cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Widyanuklida
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Widyanuklida adalah majalah ilmiah pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan sains dan teknologi nuklir serta bidang yang berkaitan, diterbitkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).
Arjuna Subject : -
Articles 98 Documents
Usulan Nilai Pembatas Dosis Bagi Pekerja Radiasi dan Peserta Pelatihan di Pusdiklat BATAN Slamet Wiyuniati; Indragini Indragini
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 15 Nomor 1, November 2015
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.464 KB)

Abstract

Pembatas dosis merupakan penerapan persyaratan proteksi radiasi yaitu prinsip optimisasi. Dasar hukum penetapan pembatas dosis diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif serta Peraturan Kepala BAPETEN No. 4 tahun 2013 tentang Proteksi dan Keselamatan Radiasi dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Pusdiklat BATAN) telah menerapkan pembatas dosis bagi pekerja radiasinya, yaitu 10 mSv dalam 1 tahun. Nilai ini ditetapkan berdasarkan asumsi beban kerja pekerja radiasi di Pusdiklat dalam 1 tahun adalah 1000 jam dan laju dosis maksimum 10 µSv/jam. Sejak ditetapkan pada tahun 2008, Pusdiklat belum melakukan kaji ulang terhadap pembatas dosis yang ada. Oleh karena itu dipandang perlu dilakukan kaji ulang terhadap nilai pembatas dosis bagi pekerja radiasi di Pusdiklat dan pengusulan penetapan pembatas dosis bagi peserta pelatihan di Pusdiklat, dengan tujuan agar semua pihak yang bekerja dengan sumber radiasi di Pusdiklat menerima dosis radiasi serendah mungkin. Berdasarkan evaluasi dosis tahunan pekerja radiasi selama periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2015, maka diusulkan pembatas dosis bagi pekerja radiasi di Pusdiklat adalah 5 mSv. Sedangkan untuk peserta pelatihan, berdasarkan evaluasi dosis yang diterima dari 1237 peserta pelatihan, maka diusulkan pembatas dosis bagi peserta pelatihan di Pusdiklat adalah 18 µSv per pelatihan.
Pemanfaatan Fasilitas Penelitian Pertambangan Bahan Galian Nuklir di Kalan, Kalimantan Barat Untuk Pelatihan Keahlian Mendukung Pembangunan Daerah Sumantri Sumantri; Wahlan Wirakusumah
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 3 Nomor 2, Agustus 2000
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2717.561 KB)

Abstract

ABSTRAK Dalam rangka mendayagunakan dan mengefektifkan hasil-hasil litbang iptek nuklir bagi pemberdayaan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat, ditawarkan kegiatan pelatihan keahlian untuk memberikan keterampilan dan keahlian dalam bidang-bidang khusus pertambangan dan teknik sipil dengan memanfaatkan Fasilitas Penelitian Pertambangan Bahan Galian Nuklir yang berlokasi di Kalan, Kabupaten Sintang, berikut sarana dan prasana serta infrastruktur dan sumberdaya manusia, dalam rangka mendukung pengelolaan sumberdaya nasional yang ada di daerah. Ditawarkan sebanyak 11 jenis pelatihan keahlian bagi mereka yang berpendidikan mulai SLTA, Sarjana Muda dan Sarjana dari karyawan swasta, Pemerintah Daerah dan dari lingkungan pendidikan. 
Kurva Karakteristik Film Fuji #100 dan Eksposur Untuk Keperluan Radiografi Usman Kadir
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 6 Nomor 2, Desember 2005
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1572.247 KB)

Abstract

ABSTRAK Hubungan antara lamanya waktu eksposur (penyinaran) suatu jenis film yang digunakan dalam radiografi dengan densiti atau tingkat kehitaman film dapat direpresentasikan pada kurva yang disebut kurva karakteristik film (Film Characteristic Curve). Selanjutnya kurva karakteristik film ini sangat diperlukan untuk membuat kurva eksposur (Exposure Chart), yang berfungsi untuk menentukan lamanya waktu eksposur yang dibutuhkan untuk mendapatkan gambar radiografi dengan densiti tertentu. Lamanya waktu ekposur ini tergantung dari tebal spesimen (benda uji), tegangan tinggi dan jenis film yang digunakan. Dalam tulisan ini akan dijelaskan cara membuat kurva karakteristik film dan kurva eksposur untuk keperluan radiografi. Eksperimen dilakukan dengan menggunakan pesawat Sinar X Rigaku 300 EGM di Nuclear Establishment Center, NuTEC JAERI - Tokai, Japan.
Kajian Implementasi Inspeksi Internal Keselamatan Radiasi di Fasilitas Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional B.Y. Eko Budi Jumpeno
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 13 Nomor 1, November 2013
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3901.93 KB)

