cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Teknik PWK
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 514 Documents
Faktor-Faktor Pemilihan Lokasi Hunian Perumahan Di Kecamatan Ungaran Barat Annisa Rezita; Sri Rahayu
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 6, No 3 (2017): Agustus 2017
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1018.488 KB)

Abstract

Ungaran Barat sub-district formed in 2005 the construction of Sub Ungaran Barat quite rapidly because it is crossed by the arterial road which connects Semarang-Solo-Yogyakarta makes development and regional development along the arterial road and a pretty rapid progression one development of housing. The development of housing in Ungaran Barat as the impact from the Semarang city developments away from the city centre and to the Administration that is out of bounds to Ungaran Barat. Ungaran Barat Sub-district currently is the target of the urban development especially in the field of housing currently ranging from simple residential, medium as well as the elite housing. The purpose of this study is to identify factors that affect housing residents to buy housing and inhabit in Ungaran Barat. The research method used is the quantitative quantitative methods, descriptive and factor analysis. Based on the results of the analysis, there are twelve factors that affect residents assessed in the selection of the location of residential housing that is quieteness, pollution-free, the view, the condition of clean water, electricity, security conditions, the status of ownership, type of housing units, home design, method of payment, income, house prices. Factor availability facilities and accessibility of housing within the means of votes not too affect residents since most residents can reach the outside of the housing with the use of private vehicles. Based on the analysis of the factors obtained six factors that affect residents in deciding to buy and inhabit the housing is a factor of social economy, then tersediaan means, the characteristics of the home and the environment, accessibility, comfort factors and factors of the condition of the infrastructure.
KAJIAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM KAITANNYA DENGAN FUNGSI EKOLOGIS KALI SEMARANG DI KAMPUNG PURWODINATAN DAN SUMENEBAN Zulfika Satria Kusharsanto; Agung Sugiri
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1321.198 KB)

Abstract

Pesatnya pertumbuhan kota seringkali tidak memperhatikan aspek ekologisungai sehinggafungsi ekologisnya mengalami penurunan. Penelitian ini mengambil lokasi pengkajian di Kali Semarang yang kondisinya sudah tidak laik karena airnya berbau, banyak sampah, dan banyak endapan.Terjadinya degradasi lingkungan tersebut tidak terlepas dari bentuk perilaku masyarakat yang tinggal dan beraktivitas sehari-hari di sekitar Kali Semarang.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk perilaku masyarakat terhadap keberadaan Kali Semarang dan menyelaraskan perilaku masyarakat agar tidak merusak fungsi ekologis sungai perkotaan.Metode campuran (mixed-method) antara kualitatif dan kuantitatifdigunakan sebagai bentuk triangulasi dengan metode analisis yang digunakan adalah analisis berurutan (deskriptif kualitatif kemudian deskriptif kuantitatif).Data didapatkan berdasarkan wawancara kepada informan penting seperti perangkat kecamatan, Dinas PSDA dan kuesioner semi-terbuka kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di Kampung Purwodinatan dan Sumeneban yang lokasinya tepat di tepi Kali Semarang.Temuan dari penelitian ini menjelaskan bahwa masyarakat di Kampung Purwodinatan dan Sumeneban masih memiliki perilaku yang belum mencerminkan perilaku pro-lingkungan sungai.Walaupun sudah ada pengelolaan sampah, aktivitas domestik nonformal yang terjadi di tepian sungai menyebabkan banyak sampah terhanyut ke sungai.Tidak adanya tangki septik di beberapa MCK juga memperburuk kondisi. Akibatnya endapan di Kali Semarang menjadi sangat tinggi hingga menyebabkan banjir dan rob. Berdasarkan informasi yang didapat, kondisi ini disebabkan oleh kondisi ekonomi masyarakat kampung yang tergolong menengah ke bawah dan kurangnya edukasi tentang pengelolaan sungai.Sedangkan penilaian dari masyarakat menjelaskan bahwa ketersediaan prasarana yang masih kurang mengindikasikan lemahnya peran pemerintah kota dalam pengelolaan lingkungan Kali Semarang dan permukiman di sekitarnya. 
IDENTIFIKASI BENTUK MORFOLOGI PERKAMPUNGAN BERDASARKAN KEARIFAN LOKAL DI JORONG BALIMBIANG KENAGARIAN BALIMBIANG, MINANGKABAU. Rahmi Nelisa; Nurini .
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 3, No 4 (2014): November 2014
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (770.206 KB)

