Widyanuklida
Jurnal Widyanuklida adalah majalah ilmiah pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan sains dan teknologi nuklir serta bidang yang berkaitan, diterbitkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).
Articles
98 Documents
Evaluasi Efektifitas Tayangan Multimedia yang Disajikan pada Seminar di BATAN
Bagiyono Bagiyono
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 14 Nomor 1, November 2014
Publisher : BATAN
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (225.43 KB)
ABSTRAKTayangan multimedia merupakan alat bantu yang banyak digunakan pada saat penyajian hasil penelitian pada suatu seminar. Tayangan multimedia yang efektif akan dapat meningkatkan daya tangkap peserta dan mampu mengkomunikasikan buah pikiran antara penyaji dan peserta. Untuk mengetahui tingkat efektifitas tayangan, telah dilakukan evaluasi terhadap 30 tayangan hasil penelitian yang dipilih secara acak pada 3 seminar di BATAN. Dari 30 tayangan yang dievaluasi, 28 tayangan milik penyaji dari BATAN dan 2 milik penyaji dari luar BATAN. Parameter yang dievaluasi dibatasi hanya 10 parameter dan substansi dari materi tidak termasuk dalam parameter yang dievaluasi. Evaluasi dilakukan secara visual dengan metode analisis kuantitatif dan pendekatan analisis kualitatif diskriptif sederhana. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa tayangan yang disajikan memperoleh nilai rata-rata terendah 1,5 dan tertinggi 2,6 dengan skala penilaian 1 - 4. Nilai tersebut mengindikasikan bahwa tayangan tersebut dikategorikan kurang efektif. Nilai tayangan milik penyaji dari BATAN dan luar BATAN tidak terdapat perbedaan nilai yang mencolok.ABSTRACTEvaluation on the Effectiveness of the Multimedia Presentation presented at Seminar in BATAN. Multimedia presentation is a tool that is widely used by researcher in presenting the research results at a seminar. An effective presentation will be able to improve participants comprehension and communicate ideas between presenters and participants. To determine the level of effectiveness of the presentation, an evaluation of 30 presentations from 3 seminar in BATAN which were selected randomly has been conducted. Among 30 presentations to be evaluated, 28 presentations belong to the Batan presenter and 2 presentations belong to the presenter from outside BATAN. The evaluated parameters were limited to only 10 parameters and the content of the presentation was not included in the evaluated parameters. Evaluation was performed visually using quantitative analysis and a simple qualitative descriptive analysis method. The result showed that the evaluated presentation obtained the lowest average score of 1.5 and the highest average score of 2.6. These values indicated that the presentations were categorized less effective. There was no significant difference in score between the presentation belongs to presenters from BATAN and presenters from outside BATAN.
Analysis of Uranyl Carbonate Complexes in an Open and Close Environmental System by Analytical Chemistry
Sahat Simbolon
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 3 Nomor 2, Agustus 2000
Publisher : BATAN
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (2931.721 KB)
ABSTRACT Variation of C032- ion concentration from CO2 gas originated from atmosphere, in natural water in an open and close system versus pH of the solution is described. Reaction between U022+ cation with CO32- anion is also described by using calculation, comparison of each species of uranyl carbonate complexes to its total values. Each mol fraction of uranyl corbonate complex versus pH of the solution is calculated using Lotus 123 release 2.4. It is found that uranyl carbonate complexes species in natural water which is slightly acid in an open system is simpler than that in a close system. On the other hand, uranil carbonate complexes species in natural water which is slightly base is simpler in an open system than that in a close system. ABSTRAK Diterangkan perubahan konsentrasi ion CO32- di dalam air alam pada lingkungan terbuka dan tertutup berasal dari gas CO2 yang terdapat di udara terhadap pH larutan. Reaksi antara kation UO22+ dengan anion CO32- juga diterangkan dengan menggunakan perhitungan, perbandingan antara masing-masing spesies kompleks uranil karbonat terhadap nilai totalnya. Perangkat lunak Lotus 123 release 2.4 digunakan untuk menghitung masing-masing molfraksi dari masing-masing spesies uranil karbonat terhadap pH larutan. Didapatkan bahwa spesies kompleks uranil karbonat di dalam air alam pada lingkungan terbuka pada kondisi asam lebih sederhana dibandingkan dengan di dalam air alam pada lingkungan tertutup. Sebaliknya kompleks uranil karbonat di dalam air pada lingkungan terbuka dan dalam suasana basa kandungannya lebih sederhana daripada di dalam air alam pada lingkungan tertutup.
