchasing) di Rumah Sakit dapat diaplikasikan juga di Puskesmas dengan membentuk perangkat organisasi Pengadaan Barang/Jasa untuk menyederhanakan alur sistem Pengadaan Obat BPJS secara Elektronik (e-Purchasing) di Puskesmas.
PENGUATAN RANTAI SURVIVAL PASIEN STEMI Anndy Prastya
MEDICA MAJAPAHIT Vol 9 No 1 (2017): Medika Majapahit
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

STEMI merupakan rusaknya bagian otot jantung secara permanen akibat trombus arteri koroner. Strategi pengobatan STEMI sangat berkaitan dengan masa awitan (time onset) dan memerlukan pendekatan yang berbeda di masing-masing pusat pelayanan kardiovaskular demi mendapatkan tatalaksana yang tepat, cepat dan agresif. Di Indonesia menurut data Depkes RI tahun 2008 angka kematian mencapai 25% akibat serangan jantung. Sementara itu pada tahun 2008 terdapat 2446 kasus, tahun 2009 terdapat 3862 kasus, dan pada tahun 2010 terdapat 2529 kasus yang didiagnosa  Acute Coronary Syndrome (ACS). Literatur review ini bertujuan untuk identifikasi masalah dalam STEMI chain survival dapat memberikan perbaikan penatalaksanan sehingga mendapatkan hasil yang optimal untuk mengurangi angka morbiditas dan mortalitas STEMI. Metode yang digunakan dalam tinjauan literatur ini adalah dengan mengumpulkan dan menganalisis artikel-artikel mengenai ST elevation myiocardinal infrarction (STEMI). Artikel dikumpulkan melalui text book, database elektronik CINAHL, Nursing Reference Center, dan ScienceDirect dengan menggunakan kata kunci STEMI, STEMI chain of survival, dan keperawatan. Kriteria artikel yang digunakan adalah yang memiliki teks lengkap dan diterbitkan dalam kurun waktu antara tahun 2005-2016. Tujuan utama tatalaksana IMA adalah mendiagnosis secara cepat, menghilangkan nyeri dada, menilai dan mengimplementasikan strategi reperfusi yang mungkin dilakukan, memberi antitrombotik dan anti platelet, memberi obat penunjang. Terdapat beberapa pedoman (guideline) dalam tatalaksana IMA dengan elevasi ST yaitu dari ACC/AHA tahun 2013 dan ESC tahun 2012 yang meliputi Early symptom recognition & call for help, EMS evaluation & treatment, Emergency department evaluation & treatment, dan Reperfusion therapy. Namun dalam pelaksanaannya tidak selalu berjalan dengan baik permasalahan seperti pengetahuan masyarakat tentang tanda dan gejala, cara mencari pertolongan dan lokasi yang tidak terjangkau dengan baik atau bahkan belum adanya sistem EMS menjadi kendala dalam pelaksanaan penanganan pasien STEMI. Solusi seperti penyebaran informasi dapat dilakukan secara langsung dengan penyuluhan maupun tidak langsung menggunakan media cetak (Koran, leaflet, dan poster) atau menggunakan media elektronik (TV, internet dan simulasi aplikasi). Mencegah angka Mortalitas dan morbiditas pada STEMI berfokus pada waktu dan ketepatan sesuai dengan penatalaksanaan STEMI Chain of Survival yang meliputi early symptom recognition & call for help, EMS evalution & treatmetment, Emergency departement evalutione& treatmetment, Reperfusion therapy
PENGALAMAN PERAWAT PUSKESMAS KOTA MALANG DALAM PENATALAKSANAAN HENTI JANTUNG (OUT-OF-HOSPITAL CARDIAC ARREST) Risna Yekti Mumpuni; Indah Winarni; Ali Haedar
MEDICA MAJAPAHIT Vol 9 No 1 (2017): Medika Majapahit
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Henti jantung dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Penatalaksanaan OHCA diberikan segera setelah pasien dipastikan tidak memiliki denyut nadi karotis dengan menerapkan Basic Life Support  yang dapat dilakukan baik oleh orang awam maupun tenaga kesehatan, termasuk perawat Puskesmas. Perawat Puskesmas dapat berperan sebagai first responder yang bertugas untuk mengenali tanda henti jantung dan menginisiasi pertolongan awal. Tujuan penelitian ini untuk memaknai pengalaman perawat Puskesmas dalam penatalaksanaan OHCA. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretif, dilakukan di Puskesmas Kedungkandang dan Puskesmas Kendalkerep. Partisipan adalah empat orang perawat Puskesmas yang pernah melakukan penatalaksanaan OHCA. Data dikumpulkan melalui in-depth interview dengan pertanyaan terbuka. Analisis data dilakukan dengan menggunakan thematic analysis oleh Braun & Clarke (2006). Hasil penelitian menemukan tujuh tema yang menggambarkan pengalaman perawat Puskesmas dalam melakukan penatalaksanaan henti jantung, yaitu: ((1) berupaya mempertahankan profesionalisme dalam melakukan BLS, (2) memberikan dukungan psikologis yang bertujuan untuk menenangkan keluarga, (3), merasa terpanggil untuk memberikan pertolongan (4), memantapkan keinginan untuk menolong pasien, (5) tidak merasakan kepuasan batin setelah memberikan pertolongan, (6) menyadari bahwa pelayanan yang diberikan belum memenuhi standar untuk merawat pasien henti jantung, serta (7) mengharapkan ada perbaikan pelayanan bagi pasien henti jantung. Makna pengalaman perawat Puskesmas dalam penatalaksanaan OHCA adalah perawat berusaha menembus segala dependensinya demi mempertahankan profesionalisme. Melihat dari seluruh fenomena tersebut, perlu dilakukan perbaikan di semua aspek untuk menyediakan pelayanan yang berkualitas bagi pasien henti jantung.
