cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Widyanuklida
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Widyanuklida adalah majalah ilmiah pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan sains dan teknologi nuklir serta bidang yang berkaitan, diterbitkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).
Arjuna Subject : -
Articles 98 Documents
Kajian Penanggulangan Kecelakaan dalam Pengangkutan Zat Radioaktif untuk Panduan Penyusunan Skenario Pelatihan Rini Rindayani
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 8 Nomor 1-2, Desember 2007
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4247.54 KB)

Abstract

ABSTRAK Jika terjadi kecelakaan dalam pengangkutan yang menghasilkan pelepasan zat radioaktif yang cukup berarti, hilangnya fungsi penahan radiasi atau pengendalian kritikalitas, maka dampaknya harus dapat dikendalikan dan diminimalisir dengan tindakan penanggulangan kedaruratan yang tepat. Oleh karena itu kemampuan melakukan tindakan kedaruratan yang memadai sangat diperlukan. Tulisan ini membahas mengenai potensi bahaya akibat kecelakaan, tanggungjawab personil penanggulangan kecelakaan, dan tindakan penanggulangan kecelakaan dalam pengangkutan zat radioaktif, serta bagaimana hal tersebut sebaiknya dapat dituangkan dalam silabus pelatihan praktik penanggulangan kecelakaan dalam pengangkutan zat radioaktif.   ABSTRACT When a transport accident occurs resulting a significant release of radioactive material, loss of shielding or loss of criticality control, the consequences should be controlled or mitigated by proper emergency response actions. Therefore an adequate emergency response capability is needed. This paper reviews potential consequences of transport accident involving radioactive materials, responsibilities of response personnels, and the response actions; to be used as guidance in developing scenario for training in emergency response of accident in the transport of radioactive materials.  
Kajian Penerapan e-Learning Materi Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Pada Pelatihan Pranata Nuklir Yustina Tri Handayani
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 16 Nomor 1, November 2017
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1211.635 KB)

Abstract

Pusat Pendidikan dan Pelatihan BATAN menyelenggarakan Pelatihan Pranata Nuklir sebagai persyaratan untuk memasuki jabatan fungsional Pranata Nuklir. Sejak tahun 2016, sebagian materi, termasuk Estimasi Ketidakpastian Pengukuran, disampaikan dengan penggabungan metode e-learning dan tatap muka. Metode e-learning membutuhkan bahan ajar yang sesuai, supaya penyerapan materi oleh peserta lebih efektif. Kajian efektivitas penerapan metode e-learning diperlukan untuk pengembangan bahan ajar. Kajian dilakukan dengan membandingkan hasil ujian untuk materi tersebut pada pelatihan dengan penyampaian materi secara tatap muka dan e-learning untuk Pelatihan Pranata Nuklir Keterampilan dan Keahlian. Metode praktikum yang berupa pengambilan data dan perhitungan yang diberikan setelah materi teori digantikan oleh latihan menggunakan file Excel yang dilengkapi data. Slide skema pembelajaran disertakan sebagai panduan tahapan pembelajaran supaya mudah diikuti oleh peserta. Berdasarkan hasil ujian materi Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Pelatihan Pranata Nuklir Keterampilan secara tatap muka dan e-learning memberikan capaian 59,4% dan 59,6%. Pada Pelatihan Pranata Nuklir secara tatap muka memberikan capaian 63,3% dan 62,5%, sedangkan penyampaian secara e-learning memberikan capaian 57,6%, secara statistik menunjukkan capaian yang lebih rendah.
Evaluasi Hasil Pengujian Keselamatan Kamera Radiografi Gamma Industri Jenis Portabel di Laboratorium PTKMR BATAN Tahun 2012-2013 B.Y. Eko Budi Jumpeno
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 14 Nomor 1, November 2014
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.193 KB)

