cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Widyanuklida
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Widyanuklida adalah majalah ilmiah pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan sains dan teknologi nuklir serta bidang yang berkaitan, diterbitkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).
Arjuna Subject : -
Articles 98 Documents
Keefektifan Pelaksanaan Program Proteksi Radiasi di Unit Kerja Aris Sanyoto
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 5 Nomor 2, Desember 2004
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3698.055 KB)

Abstract

ABSTRAK Saat ini aplikasi teknologi nuklir telah dimanfaatkan dalam berbagai bidang kehidupan. Aplikasi tersebut telah memberikan keuntungan kepada umat manusia. Walaupun demikian, sifat energi nuklir juga mempunyai potensi bahaya radiasi, sehingga setiap kegiatan yang terkait dengan pemakaian teknologi nuklir harus dikontrol secara memadai. Untuk mengendalikan aktivitas tersebut, Komite Intemasional untuk Proteksi Radiasi (International Committee on Radiological Protection, ICRP) merekomendasikan suatu sistem proteksi radiasi yang didasarkan pada tiga prinsip utama, yaitu: justifikasi, optimisasi dan limitasi dosis. Rekomendasi tersebut dapat diterapkan melalui beberapa tataran (level), seperti peraturan, manajemen dan operasional. Untuk maksud pelaksanaan tataran manajemen dan operasional, Badan Tenaga Atom Intemasional (International Atomic Energy Agenqy, IAEA) memperkenalkan suatu Program Proteksi Radiasi yang mencakup beberapa elemen. Tulisan ini akan memberikan gambaran tentang bagaimana mengevaluasi keefektifan suatu Program Proteksi Radiasi (RPP) di suatu unit kerja. Pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan berdasarkan rekord dosis individu pekerja radiasi ataupun melalui pengamatan pada berbagai pelaksanaan elemen-elemen RPP. Tujuan utama dari evaluasi ini adalah untuk lebih meningkatkan keefektifan pelaksanaan suatu RPP.   ABSTRACT The application of nuclear technology had been used in various types of field at the moment. The application of the technology has given many advantages to human being. However, due to the nature of nuclear energy, which also has radiation hazards, it is imperative that every activity, which is related to nuclear energy as well as nuclear technology, be controlled appropriately. To control such activity, The International Committee on Radiological Protection (ICRP) recommends a system of radiation protection based on three major principles (Publication 60); i.e. justification, optimization, and dose limitation. The recommendations can be applied at several levels in order to control the hazards from radiation. These levels are regulatory, management and operational. For the purpose of management and operational level, IAEA introduce a Radiation Protection Program (RPP)-which covers some elements. This paper will describe on how to evaluate the effectiveness of the program applied in the certain unit. The evaluation can be carried out based on the radiation individual dose record of the employees as well as observation on the implementation of RPP's elements. The main objective of the evaluation is to improve the effectiveness of implemented RPP.
Evaluasi Kualitas Soal Ujian Pelatihan Radiografi Bagiyono Bagiyono
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 12 Nomor 1, November 2012
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3805.783 KB)

