cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jstni_batan@batan.go.id
Editorial Address
PSTNT BATAN Bandung Jalan Tamansari 71
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology)
Focus of Publication in Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology : Result of experiment in the field of nuclear science and technology and its applications in various fields. Acceptable topics include: Radioisotope, Radiopharmacy, Nuclear Medicine, Nuclear Radiation and its Measurement, Nuclear Physics and Reactors, Nuclear Instrumentation and Radioactive Waste including its applications in the fields of health, biology, industry, agriculture, metallurgy and environment
Articles 280 Documents
ADSORPTION BEHAVIOUR OF CADMIUM-(II) ON HYDROUS OXIDE INORGANIC RESINS Sunarhadijoso Soenarjo; Chandra Wijaya
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 7, No 2 (2006): Agustus 2006
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2006.7.2.2141

Abstract

ADSORPTION BEHAVIOUR OF CADMlUM-(II) ON HYDROUS OXIDE INORGANIC RESINS. Hydrous titanium oxide (HTO), hydrous zirconium oxide (HZO) and hydrous cerium oxide (HCO) resins were subjected to batch experiments on cadmium-(ll) adsorption studies using standard solutions of Cd-(ll)-nitrate. This was aimed to gain more experimental data in concern to choose inorganic resin for separation of Cd2+ - In3+. matrices in production technology of indium radioisotopes (111/115mln) as well as for recovery of high-enriched cadmium-(112/114Cd) target. Series of cold Cd-(ll)-nitrate standard solutions prepared from natural cadmium were treated by means of mixing and stirring with the resins at room temperature and then separated from the resin by centrifugation. The separating supernatants were then spectrophotometrically analyzed for Cd-(ll) determination as compared to Cd-(ll) content in the corresponding initial solutions. The results indicate that there was no Cd­(ll) adsorption on Merck-produced titanium oxide pre-treated with neutral, acidic or basic condition. The Cd-(ll) adsorption occured either on zirconium oxide or on cerium oxide. The self-synthesized HCO having molecule formula of CeO2.nH2O (n = 0.8868 ± 0.0026) showed higher Cd-(ll)-adsorption capacity than self-synthesized HZO that was found to have molecule formula of ZrO2=.qH2O (q = 1.7613 ± 0.0836), i.e. (47.167 ± 0.083) x 10-3 mg/mg as compared to (12.200 ± 0.255) × 10-3 mg/mg. The ready-used zirconium oxide produced by Atomergic Chem. Corp. showed significantly smaller, i.e. (9.449 + 0.092) x 10-3 mg/mg. The influence of hydrate content in the resins to the Cd­(ll)-adsorption capacity was observed by comparing Cd-(ll)-adsorption capacity of HCO heated up to 400°C (found as CeO2.0.1706H2O) and that of HCO heated up to 800°C (found as CeO2.0.0400H2O), i.e. (116.567 ± 0.839) x 10-3 mg/mg and (146.533 ± 0.897) x 10-3 mg/mg respectively. 
UJI PROFIL PROTEIN KELENJAR LUDAH Anopheles sp. TERINFEKSI P. berghei PASCA IRADIASI GAMMA DENGAN TEKNIK SDS-PAGE UNTUK PENGEMBANGAN VAKSIN MALARIA Devita Tetriana; Mukh Syaifudin
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 15, No 1 (2014): Februari 2014
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2014.15.1.1268