Abstract

ABSTRAK Telah dilakukan kajian implementasi inspeksi internal keselamatan radiasi di fasilitas radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Inspeksi internal keselamatan radiasi di lingkungan BATAN didasarkan pada Keputusan Kepala BATAN No. 356/KA/VIII/1999. Inspeksi internal ini berlangsung sejak tahun 1999 s.d. 2005. Namun dengan terbitnya Keputusan Kepala BATAN No. 392/KA/XI/2005, maka inspeksi internal keselamatan radiasi tersebut tidak dilaksanakan lagi. Selanjutnya inspeksi internal/pemantauan keselamatan radiasi menjadi tanggung jawab masing-masing satuan kerja. Implementasi inspeksi internal keselamatan mengacu pada 19 elemen yang tercantum dalam Panduan Inspeksi Keselamatan Radiasi BATAN Revisi ke-3. Tahapan kegiatan inspeksi internal keselamatan radiasi meliputi: persiapan, pertemuan awal dan pemeriksaan dokumen, verifikasi lapangan, pertemuan akhir, serta penyusunan laporan inspeksi internal. Pelaksanaan inspeksi internal dilakukan oleh tim yang dikoordinir oleh ketua dengan surat tugas dari pejabat berwenang pada masing-masing satuan kerja. Persiapan inspeksi internal dilakukan dengan menyiapkan daftar periksa dan dokumen lainnya, alat ukur radiasi serta peralatan pendukung lainnya. Mengingat keterbatasan waktu dan personil yang ada, audit dan verifikasi lapangan hanya mengacu pada sebagian elemen/parameter inspeksi. Namun demikian, implementasi inspeksi internal dapat mencakup semua parameter inspeksi sebagaimana tercantum dalam Panduan Inspeksi Keselamatan Radiasi BATAN apabila diperlukan dan sumber daya yang dibutuhkan tersedia. Hasil pelaksanaan inspeksi internal kemudian disusun dalam suatu laporan hasil inspeksi. Kesimpulan dan saran-saran yang disampaikan dalam laporan menjadi landasan tindakan perbaikan yang harus ditindaklanjuti oleh penanggungjawab fasilitas radiasi.   ABSTRACT Internal inspections of radiation safety in radiation facilities has been performed at National Nuclear Energy Agency (BATAN). Internal inspections of radiation safety at BATAN based on the Decree of the Head BATAN No. 356/KA/VIII11999. The internal inspection lasted since 1999 till 2005. With the publication of Decree of Head BATAN No. 392/KA/Xl/2005, the internal safety inspections radiation are not executed anymore. Further internal inspection / monitoring radiation safety is the responsibility of each work unit. Implementation of internal safety inspection refers to 19 elements listed in the BATAN Radiation Safety Inspection Guide Revised 3rd The stages of internal inspections of radiation sofety activities include: preparation, initial meeting and inspection of documents, field verification, the end of the meeting, as well as the reporting of the internal inspection. Internal inspections carried out by a team coordinated by the chairman with the appointment letter from the competent authority in each working unit. Preparation of internal inspections carried out by preparing checklists and other documents, as well as the radiation measuring instruments and other support equipment. Given the limitations of time and personnel, audits and field verification only refers to the partial element / parameter inspection. However, the implementation of an internal inspection can cover all inspection parameters as listed in the Radiation Safety Inspection Guide BATAN if necessary and required resources available. The results of internal inspections are then arranged in an inspection report. Conclusions and suggestions are presented in the statement of the basis the corrective action must befollowed up by the responsible radiation facility.  
Perkembangan Riset Energi Fusi Mukhlis Akhadi
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 2 Nomor 1, Februari 1999
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2829.967 KB)

