cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jstni_batan@batan.go.id
Editorial Address
PSTNT BATAN Bandung Jalan Tamansari 71
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology)
Focus of Publication in Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology : Result of experiment in the field of nuclear science and technology and its applications in various fields. Acceptable topics include: Radioisotope, Radiopharmacy, Nuclear Medicine, Nuclear Radiation and its Measurement, Nuclear Physics and Reactors, Nuclear Instrumentation and Radioactive Waste including its applications in the fields of health, biology, industry, agriculture, metallurgy and environment
Articles 280 Documents
STUDI EKSPERIMENTAL PEMBENTUKAN STRUKTUR MIKRO SISTEM BINER ZnO-Nb205 YANG DISINTER PADA SUHU 11OO°C-14OO°C. Dani Gustaman Syanfk; Engkir Sukirman; An Handayani; Saeful Hidayat
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 1, No 1 (2000): Februari 2000
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2000.1.1.1662

Abstract

STUDI EKSPERIMENTAL PEMBENTUKAN STRUKTUR MIKROSISTEM BINER ZnO-Nb205 YANG DISINTER PADA SUHU 11OO°C14OO°C.Dalam rangka mendapatkan varistor yang efektif (sederhana), pada makalah ini pengaruh penambahan Nb205 terhadap pembentukan struktur mikro ZnO dan mekanismenya dipelajari secara eksperimental. Studi dilakukan dengan penyinteran pelet ZnO yang ditambahi Nb205 sebanyak O hingga 1 % mol pada suhu 1100°C-1400°C di dalam atmosfer udara selama 1 jam dan menganalisis pelet sinter dengan bantuan mikroskop optik dan elektron (SEM) dan difraksi sinar-x. Hasil analisis difraksi sinar-x rnemperlihatkan bahwa di dalam pelet ZnO-Nb205 yang di sinter pada suhu 1 100°C-1400°C terdapat fase kedua Zn3Nb208. Sementara itu, hasil analisis metalografi memperlihatkan bahwa di bawah suhu 1 100°C-1400°C ukuran butir pelet ZnO-Nb205 bertambah dengan penambahan Nb205 tetapi mengecil kembali setelah melewati harga konsentrasi tertentu. Dan data ini juga ketahui bahwa pada diagram fase ZnO-Nb205 terdapat daerah larutan padat. Pada suhu 1300°C terdapat penyinteran fase cair yang telah mengakibatkan butir cenderung bulat.
PENGARUH INOKULASI METASERKARIA FASCIOLA GIGIANTICA IRADIASI TERHADAP TINGKAT KEKEBALAN SAPI M Arifin; Endhang Pudjiastuti; Sukardji Pr; Boky J; Tuasikal G; Ernawati Yulia
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 4, No 1 (2003): Agustus Edisi Khusus 1 2003
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2003.4.1.1690

Abstract

PENGARUH INOKULASI METASERKARIA FASCIOLA GIGIANTICA IRADIASI TERHADAP TINGKAT KEKEBALAN SAPI. Telah dilakukan percobaan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh inokulasi metaserkaria F. gigantica iradiasi terhadap tingkat kekebalan sapi yang digunakan. Sapi dikelompokkan menjadi tiga dan diberi perlakuan sebagai berikut; kelompok pertama (Vp) sapi diinokulasi dengan metaserkaria infektif sebagai kontrol positif, kelompok ke dua (Vi) sapi diinokulasi dengan metaserkaria iradiasi 45 Gy dua kali dan diberi tantangan metaserkaria infektif dengan interval waktu masing-masing 4 (empat) minggu, kelompok ke tiga (Vn) sapi tanpa inokulasi metaserkaria sebagai kontrol negatif. Dosis inokulasi untuk semua kelompok adalah 700 metaserkaria F. gigantica per ekor sapi. Infektivitas metaserkaria diamati dengan melihat perkembangan dan pertambahan bobot badan, jumlah sel darah merah (RBC), sel darah putih (WBC), kadar haemoglobin (Hb), persentase PCV (Packed cell volume), uji serologi dan pemeriksaan patologi anatomi serta perkembangan cacing dalam hati. Hasil percobaan menunjukkan bahwa inokulasi metaserkaria F. gigantica iradiasi dapat menstimulasi tanggap kebal yang mempunyai daya perlindungan yang cukup baik terhadap infeksi tantangan pada sapi.
KARAKTERISASI RODIUM-105 (105RhCl3) SEBAGAI RADIOISOTOP UNTUK TERAPI Azmairit Aziz
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 9, No 1 (2008): Februari 2008
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2008.9.1.1822