HUBUNGAN LAMA KERJA DENGAN PROFESSIONAL QUALITY OF LIFE PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD DR. ISKAK TULUNG AGUNG Oda Debora; Ahsan; Dewi Kartikawatiningsih
MEDICA MAJAPAHIT Vol 9 No 1 (2017): Medika Majapahit
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ekerja di ruang gawat darurat memerlukan persyaratan yang berbeda jika dibandingkan dengan ruangan lain. Agar dapat memberikan pelayanan yang baik, perawat harus mampu mengenali kegawatan pasien dengan cepat dan memberikan intervensi dengan tepat. Untuk itu, perawat yang bekerja di ruang gawat darurat sebaiknya memiliki pengalaman kerja sebelumnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara lama kerja dengan professional quality of life (ProQOL) perawat IGD RSUD Dr. Iskak Tulung Agung. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross-sectional. Populasi perawat adalah 52 orang, dan didapatkan sampel sebesar 49 responden. Pengambilan data professional quality of life menggunakan kuesioner ProQOL R-V yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dan dilakukan uji validitas dan reliabilitas ulang. Analisis yang digunakan adalah uji Chi-square. Hasil p>0,05, yang artinya lama bekerja tidak berhubungan dengan ProQOL. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengalaman yang dimiliki oleh perawat yang bekerja kurang dari atau lebih dari lima tahun tidak menjadi barier terhadap pelayanan yang diberikan kepada pasien.
PENGARUH PENERAPAN SKALA ROSIER TERHADAP KECEPATAN DAN KETEPATAN PERAWAT DALAM PENGENALAN TANDA DAN GEJALA PASIEN STROKE DI IGD RSUD NGIMBANG LAMONGAN, RSI SAKINAH DAN RSI HASANAH MOJOKERTO Ike Prafita Sari; Rizki Thoharoh Romadhona
MEDICA MAJAPAHIT Vol 9 No 1 (2017): Medika Majapahit
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stroke merupakan penyakit yang bisa mengancam siapa saja tanpa memandang strata sosial. Penenlitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Skala ROSIER terhadap kecepatan dan ketepatan perawat dalam mengenali tanda dan gejala pasien stroke di IGD RSUD Ngimbang Lamongan, RSI Sakinah dan RSI Hasanah Mojokerto. Penelitian ini menggunakan The One-Group Pretest-Posttest Design. Analisa data menggunakan Uji Mc Nemar. Hasil penelitian menunjukkan angka Significancy kecepatan adalah 0,625> p value 0,05, maka h0 diterima. Sedangkan untuk ketepatan tidak ada perubahan baik saat pretest maupun posttest. Kesimpulannya adalah tidak ada pengaruh penerapan Skala ROSIER di IGD RSUD Ngimbang Lamongan, RSI Sakinah dan RSI Hasanah Mojokerto. Perawat disarankan untuk meningkatkan motivasi untuk belajar ilmu keperawatan yang baru guna meningkatkan mutu pelayanan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT GINJAL KRONIK DI RSUD JOMBANG admin, Atikah Fatmawati; M. Rachmat Soelaeman
MEDICA MAJAPAHIT Vol 9 No 1 (2017): Medika Majapahit
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pasien Penyakit Ginjal Kronik (PGK) yang menjalani hemodialisis selain dapat menimbulkan dampak bagi fisik, juga dapat menimbulkan dampak secara psikologis. Salah satunya adalah depresi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat depresi pada pasien dengan PGK yang menjalani hemodialisis. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner data umum dan kuesioner Beck Depression Inventory (BDI-II) versi Indonesia. Data dianalisis menggunakan uji Pearson, uji Rank Spearman’s, dan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur (p = 0,028), pendidikan (p = 0,033), pekerjaan (p = 0,004), dan lama menjalani hemodialisis (p = 0,000) memiliki hubungan dengan terjadinya depresi pada responden. Sedangkan karakteristik jenis kelamin tidak memiliki hubungan dengan kejadian depresi pada responden (p = 0,222). Pengetahuan dan pemahaman terkait kondisi depresi dan intervensi yang dapat digunakan untuk mengatasi depresi harus dimiliki oleh perawat. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan adaptasi psikologis pada pasien PGK yang menjalani hemodialisis.

Page 1 of 1 | Total Record : 6