Pengujian Kebocoran Radiasi Pada Kamera Gamma dan Pesawat Sinar-X
Tulisna Tulisna;
Sugino Sugino;
Makmur Rangkuti
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 7 Nomor 1, Juli 2006
Publisher : BATAN
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (6596.289 KB)
ABSTRAK Telah dilakukan pengujian kebocoran radisi pada kamera gamma Ir-192 Amertest tipe Tech Ops model 660B dan Co-60 model 680 Projector serta pesawat sinar-X Rigaku Radioflex-200 EGS-2. Pengujian kebocoran pada kamera gamma meliputi analisis kuantitatif (penentuan aktivitas) dan kualitatif (jenis nuklida) dari sampel yang diambil dengan metode usap menggunakan sistem spektroskopi gamma dengan detektor NaI(Tl). Pengujian kebocoran pada pesawat sinar-X meliputi penentuan posisi kebocoran menggunakan film radiografi serta penentuan laju dosis menggunakan dosimeter saku digital. Hasil yang diperoleh menunjukkan kebocoran pada kamera gamma Ir-192 terbesar adalah 2,419 Bq, radionuklida teridentifikasi sebagai Ir-192 dan pada kamera gamma Co-60 adalah 0,347 Bq sedangkan radionuklida tidak teridentifikasi. Pada pesawat sinar-X kebocoran radiasi terbesar ada di posisi A dengan laju dosis sebesar 0,1128 R/jam pada jarak 1 (satu) meter dari focal spot. Nilai kebocoran untuk kamera gamma dan pesawat sinar-X tersebut dibawah nilai yang diijinkan.
Aplikasi Log Gamma Ray Untuk Analisis Sensitivitas Guna Menentukan Sudut Impedansi Elastik Yang Paling Sensitif Dalam Memisahkan Litologi Batupasir dan Batulempung
Dita Aprilina;
Bagiyono Bagiyono;
Agus Setyawan;
Mualimin Mualimin
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 15 Nomor 1, November 2015
Publisher : BATAN
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (275.292 KB)
Metode inversi Impedansi Elastik atau Elastic Impedance (EI) merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengidentifikasi litologi reservoir batupasir di Lapangan "D", Formasi Talang Akar, Cekungan Jawa Barat Utara. Zona target yang berada pada Formasi Talang Akar ini, merupakan lapisan TAF-3-1 yang berada pada kedalaman 2780 m - 2805 m dengan litologi perselingan antara batupasir dan batulempung. Prinsip dasar log Gamma Ray (GR) adalah perekaman intensitas zat radioaktif yang secara alami dan kontinu dipancarkan oleh batuan yang mengandung zat radioaktif (Thorium-Th, Uranium-U, dan Potassium-K). Oleh karena itu, fungsi utama log GR dalam aplikasi stratigrafi dan geologi minyak bumi yaitu untuk membedakan antara lapisan permeabel dan lapisan impermeabel. Analisis yang dilakukan pada data sumur adalah analisis sensitivitas yang digunakan untuk memisahkan antara litologi batupasir dan batulempung yang dilakukan dengan cara melakukan crossplot antara log turunan EI pada sudut 0º-30º dengan log GR dilakukan di sekitar zona target TAF-3-1 dengan kedalaman 2192 m - 2202 m. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa sudut EI yang paling sensitif dalam memisahkan antara litologi batupasir dan batulempung adalah sudut 30º.