Abstract

ABSTRAK Soal ujian yang berkualitas adalah soal yang memenuhi kaidah-kaidah tertentu, sehingga mampu mengevaluasi secara akurat pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Untuk mengetahui kualitas dari soal ujian pelatihan radiografi di Pusdiklat, telah dilakukan penelitian terhadap soal yang telah diujikan. Penelitian dilakukan dengan cara melakukan analisis setiap soal dikaitkan dengan kaidah-kaidah pembuatan soal pilihan berganda yang efektif. Obyek dari penelitian ini adalah soal-soal ujian materi general yang diberikan pada pelatihan Radiografi Level 1 dan Level 2 pada tahun 2010 - 2012. Analisis yang dilakukan dibatasi hanya mengevaluasi dari segi format, struktur dan tata bahasa. Dari hasil analisis teramati bahwa 95% soal yang diberikan sudah memenuhi kaidah pembuatan soal pilihan berganda yang efektif, sedangkan sisanya masih memerlukan revisi pada beberapa aspek yang dievaluasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar soal ujian pelatihan Radiografi yang diselenggarakan di Pusdiklat BATAN dapat dikategorikan sebagai soal yang berkualitas dari segi format, struktur dan tata bahasa.   ABSTRACT The good quality questions are the questions which have the certain format as well as structure and grammar, so that they can measure accurately the achievement of the designed learning objectives. To evaluate the quality of the examination questions, has been conducted a research on the questions in the Radiographic examination. The study was conducted by analysing the individual question and then comparing to the rules on writing an effective multiple-choice question. The object of this study are the Examination Questions that has been delivered in the Radiography Level 1and Level 2 training courses in 2010 to 2012. The analysis was conducted by reviewing the format as well as structure, and grammar. From the analysis performed it was observed that 95% of the given question has fulfilled the rules of writing an effective multiple-choice question, while the rest need revisions on some aspects to be evaluated. Based on these results it can be concluded that most of the examination question in the radiographic training course held in Pusdiklat BATAN can be categorized as the good quality questions based on format, structure and grammar.  
Korosi di Industri Nuklir Soedyartomo Soentono
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 1 Nomor 2, Agustus 1998
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4640.672 KB)

Abstract

ABSTRAK Industri nuklir yang mendasarkan nilai tambahnya pada pemanfaatan iptek nuklir tidak luput dari ancaman korosi. Korosi di industri nuklir dapat menimbulkan kerugian ekonomi akibat berkurangnya masa produktif dan bahkan terjadinya kecelakaan. Dibahas sifat bahan yang digunakan di industri nuklir dan proses korosi serta pencegahan dan penanganannya. Disajikan kemungkinan pemanfaatan aktivasi lapisan tipis sebagai salah satu metoda analisis berdasarkan iptek nuklir untuk deteksi dan pengukuran laju korosi di industri nuklir. ABSTRACT Nuclear industries employing nuclear science and technology for its added value processes are object of corrosion. Corrosion in these industries may lead to an economic loss due to the decrease of the life-time and even an accident. Materials utilized in these industries as well as the corrosion processes and its protection and treatment are described. The possibility of thin layer activation utilization as a nuclear-based analytical method for detecting and measuring the corrosion rates in these industries is presented.
Pengelolaan Pengetahuan Nuklir: Tantangan dan Aktivitasnya di BATAN Bagiyono Bagiyono
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 9 Nomor 1-2, November 2009
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4575.409 KB)

Abstract

ABSTRAK Dewasa ini, pengelolaan pengetahuan nuklir di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) telah menjadi kebutuhan yang mendesak. Kebutuhan pelestarian dan pewarisan pengetahuan nuklir tersebut dipicu oleh beberapa peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini, seperti fenomena penuaan (ageing) pegawai BATAN, berkurangnya mahasiswa yang belajar teknologi nuklir dan ancaman hilangnya pengetahuan akibat brain-drain. Agar pengelolaan pengetahuan nuklir di BATAN dapat berjalan dengan efektif dan e?sien, telah dilakukan penelitian untuk mengidenti?kasi tantangan yang dihadapi BATAN dan aktivitas-aktivitas yang telah dilakukan untuk mengatasi tantangan tersebut. Dari berbagai tantangan dan aktivitas yang teridenti?kasi, dapat disimpulkan bahwa BATAN telah melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan pengetahuan nuklir, antara lain, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, penyebarluasan pengetahuan nuklir, penyelenggaraan seminar dan lain sebagainya, akan tetapi aktivitas yang dilakukan masih belum terstruktur dengan baik dan hasilnya belum memuaskan. Untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan pengetahuan nuklir tersebut, kegiatan-kegiatan yang mencakup kegiatan yang bersifat pengkajian dan evaluasi, program kerja, dokumentasi dan teknologi informasi, serta pembinaan sumber daya manusia diusulkan untuk dapat dilaksanakan sesegera mungkin.   ABSTRACT In recent years, the management of nuclear knowledge in BATAN has emerged as a growing challenge. The need to preserve and transfer nuclear knowledge is compounded by recent trends, such as ageing of the nuclear workforce, declining student numbers in nuclear related fields, and the threat of losing accumulated nuclear knowledge due to brain drain etc. In order to improve the effectiveness of Nuclear Knowledge Management in BATAN, research on Nuclear Knowledge Management challanges and its activites have been conducted. From the results, it can be concluded that BATAN has been performing nuclear knowledge management activities, i.e. conducting education and training program, nuclear knowledge dissemination, seminar and workshop, etc, but those activities were not comprehensive and were not well structured yet. To improve the effectiveness of the nuclear knowledge management, the actions need to be done in the future are proposed. The proposed activites are including evaluation and assessment, documentation and information technology and comprehensive manpower development program.  
Program Keandalan Manusia Yustina Tri Handayani
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 14 Nomor 1, November 2014
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.861 KB)