Abstract

Nagari Balimbiang adalah salah satu nagari (desa) tertua di Sumatera Barat, yang terletak di Kec. Rambatan Kab. Tanah Datar. Nagari ini memiliki keunikan yang sulit ditemui di nagari-nagari lain, yaitu adatnya yang masih asli dan merupakan permukiman tradisional Minangkabau. Nagari Balimbing ini merupakan perkampungan unik yang memiliki nilai budaya yang tinggi dan patut untuk dilestarikan. Sifat kegotongroyongan diantara masyarakatnya masih sangat kuat, kebiasaan-kebiasaan/ adat istiadat yang sudah ada sejak dahulu tetap dilestarikan sampai saat sekarang ini. Nagari Balimbiang terdiri dari 5 jorong yaitu jorong Kinawai, jorong Padang Pulai, jorong Sawah Kareh, jorong Bukit Tamasu dan jorong Balimbiang. Dari kelima jorong ini jorong yang paling pertama didirikan yaitu jorong Balimbiang, letak rumah gadang pertama dan balai adat juga terletak di jorong ini, dan bentuk fisik tempat tinggal dengan ciri khas rumah gadang juga lebih banyak berada pada jorong Balimbiang. Oleh karena itu peneliti lebih mengerucutkan wilayah studi dari cakupan Nagari Balimbiang kecakupan yang lebih spesifik yaitu Jorong Balimbiang. Terjadinya perkembangan zaman  dan perubahan waktu sama sekali tidak menjadikan masyarakat di Jorong Balimbiang melupakan kebudayaan dan adat istiadat yang sudah ada sejak dahulu. Morfologi kawasan di Jorong Balimbiang masih bertahan sampai saat sekarang. Hal inilah yang menjadi daya tarik peneliti untuk melakukan penelitian terkait dengan identifikasi bentuk morfologi perkampungan berdasarkan kearifan lokal di Jorong Balimbiang. Berdasarkan isu dan permasalahan tersebut maka dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu : Bagaimana morfologi perkampungan berdasarkan kearifan lokal di Jorong Balimbiang Kenagarian Balimbiang?”. Bertolak dari rumusan penelitian di atas maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bentuk morfologi perkampungan berdasarkan kearifan lokal di Jorong Balimbiang Kenagarian Balimbiang. Dari penelitian ini didapatkan temuan bahwa bentuk morfologi perkampungan di Jorong Balimbiang di bagi atas 3 kawasan yaitu taratak, dusun, dan koto. Ketiga kawasan ini lah yang mewadahi dari berbagai macam aktivitas masyarakat yang menyangkut dengan adat istiadat dan kehidupan sosial, serta memberikan rekomendasi ataupun arahan bagi masyarakat dan pemerintah dalam mempertahankan morfologi perkampungan dan kearifan lokal di Jorong Balimbing.
PEMODELAN RESIKO BANJIR LAHAR HUJAN PADA ALUR KALI PUTIH KABUPATEN MAGELANG Fahrul Hidayat; Iwan Rudiarto
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 4 (2013): November 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1775.001 KB)

