cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kedokteran Diponegoro
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 25408844     DOI : -
Core Subject : Health,
JKD : JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO ( ISSN : 2540-8844 ) adalah jurnal yang berisi tentang artikel bidang kedokteran dan kesehatan karya civitas akademika dari Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang dan peneliti dari luar yang membutuhkan publikasi . JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO terbit empat kali per tahun. JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO diterbitkan oleh Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang.
Arjuna Subject : -
Articles 974 Documents
PERBANDINGAN PARAMETER FUNGSI PARU ATLET PUTRA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI DENGAN SEPAK TAKRAW DI PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR JAWA TENGAH Aulia Izzati; Endang Kumaidah; Yosef Purwoko
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.795 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14247

Abstract

Latar belakang : Beberapa cabang olahraga prestasi yang dilatih secara intensif di PPLP untuk ditingkatkan prestasinya diantaranya adalah cabang olahraga Bola Voli dan Sepak Takraw. Latihan intensif dan terencana diprogramkan untuk meningkatkan fungsi fisiologis atau kondisi fisik atlet ke taraf yang lebih superior. Kondisi fisik yang superior pada atlet dapat dinilai berdasarkan kinerja jantung-paru. Kinerja paru sendiri dapat dilihat dari nilai parameter fungsi paru. Dengan mengetahui nilai parameter fungsi paru, prestasi olahraga dapat ditingkatkan dengan cara memilih metode latihan yang tepat bagi cabang olahraga yang ditekuni.Tujuan : Menilai perbandingan parameter fungsi paru antara atlet putra cabang olahraga Bola Voli dan atlet putra cabang olahraga Sepak Takraw di PPLP Jawa Tengah.Metode : Analitik-deskriptif dengan desain belah lintang. Besar sampel penelitian adalah masing-masing 9 atlet putra cabang olahraga Bola Voli dan Sepak Takraw di PPLP Jawa Tengah. Pengambilan data karakteristik sampel penelitian berupa usia, tinggi badan, berat badan, lingkar dada, dan BMI. Nilai VC, FVC, FEV1, dan FIVC diukur dengan menggunakan Spirometer spirolab II. Uji statistik menggunakan uji t tidak berpasangan.Hasil : Rerata nilai VC kelompok atlet Bola Voli 4,05 L dan Sepak Takraw 3,07 L. Rerata nilai FVC kelompok atlet Bola Voli 3,62 L dan Sepak Takraw 2,94 L. Rerata nilai FEV1 kelompok atlet Bola Voli 3,42 L dan Sepak Takraw 2,89 L. Rerata nilai FIVC kelompok atlet Bola Voli 3,59 L dan Sepak Takraw 3,04 L. Didapatkan nilai perbedaan bermakna pada seluruh nilai parameter fungsi paru yaitu p<0,05.Kesimpulan : Rerata nilai parameter fungsi paru kelompok atlet cabang olahraga Bola Voli lebih besar daripada kelompok atlet cabang olahraga Sepak Takraw di PPLP Jawa Tengah.
HUBUNGAN KOLESTEATOMA DENGAN JENIS DAN DERAJAT KURANG PENDENGARAN PADA PASIEN OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK Irwandi Samosir; Suprihati Suprihati; Zulfikar Naftali
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.468 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20701

Abstract

Latar Belakang: Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) merupakan inflamasi kronis mukosa dan periosteum telinga bagian tengah dan kavum mastoid. Patologi pada telinga tengah merupakan sistem konduksi dapat mengakibatkan tuli konduktif. Beberapa pasien terlibat pada komponen kurang pendengaran sensorineural. Tuli pada OMSK terjadi pada derajat ringan sampai sedang > 50%. Adanya kolesteatoma yang bersifat destruktif dapat merusak organ disekitarnya termasuk telinga dalam sehingga mempengaruhi jenis dan derajat kurang pendengaran.Tujuan: Mengetahui hubungan kolesteatoma, usia dengan jenis dan derajat kurang pendengaran pada penderita OMSK.Metode: Penelitian ini merupakan analitik observasional dengan desain cross sectional di RSUP Dr Kariadi Semarang yang dilakukan pada agustus – september 2017. Subyek penelitian berjumlah 85 penderita OMSK rawat inap tahun 2013-2017 yang memenuhi kriteria sampel penelitian. Penderita dengan kolesteatoma sebanyak 53 dan tanpa kolesteatoma 32 penderita. Data dianalisis dengan Uji Chi-squareHasil: Kolesteatoma berhubungan terhadap jenis kurang pendengaran (p<0,05).. Kolesteatoma berhubungan derajat kurang pendengaran (p<0,05). Usia tidak berhubungan dengan jenis dan derajat kurang pendengaran (p>0,05). Kolesteatoma meningkatkan resiko kurang pendengaran jenis MHL 6 kali dan derajat berat 7 kali dibandingkan tanpa kolesteatoma.Kesimpulan: Kolesteatoma berhubungan dengan jenis dan derajat kurang pendengaran pada penderita OMSK. Kolesteatoma merupakan faktor risiko jenis dan derajat kurang pendengaran.
GAMBARAN HISTOPATOLOGI ENDOMETRIUM MENCIT BALB/C DALAM PERIODE GESTASI YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT ASAM (Curcuma domestica dan Tamarindus indica) DENGAN DOSIS BERTINGKAT Tika Widya Titiglory; Herman Kristanto
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.323 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15968