Faktor Gamma Γ
Usman Kadir
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 2 Nomor 2, Agustus 1999
Publisher : BATAN
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (2631.192 KB)
ABSTRAK Banyaknya foton yang melalui suatu luasan tertentu dalam satu detik disebut fluks. Jika foton tersebut dengan fluks tertentu berinteraksi dengan udara, maka sebagian energi radiasi tersebut akan diserap oleh udara. Besarnya energi yang diserap per satuan massa udara per satuan waktu disebut laju dosis serap, selanjutnya dapat diperoleh besaran laju paparan dari hubungan coulomb dengan joule. Dengan menggunakan faktor konversi dari grey ke sievert, akan diperoleh besaran laju dosis ekivalen. Dari ke tiga besaran radiasi yaitu laju paparan, laju dosis serap dan laju dosis ekivalen, akan muncul suatu nilai konstan yang disebut faktor gamma yang mempunyai satuan yang berbeda dan masing-masing dinamakan konstanta laju paparan, konstanta laju dosis serap dan konstanta laju dosis ekivalen. ABSTRACT The number of foton through a unit area in a second is called flux. When foton with a certain flux pass through a media of air, some of its energy will be absorbed by air. The energy absorbed in a unit of mass of air in a unit of time is named as absorbed dose rates. Using the relationship between coulomb and jou1e, the absorbed dose rates can be converted to exposure rates. Then by using conversion factor from grey to sievert, it can be obtained equivalent dose rates. From these three rates, one can get a constant which is called gamma factor. Gamma factor has unit that differs for each rates and the name for each rates are respectively exposure rates constant, absorbed dose rates constant, equivalent dose rates.
Quality Management in Service Organization
Hisyam Said
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 6 Nomor 1, Juli 2005
Publisher : BATAN
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1077.034 KB)
Abstract Quality in service organization is rather obscure to define compare to in manufacturing industry. However, they both share the same values which is conformance to requirements. The commitment to meeting quality requirements must extend through all level of organization. Quality management in service organization is based on four basic principles: total involvement, customer orientation, systematic support, and continuous improvement. A case study illustrates how these concepts of quality management have been applied in an engineering consulting firm through several initiatives. ABSTRAK Mutu di dalam organisasi yang berorientasi pelayanan agak sulit didefinisikan dibandingkan dengan di industri manufaktur. Akan tetapi, keduanya mengandung nilai-nilai yang sama yaitu memenuhi persyaratan mutu. Komitmen untuk memenuhi persyaratan mutu harus ada di seluruh tingkatan dalam organisasi. Manajemen mutu di organisasi yang bersifat pelayanan didasarkan pada empat prinsip dasar: keterlibatan menyeluruh, berorientasi pelanggan, dukungan sistematis, dan perbaikan berkelanjutan. Dipaparkan di sini studi kasus yang menggambarkan bagaimana konsep manajemen mutu tersebut diterapkan di perusahaan konsultan teknik melalui beberapa inisiatif.
Pengaruh Perubahan Energi Radiasi Terhadap Respon Energi Surveymeter
Anda Sanusi
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 12 Nomor 1, November 2012
Publisher : BATAN
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (3280.027 KB)
ABSTRAK Telah dilakukan suatu percobaan atau pengujian untuk mengamati respon energi surveymeter terhadap perubahan energi radiasi. Percobaan dilakukan terhadap 12 buah surveymeter berlainan merk, model dan tipe detektor, dengan cara menempatkan surveymeter tersebut pada medan radiasi radiasi gamma dan Sinar-X yang dihasilkan dari Cs-137, C0-60 dan pesawat sinar-X merk PANTAK HF420. Respon energi surveymeter (R) diamati dengan membandingkan antara laju dosis ekivalen yang terukur surveymeter (M) dengan ambient dose equivalent (H*10) yang dipancarkan oleh sumber radiasi. Dari hasil percobaan terlihat bahwa surveymeter dengan detektor Ionization Chamber (IC) mempunyai rentang respon energi yang lebih panjang dibanding dengan surveymeter GM maupun Sintilasi. Secara umum, pada energi radiasi yang rendah sensitivitas surveymeter GM lebih baik dibanding surveymeter IC. ABSTRACT The experiment to investigate of energy response of the Gamma ray surveymeters have been performed. The experiments were conducted by using Ionization Chamber, Scintillation and GM surveymeter which consist of 12 models of surveymeters. In the experiments, the surveymeters were irradiated by a gamma sources, such as Cs-137, Co-60, and X-rays of PANTAK HF420 X-ray machine. The experiment result shows that IC type surveymeter has a maximum response at the longest of range of energy. In general, at low energy the sensitivity of GM type and Scintillation is better than those of IC type.