Abstract

Salah satu gunung berapi aktif di Indonesia adalah Gunung Merapi.Tercatat telah mengalami 84 kali peristiwa hingga tahun 2010 dengan rata – rata erupsi adalah 5 tahun sekali. Rangkaian peristiwa pada bencana erupsi gunung berapi tidak dapat dipisahkan dari kerusakan dan kerugian. Peristiwa erupsi Merapi tahun 2010/2011 mengakibatkan kerusakan dan kerugian sebesar Rp 471.468.280.000 dan Rp 417.548.740.000. Salah satu penyebabnya adalah banjir lahar hujan di beberapa alur sungai yang telah merusak banyak infrastruktur, rumah penduduk hingga lahan pertanian. Rangkaian tersebut masih mungkin terjadi yang berarti resiko kerusakan dan kerugian juga masih mungkin khususnya di daerah aliran sungai. Oleh karena itu dilakukan penelitian terhadap resiko banjir lahar hujan di salah satu alur sungai yakni Kali Putih sebagai pengembangan model yang telah ada. Model resiko bersifat dinamis dan selalu memerlukan pembaharuan data agar semakin akurat. Pemodelan resiko tersebut menggunakan tiga komponen utama yakni tingkat bahaya banjir lahar hujan, tingkat kerentanan (fisik, sosial budaya & ekonomi) dan kapasitas. Metode yang digunakan adalah kuantitatif berupa analisis skoring dan overlay terhadap semua variabel yang telah dimasukkan dalam unit spasial administrasi dusun dengan Sistem Informasi Geografis. Didapatkan tingkat resiko 54 dusun terhadap 2 kejadian banjir lahar dingin yang berbeda. Resiko Eksisting (banjir lahar 2010/2011): 2% resiko sangat tinggi, 20% resiko tinggi, 35% resiko sedang, 26% resiko agak rendah, dan 17% resiko sangat rendah. Sedangkan Resiko Prediksi (banjir lahar hasil pemodelan HEC-RAS): 2% resiko sangat tinggi, 20% resiko tinggi, 33% resiko sedang, 28% resiko agak rendah, dan 17% resiko sangat rendah. Setelah dibandingkan dengan hasil pemodelan yang lama (penelitian KESDM & BNPB, 2012), ternyata memiliki perbedaan yang dipengaruhi oleh masukan variabel, skala  penilaian dan data yang berbeda.
KARAKTERISTIK PENINGKATAN PENGELOLAAN SAMPAH OLEH MASYARAKAT MELALUI BANK SAMPAH Ike Setyaningrum
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 4, No 2 (2015): Mei 2015
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (811.194 KB)

Abstract

Sampah menjadi persoalan kompleks di kota-kota besar di Indonesia, oleh karena itu diperlukan adanya penyelesaian yang komprehensif dan terintegrasi serta didukung oleh semua lapisan masyarakat. Salah satu kota besar yang mengalami permasalahan mengenai pengelolaan sampah adalah Kota Semarang. Pengelolaan sampah yang optimal membutuhkan alternatif-alternatif. Salah satu alternatif yang diresmikan oleh Pemerintah Kota Semarang dalam menangani masalah pengelolaan sampah yaitu pengelolaan sampah berbasis masyarakat melalui program Bank sampah. Bank Sampah Sari Asri adalah kelompok sosial di Kota Semarang yang didirikan oleh masyarakat di Kelurahan Tandang dan didukung oleh yayasan ChildFund dan KOMPASS dengan tujuan untuk keberlanjutan lingkungan yang berfokus pada penanganan masalah pengelolaan sampah khususnya sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga. Bank Sampah Sari Asri merupakan salah satu terobosan untuk mengurangi dampak yang merugikan dalam pengelolaan sampah yang kurang optimal. Program Bank Sampah Sari Asri terbukti sebagai salah satu upaya peningkatan pengelolaan sampah oleh masyarakat di Kelurahan Tandang. Karena didalam program bank sampah mengandung unsur konsep 3R, yaitu reduce, reuse, dan recycle yang mampu mengurangi volume sampah. Namun dalam pelaksanaannya, masih terdapat masyarakat yang tidak memahami dan melaksanakan program-program yang dicanangkan oleh Bank Sampah Sari Asri.
Pengelolaan Pemeliharaan Infrastruktur Sanitasi Program Pamsimas di Kecamatan Pekalongan Utara Sintha Ayu Cahyaningtyas; Mardwi Rahdriawan
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 5, No 2 (2016): Mei 2016
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1014.87 KB)

