Yosef Purwoko
Department Of Physiology, Faculty Of Medicine Diponegoro University, 50275 Semarang, Indonesia

Published : 27 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

PERBANDINGAN KUALITAS HIDUP PASIEN PASCA PENATALAKSANAAN STENOSIS MITRAL DENGAN METODE PERCUTANEOUS BALLOON VALVOTOMY DAN METODE MITRAL VALVE REPLACEMENT Permatasari, Pratiwi Nurvita; Limantoro, Charles; Purwoko, Yosef
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.429 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18618

Abstract

Latar Belakang Metode yang dapat digunakan untuk penatalaksanaan stenosis mitral adalah percutaneous balloon valvotomy dan MVR. Kedua metode tersebut dapat meningkatkan kualitas hidup. Namun, perbandingan kualitas hidup pasca penatalaksanaan dengan kedua metode masih belum banyak diketahui.Tujuan Membandingkan kualitas hidup pasien pasca penatalaksanaan stenosis mitral dengan metode percutaneous balloon valvotomy dan MVR.Metode Penelitian deskriptif analitik dengan desain belah lintang. Sebanyak 14 orang pasca percutaneous balloon valvotomy dan 16 orang pasca MVR. Kuesioner SF-36 digunakan untuk mengukur kualitas hidup dan kuesioner KCCQ-12 digunakan untuk mengetahui NYHA. Uji statistik menggunakan Uji T-tidak berpasangan dan uji Mann Whitney.Hasil Pada kelompok percutaneous balloon valvotomy terdapat 5 orang dengan NYHA I, 6 orang dengan NYHA II dan 3 orang dengan NYHA III. Pada kelompok MVR terdapat 8 orang dengan NYHA I, 7 orang dengan NYHA II dan 1 orang dengan NYHA III. Baik pada kelompok percutaneous balloon valvotomy maupun MVR tidak terdapat pasien dengan NYHA IV. Tidak terdapat perbedaan kualitas hidup antara kedua kelompok (70,6049 ± 18,07602 dibanding 78,6099 ± 13,28219, p=0,174), kecuali pada domain keterbatasan akibat masalah emosional (p=0,041).Kesimpulan Tidak terdapat perbedaan kualitas hidup secara keseluruhan antara pasien pasca penatalaksanaan stenosis mitral dengan metode percutaneous balloon valvotomy dan MVR.
PENGARUH KONSUMSI COKELAT TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN PRAUJIAN Claresta, Laveda Jasslyn; Purwoko, Yosef
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.685 KB)

Abstract

Latar Belakang: Kecemasan sering terjadi pada mahasiswa yang akan menghadapi ujian. Mahasiswa yang cemas akan mengalami peningkatan laju metabolisme tubuh. Tingkat kecemasan dapat dinilai dengan skor HARS, denyut nadi dan tekanan darah. Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengurangi kecemasan adalah mengonsumsi cokelat. Cokelat memiliki kandungan alkaloid dan protein seperti triptofan yang berkaitan dengan mood dan suasana hati.Tujuan: Membuktikan efektivitas cokelat dalam menurunkan tingkat kecemasan mahasiswa Fakultas Kedokteran praujian.Metode: Penelitian eksperimental dengan pretest-posttest control group design. Sampel sebanyak 36 mahasiswa Universitas Diponegoro yang dibagi menjadi dua kelompok dengan simple random sampling, yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang mengonsumsi cokelat 50gram selama 3 hari pada waktu seminggu sebelum ujian. Tingkat kecemasan dinilai dengan mengukur skor HARS, denyut nadi dan tekanan darah. Uji statistik menggunakan uji t berpasangan dan uji Wilcoxon. Uji beda 2 kelompok menggunakan uji t tidak berpasangan dan uji Mann Whitney.Hasil:  Uji statistik memberikan hasil penurunan yang bermakna setelah perlakuan untuk skor HARS (p<0,001) dan denyut nadi (p=0,003). Pengukuran tekanan darah didapatkan penurunan yang tidak bermakna untuk tekanan sistolik dan diastolik dengan nilai p>0,05. Uji perubahan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah perlakuan antar kedua kelompok memberikan hasil yang bermakna untuk skor HARS (p<0,001), denyut nadi (p=0,03) dan tekanan sistolik (p=0,02), namun tidak bermakna pada tekanan diastolik dengan nilai p=0,2.Kesimpulan: Terdapat penurunan tingkat kecemasan mahasiswa praujian yang mengkonsumsi cokelat dan terdapat peningkatan tingkat kecemasan pada kelompok yang tidak mengkonsumsi cokelat.
PENGARUH LARI SEBAGAI OLAHRAGA AEROBIK INTENSITAS SEDANG TERHADAP MEMORI JANGKA PENDEK MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS DIPONEGORO Anggraheni, Rani Hapsari; Indraswari, Darmawati Ayu; Purwoko, Yosef
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.571 KB)