Abstract

Latar Belakang : Ekstrak kunyit asam telah dikonsumsi secara luas oleh masyarakat Indonesia. Efek kurkumin dalam kunyit dilaporkan dapat menurunkan hormon progesteron dan estrogen yang dapat memicu aborsi pada kehamilan.Tujuan : Membuktikan pengaruh ekstrak kunyit asam terhadap gambaran histopatologi endometrium dalam periode gestasi.Metode : Penelitian eksperimental laboratorik dengan Post Test-Only Control Group Design. Sampel terdiri dari 20 ekor mencit balb/c betina yang terbagi dalam 4 kelompok yaitu kelompok kontrol, kelompok perlakuan 1 (diberi ekstrak kunyit asam dengan dosis 1365 mg/kgBB/hari, kelompok perlakuan 2 (diberi ekstrak kunyit asam dengan dosis 4095 mg/kgBB/hari dan kelompok perlakuan 3 (diberi ekstrak kunyit asam dengan dosis 12285 mg/kgBB/hari). Perlakuan diberikan pada hari ke-8 sampai hari ke-17 periode gestasi. Setelah itu dilakukan pembuuatan preparat dan dilakukan pemeriksaan mikroskopis. Uji analisis yang digunakan One way Anova dan Post Hoc.Hasil : Pemeriksaan histopatologi menunjukkan kelompok perlakuan mengalami penurunan ketebalan endometrium. Hasil uji One way Anova memberikan perbedaan yang bermakna pada seluruh kelompok (K,P1,P2,P3) dengan p = 0,000. Hasil uji Post Hoc memberikan perbedaan yang bermakna pada K-P1 (p=0,001), K-P2 (p=0,002), K-P3 (p=0,000), P1-P3 (p=0,004) dan P2-P3 (p=0,002), namun tidak bermakna pada P1-P2 (p=0,806).Kesimpulan : Pemberian ekstrak kunyit asam dosis bertingkat menyebabkan perubahan gambaran histopatologi endometrium yaitu penurunan ketebalan endometrium yang bermakna.
PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU HARVARD TERHADAP NILAI VO2MAX PADA ATLET SEPAK BOLA Maria Carolina Septiany; Edwin Basyar; Hardian Hardian
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.744 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23336

Abstract

Latar Belakang: Seorang pemain sepak bola dengan nilai VO2Max yang tinggi dapat meningkatkan stamina atau ketahanan ketika bermain sepak bola. Catatan nilai VO2Max pada pria yang pernah dicatat mencapai 94 ml/kg/menit, pada pemain sepak bola memiliki nilai VO2Max antara 45-65 ml/kg/menit. Dengan diberikan latihan naik turun bangku Harvard yang rutin diharapkan dapat meningkatkan kemampuan penggunaan oksigen pada atlet sepak bola, yang memberikan manfaat besar selama bermain. Tujuan: Membuktikan adanya pengaruh latihan naik turun bangku Harvard terhadap nilai VO2Max atlet sepak bola. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan rancangan comparison group pre test and post test design. Subjek penelitian berjumlah 26 orang yang dipilih secara purposive sampling. Kelompok perlakuan melakukan latihan sepak bola rutin dan ditambah naik turun bangku Harvard sebanyak 3 kali dalam seminggu selama delapan minggu, sementara kelompok kontrol melakukan latihan rutin sepak bola saja. Nilai VO2Max diukur dengan Multistage Fitness Test. Analisis statistik menggunakan uji t berpasangan untuk menganalisis VO2Max sebelum dan sesudah latihan naik turun bangku Harvard, kecuali pada VO2Max pre test kelompok kontrol menggunakan uji Wilcoxon. Hasil: Terdapat peningkatan nilai VO2Max yang signifikan (p=0,009) setelah melakukan latihan naik turun bangku Harvard. Peningkatan nilai VO2Max pada kelompok perlakuan lebih besar yakni 4,88 ml/kg/min (9,3%) dibanding dengan kelompok kontrol yakni 1,07 ml/kg/min (2,4%). Kesimpulan: Latihan naik turun bangku Harvard selama 8 minggu meningkatkan nilai VO2Max pada atlet sepak bola.Kata Kunci: VO2Max, latihan naik turun bangku Harvard.
HUBUNGAN DERAJAT XEROSTOMIA DENGAN PH SALIVA PASCA RADIOTERAPI KANKER KEPALA LEHER Novia Khoerunnisa; Farah Hendara Ningrum; Ch. Nawangsih Ch. Nawangsih
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.652 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18609