Abstract

UJI PROFIL PROTEIN KELENJAR LUDAH Anopheles sp. TERINFEKSI P. bergheiPASCA IRADIASI GAMMA DENGAN TEKNIK SDS-PAGE UNTUK PENGEMBANGANVAKSIN MALARIA. Sporozoit merupakan tahapan siklus hidup parasit malaria yang palinginvasif dan merupakan kandidat vaksin paling tepat. Hasil penelitian menunjukkan bahwavaksin malaria yang dibuat dengan melemahkan sporozoit Plasmodium sp menggunakan sinargamma terbukti lebih efektif. Studi efek radiasi terhadap protein dalam pengembangan vaksiniradiasi juga berperan sangat penting. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui profil proteinkelenjar ludah Anopheles sp terinfeksi sporozoit pasca iradiasi gamma dengan teknik Sodiumdodecyl sulphate-polyacrylamide gel electrophoresis (SDS-PAGE). Tahapan uji meliputipenginfeksian nyamuk Anopheles sp dengan P. berghei, pemeliharaan nyamuk terinfeksiselama 14-16 hari untuk memperoleh sporozoit, iradiasi nyamuk secara in vivo - in vitro,preparasi sampel kelenjar ludah dan elektroforesis pada SDS-PAGE 10% serta pewarnaanCommassie blue. Hasil uji menunjukkan perbedaan profill protein antara kelenjar ludahAnopheles sp terinfeksi dan tidak terinfeksi. Terdapat penambahan jumlah pita protein padadosis iradiasi lebih tinggi (200 Gy) dimana terdeteksi profil protein sporozoit P. berghei (BM 62kDa), tetapi tidak terdapat perbedaan profil circumsporozoite protein (CSP) antar dosis iradiasigamma 150, 175 dan 200 Gy. Hasil tersebut memberikan informasi dasar yang akan mengarahpada studi lanjut tentang peranan protein sporozoit dalam pengembangan vaksin malaria.Kata kunci : malaria, kelenjar ludah, P berghei, sporozoit, profil protein, sinar gamma
RADIOISOTOP ITERBIUM-175 (175Yb) UNTUK TERAPI MELALUI REAKSI INTI (n,γ) DI REAKTOR TRIGA 2000 BANDUNG Azmairit Aziz
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 6, No 1 (2005): Februari 2005
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2005.6.1.2187

Abstract

PEMBUATAN DAN UJI KUALITAS RADIOISOTOP ITERBIUM-175 (175Yb) UNTUK TERAPI MELALUI REAKSI INTI (n,γ) DIREAKTOR TRIGA 2000 BANDUNG. Iterbium-175 (175Yb) merapakan salah satu radioisotop yang dapat digunakan untuk terapi karena merupakan pemancar-β (T1/2 = 4,2 hari dengan Eβ (maks) sebesar 480 keV). Di samping itu, radioisotop tersebut juga memancarkan sinar-γ dengan energi yang cukup ideal untuk penyidikan (imaging) selama terapi berlangsung (113 keV (1,9%), 282 keV(3,1%) dan 396 keV (6,5%)). Telah dilakukan pembuatan radioisotop 175Yb dengan menggunakan target iterbium oksida (Yb2O3) alam yang telah diiradiasi di reaktor TR1GA 2000 Bandung. Target tersebut dilarutkan dalam larutan asam klorida (HCl) encer. Kondisi optimum preparasi diperoleh dengan pelarutan target 175Yb2O3 dalam 5 mL larutan HCl 2 N sambil dikisatkan perlahan-lahan sampai agak kering, kemudian dilarutkan kembali dalam 5 mL larutan HCl 0,1N. Larutan 175YbCl3 tersebut diuji melalui pemeriksaan kemurnian radiokimianya dengan cara kromatografi kertas dan elektroforesis kertas. Aktivitas dan kemurnian radionuklida larutan 175YbCl3 ditentukan dengan alat cacah spektrometer-γ multi saluran. Larutan radioisotop 175YbCl3 yang diperoleh mempunyai pH berkisar antara 1,5 - 2 dan terlihat jemih dengan aktivitas jenis dan konsentrasi radioaktif masing-masing sebesar 15 - 18 mCi/mg dan 17 - 21 mCi/mL. Larutan tersebut mempunyai kemurnian radiokimia sebesar 99,5  + 0,3% dan kemurnian radionuktida di atas 95% (97,02 + 0,26%). Uji stabilitas larutan radioisotop 175YbCl3 terhadap waktu penyimpanan menunjukkan bahwa setelah disimpan selama 10 hari pada temperatur kamar, laratan tersebut masih stabil dengan kemurnian radiokimia di atas 95%. 
PENENTUAN DENSITAS ELEKTRON 3-DIMENSI BAHAN KRISTALIN R S Lasijo; Inawati Tanto
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 1, No 1 (2000): Februari 2000
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2000.1.1.1666