Abstract

Latar Belakang: Olahraga adalah gaya hidup yang sudah banyak diteliti manfaatnya untuk jasmani. Penelitian lainnya menyatakan bahwa olahraga juga dapat meningkatkan fungsi kognitif, salah satunya adalah memori jangka pendek. Memori jangka pendek memiliki peran yang penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam proses pengolahan informasi.Tujuan: Membuktikan pengaruh lari sebagai olahraga aerobik intensitas sedang terhadap memori jangka pendek.Metode: Penelitian yang ersifat kuasi eksperimen dengan menggunakan rancangan pre- dan post-test pada tiga kelompok ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang. Subjek penelitian adalah mahasiswa FK Undip (n=45) yang terbagi atas kelompok kontrol, perlakuan lari 30 menit, dan perlakuan lari 60 menit. Sebelum perlakuan diberikan pretest, kemudian setelah perlakuan diberikan posttest. Memori jangka pendek subjek sebelum dan sesudah perlakuan dianalisis menggunakan uji t berpasangan.Hasil: Dari 45 subjek penelitian, rerata hasil tes memori jangka pendek setelah perlakuan lari 30 menit dan 60 menit menunjukkan adanya peningkatan, namun tidak untuk kelompok kontrol. Diperoleh hasil bermakna untuk kelompok perlakuan lari 30 menit yaitu p=0,015 dan tidak bermakna untuk kelompok perlakuan lari 60 menit yaitu p=0,101 dengan Uji t berpasangan.Kesimpulan: Peningkatan memori jangka pendek terjadi pada orang yang berolahraga aerobik intensitas sedang selama 30 menit. Hal ini mungkin karena terdapat peningkatan aliran darah otak dan stimulasi neurotropik.
PENGARUH PEMBERIAN KISMIS (VITIS VINIFERA L.) TERHADAP VO2MAX PADA MAHASISWA USIA MUDA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO Putri, Nadira Deanda; Purwoko, Yosef
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.486 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20758

Abstract

Latar belakang: Kismis merupakan buah yang populer dan mengandung nutrisi yang esensial. Berdasarkan NutriSurvey, 40 gram kismis mengandung 28.5 gram karbohidrat. Karbohidrat tersebut digunakan untuk metabolisme energi, salah satunya adalah metabolism energi aerobik. Kemampuan maksimal dari tubuh dalam melakukan metabolism energi aerobik ditentukan oleh tingginya tingkat volume oksigen maksimal (VO2max) yang dimiliki. VO2max tersebut dapat diestimasi menggunakan tes Cooper.Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian kismis terhadap VO2max.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian posttest only with control group design dan dilaksanakan pada stadion Universitas Diponegoro, Tembalang, Semarang. Penelitian ini menggunakan dua kelompok, yaitu kelompok perlakuan (kelompok dengan pemberian kismis sebanyak 42.5 gram, sejumlah 14 orang) dan kelompok kontrol (kelompok tanpa perlakuan, sejumlah 14 orang). Penilaian dilakukan dengan membandingkan hasil VO2max pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. VO2max diukur menggunakan tes Cooper. Data diuji dengan menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil: Analisis statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna VO2max antara kedua kelompok (p>0.05).Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan yang bermakna VO2max kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol.
Aplikasi Konsorsium Tanaman Herbal untuk Mengatasi Jerawat Akibat Autoimun Suatu Upaya Pengembangan Traditional Biomedicine Yosef Purwoko; Hermin Pancasakti Kusumaningrum; Lilis Sugiarti; Hererapratita Aysha Hapsari
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 4, No 1 (2020): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v4i1.83