Abstract

Latar belakang Radioterapi memberi efek destruktif pada kelenjar saliva yang menyebabkan xerostomia dan juga menurunnya kapasitas buffer saliva sehingga terjadi penurunan pH. Penilaian derajat xerostomia dapat dilakukan secara objektif dengan pengukuran curah saliva dan subjektif menggunakan kuesioner xerostomia, salah satunya Groningen Radiotherapy Induced Xerostomia (GRIX).Tujuan Mengetahui hubungan derajat xerostomia dengan pH saliva pasca radioterapi kanker kepala leher.Metode Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional observasional dengan sampel pasien yang menjalani radioterapi kanker kepala leher di Unit Radioterapi RSUP Dr. Kariadi Semarang. Data yang dikumpulkan dari data primer berupa skala rasio hasil pengukuran pH saliva dan data ordinal hasil penilaian kuesioner xerostomia. Uji statistik menggunakan uji normalitas data Saphiro Wilk dan dilanjutkan uji non parametrik Spearman Rank Correlation Test.Hasil Rerata pH saliva 6,37±0,19 dan rerata skor penilaian kuesioner 21.97±9.58. Terdapat hubungan negatif yang signifikan antara derajat xerostomia dan pH saliva dengan koefisien korelasi sebesar -0,529 (p < 0,05).Kesimpulan Terdapat hubungan negatif signifikan antara derajat xerostomia yang diukur dengan kuesioner GRIX dan pH saliva pada pasien pasca radioterapi kanker kepala leher di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Semakin berat derajat xerostomia yang ditunjukkan dengan semakin tinggi skor pada kuesioner GRIX, maka akan semakin rendah pH saliva.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH TERHADAP PENCEGAHAN PERILAKU KEKERASAN ANAK SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN KEJURUAN Ferdina Meita Dwi Linati; Sigit Kirana Lintang Bhima; Tuntas Dhanardhono
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.97 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14431

Abstract

Latar Belakang : Salah satu permasalahan yang menyita perhatian saat ini adalah kekerasan di dunia pendidikan yaitu disekolah yang mana bertentangan dengan Undang-Undang Perlindungan Anak Pasal 54. Sekolah menempati kedudukan strategis dalam upaya promosi kesehatan sebab tersedia kelembagaan untuk melaksanakannya yaitu Program usaha kesehatan sekolah (UKS). Berdasarkan Undang-Undang No 23 tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan disebutkan bahwa kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal sehingga diharapkan dapat menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas.Tujuan : Mengetahui faktor yang mempengaruhi peran UKS terhadap pencegahan perilaku kekerasan anak sekolah pada sekolah menengah atas dan kejuruan di Kota Semarang.Metode : Penelitian ini adalah penelitian penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA dan SMK di Kota Semarang. Subjek yang telah terpilih di beri informed consent kemudian dilakukan wawancara dengan menggunakan angket. Data di kumpulkan, dianalis dan hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan gambar.Hasil : Hasil penelitian di dapatkan Tingkat pendidikan kesehatan siswa masuk dalam katagori kurang (50%), Pelayanan kesehatan sekolah mendapatkan presentase sebesar 36% adalah kurang, Lingkungan sekolah mendapatkan presentase sebesar 36% adalah sedang atau baik, Ketenagaan UKS mendapatkan presentase sedang atau cukup sebesar 38%, Fasilitas kesehatan sekolah mendapatkan presentase 36% adalah sangat baik atau tinggi, 68% mengtakan tidak mendapatkan dukungan dari orang tua, dan sumber dana didapatkan presentasi sebesar 52% adalah rendah, 76% responden menjawab tidak ada evaluasi dan pelaporan kasus kekerasan. Dan di dapatkan bahwa ketenagaan UKS adalah faktor yang paling berpengaruh besar terhadap peran UKS dalam pencegahan perilaku kekerasan anak disekolah, dengan nilai OR 2,880.Kesimpulan : Bahwa Tingkat pendidikan kesehatan siswa, Pelayanan Kesehatan Sekolah, Lingkungan Sekolah, Ketenagaan UKS, Fasilitas Kesehatan Sekolah, Dukungan Orang Tua murid, Sumber Dana UKS, Evaluasi dan Pelaporan Kasus kekerasan merupakan faktor yang mempengaruhi peran UKS dalam pencegahan perilaku kekerasan anak sekolah pada sekolah menengah Atas dan Kejuruan di Kota Semarang.
ASUPAN PROTEIN HEWANI SEBAGAI FAKTOR RISIKO PERAWAKAN PENDEK ANAK UMUR 2-4 TAHUN Anggita Chandra Oktaviani; Rina Pratiwi; Farid Agung Rahmadi
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.805 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20846

