cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Widyanuklida
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Widyanuklida adalah majalah ilmiah pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan sains dan teknologi nuklir serta bidang yang berkaitan, diterbitkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).
Arjuna Subject : -
Articles 98 Documents
Kajian Pelatihan Tanggap Darurat Yustina Tri Handayani
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 13 Nomor 1, November 2013
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3264.45 KB)

Abstract

ABSTRAK Tanggap darurat atau Kesiapsiagaan Nuklir merupakan persyaratan keselamatan radiasi dalam pemanfaatan tenaga nuklir, sesuai Peratuan Kepala (Perka) BAPETEN N0. 1 Tahun 2010. Kompetensi personil untuk melaksanakan hal tersebut dapat diperoleh melalui pelatihan. Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) BATAN memiliki tugas menyelenggarakan pelatihan, sehingga kompetensi personil dalam semua bidang yang diperlukan dapat dicapai. Penyelenggaraan pelatihan dilakukan dengan metode Systematic Approach to Training (SAT), meliputi analisis kebutuhan, pengembangan pelatihan, pelaksanaan, dan evaluasi pelatihan. Dalam pengembangan pelatihan dilakukan penyusunan kurikulum yang perlu dievaluasi atau dikaji untuk penyempurnaan penyelenggaraan lebih lanjut. Keberhasilan pencapaian kompetensi personil sangat ditentukan oleh kurikulum pelatihan. Pelatihan tanggap darurat yang sudah diselenggarakan oleh Pusdiklat BATAN adalah pelatihan Radiological Assesment, Emergency Preparedness and Responses, Pengkajian Dosis, yang masing-masing untuk mencapai kompetensi menyusun rencana tanggap darurat, menanggulangi kedaruratan tingkat lokal sesuai tingkat nasional, menghitung dosis okupasi dan dosis kecelakaan. Berdasarkan kompetensi yang akan dicapai dalam pelatihan tersebut, maka pelatihan tersebut dapat diurutkan, tingkat pertama adalah Emergency Preparedness and Responses yang diperuntukkan bagi petugas Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) dan sebaiknya kurikulum ditinjau ulang; Tingkat kedua adalah pelatihan Pengkajian Dosis diperuntukkan bagi Pengkaji Radiologi, dimana kurikulumnya sudah memenuhi kompetensi yang akan dicapai. Pengkaji Radiologi sebaiknya berpengalaman sebagai petugas PKD. Tingkat ketiga adalah pelatihan Radiological Assesment yang diperuntukkan bagi personil yang memiliki tanggung jawab menyusun rencana PKD Nuklir, antara lain Penanggung Jawab dan Pengendali Operasi PKD, dimana kurikulumnya sudah memenuhi kompetensi yang akan dicapai. Sebaiknya pesertanya pernah mengikuti pelatihan Environmental Radiation Monitoring dan Pengkajian Dosis.   ABSTRACT Emergency response or Nuclear Preparedness is a radiation safety requirements in the use of nuclear energy, in accordance with Bapeten 's Chairman Regulation NO. 1/2010. Competence of personnel to implement it can be acquired through training. Centre for Education and Training BATAN has conducted training tasks, so that the need of personnel competence in all fields can be achieved. Implementation of training was conducted using Systematic Approach To Training ( SAT) , including needs analysis, training development, implementation, and evaluation of training. In the development of training, curriculum need to be evaluated or assessed for the improvement of further implementation. The successful achievement of the personnel competence is determined by the training curriculum. Emergency response training has been organized by Center for Education and Training-BATAN is Radiological Assessment, Radiological Emergency Preparedness and Responses, Dose Assessment. Based on competencies to be achieved in the training, the training can be sorted by several level. First level is Radiological Emergency Preparedness and Responses Training for emergency worker and the curriculum should be reviewed; second level is Dose Assessment Training intended for Radiological Assessor . The curriculum has met the competencies to be achieved. Radiological Assessor should be experienced as an emergency worker. Radiological Assessment training is for personnel who have the responsibility to plan Nuclear Emergency, such as Person in Charge and Operations Controller. The curriculum meets the competencies to be achieved. Training participants should have followed the Environmental Radiation Monitoring and Dose Assessment.  
Jaminan Mutu Pada Analisis Aktivasi Neutron Pratiwi Sapto
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 2 Nomor 1, Februari 1999
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1750.821 KB)