Abstract

PENENTUAN DENSITAS ELEKTRON 3-DIMENSI BAHAN KRISTALIN. Densitas elektron bahan kristalin dalam 3-dimensi telah ditentukan dengan menggunakan data eksperimental difraksi sinar-x dan metode analisis numerik Fourier. Sebagai contoh dilakukan penentuan densitas elektron pada kristal yang berbentuk kubik, yaitu NaCI yang berbentuk kubik pusat bidang (FCC = Face Centered Cubic) dan CsCI yang berbentuk kubik pusat benda (BCC = Body Centered Cubic). Pada kristal NaCI diperoleh densitas 3-dimensi yang sesuai dengan posisi atom-atom dalam kristal tersebut secara lengkap. Pada kristal CsCI sinar x seolah-olah melihat dua buah kubus sederhana yang serupa dengan atom-atom Cs dan Cl masing- masing pada titik-titik sudutnya, sehingga karena dari kedua kubus sama maka puncak-puncak difraksi terletak pada sudut-sudut 20 yang sama pula, jadi difraksi sinar x tidak dapat membedakan mana yang Cs dan mana yang Cl.
PENGARUH POLIETILEN GLIKOL TERHADAP SIFAT FISïKA KIMIA HIDROGEL POLYETHYLENE OXIDE-KARAGINAN HASIL IRADIASI Erizal s; Dewi S P; A Sudrajat
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 4, No 3 (2003): Agustus Edisi Khusus 3 2003
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2003.4.3.1705

Abstract

PENGARUH POLIETILEN GLIKOL TERHADAP SIFAT FISIKA-KIMIA HIDROGEL POLYETHYLENE OXIDE-KARAGINAN HASIL IRADIASI. Dalam rangka mengembangkan aplikasi radiasi pada pengolahan polimer alam (natural polimer), telah dilakukan sintesis hidrogel polietilen oksida (PEO) karaginan menggunakan iradiasi mesin berkas elektron dan dipelajari pengaruh polietilenglikol (PEG) terhadap karakteristik fisiko-kimianya. PEO dengan konsentrasi 2 % (b/b) dicampur dengan larutan karaginan konsentrasi 2 % (b/b) dalam air suling, lalu kedalam campuran ditambahkan larutan polietilen glikol (PEG) dengan konsentrasi 0; 0,1; 0,3 ; 0,5 ; dan 0,7 % (v/v). Campuran diaduk hingga homogen pada suhu 80oC selama 1 jam. Selanjutnya campuran dimasukkan kedalam cetakan plastik (10x10x0,2) cm3, lalu di iradasi dengan mesin berkas elektron pada dosis 10; 20; 30 ; dan 40 kGy dengan laju dosis tunggal 10 kGy/pass. Sifat fisika-kimia dan hidrogel yang diamati adalah fraksi gel, swelling, penguapan air dan tensile strength. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa dengan naiknya dosis iradiasi hingga 40kGy fraksi gel meningkat, dan dengan naiknya konsentrasi PEG fraksi gel dan hidrogel menurun. Naiknya konsentrasi PEG menaikkan kemampuan adsorpsi air dan hidrogel, dan menghambat penguapan air. Hidrogel PEO—karaginan menunjukkan karakter yang elastis dan transparan dan cocok sebagai bahan untuk wound dressing(pembalutluka). 
RESPONS HEMATOPOITIK MENCIT YANG DIINFEKSI DENGAN Plasmodium berghei STADIUM ERITROSITIK IRADIASI GAMMA . Darlina; Teja Kisnanto; Ahmad Fauzan
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 13, No 2 (2012): Agustus 2012
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2012.13.2.318