Abstract

ABSTRAKPengujian tersebut mengacu pada SNI ISO 3999:2008 dan SNI-6650.2-2002. Pengujian keselamatan kamera radiografi gamma ini berkaitan dengan pelaksanaan Perka BAPETEN No. 7 Tahun 2009 Pasal 42, Ayat (1) butir b dan c. Pada kurun waktu tahun 2012-2013 Laboratorium PTKMR BATAN melakukan pengujian 23 kamera gamma beserta asesorisnya. Dari 23 kamera gamma yang diuji, hanya 8 kamera gamma yang mendapatkan uji kebocoran radiasi, uji kebocoran radioaktif, serta uji visual dan ketahanan proyeksi dan hanya 5 kamera gamma yang lolos uji. Mengingat dalam Perka BAPETEN No. 7 Tahun 2009 hanya mewajibkan pelaksanaan uji kebocoran radioaktif untuk memperoleh perpanjangan izin, pengguna kamera gamma tidak mengajukan jenis uji tersebut. Untuk menjamin adanya dasar hukum yang mendukung pelaksanaan pengujian kamera gamma radiografi sesuai standar nasional Indonesia , maka Perka BAPETEN No. 7 Tahun 2009 perlu direvisi.ABSTRACTSafety Testing Evaluation of Industrial Radiography Gamma Camera of Type Portable at PTKMR BATAN Laboratory Year 2012-2013. The testing conducted refers to the ISO 3999:2008 and ISO -2002 - 6650.2 . Safety testing of gamma radiography camera is related to the implementation of BAPETEN Head Act No . 7 Year 2009 Article 42, Paragraph ( 1 ) point b and c . In the period of 2012-2013 PTKMR BATAN Laboratory had conducted a testing of 23 gamma cameras and its accessories. From 23 gamma cameras tested, only 8 gamma camera got radiation leakage test, radioactive leakage test, visual test and endurance as well as projection and only 5 gamma cameras that passed the test . Given the BAPETEN Head Act No. 7 Year 2009 only requires the implementation of radioactive leak test to extent the licence, so the gamma camera users do not necessary to pose the other kind of tests. To ensure that the legal basis supporting the implementation of appropriate radiographic testing of gamma cameras suits to Indonesian National Standards, the BAPETEN Head Act No. 7 Year 2009 is necessary to be revised. 
Criticality Accident at Tokai Nuclear Fuel Plant (Japan) . .
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 4 Nomor 1-2, Agustus 2001
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1402.359 KB)

Abstract

Diambil dari www.antenna.nl/wise/uranium/eftokc.html pada 12 November 2001.
Penentuan Perubahan Tebal dengan Metode Variasi Densitas Film Suparno Suparno; Makmur Rangkuti; Sutrasno Sutrasno; Bagiyono Bagiyono; Endra Susila
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 7 Nomor 1, Juli 2006
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2468.728 KB)

Abstract

ABSTRAK Perubahan tebal pada suatu material dapat ditentukan berdasarkan persamaan hubungan antara perubahan tebal material dengan densitas film hasil radiografi. Densitas yang dijadikan sebagai acuan adalah densitas pada bagian material yang terdapat perubahan tebal, pada bagian material nominal, dan pada badan IQI tipe lubang yang ditempatkan di atas material nominal. Penelitian dilakukan terhadap material carbon steel bentuk pelat dengan ketebalan 10 mm yang diberi celah datar bawah menggunakan mesin sinar-X Rigaku Radioflex RF-Z50 EGM dengan tegangan tabung 120 KV, dan digunakan IQI ASTM tipe lubang nomor 17. Hasil percobaan kemudian dibandingkan dengan hasil pengukuran menggunakan caliper dan diperoleh perbedaan 15,93%. Hasil penelitian lebih lanjut dengan variasi tebal celah, variasi tebal penetrameter lubang, dan variasi tegangan tabung sinar-X, menunjukkan bahwa penerapan metode ini pada berbagai kedalaman celah dan berbagai tebal IQI diperoleh hasil dengan ketelitian yang hampir sama. Pengujian lebih teliti dapat dilakukan dengan meningkatkan tegangan tabung sinar-X. Berdasarkan hasil yang diperoleh, ketelitian yang paling tinggi sebesar 2,3% didapatkan pada tegangan tabung 150 KV. Penelitian ini merupakan penelitian awal yang perlu dikaji lebih lanjut dengan penerapan metoda statistik dan dikembangkan untuk material lain dengan bentuk geometri yang berbeda baik dengan atau tanpa pelindung (cladding). 
Penentuan Struktur Kristal dan Komposisi Kimia Lapisan Tipis Sn(Se0,5S0,5) Hasil Preparasi Teknik Evaporasi untuk Aplikasi Sel Surya Tito Wahyu Purnomo
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 15 Nomor 1, November 2015
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.509 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan menumbuhkan lapisan tipis Sn(Se0,5S0,5) dengan teknik vakum evaporasi untuk mempelajari karakter lapisan tipis Sn(Se0,5S0,5) dengan karakterisasi struktur kristal, morfologi permukaan, dan komposisi kimia. Preparasi dilakukan pada tekanan ~10-5 mbar dan memvariasi jarak sumber dengan substrat menggunakan spacer. Spacer divariasi sebanyak 3 kali, yaitu 10 cm, 15 cm, dan 25 cm. Sampel dikarakterisasi menggunakan XRD (X-Ray Diffraction) untuk mengetahui struktur kristal, SEM (Scanning Electron Microscopy) untuk mengetahui morfologi permukaan, dan EDAX (Energy Dispersive Analysis X-Ray) untuk mengetahui komposisi kimia. Hasil menunjukkan ketiga sampel memiliki struktur kristal orthorhombik dengan parameter kisi sampel 1: a=11,347 Å; b=4,074 Å; c=4,371 Å, sampel 2: a=11,431 Å; b=4,088 Å; c=4,355 Å, sampel 3: a=11,301 Å; b=4,067 Å; c=4,293 Å. Permukaan lapisan tipis homogen terdiri atas butiran berukuran ~0,5 µm. Lapisan tipis mengandung unsur Sn, Se, dan S dengan persentase komposisi kimia Sn=51,75 %, Se=23,84 %, S=24,42 % dan perbandingan molaritas Sn:Se:S adalah 1:0,46:0,47.
Peran Energi Dalam Pembangunan Nasional Memasuki Milenium III F.P. Sagala
Widyanuklida Widyanuklida Volume 3 Nomor 1, Februari 2000
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2051.83 KB)