Abstract

Rodium-105 (105Rh) merupakan salah satu radioisotop yang memiliki sifat fisika yang menguntungkan untuk terapi karena merupakan pemancar-b yang mempunyai t1/2 = 35,4 jam dengan Eb sebesar 247 keV (30%) dan 560 keV (70%). Di samping itu, radioisotop tersebut juga memancarkan sinar-g dengan energi yang cukup ideal untuk penyidikan (imaging) selama terapi berlangsung yaitu 306 keV (5%) dan 319 keV (19%). Telah dilakukan karakterisasi fisiko kimia larutan radioisotop 105Rh (105RhCl3) yang meliputi penentuan: pH, kejernihan, kemurnian radiokimia dengan cara kromatografi kertas dan elektroforesis kertas, pengukuran aktivitas dan penentuan kemurnian radionuklida dengan alat cacah spektrometer-g multi saluran, kemurnian kimia melalui pemeriksaan kadar Ru yang tidak teraktivasi dengan menggunakan metode spot test, serta pengujian kestabilan larutan 105RhCl3 secara fisika dan kimia selama penyimpanan. Larutan radioisotop 105RhCl3 yang diperoleh mempunyai kemurnian radiokimia sebesar 98,61 ± 0,53% dan kemurnian radionuklida di atas 95% (99,78 ± 0,03%). Larutan tersebut mempunyai pH berkisar antara 1,5 – 2 dan terlihat jernih dengan aktivitas sebesar  35 -  60 mCi, konsentrasi radioaktif sebesar 7 – 12 mCi/mL, serta kadar Ru yang tidak teraktivasi sebesar < 50 ppm. Uji stabilitas larutan radiosiotop 105RhCl3 terhadap waktu penyimpanan menunjukkan bahwa setelah disimpan selama 6 hari pada temperatur kamar, larutan tersebut masih stabil dengan kemurnian radiokimia di atas 95%.
RADIOAKTIVITAS IODIUM-126 SEBAGAI RADIONUKLIDA PENGOTOR DI KAMAR IRADIASI PADA PRODUKSI IODIUM-125 Rohadi Awaludin
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 10, No 2 (2009): Agustus 2009
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2009.10.2.652

Abstract

Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka telah berhasilmelakukan uji produksi iodium-125 menggunakan target xenon diperkaya. Namun, pengotorradionuklida iodium-126 mulai terdeteksi pada uji produksi ke-7. Radionuklida iodium-126terbentuk di dalam kamar iradiasi dan besarnya radioaktivitas di kamar iradiasi tidak dapatdiukur. Untuk itu telah dilakukan perhitungan radioaktivitas iodium-126 di dalam kamar iradiasi.Pada perhitungan ini, target xenon-124 diperkaya 82,4% diiradiasi selama 24 jam dengan fluksneutron 3x1013 n.s-1cm-2. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa dari iradiasi selama 24 jamhanya dihasilkan iodium-126 sebanyak 11,7 mCi, namun, karena iodium-125 tertinggal di kamariradiasi dan mendapat paparan neutron, maka pada akhir operasi reaktor pada hari ke-12terbentuk sebesar 367 mCi. Jadi diketahui bahwa sebagian besar iodium-126 yang mengotoriproduk pada uji produksi ke-7 adalah iodium-126 dari uji produksi sebelumnya, karena iodium-126 yang terbentuk selama 24 jam iradiasi sangat kecil. Jumlah massa radioisotop iodium dariiodium-125 dan iodium-126 sebesar 0,33 mg pada saat pemindahan gas xenon ke kamariradiasi. Nilai ini dapat digunakan sebagai acuan dalam perawatan filter iodium.
SISTEM PENCACAH RADIASI NUKLIR BERBASIS IBM-PC MENGGUNAKAN AMD-9513 Didi Gayani
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 5, No 1 (2004): Februari 2004
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2004.5.1.2153