Abstract

Latar Belakang : Perawakan pendek merupakan salah satu bentuk kekurangan gizi yang ditandai dengan tinggi badan menurut umur di bawah standar deviasi (<-2SD) dengan referensi World Health Organization (WHO) tahun 2006. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan prevalensi nasional anak balita pendek (stunted) dan anak balita sangat pendek (severe stunted) berdasarkan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) adalah 37.2% terdiri dari 18.0% sangat pendek dan 19.2% pendek. Berdasarkan laporan Nutrition in the First 1,000 Days State of the World’s Mothers tahun 2012 menyatakan bahwa kejadian perawakan pendek dipengaruhi oleh kondisi pada masa 1000 hari kehidupan mulai dari janin berada dalam perut atau ketika wanita dalam kondisi hamil sampai anak tersebut berumur 2 tahun. Masa ini disebut dengan masa windows critical, karena pada masa ini terjadi perkembangan otak atau kecerdasan dan pertumbuhan badan yang cepat.Tujuan : Menganalisis peran asupan protein hewani sebagai faktor risiko perawakan pendek pada anak umur 2-4 tahun.Metode : Penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian kasus-kontrol. Sampel terdiri dari 106 anak prasekolah umur 2-4 tahun di wilayah kerja Puskesmas Rowosari Kota Semarang selama periode Mei-Agustus 2017. Uji statistik menggunakan uji komparatif Chi-square dan analisis multivariat regresi logistik.Hasil : Berdasarkan 106 subjek kasus-kontrol di wilayah Puskesmas Rowosari Semarang, didapatkan hubungan bermakna pada jumlah asupan protein hewani (p=0,000 OR 6,059 95% CI 2,517-14,588) dan pendapatan orang tua (p=0,009 OR 1,899 95% CI 0,733-4,919) terhadap perawakan pendek. Hubungan tidak bermakna didapatkan pada jenis asupan protein hewani seperti daging (p=0,186), susu (p=1,000), telur (p=0,077), ikan (p=0,374), makanan laut (p=1,000), asupan protein lain (p=1,000), riwayat pemberian ASI (p=0,077), umur pemberian MP-ASI (p=1,000), dan tingkat pendidikan ibu (p=0,251).Simpulan : Pada penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan pada variabel jumlah asupan protein hewani dan pendapatan orang tua terhadap perawakan pendek.
PENGARUH IRIGASI HIDUNG TERHADAP KUALITAS HIDUP PEROKOK Delvi Wahyu Oktaviani Usman; Anna Mailasari; Dwi Marliawati
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 6, No 4 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.29 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i4.18379

Abstract

LatarBelakang:Rokok dapat menimbulkan gejala pada hidung yang berakibat pada penurunan kualitas hidup. Gejala hidung dapat dikurangi dengan pemberian irigasi hidung. Irigasi hidung dengan larutan salin isotonis dapat mengurangi gejala pada hidung.Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian irigasi hidung terhadap kualitas hidup pada perokok.Metode:PenelitianinimerupakanpenelitianquasieksperimentaldenganrancanganPre Test Post Test Control Group Design. Penelitianinimenggunakanduakelompok, yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Tiapkelompokterdiridari36 orang. Kelompok perlakuan mendapatkan perlakuan irigasi hidung selama 14 hari, sedangkan kelompok kontrol tidak mendapat irigasi hidung. Skor kualitas hidup dinilai menggunakan kuesioner SNOT-20.Hasil:Terdapat penurunan skor kualitas hidup yang bermakna pada kelompok perlakuan p=0,009(p<0,05)Kesimpulan: Irigasi hidungterbuktimeningkatkankualitas hidup pada perokok secarasignifikan.
PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU HARVARD TERHADAP NILAI KAPASITAS VITAL PARU PADA ATLET SEPAK BOLA Denisa Khoirunnisa; Edwin Basyar; Hardian Hardian
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 8, No 2 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.842 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i2.23784