Abstract

ABSTRAK Energi merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam pembangunan nasional. Di Indonesia, terdapat beragam sumber daya energi, baik yang tidak terbarukan maupun yang terbarukan. Pembangunan yang berjalan dengan cepat dan jumlah penduduk yang besar membutuhkan dukungan energi. Walaupun akhir-akhir ini, perekonomian Indonesia terpuruk yang mengakibatkan terjadinya penurunan kebutuhan energi yang sangat tajam, diperkirakan dalam waktu mendatang, perekonomian di Indonesia akan pulih kembali. Oleh karena itu, pemanfaatan energi untuk mendukung pembangunan nasional, perlu dikelola dengan baik dengan strategi yang tepat. Hal-hal tersebutlah yang akan dibahas dalam makalah ini.
Pengukuran Konsentrasi Radioaktivitas Udara Lingkungan di Kawasan Pusat Penelitian Tenaga Nuklir Pasar Jumat, Jakarta B.Y. Eko Budi Jumpeno; Leny Darlem; Sugito Sugito
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 6 Nomor 1, Juli 2005
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2675.08 KB)

Abstract

ABSTRAK Pengukuran tingkat radioaktivitas udara lingkungan di kawasan PPTN Pasar Jumat telah dilakukan dengan mengambil sampel di 11 titik dalam kawasan yaitu 3 titik di kawasan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT), 3 titik di kawasan Pusat Pengembangan Bahan Galian dan Geologi Nuklir (P2BGGN), 2 titik di kawasan Pusat Penelitian dan Pengembangan Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir (P3KRBiN) dan 3 titik di kawasan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Isotop dan Radiasi (P3TIR). Dalam perhitungan konsentrasi radioaktivitas udara (KRU) ini dipertimbangkan parameter waktu paro radionuklida dan koreksi faktor geometri pencacahan sampel terhadap sumber standard Ra.D.E.F. Partikulat udara dikumpulkan dengan kertas filter menggunakan air sampler dan dicacah menggunakan alat pencacah Geiger Mueller. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diperoleh tingkat KRU tertinggi di ruang limbah (P3KRBiN) yaitu sebesar 1,56502 Bq/liter, sedangkan KRU terendah di halaman belakang SDAL (P3TIR) yaitu sebesar 4,52441 x10-3 Bq/liter. Tingkat KRU yang lain berturut-turut adalah 9,7231 x10-3 Bq/liter (ruang kelas A-Pusdiklat), 9,2174 x10-2 Bq/liter (bunker penyimpanan sumber-Pusdiklat), 7,19356 x10-2 Bq/liter (di atas bunker penyimpanan sumber-Pusdiklat), 6,01847 x10-3 Bq/liter (depan pintu masuk gedung Pusdiklat), 4,89352 x10-3 Bq/liter (tempat penyimpanan limbah cair-P2BGGN), 5,85681 x10-3 Bq/liter (pembuangan udara Lab Geokimia-P2BGGN), 2,7457 x10-1 Bq/liter (ruang pengerusan Lab. Geokimia-P2BGGN), 1,58613 x10-2 Bq/liter (taman-P3KRBiN), 5,36863 x10-3 Bq/liter (depan pintu penyimpanan limbah-P3TIR) dan 4,93260 x10-3 Bq/liter (menara air-P3TIR).   ABSTRACT Level of radioactivity in the air was measured from samples at 11 locations in the Nuclear Research Centre Area; namely 3 location at Centre for Education and Training (CET) area, 3 locations at Centre for Development Nuclear Ore and Geology (CDNOG) area, 2 points at Centre for Development of Isotopes an Radiation Technology (CDIRT) area and 3 locations at Centre for Development of Radiation Safety and Nuclear Bio-medicine (CDRSNB) area. In the calculation of radioactivity concentration in the air (derived air concentrations - DAC), it is considered radionuclide half-life and geometric factor on the counting. Air particulates are collected in the filter by using air sampler. Then it's activity is measured by GM counter. Based on the measurement, the location at waste room (CDRSNB) has the highest DAC, as 1.56502 Bq/liter. Meanwhile, the location at backyard SDAL (CDIRT) has the lowest DAC, as 4.52441 x10-3 Bq/liter. The other DAC subsequently, are 9.7231 x10-3 Bq/liter (class room A-CET)), 9.2174 x10-2 Bq/liter (bunker CET), 7.19356 x10-2 Bq/liter (above bunker-CET), 6.01847 x10-3 Bq/liter (front of entry door CET), 4.89352 x10-3 Bq/liter (liquid waste room-CDNOG), 5.85681 x10-3 Bq/liter (air outlet Geochemical lab-CDNOG), 2.7457 x10-1 Bq/liter (Geochemical lab-CDNOG), 1.58613 x10-2 Bq/liter (park-CDRSNB), 5.36863 x10-3 Bq/liter (front of radioactive waste storage-CDIRT) and 4,9326 x10-3 Bq/liter (water tower-CDIRT).
Penentuan Waktu Penyinaran Radiografi Ir-192 Menggunakan Persamaan Dosis Radiasi Suparno Suparno; Anda Sanusi
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 12 Nomor 1, November 2012
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2432.024 KB)