Abstract

SISTEM PENCACAH RADIASI NUKLIR BERBASIS IBM PC MENGGUNAKAN AMD-9513. Pencacah radiasi nuklir dibuat dalam bentuk kartu rangkaian yang dipasangkan pada slot IBM-PC. Sistem ini menggabungkan sub sistem analog pengolah sinyal radiasi nuklir dari detektor GM dengan pembangkitan tegangan tinggi yang diperlukan untuk detektor dan sub sistem rangkaian antarmuka (interface) antara sub sistem analog dengan komputer IBM-PC. Kinerja dari sistem peralatan ini dibentuk melaiui program yang dibuat dalam bahasa Pascal, tersusun dalam beberapa menu pilihan yang disesuaikan dengan kebutuhan praktis di lapangan. Sistem ini merupakan pengembangan dari sistem sebelumnya yang menggunakan PIT 8253, yang mempunyai 3 buah pencacah 16 bit. Komponen utama dari sistem pencacah ini adalah AMD 9513 yang mempunyai 5 buah pencacah (counter) 16 bit, yang dapat diprogram (programmable) secara lebih baik. Kemampuan ini berarti dapat digunakan untuk mencacah lebih banyak kanal pencacahan. Perangkat lunak dibuat untuk menjalankan komponen AMD 9513 sebagai pencacah dan juga untuk memberikan pilihan-pilihan bentuk pengukuran yang dibuat agar interaktif dengan penggunanya dan memenuhi berbagai keperluan praktis di lapangan. Pengujian dari sistem ini dilakukan terhadap keakuratan sistem pencacahan dan penetapan selang waktu pencacahan (pewaktuan) dari komponen AMD 9513 dan juga kestabilan sistem pencacahan radiasi. Keakuratan sistem pencacahan dan pewaktuan diuji melaiui pulse generator, sedangkan pengujian kestabilan pencacahan radiasi dilakukan dengan pengujian chi kuadrat (chi square test). 
PENCACAH RADIASI NUKLIR DENGAN DETEKTOR GM DALAM BENTUK KARTU ANTARMUKA DI IBM-PC Didi Gayani; Iin Indasah
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 1, No 2 (2000): Agustus 2000
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2000.1.2.1653

Abstract

PENCACAH RADIASI NUKLIR DENGAN DETEKTOR GM DALAM BENTUK KARTU ANTARMUKA DI IBM-PC. Pencacah radiasi gammadalam bentuk kartu antarmuka dibuat dengan tujuan untuk membuat sistem akuisisi data dalam bentuk yang kompak,sederhana dan kemudahan pengarsipan data. Pencacah ini dioperasikan padakomputer IBM-PC yang dipasangkan pada slot perluasan yang adadalam komputer tersebut. Komponen utama dan sistem pencacah ini terdiri dan rangkaian tegangan tinggi, pembentuk pulsadan pencacah/pewaktu yang dibentuk dengan PIT-8253. Operasi dari pencacah ini diatur dengan program yang disesuaikan dengankebutuhan konfigurasi pencacahan seperti antara lain lama waktupencacahan, jumlah pengulangan pencacahan, pengolahan data danpengarsipan data.
UJI BIODISTRIBUSI DAN CLEARANCE SENYAWA BERTANDA 186Re(v)- DMSA PADA TIKUS PUTIH NORMAL (GALUR WISTAR). Azmairit Aziz; Nurhayati T; Iwalayudi A
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 4, No 1 (2003): Februari 2003
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2003.4.1.1680