Abstract

Latar Belakang: Kapasitas vital paru merupakan salah satu parameter yang dapat menentukan ketahanan seorang atlet sepak bola. Latihan yang dilakukan sebaiknya dapat meningkatkan kemampuan kerja jantung, frekuensi pernafasan dan kapasitas vital paru. Latihan naik turun bangku Harvard adalah latihan aerobik menggunakan bangku Harvard yang dapat meningkatkan ketahanan kardiovaskular sehingga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas vital paru (VC) pada atlet sepak bola. Tujuan: Membuktikan adanya pengaruh latihan naik turun bangku Harvard terhadap nilai kapasitas vital paru atlet sepak bola. Method: Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan rancangan comparison group pre test and post test design. Subjek penelitian berjumlah 26 orang yang dipilih secara purposive sampling. Kelompok perlakuan melakukan latihan sepak bola rutin dan ditambah naik turun bangku Harvard sebanyak 3 kali dalam seminggu selama delapan minggu, sementara kelompok kontrol melakukan latihan rutin sepak bola saja. Nilai VC diukur dengan spirometer. Analisis statistik menggunakan uji t berpasangan untuk menganalisis VC sebelum dan sesudah latihan naik turun bangku Harvard, kecuali pada VC pre test kelompok kontrol menggunakan uji Wilcoxon. Hasil: Terdapat peningkatan nilai VC yang signifikan (p<0,05) setelah melakukan naik turun bangku Harvard. Peningkatan nilai VC pada kelompok perlakuan lebih besar yakni, 11,69 ml/kg/min (12,84%) dibanding dengan kelompok kontrol yakni 3,59 ml/kg/min (4,09%). Kesimpulan: Latihan naik turun bangku Harvard selama 8 minggu meningkatkan nilai VC pada atlet sepak bola.Kata Kunci: Latihan Naik Turun Bangku Harvard, kapasitas vital paru.
HUBUNGAN GANGGUAN TIDUR DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS (GPPH) Melysa Br. Sitepu; Tun Paksi Sareharto
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.634 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14817

Abstract

Latar Belakang : Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) merupakan gangguan perkembangan pada anak yang umum terjadi. Salah satu masalah yang dialami oleh anak dengan GPPH adalah gangguan tidur. Karbohidrat dan protein yang dihubungkan dengan kondisi status gizi diduga berhubungan dengan gangguan tidur.Tujuan : Mengetahui hubungan antara gangguan tidur dengan status gizi pada anak dengan GPPH.Metode : Penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Subyek penelitian adalah anak dengan GPPH usia 4-15 tahun di Kota Semarang. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner Sleep Disturbance Scale for Children (SDSC), perhitungan indeks masa tubuh (IMT) dengan mengukur berat dan tinggi badan menggunakan timbangan berat badan serta stadiometer. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Uji statistik menggunakan uji korelasi Spearman.Hasil : Jumlah sampel penelitian 17 responden anak GPPH terdiri dari 15 laki-laki dan 2 perempuan yang mengalami gangguan tidur. Jenis gangguan tidur terbanyak adalah gangguan memulai dan mempertahankan tidur. Sebanyak 11 responden (64,7%) memiliki status gizi yang normal. Setelah dilakukan uji korelasi Spearman didapatkan nilai korelasi (r=0,193) yang sangat lemah.Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan antara gangguan tidur dengan status gizi pada anak dengan GPPH (r=0,193).

Page 8 of 98 | Total Record : 974


Filter by Year

2016 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 13, No 5 (2024): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 13, No 4 (2024): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 13, No 3 (2024): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 13, No 2 (2024): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 13, No 1 (2024): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 6 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 5 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 4 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 3 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 2 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 1 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 6 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 5 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 4 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 3 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 2 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 1 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 6 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 5 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 4 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 3 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 2 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 1 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 9, No 6 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (Jurnal Kedokteran Diponegoro) Vol 9, No 4 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 3 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 2 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 1 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 8, No 4 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 3 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 2 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 4 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 1 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 4 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 3 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 3 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 2 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 1 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO More Issue