Abstract

ABSTRAKBATAN sebagai lembaga penelitian memiliki reaktor nuklir riset dan cukup banyak sumber radioaktif, sehingga memiliki kerawanan terhadap penyalahgunaan fasilitas dan sumber radioaktif. Sistem keamanan nuklir dan sumber radioaktif bertujuan untuk mencegah potensi dan memitigasi kejadian tersebut. Ancaman tersebut dapat berasal dari orang luar, maupun insider. Kekecewaan, frustasi, ketidakpuasan, merasa diabaikan, tidak dihargai, dan dendam yang tidak ditangani dapat menjadi motivasi menjadi insider. Penangkalan adanya insider dapat dilakukan dengan sistem penghargaan dan sanksi yang jelas, budaya keamanan, serta Program Keandalan Manusia, yaitu penanganan pegawai yang bermasalah secara psikologi.ABSTRACTHuman Reliability Program. As a research institution, BATAN has research reactor and some radioactive sources, that most vulnerable againts malicious acts. The objectives of Nuclear security and Security of radioactive sources are prevent the malicious acts and mitigate its consequences. The threats could be done by outsider as well as insider. Insider might be a disappointed, frustrated, revenged, disgruntled employee. Detterence from insider could be done by reward and punishment system, security culture, and Human Reliability Program, which used phycology treatment. 
Determination of Sodium and Copper in Ohasari Sea Shell By Radiochemical Neutron Activation Analysis Sudi Ariyanto
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 4 Nomor 1-2, Agustus 2001
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1847.246 KB)

Abstract

ABSTRACT Elemental analysis of Sodium and Copper in Ohasari sea shell has been performed by radiochemical NAA. The concentration of Na in Ohasari shell is found to be 4745.00 ± 119.29 ppm. The concentration of Cu in Ohasari shell is found to be 17.29 ± 1.76 ppm. Ohasari shell contains some elements such as Ta-182, Pt-197, I-131, I-132, I-133, Ce-144, Ce-141, Sc-47, Te-132, Hg-203, Au-198, Ru-103, Cu-64, As-74, As-76, Sb-122, Na-24. ABSTRAK Telah dilakukan pengukuran Sodium dan Tembaga dalam kulit kerang jenis Ohasari dengan menggunakan NAA dan radiokimia. Ditemukan bahwa konsentrasi Na dalam kerang 4745.00 ± 119.29 ppm, sedangkan konsentrasi Cu 17.29 ± 1.76 ppm. Beberapa unsur yang terkandung di dalam kulit kerang Ohasari adalah Ta-182, Pt-197, I-131, I-132, I-133, Ce-144, Ce-141, Sc-47, Te-132, Hg-203, Au-198, Ru-103, Cu-64, As-74, As-76, Sb-l22, Na-24.
Pengamanan Sumber Radiasi Rini Rindayani
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 7 Nomor 2, Desember 2006
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2016.18 KB)