Abstract

RESPONS HEMATOPOITIK MENCIT YANG DIINFEKSI DENGAN Plasmodiumberghei STADIUM ERITROSITIK IRADIASI GAMMA. Salah satu strategi untuk mengontrolpenyakit malaria adalah pengembangan vaksin melalui pelemahan parasit Plasmodium bergheidengan iradiasi gamma. Pada penelitian ini, P. berghei yang diiradiasi gamma dan yang tidakdiiradiasi disuntikkan secara peritoneal pada mencit untuk mempelajari respons hematopoitik.Respons hematopoitik ditentukan melalui persen parasitemia, jumlah eritrosit, leukosit, limfosit,dan monosit setiap 2 hari sekali selama 14 hari. Berat organ limpa dan hati mencit diukursetiap 3 hari sesudah infeksi. Mencit yang diinfeksi dengan parasit yang diiradiasi memilikiperiode prepaten 5 hari dengan parasitemia rendah dan jumlah eritrosit mengalami sedikitpenurunan. Jumlah leukosit naik hampir dua kali dari konsentrasi awal, dan jumlah limfosit sertamonosit juga mengalami kenaikan. Mencit yang diinfeksi dengan P. berghei tanpa iradiasimemiliki periode prepaten 2 hari dengan parasitemia meningkat, jumlah eritrosit mengalamipenurunan hingga 75%, dan jumlah leukosit tidak mengalami peningkatan. Limpa maupun hatimencit yang diinfeksi dengan P. berghei yang diiradiasi mengalami sedikit kenaikan berat,sedangkan pada mencit yang diinfeksi dengan P. berghei tanpa iradiasi terjadi kenaikan yangsignifikan. Peningkatan jumlah leukosit, limfosit, monosit, dan rendahnya parasitemia padamencit yang diinfeksi P. berghei yang diiradiasi menunjukkan terjadinya respons imun padamencit.
SIFAT LISTRIK BAHAN KOMPOSIT FeXC1-XSEBELUM DAN SESUDAH IRADIASI SINAR-γ SAMPAI DOSIS 500 kGy Yunasfi ,; Salim Mustofa; Tria Madesa
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 12, No 1 (2011): Februari 2011
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2011.12.1.2131

Abstract

SIFAT LISTRIK BAHAN KOMPOSIT FeXC1-X SEBELUM DAN SESUDAH IRADIASISINAR-γ SAMPAI DOSIS 500 kGy. Telah dilakukan penelitian terhadap sifat listrik bahankomposit FeXC1-X sebelum dan sesudah iradiasi dengan sinar-γ sampai dosis 500 kGy. Bahankomposit FeXC1-X dibuat dari campuran serbuk Fe dan serbuk grafit, dengan rasio komposisi(20:80, 50:50, dan 80:20) % berat dengan berat total 20 gram. Campuran masing-masingbahan komposit ini diproses milling dengan teknik High Energy Milling (HEM) selama 4,5 jam,kemudian dibuat dalam bentuk pelet dengan tekanan 5000 psi. Pada penelitian ini, diamatiperubahan sifat listrik bahan komposit FeXC1-X setelah diiradiasi dengan sinar-γ pada berbagaivariasi dosis (50–500 kGy). Karakterisasi sifat listrik bahan komposit FeXC1-X dianalisis memakai LCR meter. Hasilnya menunjukkan bahwa nilai konduktivitas dan kapasitansi bahan kompositmeningkat oleh adanya radiasi sinar-γ. Nilai konduktivitas dan kapasitansi meningkat secaralinear seiring dengan bertambahnya dosis radiasi sinar-γ. Peningkatannya mencapai 4,5 %untuk nilai konduktivitas, dan 11,5 % untuk nilai kapasitansi setelah diirradiasi sampai dosis 50kGy. Pada dosis maksimum (500 kGy), peningkatan nilai konduktivitas mencapai 41,5 %, dannilai kapasitansi naik 47,5 % berat. Diperkirakan peningkatan nilai-nilai ini didapatkan karenaadanya cacat (defect) yang terbentuk di dalam struktur bahan komposit FeXC1-X akibat interaksiradiasi sinar-γ dengan bahan komposit sehingga menimbulkan perubahan pada sifat listrikbahan komposit FeXC1-X.
KARAKTERISTIK RADIOFARMAKA 99mTc-GLUTATION Nurlaila Zainuddin; Maula Eka Sriyani
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 13, No 1 (2012): Februari 2012
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2012.13.1.931