Abstract

ABSTRAK Reaksi fusi diyakini merupakan satu-satunya sumber energi bagi matahari dan bintang-bintang lainnya. Reaksi itu melibatkan penggabungan empat buah inti H membentuk satu buah inti He. Dalam usaha mencari sumber energi baru yang bersih dan ramah lingkungan, manusia berupaya meniru proses fusi dalam matahari. Untuk mendapatkan proses fusi terkendali di muka bumi, manusia mengembangkan reaktor fusi yang disebut tokamak. Beberapa penelitian yang berhubungan dengan energi fusi telah dilakukan dengan hasil yang cukup memuaskan. Jika kelak teknologi fusi benar-benar dapat dihadirkan di muka bumi, maka reaksi fusi akan berperan sebagai sumber energi baru yang sangat bersih dengan persediaan hampir tanpa batas. Tulisan ini akan membahas perkembangan dalam riset energi fusi yang berlangsung hingga saat ini. ABSTRACT Fusion reaction was believed as the only energy source for sun and other stars. The reaction involve fusion of four H nuclei to become one He nuclei. In the effort to find clean and environmentally safe new energy source, people make any effort to imitate fusion process in the sun. To find controlled fusion process at earth surface. people developed fusion reactor named tokamak. Experiments on fusion reaction have been carried out with quite satisfaction results. If fusion technology truly can be presented at earth surface in the future. fusion reaction will play an important role as a very clean new energy source with nearly unlimited supply. This paper will describe development in fusion energy experiment that have taken place till this time.
Radiocarbon Dating Using LSC Yustina Tri Handayani; Widodo Soemadi; K. Isogai
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 5 Nomor 2, Desember 2004
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3973.588 KB)

Abstract

ABSTRACT Radiocarbon dating is a method of nuclear technique for obtaining age estimates on organic materials. Determination of wood (from Horyuji Shrine) and coral sample (from JCAC area) is due in Japan Chemical Analysis Center in the frame of Instructor Training Program. It uses SRM 4990C, wood and marble blanks. Preparation of samples, standard, and blanks is due by benzene synthesis method. Chemical Yield of preparation was 86,8%. Liquid scintillator is added and counted using Liquid Scintillation Counter (LSC) Wallac 1220 Quantulus at least 10 hours. The result of wood age is (1204 ± 37) years (BP) and coral age is (160 ± 45) years (BP) in term of confidence level 68%.   ABSTRAK Radiocarbon Dating merupakan salah satu aplikasi teknik nuklir yang digunakan untuk menentukan umur suatu obyek. Penentuan umur dengan metode tersebut terhadap sampel kayu (dari kuil Horyuji) dan kulit kerang (dari hasil penggalian di area JCAC) dilakukan di Japan Chemical Analysis Center dalam kerangka Instructor Training Program. Dalam penentuan tersebut digunakan standar SRM 4990C, blanko kayu dan kapur. Preparasi sample, standard dan blanko dilakukan dengan metode sintesis benzene. Kedapatulangan proses preparasi sebesar 86,8%. Benzene yang dihasilkan ditambah sintilator cair dan dilakukan pengukuran menggunakan Pencacah Sintilasi Cair Wallac 1220 Quantulus selama minimum 10 jam. Didapatkan umur dari kayu (1204 ± 37) tahun dan umur dari kulit kerang (7160 ± 45) tahun, dengan tingkat kepercayaan 68%.
Perkembangan SDM Analisis Aktivasi Neutron Yustina Tri Handayani
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 11 Nomor 1, November 2011
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2131.253 KB)

Abstract

ABSTRAK Analisis Aktivasi Neutron (AAN) merupakan kompetensi utama BATAN. AAN merupakan analisis unsur yang bersifat multiunsur, selektif dan sangat sensitif yang sudah diterapkan antara lain di bidang lingkungan, kesehatan dan industri. Kelompok Kerja AAN merupakan suatu wadah koordinasi kegiatan AAN BATAN yang melibatkan satker PTAPB, PTNBR, PTBIN, PRSG, PATIR, PTKMR, Pusdiklat, STTN, PPIN dan PSJMN. Sejak tahun 2007, pokja AAN setiap tahun melakukan kegiatan seperti rapat koordinasi, uji banding, pertemuan teknis dan Seminar Nasional AAN. Sejak tahun 2007, pokja telah melakukan kegiatan uji banding yang diiikuti peserta dari PTAPB, PTNBR, PTBIN, PATIR, PTKMR dan Pusdiklat. Seminar Nasional AAN juga sudah dilakukan 4 kali, yaitu tahun 2008 di Bandung, tahun 2009 di Yogyakarta, tahun 2010 di Serpong dan tahun 2011 di Pasar Jumat Jakarta. Pelatihan untuk personil AAN sudah dilaksanakan sejak tahun 2003. Personil AAN yang sudah mendapatkan sertifikasi adalah 15 orang sebagai Teknisi Preparasi Sampel dan 19 orang sebagai Teknisi Spektrometer Gamma.   ABSTRACT Neutron Activation Analysis (NAA) is a core competency of BATAN. NAA is an elemental analysis which is multielemental, selective and highly sensitive that has been applied in environment, health and industry. The Working Group is a forum of coordinating NAA BATAN activities participated by PTAPB, PTNBR, PTBIN, PRSG, PATIR, PTKMR, Pusdiklat, STTN, PPIN, and PSJMN. Annually, NAA working group runs activities such as coordination meeting, proficiency test, technical meeting and National Seminar on NAA. Since the year of 2007, proficiency test has been done since 2007, followed by participants from PTAPB, PTNBR, PTBIN, PATIR, PTKMR and Pusdiklat. National Seminar NAA has also been conducted since 2008, in Bandung, Yogyakarta, Serpong and Jakarta, respectively. Training for NAA personnel have been conducted since 2003. BATAN has certified 15 technicians for Sample Preparation and 19 technicians for Gamma Spectrometer.  
Diklat Penjenjangan Bagi Pejabat Fungsional Dasar Keahlian Radiokimia dan Kimia Radiasi I Pratiwi Sapto
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 1 Nomor 1, Februari 1998
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3818.776 KB)