Abstract

ABSTRAK Program yang lengkap dalam menghadapi penggunaan sumber radiasi untuk maksud jahat memerlukan beberapa pertimbangan yang meliputi: ketepatan desain dan fabrikasi dari sumber radiasi, berbagai maksud dari akuisisi sumber radiasi, pencegahan penggunaan sumber radiasi yang diperlukan, dan pengurangan efek yang disebabkan oleh sumber radiasi yang digunakan dengan maksud tidak baik. Dalam makalah ini dibahas mengenai proses menentukan tingkat keamanan yang diperlukan oleh sumber radiasi dalam seluruh kegiatannya, dan penetapan tindakan keamanan untuk sumber radiasi berdasarkan tingkatan kinerja yang dipersyaratkan untuk menghalangi, mendeteksi, dan jika perlu respon terhadap pencurian zat radioaktif.   ABSTRACT A complete programme aimed at addressing the malevolent use of radioactive sources needs to consider a large range of issues including: the appropriate design and manufacture of sources, the various means of acquisition of sources, the prevention of use any sources acquired, and the mitigation of the impacts if sources are used maliciously. In this paper will be described the process to determine what level of security is required for sources throughout their lifecycle, and the assignment of security measures to sources based on graded performance requirements to deter, detect, and if necessary respond to theft of radioactive material.  
Kajian Soal Tertulis Sertifikasi Personel PPR Tahun 2015 Yustina Tri Handayani
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 15 Nomor 1, November 2015
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.627 KB)

Abstract

Pusat Pendidikan dan Pelatihan BATAN menyelenggarakan Pelatihan Keselamatan Radiasi untuk calon PPR bidang Industri Tingkat 1, 2, 3 dan Medik Tingkat 1, 2 dan 3. Setelah lulus pelatihan, peserta mengikuti ujian untuk mendapatkan SIB sebagai PPR yang diselenggarakan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) untuk membuktikan bahwa yang bersangkutan memiliki kompetensi yang dipersyaratkan. Ujian dalam pelatihan harus bisa mengukur kemampuan peserta, sehingga ada keselarasan dengan ujian untuk mendapatkan SIB. Dalam rangka meningkatkan keselarasan pengukuran kompetensi dalam pelatihan dan kompetensi dalam sertifikasi personel untuk mendapatkan SIB PPR, maka perlu dilakukan kajian terhadap soal ujian BAPETEN. Kajian dilakukan terhadap komposisi dan tingkat kesulitan soal. Soal dikelompokkan berdasarkan materi pembelajaran dalam pelatihan. Tingkat kesulitan soal diklasifikasikan dalam kriteria mudah, sedang, dan sulit. Validasi penentuan tingkat kesulitan dan nilai rata-rata benar dilakukan terhadap soal ujian pelatihan PPR Industri Tk.2 pada tanggal 3 Juni 2015 yang melibatkan 16 peserta. Hasil validasi menunjukkan kesesuaian penentuan tingkat kesulitan dengan hasil ujian dengan kesalahan 4% dan nilai rata-rata benar dengan perbedaan 1,3 dari nilai maksimum 100. Hasil kajian menunjukkan komposisi soal untuk setiap klasifikasi PPR. Secara umum juga terdapat perbedaan prediksi tingkat kesulitan untuk setiap klasifikasi PPR, dengan urutan dari yang paling sulit dan prediksi nilai rata-ratanya adalah Industri Tk.1 (69,80), Medik Tk.1 (70,375), Industri Tk.2 77,50), Medik Tk.2 (71,375) dan Industri Tk.3 (73,60).
Perbandingan Pelarutan Cuplikan Dengan Metoda Konvensional dan Microwave Sahat Simbolon
Widyanuklida Widyanuklida Volume 3 Nomor 1, Februari 2000
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1565.58 KB)