Abstract

ABSTRAK Telah diketahui bahwa analisis unsur secara aktivasi neutron (NAA) mempunyai berbagai keunggulan dibandingkan analisis unsur yang lain. BATAN sebagai satu-satunya lembaga yang memiliki fasilitas untuk melaksanakan NAA telah banyak berpengalaman dengan berbagai matriks dan untuk berbagai tujuan. Disadari pula bahwa agar NAA bisa bersaing secara internasional dan mengambil peluang memenuhi kcpentingan pengguna akhir maka kegiatan yang dilaksanakan oleh beberapa Pusat di lingkungan BATAN ini perlu diselaraskan. Untuk penyelarasan ini diperlukan kesepakatan bersama antar-laboratoria agar hasil NAA yang diperoleh dapat memenuhi standar internasional. ABSTRACT It has long been known that elemental analyses bv Neutron Activation Analysis (NAA) have many advantages over other elemental analytical methods. BATAN. as the only institute in Indonesia which possesses several NAA facilities. has a vast experience with manv types of matrices for different kinds of objectives. It has been realized also that in order to compete internationally, for the benefit of the end-users, NAA activities so far carried out by several laboratoria within BATAN need to be managed according to a quality system to comply with international standards.
Analisis Aktivasi Neutron Dalam Sampel Lingkungan Sugino Sugino; Anda Sanusi; Tulisna Tulisna
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 11 Nomor 1, November 2011
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2974.135 KB)

Abstract

ABSTRAK Lingkungan sangat mendukung kehidupan manusia, sehingga perlu dijaga, dipantau dan bila ada perubahan perlu dievaluasi dampaknya pada kehidupan manusia dan makhluk hidup. Konsentrasi unsur dalam sampel lingkungan merupakan salah satu parameter yang perlu dianalisis. AAN merupakan analisis unsur yang bersifat multiunsur, selektif dan sangat sensitif yang sudah diaplikasikan secara luas dalam bidang lingkungan. Meletusnya Gunung Merapi menumpahkan abu dan pasir dalam jumlah besar yang menyebar luas ke wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Lingkungan tanah merupakan media hidup tanaman. Tanaman akan tumbuh dengan baik apabila media dan iklimnya sesuai kebutuhan tanaman tersebut. Untuk mengevaluasi dampaknya, perlu dianalisis kandungan unsur kelumit dalam pasir tersebut, karena perbedaan kandungan unsur dalam abu dan pasir tersebut mengubah kondisi media, sehingga mempengaruhi kesehatan dan pemilihan jenis tanaman yang sesuai untuk dibudidayakan. Analisis unsur dengan metode AAN dilakukan terhadap pasir Merapi, dan memberikan konsentrasi unsur As, Ce, Co, Cr, Cs, Eu, Hf, La, Sc, Sr, Th, U, V, Zn, Mn, Mg, Fe berturut-turut. sebesar 4.0 ppm, 22.2 ppm, 17.8 ppm, 8.2 ppm, 4.3 ppm, 1.5 ppm, 2.7 ppm, 15.9 ppm, 12.4 ppm, 745.4 ppm, 6.3 ppm, 2.3 ppm, 5.3 ppm, 56.6 ppm, 0.16 %, 3.16%, 6.25%. Data kandungan unsur dalam pasir Merapi tersebut dapat dimanfaatkan oleh pihak yang membutuhkan dalam kaitannya dengan evaluasi dampak lingkungan yang bisa ditimbulkannya, baik dari segi kesehatan maupun budidaya tanaman.   ABSTRACT Environment mostly support man live, it need maintanance, monitoring and impact assesment for organism if any change. The element concentration in environmental sample is a parameter that need to analyzed. Neutron Activation Analysis (NAA) is a multielemental, selective, and sensitive analysis that already applied broadly in environment. The eruption of Mount Merapi spilled a lot of ash and sand spread widely to Yogyakarta and Central Java area. Soil is a media for plant. Plant will grow well in the adequate media and climate. To evaluate the impact, it need to analysis the elements concentration in the sand, because the difference of elements composition will influent the health and agriculture. Merapi sand was analyed by NAA. The concentration of As, Ce, Co, Cr, Cs, Eu, Hf, La, Sc, Sr, Th, U, V, Zn, Mn, Mg, Fe were 4.0 ppm, 22.2 ppm, 17.8 ppm, 8.2 ppm, 4.3 ppm, 1.5 ppm, 2.7 ppm, 15.9 ppm, 12.4 ppm, 745.4 ppm, 6.3 ppm, 2.3 ppm, 5.3 ppm, 56.6 ppm, 0.16 %, 3.16%, 6.25%, respectively. The data can be utilized to evaluate the environmental impacts related to health and cultivation.  
Computers Bring New Oppotunities to Education & Training in Science & Technology M. Bunjamin Bunjamin
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 1 Nomor 1, Februari 1998
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1478.8 KB)

