cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Widyanuklida
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Widyanuklida adalah majalah ilmiah pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan sains dan teknologi nuklir serta bidang yang berkaitan, diterbitkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).
Arjuna Subject : -
Articles 98 Documents
Manajemen Limbah NORM/TENORM Dalam Kegiatan Industri Minyak dan Gas Rini Rindayani
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 5 Nomor 1, Juli 2004
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2826.649 KB)

Abstract

ABSTRAK Makalah ini menyajikan cara pengelolaan limbah NORM/TENORM yang berasal dari industri minyak dan gas. Dalam makalah ini diuraikan mengenai asal usul NORM/TENORM, dampaknya terhadap pekerja maupun lingkungan, dan regulasi maupun teknik pengelolaan limbah NORM/TENORM. Meskipun belum ada ketentuan atau peraturan khusus yang mengatur mengenai pengelolaan limbah NORM/TENORM, tetapi pengelolaan limbahnya dapat didasarkan pada metode/standard untuk pengelolaan limbah radioaktif. ABSTRACT This paper describes how to manage NORM/TENORM waste from oil and gas industries, including the origin of the NORM/TENORM waste, the radiological aspect to worker and environment, regulation and treatment of the NORM/TENORM waste. Although there is not yet any regulation on how to manage the NORM/TENORM waste, the standard method of radioactive disposal can be applied to manage the NORM/TENORM waste.  
Penentuan Tinggi Excessive Penetration pada Pipa dengan Metode Variasi Densitas Film Suparno Suparno; Sutrasno Sutrasno; Endra Susila; Makmur Rangkuti; Edi Edi
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 7 Nomor 2, Desember 2006
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1454.871 KB)

Abstract

ABSTRAK Telah dirumuskan hubungan antara perubahan tebal material dengan densitas film yang disebut metode Variasi Densitas. Metode Variasi Densitas dapat digunakan untuk menentukan tinggi Excessive Penetration pada sambungan las pipa. Penelitian dilakukan terhadap pipa carbon steel dengan diameter 8 inci yang memiliki excessive penetration, menggunakan sumber radiasi Ir-192 dan media perekam film AGFA D-7. Hasil dari penelitian dibandingkan dengan pengukuran menggunakan caliper terdapat penyimpangan lebih rendah rata-rata 9%.  
Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Butir Soal Ujian Pelatihan Radiografi Tingkat 1 Bagiyono Bagiyono
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 16 Nomor 1, November 2017
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (595.631 KB)

Abstract

Butir soal evaluasi hasil belajar yang baik, selain harus mempunyai tingkat kesukaran yang sesuai dengan tingkat hasil belajar yang akan diukur, juga harus mempunyai daya pembeda yang mampu membedakan peserta pelatihan pandai dan yang tidak pandai secara memadai. Guna mendapatkan butir-butir soal yang baik tersebut, telah dilakukan penelitian untuk menentukan tingkat kesukaran dan daya pembeda dari butir-butir soal ujian. Obyek dari penelitian ini adalah butir-butir soal Ujian General dan Ujian Spesifik yang dilaksanakan dalam pelatihan Radiografi Tingkat 1. Analisis dilakukan dengan metode analisis kuantatif dan pendekatan analisis kualitatif diskriptif sederhana. Pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan penilaian terhadap setiap butir soal ujian. Dari hasil penilaian tersebut kemudian ditentukan tingkat kesukaran dan daya pembeda dari tiap butir soal. Dari hasil yang didapat, teramati bahwa perbandingan tingkat kesukaran dari ujian General adalah 2 butir soal sukar, 14 butir soal sedang, 22 butir soal mudah dan 2 butir soal sangat mudah, sedangkan untuk ujian Spesifik adalah 2 butir soal sukar, 26 butir soal sedang, 29 butir soal mudah dan 3 butir soal sangat mudah. Dari 40 butir soal ujian General terdapat 7 butir soal dan dari 60 butir soal ujian Spesifik terdapat 12 butir soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang tidak sesuai dengan tingkat kesukaran yang diproyeksikan semula. Dari hasil analisis daya pembeda teramati 7 butir soal ujian General dan 11 butir soal ujian Spesifik mempunyai daya pembeda yang sangat rendah. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jika soal tersebut ingin digunakan lagi, maka perlu dilakukan perbaikan terhadap butir-butir soal yang tingkat kesukarannya tidak sesuai dengan proyeksi awal, sedangkan untuk butir-butir yang daya pembedanya sangat rendah harus dibuang.
Lintasan Sejarah Perkembangan Konsep Atom Sudi Ariyanto
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 3 Nomor 2, Agustus 2000
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (774.738 KB)