Abstract

ABSTRAK Penyinaran radiografi dilakukan dengan sumber radiasi Ir-192 dan sistem film yang terdiri dari film AGFA D7, skrin lembaran timbal 0,125 mm dan kaset lentur berbahan plastik berwarna hitam. Waktu penyinaran ditentukan dengan menggunakan persamaan dosis radiasi. Perhitungan didasarkan pada dosis radiasi untuk mendapatkan densitas radiograf 2 yang diperoleh dari kurva karakteristik hasil percobaan, yaitu sebesar 1400 mRem, dan laju dosis radiasi yang dihitung berdasarkan persamaan yang diturunkan dari hukum Lambert. Radiografi dilakukan pada sebuah stepwedge yang terbuat dari bahan carbon steel yang memiliki step dengan 10 ketebalan. Hasil radiografi masing-masing step sasaran dari stepwedge memiliki densitas radiografi antara 2,24 sampai 2,65.   ABSTRACT Radiographic exposure of Ir-192 radiation source has been performed on a film sistem consisting of AGFA D7 films, 0,125 mm lead foil screens and black plastic of flexible cassettes. Exposure time is determined using the equation of radiation dose. The exposure time calculation is based on the radiation dose to get the radiograph density of 2 derived from characteristic curves resulting from experimental which indicate the value of 1400 mRem, and radiation dose rate is calculated based on equations derived from the law of Lambert. Radiography was performed on a stepwedge made of carbon steel having 10 thickness of step. Radiograph results of each target step has a radiographic density between 2.24 to 2.65.  
Environment, Nuclear Energy and Public Perception Hans Blix
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 1 Nomor 2, Agustus 1998
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2160.888 KB)

Abstract

The famous Indian nuclear scientist, Dr. Homi Bhabha, coined the expression "no energy is more expensive than no energy". He meant that nothing is grimmer than living without any other energy than that of your own body. For a good life we need energy for cooking, heating, transportation, industrial production, communication, home appliances ... We take our cars. elevators. dish-washers, central heating and computers for granted in the industrialized societies. When we need power, we just plug in. Our energy and especially electricity consumption is big. The US uses some 13,500 kWh per person and year; my own country, Sweden, some 15000. But at the other end of the spectrum we have countries like Chad and Tanzania with less than 100 kWh per person and year. Nothing is more certain - and reasonable - than that countries at the lower end will seek to improve the lives of their people by increasing their energy and electricity consumption. * After-dinner speech delivered on Global Foundation, Inc. Conference on "Environment and Nuclear Enery", Washington DC, 28 Oktober 1997. Artikel ini diambil dari situs www.iaea.or.at

Page 5 of 10 | Total Record : 98