Abstract

All of us at Pusdiklat know very well that our country, through the GBHN statements, and also Batan, through its mission & vision statements, stressed the highest priority of human resources development as an important element in our attempt to survive - even to make progress - in the 21st century that will come soon. Naturally, as the education & training center of Batan, Pusdiklat must shoulder most of this heavy burden. Unfortunately, with our limited education & training budget, especially in the face of our country's problem of financial crisis, the burden on Pusdiklat's shoulders is extra heavy, and we really have to think and work very hard to accomplish Pusdiklat's "mission impossible". 
Meningkatkan Efisiensi Pelatihan Personel Uji Tak Rusak Radiografi Bagiyono Bagiyono
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 5 Nomor 1, Juli 2004
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1824.933 KB)

Abstract

ABSTRAK Dalam buku panduan ISO 9712 yang berjudul "Non-destructive testing - Qualification and certification of personnel" tingkat kompetensi personel uji tak rusak (UTR) dibagi menjadi 3 tingkat. Ketiga tingkat kompetensi tersebut memerlukan pelatihan yang akan membedakan tingkat kemampuan personel untuk setiap tingkat dalam hal penguasaan pengetahuan teori dan pengetahuan teknis. Sebagian besar program pelatihan menggabungkan antara pengetahuan teori yang diajarkan dalam kelas dan pengetahuan praktek. Efisiensi dari pelatihan, selain bergantung pada kombinasi yang tepat dari materi tersebut, juga bergantung pada kualitas modul yang tersedia, kualitas pengajar dan organisasi dari pelatihan. ABSTRACT The ISO 9712, titled "Non-destructive testing - Qualification and certification of personnel" defines 3 levels of competence. The three levels of competence call for a training program, which shall impart personnel on each level a certain amount of theoretical and practical knowledge to the method. Most training programs combine a relatively short class-room lecture in the theory and practical exercises. The efficiency of the training depends partly on the appropriate combination of these elements, the quality of hand out, the trainers and the organization of the training courses.  
Konversi Paparan pada Perubahan kV Pesawat Sinar-X Rigaku-RF-250EGM Suparno Suparno; Anda Anda; Sutrasno Sutrasno
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 8 Nomor 1-2, Desember 2007
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2688.244 KB)

Abstract

ABSTRAK Telah dilakukan pengujian rumus konversi paparan pada perubahan tegangan tabung pesawat sinar-X. Dari rumus tersebut dapat dihitung faktor konversi paparan teoritis. Penelitian dilaksanakan dengan melakukan uji radiografi sebuah step wedge menggunakan pesawat sinar-X Rigaku-RF-250EGM dengan mengubah tegangan tabung dari 120 kV ke 130 kV, 140 kV, 150 kV, dan 200 kV. Dari hasil percobaan telah dapat ditentukan faktor konversi paparan dari masing-masing perubahan tegangan tabung sinar-X. Faktor konversi paparan teoritis dibanding dengan faktor konversi paparan hasil percobaan pada masing-masing perubahan tegangan tabung terdapat perbedaan antara -1,44% sampai dengan +8,12%. Penggunaan faktor konversi paparan teoritis untuk perhitungan paparan menghasilkan perbedaan densitas antara -0,1 sampai dengan +0,05.  
Tinjauan Sistem Manajemen Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dalam Pelaksanaan Praktikum Penanggulangan Kedaruratan Radiologi Yustina Tri Handayani; Sugito Sugito; Nur Paramita Nira Mulyono
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 16 Nomor 1, November 2017
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.084 KB)