Abstract

Infrastructure development especially in the field of sanitation in Indonesia is stilllagging behind other countries in Southeast Asia. One of the efforts undertaken by theIndonesian government to improve the quality of sanitation infrastructure is through WaterSupply and Sanitation for Low-Income Communities (WSSLIC). WSSLIC is a community-basedprograms that involve the community in any implementation activities. Besides, theimplementation of the WSSLIC program in each region which beneficiariesalso based oninitiative of the community itself.Sanitation issues commonly found in many settlements incoastal areas. Pekalongan, especially in the District of North Pekalongan in particular is one ofthe coastal areas are still struggling with the problem of sanitation. Six villages in the District ofNorth Pekalongan has received WSSLIC program, but the effort to manage the maintenance ofsanitation infrastructure program by community is not the same between each village, thoughstill within the scope of the same area. This study aims to determine how the management isdone in the respective village communities in the District of North Pekalongan so it can be thecause of the decline of quality of sanitation and the things that hinder the successfulcommunity management.The approach used in this study is a qualitative approach using descriptive methods in analysistechniques. Sampling object and subject of research is done by using purposive sampling.Samples research objects taken six samples, one sample from each village and coded samplesA-F. There is three stages of analysis in this study, first is the identification of physical changessanitary building in each village; second is maintenance management analysis carried out bythe people in each village that includes planning program by community, entity formationmanagers, program implementation, and monitoring; and third is to do a comparison betweenthe findings of the study with community managed water and sanitations program in India.Based on the analysis, in this study showed that community efforts in the management andmaintenance of sanitation infrastructure in the form of public toilets is strongly influenced bythe level of awareness and public participation as users. There are also other factors that alsoinfluence the successful management of the maintenance of sanitation infrastructure ofWSSLIC program by the people in the District of North Pekalongan namely environmentalconditions, catastrophic flooding, socio-economic conditions of society, the level of usersdemand, the relationship between the community and the government, and there absence ofsupervision by the government as a provider of program.
Tingkat Keberhasilan Kawasan Semarang Bridge Fountain sebagai Ruang Publik Perkotaan Dwi Aji Darmawan; Hadi Wahyono
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 8, No 4 (2019): November 2019
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (914.502 KB)

Abstract

The Semarang Bridge Fountain area is one of the public spaces in Semarang City. The area became a new public space which was inaugurated on December 31st, 2018. The public space was provided by the Semarang City Government to meet the needs for public space in Semarang City. The existence of the Semarang Bridge Fountain Area aims as a new icon of Semarang City that provides a new activity space for the community. The existence of the public space is expected to be a gathering space for the people of Semarang. The public space can also be used as recreation or just to enjoy the atmosphere in Semarang City, In fact there are some problems that exist in the public space, such as traffic jams on regional roads, damage to the supporting facilities provided. Of the several existing problems, the success rate of the existing public space is measured, the Semarang Bridge Fountain as a new public space in providing activity space. The success rate is measured based on the conditions of the availability of supporting facilities and user activity in the region. The results of this measurement show the success rate of the Semarang Bridge Fountain area into the good category, and good for public space in Semarang City.
PENGARUH PEMBANGUNAN BUKIT SEMARANG BARU TERHADAP SOSIAL- EKONOMI FISIK LINGKUNGAN MASYARAKAT SEKITARNYA Rivian Sukarsa; Iwan Rudiarto
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 3, No 1 (2014): Februari 2014
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1166.739 KB)

Abstract

Pengembangan wilayah kearah pinggiran kota telah menjadi fenomena umum kota-kota di Indonesia. Bukit Semarang Baru (BSB) di wilayah Kecamatan Mijen, Kota Semarang merupakan Kota Satelit yang menyediakan sarana perumahan, industri, rekreasi dan fasilitas pendidikan. Alih fungsi lahan dari perkebunan karet untuk BSB ini diperkirakan menimbulkan dampak terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi masyarakat sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk  mengidentifikasi rencana pembangunan BSB, menganalisis pengaruhnya terhadap kodisi lingkungan, sosial dan ekonomi masyarakat sekitar dan mengajukan rekomendasi untuk pengelolaan lingkungan dan sosial.Tipe penelitian yang dipergunakan adalah deskriptif analitis. Daerah penelitian meliputi kelurahan Jatisari dan Mijen yang masing-masing berdekatan dengan perumahan dan Kawasan Industri BSB. Jumlah responden dari masing-masing kelurahan sampel adalah 21 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive, yakni penduduk yang mengalami dan merasakan dampak keberadaan perumahan dan kawasan industri. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara dengan menggunakan kuesionair, obsertvasi dan dokumentasi data sekunder. Data yang telah terkumpul dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.
KAJIAN KINERJA FASILITAS MCK DAN IPAL KOMUNAL DI KELURAHAN PANDEAN LAMPER, KECAMATAN GAYAMSARI, KOTA SEMARANG Riska Ariyanti; Agung Sugiri
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 4, No 4 (2015): November 2015
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (734.641 KB)