Perhitungan Penahan Radiasi Alpha, Beta dan Gamma
Sudi Ariyanto
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 1 Nomor 2, Agustus 1998
Publisher : BATAN
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (5325.403 KB)
ABSTRAK Salah satu cara melindungi manusia dari radiasi adalah penggunaan penahan radiasi. Perhitungan penahan radiasi dilakukan dengan memperhatikan jenis dan energi radiasi dan berdasarkan interaksi radiasi dengan materi dapat diketahui bahan perisai yang tepat. Dalam tulisan ini dibahas perhitungan perisai radiasi untuk alpha, beta, gamma dan sinar-X. ABSTRACT Radiation shielding utilization is one of the methods in radiation protection. Computation of radiation shielding is implemented by considering type and energy of radiation, and it can be defined the most suitable material for certain type of radiation based on the interaction of radiation with matters. In this paper computation of radiation shielding againts alpha, beta, gamma and x-ray is disscussed.
Sistem Pencacah Nuklir Berbasis Mikrokontroler AT89S8252
Hapsara Hadi Carita Jati
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 9 Nomor 1-2, November 2009
Publisher : BATAN
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (2902.588 KB)
ABSTRAK Sistem pencacah nuklir yang baru menggunakan mikrokontroler seri AT89S8252. Kelebihan sistem pencacah nuklir yang baru meliputi: fleksibilitas pengaturan waktu cacah, kemampuan menyimpan data dalam EEPROM, dan kemampuan berkomunikasi secara serial dengan personal computer. Pengujian sistem dilakukan dengan memvariasi frekuensi cacah masukan dan variasi waktu cacah. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hasil pencacahan sebanding dengan frekuensi pulsa cacah dan waktu cacah. Berdasarkan uji chi square dengan sumber Co-60 aktivitas 20,81 µCi diperoleh nilai χ2 = 5,769 untuk tingkat kepercayaan 99%. Nilai tersebut menunjukkan sistem berhasil dibuat dengan baik. ABSTRACT The system is constructed on microcontroller series AT89S8252. The system's performance is better than the old system performance, because it has some strength that consist of flexibility in setting the counting time, ability to storage the data of count, and ability in interfacing with computer. System testing is done by varying frequency of pulse count and varying the counting time. Result of testing shows that the result of counting is linier with the input of count frequency counting time. Based on chi square test with source 20, 81µCi activity of Co-60, the value of χ2 = 5,769 was obtained on 99% confidence degree. This value shows that the system can work well.
Dampak Jatuhan Debu Radioaktif: Kajian Tingkat Radioaktivitas Sr-90 dan Cs-137 Dalam Biota Laut
B.Y. Eko Budi Jumpeno
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 1 Nomor 1, Februari 1998
Publisher : BATAN
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (2986.099 KB)
Bahwa percobaan bom nuklir di atmosfer yang telah dilakukan oleh beberapa negara sejak tahun 1945 menimbulkan lepasan radioisotop ke udara. Demikian juga terjadinya kecelakaan reaktor nuklir. Lepasan radioisotop ini kemudian akan terkondensasi dan terdeposisi ke darat dan laut. Lepasan radioisotop ini disebut jatuhan debu radioaktif (fall out). Melalui rantai makanan radioisotop akan dapat meningkatkan tingkat radioaktivitas biota laut. Taku Koyanagi telah melakukan penelitian tingkat radioaktif Sr-90 dan Cs-137 dalam air laut dan daging ikan di laut Jepang, arus Kuroshio serta arus Oyashio. Ternyata tingkat radioaktivitas (aktivitas spesifik) air laut dan daging ikan mencapai puncak antara tahun 1962 s.d. 1964. Pengukuran ini sesuai dengan tingkat radioaktivitas lepasan radioisotop ke udara (fall out) yang memuncak sekitar tahun enampuluhan. Meningkatnya tingkat radioaktivitas biota laut mengandung potensi bahaya jika biota laut itu menjadi produk laut yang dikonsumsi oleh manusia, karena radioisotop itu mungkin akan terdeposisi dalam target organ dan menimbulkan kerusakan organ akibat radiasi yang dipancarkannya.