Abstract

ABSTRAK Dipaparkan sejarah singkat perkembangan konsep atom dari model paling dini pada zaman kuno, sampai kepada ditemukannya neutron. ABSTRACT History on the development of simple atomic concept is briefly described. The history described here extents from 500 BC until the time of neutron discovery.
Pengujian Pengukuran Aktivitas Sampel Secara Absolut Dengan Metode Sumpeak Widodo Soemadi
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 6 Nomor 2, Desember 2005
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4801.624 KB)

Abstract

ABSTRAK Penentuan aktivitas sampel dapat dilakukan secara relatif maupun absolut. Salah satu cara absolut tersebut adalah dengan metode sumpeak. Pengukuran aktivitas sampel secara absolut dengan metode sumpeak dilakukan terhadap radionuklida Na-22 dan Co-60 menggunakan spektrometer gamma dengan detektor HPGe. Dari perhitungan diperoleh aktivitas sampel Na-22 sebesar 8642 Bq ± 1.85%. Sedangkan sampel Co-60, dilakukan 2 kali pengukuran dengan waktu pengukuran yang berbeda dan diperoleh hasilnya sebesar 54185.93 Bq ± 3.45% dan 60084.45 Bq ± 2.32%. Hasil yang diperoleh untuk Na-22 berada dalam rentang perhitungan aktivitas Na-22 berdasarkan sertifikatnya. Sedangkan untuk Co-60, kedua hasil pengukuran tersebut ternyata d luar rentang aktivitas Co-60 berdasarkan sertifikatnya. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut khususnya untuk radionuklida Co-60, sehingga diperoleh hasil yang diharapkan.
Sertifikasi Ulang Kamera Radiografi Gamma Industri Jenis Portabel B.Y. Eko Budi Jumpeno; Bunawas Bunawas
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 13 Nomor 1, November 2013
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4995.456 KB)