Abstract

Kota Semarang sebagai salah satu kota besar di Indonesia, memiliki tingkat petumbuhan penduduk yang tinggi. Hal ini akan berdampak pada meningkatnya kebutuhan sanitasi untuk masyarakat. Kelurahan Pandean Lamper merupakan salah satu kelurahan yang sebagian masyarakatnya masih belum memiliki fasilitas MCK. Pemerintah Kota Semarang berupaya menyediakan fasilitas MCK dan IPAL komunal unuk masyarakat di RT,01 dan RT.02, RW.X Kelurahan Pandean Lamper. Fasilitas tersebut diharapkan mampu menciptakan sistem sanitasi yang berkualitas, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan.Perlu dilakukan evaluasi terhadap fasilitas MCK dan IPAL komunal yang ada di Kelurahan Pandean Lamper untuk mengetahui kinerja dari fasilitas tersebut.Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja fasilitas MCK dan IPAL Komunal di Kelurahan Pandean Lamper, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif.Untuk teknik analisis yang digunakan terdiri dari analisis statistic deskriptif yang digunakan untuk mengidentifikasi sanitasi yang berkualitas, sanitasi yang berkelanjutan dan sanitasi yang berwawasan lingkungan, praktik hidup bersih dan sehat masyarakat, serta tingkat penggunaan fasilitas sanitasi.Selain itu, penelitian ini juga menggunakan analisis komparatif untuk mengetahui kesesuaian antara jumlah pengguna yang terlayani dengan pengguna eksisting fasilitas MCK dan IPAL komunal.Hasil menunjukkan bahwa fasilitas MCK dan IPAL komunal sudah bisa mewujudkan sistem sanitasi yang berkualitas, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.Secara kelayakan, masing-masing dari komponen MCK seperti jamban leher angsa, kamar mandi, tempat cuci, dan tempat cuci tangan sudah memenuhi kriteria layak berdasarkan standard.Selain itu, komponen MCK tersebut sudah memenuhi kriteria bersih dan sehat untuk digunakan.Kemudian IPAL komunal yang ada juga telah memenuhi kriteria aman karena memiliki pipa air kotor yang sesuai dengan standard dan mempunyai jarak > 10 m dari sumber air bersih sehingga mampu dikatakan berhasil menjadi sanitasi yang berkualitas.Untuk teknologi yang digunakan, tariff penggunaan fasilitas MCK dan IPAL komunal, penerimaan sosial budaya masyarakat sudah memenuhi kriteria sebagai sanitasi yang berkelanjutan. Sedangkan dari sisi berwawasan lingkungan dapat dinilai dari kualitas air yang tidak tercemar. Hal ini menunjukkan bahwa fasilitas MCK dan IPAL komunal tidak berpengaruh buruk terhadap lingkungan terutama pada kualitas air bersih. Dari sisi penerapan praktik hidup bersih dan sehat, ditunjukkan pada rendahnya angka buang air besar sembarangan, kesadaran cuci tangan pakai sabun yang baik, pengolahan makanan dan minuman yang baik, serta pengelolaan sampah rumah tangga baik.Pada tingkat penggunaan, menunjukkan bahwa fasilitas sudah berfungsi secara efektif karena mempunyai tingkat intensitas penggunaan yang tinggi.Sedangkan dari sisi pelayanan, sudah bisa dikatakan berhasil karena adanya kesesuaian antara jumlah pengguna yang terlayani dengan pengguna eksisting fasilitas MCK dan IPAL komunal.
PELAYANAN LINTAS BATAS DAERAH RSUD UNGARAN DI KAWASAN PERBATASAN KABUPATEN SEMARANG DAN KOTA SEMARANG Wahidiyat Indra Lesmana; Hadi Wahyono
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 2 (2013): Mei 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (771.651 KB)