Abstract

Dari kegiatan telaahan yang lampau dapat diidentifikasikan bahwa untuk para pejabat fungsional, karena tugas pokoknya, diperlukan diklat penjenjangan yang berorientasikan pada kemampuan mengelola kegiatan dalam jabatannya. Dari tiga Semiloka dan satu Lokakarya yang diselenggarakan oleh Batan telah diperoleh berbagai kesepakatan yang diperlukan guna merancang pola diklat berjenjang. Kesepakatan tersebut ialah, antara lain, jumlah strata dalam berbagai Jabatan Fungsional, jenis bidang keahlian, perencanaan/pengembangan sumber daya manusia di Batan berdasarkan Program Jangka Panjang dan Program PELITA VI Batan. Dari sumber ini dapat disusun berbagai pengetahuan yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan para pejabat fungsional dimaksud. 
Penentuan Peak to Total Ratio Pada Analisis Aktivasi Neutron dengan Metode k0 Yustina Tri Handayani
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 8 Nomor 1-2, Desember 2007
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3694.118 KB)

Abstract

ABSTRAK Penentuan efisiensi total diperlukan dalam Analisis Aktivasi Neutron dengan metode k0 yang mulai digunakan di BATAN. Efisiensi total dihitung dari efisiensi puncak dan nilai Peak to Total Ratio (P/T). Kondisi ideal penentuan nilai P/T dilakukan menggunakan sumber standar dari radionuklida yang memiliki energi tunggal. Pada kondisi keterbatasan ketersediaan sumber standar tersebut, penentuan dapat dilakukan dengan menggunakan radionuklida dengan multi-energi, dengan melakukan koreksi terhadap puncak-puncak yang lain. Percobaan penentuan nilai P/T dilakukan menggunakan sumber standar 241Am, 109Cd, 137Cs, 133Ba, 60Co terhadap spektrometer dengan detektor HPGe coaxial model GC3018. Dari percobaan diperoleh hubungan nilai P/T terhadap energi (E) dengan persamaan Log(P/T) = 1,95 (Log(E))2 + 7,88 Log(E) — 7,96 untuk energi sampai dengan 100 KeV dan Log(P/T) = -0,864 Log(E) + 1,76 untuk energi lebih besar atau sama dengan 100 KeV.  
Penerapan Keamanan Sumber Radioaktif dalam Penggunaan dan Penyimpanan di Pusdiklat-BATAN Indragini Indragini; Sugino Sugino
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 16 Nomor 1, November 2017
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (701.329 KB)

Abstract

Pusdiklat BATAN memanfaatkan sumber radioaktif dalam menyelenggarakan kegiatan pelatihan. Oleh karena itu, selain memenuhi persyaratan keselamatan, Pusdiklat BATAN juga harus menerapkan keamanan sumber radioaktif sesuai dengan Perka BAPETEN No. 6 Tahun 2015 tentang Keamanan Sumber Radioaktif. Untuk meyakinkan bahwa Pusdiklat BATAN telah menerapkan keamanan sumber radioaktif dalam penggunaan dan penyimpanan yang memenuhi peraturan, maka dilakukan telaah mengenai penerapan keamanan sumber radioaktif dengan pendekataan telaah dokumen, pengamatan dan wawancara. Diperoleh hasil bahwa Pusdiklat BATAN telah menunjuk personel yang bertugas sebagai pengelola sumber radioaktif dan secara bertahap melengkapi peralatan keamanan sesuai dengan yang persyaratan. Untuk melengkapi pemenuhan persyaratan tersebut Pusdiklat Batan masih perlu menyusun prosedur keamanan tertulis sebagai salah satu komponen sistem keamanan dan melakukan uji unjuk kerja secara periodik sistem keamanan yang ada untuk meyakinkan sistem keamanan telah memenuhi fungsi keamanan.

Page 2 of 10 | Total Record : 98