Abstract

ABSTRAK Telah diuraikan metode pengujian pada sertifikasi ulang kamera radiografi gamma industri tipe portabel. Sertifikasi ulang tersebut mencakup 3 pengujian yaitu pengukuran laju dosis ekivalen ambien, uji kebocoran sumber radioaktif, serta uji visual dan ketahanan proyeksi peralatan radiografi gamma industri. Pengujian mengacu pada standar yang tercantum dalam SNI ISO 3999:2008, SNI 18-6650.2-2002, dan ketentuan keselamatan yang ditetapkan dalam Perka BAPETEN No. 7 Tahun 2009. Laporan/sertifikat pengujian yang diterbitkan digunakan sebagai bahan pertimbangan BAPETEN dalam menerbitkan izin pemanfaatan radiografi industri. Para pemangku kepentingan yang meliputi BAPETEN, dunia industri radiografi, dan lembaga penguji harus duduk bersama untuk merumuskan protokol sertifikasi ulang dan menetapkan waktu berlakunya protokol tersebut. Apabila protokol tersebut disepakati oleh para pemangku kepentingan maka persyaratan keselamatan sebagaimana dinyatakan dalam Perka BAPETEN No. 7 Tahun 2009 dapat dipenuhi tanpa mengabaikan sisi ekonomi dalam pemanfaatan radiografi gamma industri. Komitmen bersama para pemangku kepentingan berdasarkan protokol yang disepakati merupakan suatu persyaratan utama dalam pelaksanaan sertifikasi ulang kamera radiografi gamma industri, ketika aspek teknis pengujian sudah siap diimplementasikan.   ABSTRACT Testing method already described in recertification of industrial gamma radiography camera type portable. The recertification includes 3 (three) testing, namely the ambient equivalent dose rate measurement, leak test of radioactive sources, and visual and endurance test of projected industrial gamma radiography equipment. The testing refers to the standard set forth in ISO 3999:2008, ISO 18-6650.2-2002, and safety provisions set out in the BAPETEN Chairman Regulation No. 7:2009. Test reporticertificate issued in the recertification program is used as a material consideration in issuing permits utilization BAP ETEN industrial radiography. Stakeholders in the recertification of program industrial gamma radiography camera type portable which includes BAP ETEN, community of industrial radiography, and independent testing body should discuss together to formulate protocols recertification and set the time of entry into force of the protocols. If recertification protocols of industrial gamma radiography camera was agreed by the stakeholder, so safety requirements as stated in the BAPETEN Chairman Regulation No. 7:2009 can be met without compromising the economic factor in the utilization of industrial gamma radiography. Commitment with stakeholders based on agreed-upon protocol is a key requirement in the implementation of recertification industrial gamma radiography camera, when the technical aspects oj the test is ready to be implemented.  
Construction of a Ge-BGO Compton Suppression Gamma-ray Spectrometer and Its Application to Environmental Samples. Part 1: The System of the Spectrometer and Its Basic Performance Takao Tojo; Muhammad Zainuddin; Widodo Soemadi
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 2 Nomor 1, Februari 1999
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7807.554 KB)

Abstract

ABSTRACT In order to develop a very high sensitive Ge gamma-ray spectrometer, a Compton suppression gamma-ray spectrometer with a BGO guard detector system has been constructed. The BGO detector system detects 88% of the gamma-rays from 60Co that are committing to the principle of the suppression system. Peak-to-Compton ratio for the 661 keV gamma-rays from 137Cs has been improved from 128 to 786 with the Compton suppression spectroscopy. By the development of the spectrometer the minimum acceptable radioactivity of 137Cs has been improved from 0.091 Bq to 0.044 Bq with the coeficient of variation of 30% and measurement time of 8 hours. ABSTRAK Untuk mengembangkan spektrometer sinar-X Ge dengan kepekaan yang sangat tinggi, telah dibuat sebuah sistem spektrometer sinar-X penindas Compton dengan menggunakan detektor pelindung BGO. Sistem detektor BGO mendeteksi 88%. sinar gamma dari 60Co yang digunakan dalam prinsip sistem penindas. Peak-to-Compton ratio untuk sinar gamma berenergi 661 keV dari 137CS telah diperbaiki dari 128 menjadi 786 dengan spektroskopi penindas Compton. Melalui pengembangan spektrometer ini radioaktivitas 137Cs minimum yang dapat diterima meningkat dari 0.091 Bq menjadi 0.044 Bq dengan koefisien variasi 30%. dan waktu pengukuran 8 jam.  
Keselamatan dan Keamanan Dalam Pemanfaatan Zat Radioaktif Non Bahan Nuklir B.Y. Eko Budi Jumpeno
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 5 Nomor 2, Desember 2004
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2353.237 KB)