Abstract

UJI BIODISTRIBUSI DAN CLEARANCE SENYAWA BERTANDA 186Re(v)-DMSA PADA TIKUS PUTIH NORMAL (GALUR WISTAR). Senyawa186Re(v)-DMSA merupakan radiofarmaka pemancar-β untuk terapi kanker tiroid medular. Telah dilakukan uji biodistribusi dan clearance senyawa bertanda 186Re(v)-DMSA dengan preparasi sampel secara destruksi basah menggunakan asam nitrat pekat terhadap organ, darah dan urine hewan percobaan tikus putih normal. Hasil uji biodistribusi menunjukkan bahwa penimbunan aktivitas pada organ tiroid normal relatif kecil (1,80 ± 0,58%) pada selang waktu 30 menit setelah penyuntikan secara intravena. Penimbunan aktivitas lebih besar terdapat pada ginjal, kemudian diikuti oleh paru-paru dan hati. Hasil uji clearance menunjukkan bahwa senyawa bertanda 186Re(v)-DMSA mempunyai waktu clearance darah yang cukup cepat, dimana dalam waktu 30menit setelah penyuntikan, aktivitas per gram darah tinggal 2,75 ± 0,30%. Uji clearance senyawa bertanda tersebut di dalam urine dalam waktu 24 jam setelah penyuntikan, diperoleh aktivitas per mL urine hanya tinggal 2,29 ± 0,91%.
SISTEM KOMUNIKASI RADIO UNTUK MEMANTAU STATUS PENCACAH DI LIMBAH RADIOAKTIF Hasan B; Budi P; Pardi B
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 4, No 4 (2003): Agustus Edisi Khusus 4 2003
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2003.4.4.1715

Abstract

SISTEM KOMUNIKASI RADIO UNTUK MEMANTAU STATUS PENCACAH DI LIMBAH RADIOAKTIF. Telah dibuat sistem komunikasi radio untuk memantau status pencacah di limbah radioaktif. Sistem yang dibuat terdiri dari detektor GM, pencacah, shift register, gerbang nand, encoder, DTMF, rangkaian pesawat pemancar frekuensi modulasi, rangkaian pesawat penerima frekuensi modulasi, decoder, interface dan komputer. Prototype ini telah diuji coba dengan menggunakan sumber radioaktif I-131. Hasil uji coba menunjukan bahwa sistem komunikasi radio berbasis komputer ini dapat bekerja dengan baik.
PEMBUATAN RADIOISOTOP 64Cu BERBASIS REAKSI NUKLIR 64Ni (p,n) 64Cu : SIMULASI PREPARASI TARGET DAN PEMISAHAN RADIONUKLIDA Sunarhadijoso Soenarjo; Wira Y Y. Rahman; Sriyono .; Triyanto .
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 11, No 2 (2010): Agustus 2010
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2010.11.2.400

Abstract

Dalam upayapenguasaan teknologi produksi radioisotop 64Cu berbasis reaksi nuklir 64Ni (p,n) 64Cu, targetnikel disiapkan melalui electroplating suasana asam larutan nikel klorida–asam borat danelectroplating suasana basa larutan nikel klorida–nikel sulfat pada permukaan perak kepingpenyangga target. Larutan simulasi matrik Ni(II)–Cu(II) dianggap sebagai larutan target nikelpasca iradiasi yang mengandung radiotembaga. Dalam percobaan ini iradiasi nikel tidakdilakukan, sedangkan radiotembaga dihasilkan dari aktivasi neutron pada target CuO.Pemisahan radiotembaga dilakukan dengan kromatografi kolom penukar anion pada kondisi Cusebagai komplek anion CuCl42– dan Ni dalam bentuk kation Ni2+. Hasil percobaan menunjukkanlarutan nikel suasana asam memberikan deposit electroplating nikel yang lebih memuaskandibandingkan dengan larutan nikel suasana basa. Dalam kondisi HCl 6 M spesi tembagaterindikasi dalam bentuk Cu2+ dan CuCl42–, sedangkan nikel dalam bentuk Ni2+. Dalam kondisiHCl 9 M, tembaga dalam bentuk CuCl42–, sedangkan nikel dalam bentuk Ni2+ dan NiCl42–.Kondisi pemisahan terbaik adalah dalam HCl 8 M yang mengkondisikan tembaga berada dalambentuk CuCl42–, sedangkan nikel dalam bentuk Ni2+. Selanjutnya CuCl42– yang tertahan di kolomdiubah menjadi Cu2+ dan dielusi dengan HCl 0,05 M. Pemeriksaan spektrometri-γ menunjukkanpuncak kuat pada energi 511 keV yang sesuai dengan energi γ-anihilasi radioisotop 64Cu danpuncak lemah pada 1346 keV sesuai dengan energi γ dari transisi energi internal 64Cu
SENSOR MAGNETIK FLUXGATE DAN APLIKASINYA UNTUK MENGUKUR KUAT ARUS Mitra Djamal
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 8, No 1 (2007): Februari 2007
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2007.8.1.2142