Abstract

Dalam pelatihan Petugas Proteksi Radiasi yang diadakan Pusdiklat Batan, terdapat kegiatan praktikum Penanggulangan Kedaruratan Radiologi dengan kasus sumber hilang yang mempunyai skenario yang cukup kompleks, sehingga memiliki potensi bahaya relatif besar. Sistem manajemen fasilitas dan pemanfaatan tenaga nuklir yang tercantum dalam Perka Bapeten No 4 Tahun 2010 merupakan persyaratan untuk jaminan mutu dalam keselamatan radiasi. Untuk mengetahui kesesuaian dengan persyaratan, dilakukan tinjauan sistem manajemen terhadap kegiatan praktikum tersebut dengan mengacu pada pelaksanaan proses (kendali produk serta pengujian, verifikasi, dan validasi), pengembangan proses (mengidentifikasi dan mengembangkan proses, serta persyaratan pengembangan proses), pemantauan, pengukuran, penilaian, dan perbaikan (ketidaksesuaian, tindakan korektif, dan pencegahan, serta peluang perbaikan). Kendali terhadap bahan ajar, peralatan yang digunakan, evaluasi kepuasan dan pencapaian tujuan pembelajaran sudah dilakukan, akan tetapi  identifikasi perubahan jumlah peserta praktikum dan identifikasi risiko belum sepenuhnya terpenuhi. Identifikasi ketidaksesuaian yang dilakukan meliputi kualifikasi pembimbing, penyimpangan dari skenario, aktivitas sumber radioaktif, penggantian peralatan, kelalaian mengisi formulir peminjaman, dan pengawasan yang kurang memadai. Dampak dan keberterimaan terhadap proses perlu ditentukan. Beberapa tindakan pencegahan dengan pengadaan sumber radioaktif berumur paruh panjang, pengujian dan penjadwalan kalibrasi peralatan. Peluang perbaikan diperlukan terkait skenario pada kondisi hujan, uji kontaminasi sumber radioaktif, perekaman kompetensi personil secara lebih baik, verifikasi peminjaman dan pengembalian sumber radioaktif oleh atasan.
Program Proteksi Radiasi Bidang Radiografi Industri di Pusdiklat - BATAN B.Y. Eko Budi Jumpeno
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 3 Nomor 2, Agustus 2000
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3222.342 KB)

Abstract

PENDAHULUAN Pemanfaatan dan pemakaian zat radioaktif dan sumber radisai lainnya di bidang industri semakin meningkat di Indonesia. Bidang radiografi industri merupakan salah satu bidang yang banyak memanfaatkan zat radioaktif dan/atau sumber radiasi lainnya. Radiografi industri ialah pemeriksaan struktur dan/atau kualitas bahan dengan metode uji tak rusak yang menggunakan radiasi. Untuk menjamin keselamatan pekerja dan anggota masyarakat serta melindungi lingkungan hidup, diperlukan adanya program proteksi radiasi dalam instalasi radiografi industri. Program proteksi radiasi ini harus dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen agar keselamatan radiasi dapat terwujud. Pusat Pendidikan dan Pelatihan-Badan Tenaga Nuklir Nasional (Pusdiklat - BATAN) merupakan salah satu institusi yang memanfaatkan zat radioaktif dan/atau sumber radiasi lainnya untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan bidang radiografi industri. Pusdiklat-BATAN memiliki instalasi radiografi industri berupa sumber radiasi gamma (Ir-192 dan Co-60) dan pesawat sinar-X (merk Rigaku yang berpendingin udara dan merk Andrex yang berpendingin air). Dalam tulisan ini akan dikaji pelaksanaan program proteksi radiasi di Pusdiklat - BATAN dalam bidang radiografi industri khususnya untuk sumber radiasi gamma. 

Page 10 of 10 | Total Record : 98