Abstract

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjelaskan bahwa pemerintah daerah mempunyai kewenangan yang menjadi urusan wajib. Salah satu kewenangan yang menjadi urusan wajib pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota yaitu penyediaan sarana umum. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan bagi masyarakat umum wajib disediakan oleh masing-masing pemerintah daerah. Pelayanan umum yang diberikan pemerintah daerah harus mampu melayani seluruh wilayah baik yang berada di pusat kota maupun perbatasan. Adapun pertanyaan yang harus terjawab adalah bagaimana pelayanan RSUD Ungaran yang terletak di kawasan perbatasan dan mengapa terjadi pelayanan lintas batas daerah dalam pemanfaatannya? Metode yang dilakukan dengan wawancara terhadap narasumber kunci, observasi lapangan dan telaah dokumen. Pendekatan yang dilakukan dengan merumuskan tema-tema tertentu yang merupakan hasil dari wawancara. Hasilnya RSUD Ungaran merupakan rumah sakit lintas batas daerah yang melayani masyarakat di Kabupaten Semarang dan di luar Kabupaten Semarang, didukung oleh jenis pelayanan yang lengkap, sarana prasarana yang memadai, lokasi yang strategis dan aksesibilitas mudah.

Page 11 of 52 | Total Record : 514


Filter by Year

2012 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 13, No 3 (2024): Agustus 2024 Vol 13, No 2 (2024): Mei 2024 Vol 13, No 1 (2024): Februari 2024 Vol 12, No 4 (2023): November 2023 Vol 12, No 3 (2023): Agustus 2023 Vol 12, No 2 (2023): Mei 2023 Vol 12, No 1 (2023): Februari 2023 Vol 11, No 4 (2022): November 2022 Vol 11, No 3 (2022): Agustus 2022 Vol 11, No 2 (2022): Mei 2022 Vol 11, No 1 (2022): Februari 2022 Vol 10, No 4 (2021): November 2021 Vol 10, No 3 (2021): Agustus 2021 Vol 10, No 2 (2021): Mei 2021 Vol 10, No 1 (2021): Februari 2021 Vol 9, No 4 (2020): November 2020 Vol 9, No 3 (2020): Agustus 2020 Vol 9, No 2 (2020): Mei 2020 Vol 9, No 1 (2020): Februari 2020 Vol 8, No 4 (2019): November 2019 Vol 8, No 3 (2019): Agustus 2019 Vol 8, No 2 (2019): Mei 2019 Vol 8, No 1 (2019): Februari 2019 Vol 7, No 4 (2018): November 2018 Vol 7, No 3 (2018): Agustus 2018 Vol 7, No 2 (2018): Mei 2018 Vol 7, No 1 (2018): Februari 2018 Vol 6, No 4 (2017): November 2017 Vol 6, No 3 (2017): Agustus 2017 Vol 6, No 2 (2017): Mei 2017 Vol 6, No 1 (2017): Februari 2017 Vol 5, No 4 (2016): November 2016 Vol 5, No 3 (2016): Agustus 2016 Vol 5, No 2 (2016): Mei 2016 Vol 5, No 1 (2016): Januari 2016 Vol 4, No 4 (2015): November 2015 Vol 4, No 3 (2015): Agustus 2015 Vol 4, No 2 (2015): Mei 2015 Vol 4, No 1 (2015): Februari 2015 Vol 3, No 4 (2014): November 2014 Vol 3, No 3 (2014): Agustus 2014 Vol 3, No 2 (2014): Mei 2014 Vol 3, No 1 (2014): Februari 2014 Vol 2, No 4 (2013): November 2013 Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013 Vol 2, No 2 (2013): Mei 2013 Vol 2, No 1 (2013): Februari 2013 Vol 1, No 1 (2012): November 2012 More Issue