Abstract

ABSTRAK Prosedur keselamatan yang memadai telah diaplikasikan dalam pemanfaatan zat radioaktif baik bahan nuklir maupun non bahan nuklir. Namun meningkatnya ancaman terorisme global dan pencurian zat radioaktif yang mungkin akan digunakan untuk tujuan yang dapat mengganggu ketenangan, keselamatan dan keamanan masyarakat mendorong Badan Tenaga Atom Intemasional (International Atomic Energy Agency-IAEA) menyelenggarakan International Conference on the Safety of Radioactive Sources and the Security of Radioactive Material di Dijon, Perancis pada bulan September 1998. Sistem keamanan zat radioaktif non bahan nuklir relatif kurang ketat dibandingkan dengan sistem keamanan yang diterapkan di fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir, reaktor riset, pusat riset bahan nuklir, pabrik pengkayaan bahan nuklir dan pusat senjata nuklir. Kekhawatiran akan terjadinya pencurian zat radioaktif non bahan nuklir yang mungkin akan disalahgunakan untuk menciptakan kepanikan dan ketakutan di kalangan masyarakat sepertidalam bentuk ledakan 'dirty bomb' menjadikan rencana program Badan Tenaga Atom International mengenai isu keselamatan sumber radiasi dan keamanan zat radioaktif non bahan nuklir sangat mendesak untuk direalisasikan oleh fasilitas yang memanfaatkan zat radioaktif non bahan nuklir dan oleh Badan Pengawas.   ABSTRACT Sufficient safety procedures have been applied on utilizing radioactive material. However, the increasing of global terrorism threats and radioactive material thefth which might create instability on safety and security of the society encourages the International Atomic Energy Agency (IAEA) conducting the International Conference on the Safety of Radioactive Sources and the Security of Radioactive Material in Dijon, France in September 1998. Security system on utilizing of radioactive material non nuclear fuel is relatively less tight compared with it applied in nuclear power plant facility, research reactor, nuclear fuel research centre, nuclear fuel enrichment plant and nuclear weapon facility. Worrying condition caused by theft of radioactive material non nuclear fuel that it will be used to make panicky and fearful situation in the society like dirty bomb, makes action plan of International Atomic Energy Agency about safety of radiation sources and security of radioactive material non nuclear fuel urgent to be realized by facility and regulatory body.
Uji Karakteristik Pencahayaan Illuminator Radiografi Suparno Suparno
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 11 Nomor 1, November 2011
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2697.664 KB)

Abstract

ABSTRAK Uji karakteristik pencahayaan 5 buah illuminator (viewer) telah dilakukan. Pengujian dilakukan untuk mengetahui karakteristik pencahayaan illuminator radiografi industri. Karakteristik pencahayaan meliputi kecerahan (luminansi), penyebaran (difusi), dan kerataan (uniformity). Uji karakteristik pencahayaan mengacu pada standar SNI-18-6932-2002 menggunakan alat ukur luxmeter EXTECH Model 409026. Hasil uji menunjukkan bahwa illuminator memiliki kecerahan yang berbeda. Kecerahan illuminator memenuhi syarat untuk mengamati radiograf dengan densitas kurang dari 3,0 untuk illuminator nomor 2, densitas kurang dari 3,5 untuk illuminator nomor 1 dan nomor 5, densitas kurang dari 4 untuk illuminator nomor 3 dan nomor 4. Hasil uji penyebaran cahaya menunjukkan semua illuminator memiliki faktor penyebaran melebihi 0,7. Hasil uji kerataan cahaya menunjukkan bahwa illuminator nomor 4 tidak memenuhi persyaratan.   ABSTRACT The luminance characteristics of five industrial radiographic illuminators have been tested, based on the Indonesian National Standard SNI-J8-6932-2002. The luminance characteristics included brightness, diffusion, and uniformity have been examined using luxmeter EXTECH Model 409026. The results show that the light brightness of illuminators are slightly different. Brightness of illuminators are eligible to view the radiograph with density less than 3.0 for number 2, density less than 3.5 for number 1 and 5, and density less than 4.0 for number 3 and 4. The light diffusion testing shows that all illuminators have factor of diffusion more than 0.7. The Light uniformity testing shows that illuminator number 4 does not meet the requirement.  
Beberapa Ketidaktepatan Berbahasa Dalam Diklat Administrasi Umum Angkatan I Badan Tenaga Atom Nasional Sudi Ariyanto
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 1 Nomor 1, Februari 1998
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1086.114 KB)

Abstract

Bahasa merupakan alat penting dalam proses pendidikan. Ditemukan ketidaktepatan berbahasa di dalam diklat Administrasi Umum Badan Tenaga Atom Nasional Angkatan I. Ketidaktepatan ini meliputi ketidaktepatan pemakaian kata maupun kerancuan dalam kalimat. 

Page 4 of 10 | Total Record : 98