Abstract

ABSTRAKKARAKTERISTIK RADIOFARMAKA 99mTc-GLUTATION. Senyawa bertandateknesium-99m-glutation (99mTc-GSH) merupakan radiofarmaka yang digunakan dalam bidangkedokteran nuklir untuk diagnosis kanker dengan metode pencitraan. Karakteristik fisiko-kimiadan biologis suatu radiofarmaka memegang peranan penting dalam penyebaran sertapenimbunannya di dalam tubuh. Oleh karena itu, untuk menjamin keberhasilan penggunaanradiofarmaka perlu dilakukan pengujian sifat fisiko-kimia dan biologisnya. Pengujian kemurnianradiokimia dilakukan dengan kromatografi lapis tipis (TLC-SG) menggunakan aseton kering danNaCL 0,9% sebagai fase gerak. Muatan 99mTc-GSH ditentukan dengan metode elektroforesisdan lipofilisitasnya (P) diketahui dengan menentukan koefisien partisinya dalam pelarut organikair.Ikatan protein plasma ditentukan secara in-vitro dengan metode pengendapanmenggunakan larutan asam trikloro asetat (TCA) 5%. Di samping itu, dilakukan juga pengujianpengaruh besarnya radioaktivitas 99mTc terhadap stabilitas 99mTc-GSH serta stabilitas di dalamplasma secara in-vitro. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa radiofarmaka 99mTc-GSHmempunyai kemurnian radiokimia 99,08 ± 0,26%; tidak bermuatan listrik (netral); lipofilisitas =0,03 ± 0,002; ikatan protein plasma sebesar 30,31 ± 0,04%. Penggunaan larutan Na99mTcO4sampai mencapai konsentrasi radioaktivitas 21 mCi/2 mL menghasilkan radiofarmaka 99mTc-GSH yang tetap stabil hingga 5 jam dengan kemurnian radiokimia ≥ 95%. Uji stabilitas 99mTc-GSH dalam plasma secara in-vitro menunjukkan bahwa kemurnian radiokimia menurun dengancepat pada penyimpanan satu jam pertama, yaitu sebesar 63,41± 4,86% dan kemurnianradiokimia antara 55 - 57 % bertahan hingga 5 jam penyimpanan.Kata kunci : karakteristik, radiofarmaka, 99mTc, glutation, kankerABSTRACTCHARACTERISTIC OF 99mTc-GLUTATHIONE RADIOPHARMACEUTICAL.Technetium-99m glutathione labelled compound is a radiopharmaceutical which is used innuclear medicine for cancer diagnoses by imaging method. The distribution and accumulation ofradiopharmaceutical in the body depend on its physicochemical and biological characteristic.Therefore, the determination of its characteristic was carried out in order to assure the succesfulutilization of this radiopharmaceutical. The radiochemical purity was determined with thin layerchromatography (TLC-SG) using dried aceton and 0.9% of NaCl solution as a mobile phase.The charge of 99mTc-GSH was tested by electrophoresis method and its lipophilicity (P) wasobtained by determination of octanol-water partition. The plasma binding protein of thisradiopharmaceutical was in-vitro investigated with precipitation method using 5% of trichloroacetic acid solution. Beside that, studies on the effect of 99mTc radioactivity to the stability of99mTc-GSH and its stability in plasma has been in-vitro carried out. From the experiment it wasobtained that 99mTc-GSH has 99.08 ± 0.26% of radiochemical purity; neutral (no charge); thelipophilicity (P) = 0.03 ± 0.002; the plasma binding protein of 30.31 ± 0.04%. Utilization of 99mTcradioactivity concentration up to 21 mCi/2 mL resulted 99mTc-GSH radiopharmaceutical whichwas remained stable up to 5 hours with ≥ 95% of radiochemical purity. In-vitro stability test of99mTc-GSH in plasma indicated that in the first hour of storage, the radiochemical puritydrastically decreased and until 5 hours of storage, its radiochemical purity did not changesignificantly, that was about 50%.Keywords: characteristic, radiopharmaceutical, 99mTc, glutathione, cancer
KAJIAN INSTABILITAS KIT KERING RADIOFARMAKA BERTANDA 99mTc DITINJAU DARI ASPEK KIMIA DAN FISlKA Misyetti ,
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 7, No 1 (2006): Februari 2006
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2006.7.1.2167