Abstract

SENSOR MAGNETIK FLUXGATE DAN APLIKASINYA UNTUK MENGUKUR KUAT ARUS. Secara konvensionaJ kuat arus dapat diukur dengan menghubungkan alat secara seri pada rangkaian. Cara ini memiliki kelemahan karena mengganggu aliran arus yang akan diukur. Dengan menggunakan sensor magnetik, arus dapat diukur tanpa harus mengganggu aliran arus, karena yang diukur hanya kuat medan magnet yang dihasilkan oteh arus yang akan diukur. Dalam tulisan ini akan ditunjukkan penggunaan sensor magnetik fiuxgate untuk mengukur kuat arus. Dari hasil penelitian terlihat bahwa sensor magnetik fiuxgate yang digunakan dapat mengukur kuat arus dalam daerah pengukuran yang cukup lebar dan dengan ketelitian < 2 %.

Filter by Year

2000 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 24, No 2 (2023): August 2023 Vol 24, No 1 (2023): February 2023 Vol 23, No 2 (2022): Agustus 2022 Vol 23, No 1 (2022): February 2022 Vol 22, No 2 (2021): Agustus 2021 Vol 22, No 1 (2021): February 2021 Vol 21, No 2 (2020): Agustus 2020 Vol 21, No 1 (2020): Februari 2020 Vol 20, No 2 (2019): Agustus 2019 Vol 20, No 1 (2019): Februari 2019 Vol 19, No 2 (2018): Agustus 2018 Vol 19, No 1 (2018): Februari 2018 Vol 18, No 2 (2017): Agustus 2017 Vol 18, No 1 (2017): Februari 2017 Vol 17, No 2 (2016): Agustus 2016 Vol 17, No 1 (2016): Februari 2016 Vol 16, No 2 (2015): Agustus 2015 Vol 16, No 1 (2015): Februari 2015 Vol 15, No 2 (2014): Agustus 2014 Vol 15, No 1 (2014): Februari 2014 Vol 14, No 2 (2013): Agustus 2013 Vol 14, No 1 (2013): Februari 2013 Vol 13, No 2 (2012): Agustus 2012 Vol 13, No 1 (2012): Februari 2012 Vol 12, No 2 (2011): Agustus 2011 Vol 12, No 1 (2011): Februari 2011 Vol 11, No 2 (2010): Agustus 2010 Vol 11, No 1 (2010): Februari 2010 Vol 10, No 2 (2009): Agustus 2009 Vol 10, No 1 (2009): Februari 2009 Vol 9, No 2 (2008): Agustus 2008 Vol 9, No 1 (2008): Februari 2008 Vol 8, No 2 (2007): Agustus 2007 Vol 8, No 1 (2007): Februari 2007 Vol 7, No 2 (2006): Agustus 2006 Vol 7, No 1 (2006): Februari 2006 Vol 6, No 2 (2005): Agustus 2005 Vol 6, No 1 (2005): Februari 2005 Vol 5, No 2 (2004): Agustus 2004 Vol 5, No 1 (2004): Februari 2004 Vol 4, No 4 (2003): Agustus Edisi Khusus 4 2003 Vol 4, No 3 (2003): Agustus Edisi Khusus 3 2003 Vol 4, No 2 (2003): Agustus Edisi Khusus 2 2003 Vol 4, No 1 (2003): Agustus Edisi Khusus 1 2003 Vol 4, No 1 (2003): Februari 2003 Vol 3, No 2 (2002): Agustus 2002 Vol 3, No 1 (2002): Februari 2002 Vol 2, No 2 (2001): Agustus 2001 Vol 2, No 1 (2001): Februari 2001 Vol 1, No 2 (2000): Agustus 2000 Vol 1, No 1 (2000): Februari 2000 More Issue