Abstract

ABSTRAK Diterangkan kelemahan sistem pelarutan cuplikan dengan metoda konvesional: membutuhkan waktu yang cukup banyak, merusak lingkungan, dan membutuhkan banyak perhatian selama pelarutan dilakukan, memerlukan lemari asam khusus untuk cuplikan biologi dan dan botani. Sebaliknya pelarutan cuplikan padat dengan metoda maju (tungku microwave) hanya membutuhkan waktu yang singkat, tidak merusak lingkungan, dan tidak membutuhkan banyak perhatian. ABSTRACT It is clarified that the weakness of conventional method in sample dissolution are time consuming, environmental destruction, and it requires a lot of attention during dissolution, as well as a need of a special fumes hood for biological and botanical samples. On the other hand, dissolution of solid samples using microwave method is not time-consuming and environment-friendly. This method does not need much attention such as in conventional method.
Sintesis dan Karakterisasi Kopolimer Iradiasi Cangkok Asam Akrilat, Akrilamida dan Campurannya Pada Serat Rayon Sebagai Penukar Ion Fatmuanis Basuki; Endang Asijati; Yanti Sabarinah
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 6 Nomor 1, Juli 2005
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6335.983 KB)

Abstract

ABSTRAKTelah dilakukan sintesis dan karakterisasikopolimer iradiasi cangkok asam akrilat (AA), akrilamid (Am) dan campurannyapada serat rayon sebagai penukar ion. Pencangkokan dilakukan dengan metodeiradiasi sebelum polimerisasi dalam atmosfir nitrogen/inert, menggunakanpelarut air-metanol dengan perbandingan 90:10 (v/v). Penelitian ini bertujuanmendapatkan kondisi optimum proses pencangkokan untuk memperoleh serat yangdapat diaplikasikan sebagai penukar ion. Parameter yang dipelajari adalahpengaruh dosis total, kestabilan radikal, konsentrasi monomer, waktu dantemperatur pencangkokan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa persentasepencangkokan meningkat dengan bertambahnya dosis total, konsentrasi monomerakrilat dan akrilamida, waktu dan temperatur reaksi. Untuk monomer asam akrilatkondisi optimum adalah pada dosis 10 kGy, konsentrasi monomer 40%, waktu reaksi15 menit dan temperatur reaksi 45°C dengan persentase pencangkokan tertinggiyang diperoleh sebesar 530%. Untuk monomer akrilamida kondisi optimum padadosis 8 kGy, konsentrasi monomer 30%, waktu reaksi 30 menit dan temperaturreaksi 70°C dengan persentase pencangkokan tertinggi yang diperoleh adalah470%. Untuk pencangkokan campuran dengan kondisi dosis 8 kGy, konsentrasimonomer campuran 30%, temperatur pencangkokan 45°C dan waktu pencangkokan 60menit didapatkan persentase pencangkokan sebesar 300%. ABSTRACTSynthesis and characterization of graftedacrylic acid (AA) , acrylamide (Am) and their mixture (AmAA) onto rayon fiberas ion exchange have been carried out. The grafting conducted bypre-irradiation technique in a nitrogen/inert atmosphere. Solvent used in thegrafting is methanol-water mixture with composition of 10:90 (v/v). Theobjectives of this research are to find out the optimum conditions for graftingprocess, and to characterize graft-copolymer that can be used as ion exchanger. Parameters of the process studied in this research are total irradiation dose, radical stability, monomer concentration, reaction time and temperature of the grafting. The results also showed that grafting percentage increases with the increase of total irradiation dose, acrylic acid and acryalmide concentration, reaction time and the temperature. It can be concluded from the results that the optimum conditions for acrylic acid monomer are as follows: total irradiation dose 10 kGy, monomer concentration 40% (v/v), reaction time 15 minutes and reaction temperature 45°C, the maximum grafting percentage obtained was 530 %. The optimum conditions for acrylamide monomer are as follows: total irradiation dose 8 kGy, monomer concentration 30% (v/v) , reaction time 30 minutes and reaction temperature 70°C, the maximum grafting percentage obtained was 470 %. For the mixture of acid and amide the optimum conditions were as follows: total irradiation dose 8 kGy, monomer mixture concentration 30 % (v/v), reaction time 60 minutes and reaction temperature 45°C, the maximum grafting percentage was 300% .  

Page 9 of 10 | Total Record : 98