Abstract

KAJIAN INSTABILITAS KIT KERING RADIOFARMAKA BERTANDA 99mTc DITINJAU DARI ASPEK KIMIA DAN FISIKA. Diagnosis suatu penyakit secara non-invasif membuat pasien tetap merasa nyaman sehingga metode ini lebih disukai. Diagnosis berbasis teknik nuklir dengan menggunakan radiofarmaka merupakan salah satu dari teknik non-invasif tersebut. Preparasi radiofarmaka dapat dilakukan melalui penandaan kit kering radiofarmaka yang sesuai, dengan penambahan larutan radionuklida tertentu ke dalam kit dengan mengikuti instruksi penandaan yang tercantum di dalam kemasan kit. Kualitas radiofarmaka yang dihasilkan bergantung pada kualitas kit, yang pada akhimya akan menentukan akurasi dari diagnosis atau pencitraan organ-organ yang diperiksa. Dalam beberapa kasus ditemukan kit radiofarmaka mengalami kerusakan, sehingga radiofarmaka yang diperoleh dari hasil penandaan memberikan pencitraan yang tidak baik dan dapat menyebabkan kesalahan diagnosis. Makalah ini berdasarkan cara mengevaluasi kit yang mudah rusak tersebut dari aspek kimia dan fisika, serta langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas kit tersebut. Parameter yang perlu dievaluasi adalah pH, lipofilisitas, ikatan protein-plasma kemurnian radiokimia dan muatan listrik. Penyimpangan sifat kimia dan fisika yang disebabkan oleh beberapa hat antara lain kualitas bahan baku, komposisi kit, kevakuman kit dan kinerja alat yang digunakan, juga akan dibahas. 
KOMPOSISI UNSUR DALAM CUPLIKAN PARTIKULAT UDARA DAERAH BANDUNG DAN LEMBANG TAHUN 1999 Achmad Hidayat
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 4, No 2 (2003): Agustus Edisi Khusus 2 2003
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2003.4.2.1694

Abstract

KOMPOSISI UNSUR DALAM CUPLIKAN PARTIKULAT UDARA DAERAH BANDUNG DAN LEMBANG TAHUN 1999. Konsentrasi partikulat udara di daerah Bandung lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi partikulat udara di daerah Lembang. Fraksi PM2.5 berkisar di antara 4,3 µg/m3 hingga 21,1 µg/m3 untuk daerah Bandung, dan 2,9 hingga 19,2 untuk daerah Lembang selama 24 jam pencuplikan. Fraksi PM10 kota Bandung 12,1 µg/m3 hingga 44,1 µg/m3, sedangkan fraksi PM10 kota Lembang 5,2 µg/m3 hingga 30,6 µg/m3. Data ini masih jauh dibawah Baku mutu udara ambien nasional untuk 24 jam yaitu 65 µg/m3 dan 150 µg/m3 masing-masing untuk PM2.5 dan PM10. Tidak ada korelasi yang jelas antara konsentrasi partikulat halus maupun kasar terhadap curah hujan. Telah terdeteksi sebanyak 15 unsur yaitu Al, Br, Ca, Ce, Cl, Cr, Fe, I, Mn, Na, Sb, Se, Sc, V dan Zn. Unsur-unsur Br, Ce, Cl, Cr, I, Sb dan Zn diperkaya pada cuplikan halus di daerah Bandung dan Lembang, sedangkan unsur Al, Ca, Mn, Na dan V tidak diperkaya. Khusus untuk Fe pada partikulat halus di daerah Lembang ternyata diperkaya, sedangkan pada partikulat halus di daerah Bandung tidak diperkaya. Analisis cuplikan kasar menunjukan hasil yang mirip dengan cuplikan halus kecuali Ce. Hasil analisis unsur ini menjelaskan bahwa sumber pencemar untuk kota Bandung dan Lembang hampir sama. Unsur-unsur Br, Cl dan I mungkin berasal dari pembakaran bahan organik; unsur Br dan Cl dapat juga berasal dan kendaraan bermotor; unsur Cr, dan Zn dapat berasal dari pabrik cat; unsur Zn dan Sb dapat berasal dari tempat pembakaran sampah; sedang unsur Ce kemungkinan berasal dari cemaran pabrik elektronik. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa faktor pengayaan unsur pada partikulat halus lebih tinggi daripada partikulat kasar. Tingkat pengayaan unsur pada cuplikan partikulat udara kota Bandung lebih tinggi dibandingkan dengan cuplikan partikulat udara Lembang. 

Page 9 of 28 | Total Record : 280


Filter by Year

2000 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 24, No 2 (2023): August 2023 Vol 24, No 1 (2023): February 2023 Vol 23, No 2 (2022): Agustus 2022 Vol 23, No 1 (2022): February 2022 Vol 22, No 2 (2021): Agustus 2021 Vol 22, No 1 (2021): February 2021 Vol 21, No 2 (2020): Agustus 2020 Vol 21, No 1 (2020): Februari 2020 Vol 20, No 2 (2019): Agustus 2019 Vol 20, No 1 (2019): Februari 2019 Vol 19, No 2 (2018): Agustus 2018 Vol 19, No 1 (2018): Februari 2018 Vol 18, No 2 (2017): Agustus 2017 Vol 18, No 1 (2017): Februari 2017 Vol 17, No 2 (2016): Agustus 2016 Vol 17, No 1 (2016): Februari 2016 Vol 16, No 2 (2015): Agustus 2015 Vol 16, No 1 (2015): Februari 2015 Vol 15, No 2 (2014): Agustus 2014 Vol 15, No 1 (2014): Februari 2014 Vol 14, No 2 (2013): Agustus 2013 Vol 14, No 1 (2013): Februari 2013 Vol 13, No 2 (2012): Agustus 2012 Vol 13, No 1 (2012): Februari 2012 Vol 12, No 2 (2011): Agustus 2011 Vol 12, No 1 (2011): Februari 2011 Vol 11, No 2 (2010): Agustus 2010 Vol 11, No 1 (2010): Februari 2010 Vol 10, No 2 (2009): Agustus 2009 Vol 10, No 1 (2009): Februari 2009 Vol 9, No 2 (2008): Agustus 2008 Vol 9, No 1 (2008): Februari 2008 Vol 8, No 2 (2007): Agustus 2007 Vol 8, No 1 (2007): Februari 2007 Vol 7, No 2 (2006): Agustus 2006 Vol 7, No 1 (2006): Februari 2006 Vol 6, No 2 (2005): Agustus 2005 Vol 6, No 1 (2005): Februari 2005 Vol 5, No 2 (2004): Agustus 2004 Vol 5, No 1 (2004): Februari 2004 Vol 4, No 4 (2003): Agustus Edisi Khusus 4 2003 Vol 4, No 3 (2003): Agustus Edisi Khusus 3 2003 Vol 4, No 2 (2003): Agustus Edisi Khusus 2 2003 Vol 4, No 1 (2003): Agustus Edisi Khusus 1 2003 Vol 4, No 1 (2003): Februari 2003 Vol 3, No 2 (2002): Agustus 2002 Vol 3, No 1 (2002): Februari 2002 Vol 2, No 2 (2001): Agustus 2001 Vol 2, No 1 (2001): Februari 2001 Vol 1, No 2 (2000): Agustus 2000 Vol 1, No 1 (2000): Februari 2000 More Issue