Abstract

Jerawat merupakan salah satu penyakit kulit autoinflamasi yang terkait dengan autoimmun yang biasa dijumpai para remaja di Indonesia. Permasalahannya, ternyata penyakit ini mempunyai prevalensi seumur hidup sebesar 85% dan menimbulkan dampak mekanisme inflamasi kompleks yang melibatkan imunitas bawaan. Bahkan bagi wanita yang berusia di atas usia 25 tahun, pengobatan jerawat menggunakan obat kimiawi mempunyai tingkat kegagalan yang tinggi. Kebutuhan akan pengembangan obat tradisional menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut, khususnya terkait dengan keamanan dan kemudahan dalam penggunaannya  serta mempunyai efek samping yang lebih kecil. Tanaman herbal di Indonesia telah menarik banyak perhatian karena penggunaannya secara tradisional dalam kehidupan sehari-hari yang telah banyak memecahkan permasalahan terkait dengan beberapa penyakit kulit yang disebabkan oleh autoimun. Tujuan penelitian adalah menentukan aktivitas konsorsium tanaman herbal dalam menghambat mikroorganisma penyebab jerawat. Metode penelitian dilakukan dengan mengisolasi mikroorganisme penyebab jerawat dan melakukan uji penghambatan pertumbuhan mikroorganisme yang berasal dari pasien penderita jerawat dibandingkan dengan kontrol menggunakan rebusan konsorsium tanaman herbal dan menganalisis potensi aktivitas obat jerawat dari setiap tanaman menggunakan analisis PASS. Hasil penelitian memperlihatkan 21 jenis tanaman herbal mempunyai aktivitas dalam mengatasi penyakit kulit yang terkait dengan autoimun dan mikroorganisme.  Uji aktivitas antimikroorganisme menunjukkan diameter zona hambatan pertumbuhan sebesar 2 - 5 mm sesuai dengan semakin banyaknya larutan. Hasil analisis PASS memperlihatkan bahwa tanaman sambiloto (Andrographis paniculata) memperlihatkan potensi tertinggi dalam mengobati jerawat dengan kemampuan sebesar 86%.  Meskipun demikian, hasil penelitian memperlihatkan potensi tanaman herbal sebagai obat jerawat akibat autoimun akan mencapai hasil yang lebih optimal bila digunakan bersama-sama.
MUSIK KLASIK MENURUNKAN TINGKAT STRES MAHASISWA YANG AKAN MENGHADAPI UJIAN Therisa Adareth; Yosef Purwoko
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.09 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18640

Abstract

Latar belakang:  Ujian merupakan salah satu penyebab utama stres pada mahasiswa. Terdapat berbagai cara untuk menurunkan tingkat stres pada mahasiswa, salah satunya menggunakan terapi musik.Tujuan:  Membuktikan bahwa musik klasik dapat menurunkan tingkat stres mahasiswa yang akan menghadapi ujian.Metode:  Penelitian ini adalah eksperimental dengan pre test post test randomized control group design dan post test only randomized control group design. Penelitian dilaksanakan di laboratorium fisiologi FK Undip pada tanggal 18 April 2016. Subjek penelitian adalah mahasiswa Kedokteran FK Undip angkatan 2015, dibagi menjadi kelompok perlakuan (n=20) dan kelompok kontrol (n=20). Denyut jantung diukur menggunakan pulse oxymeter, tekanan darah diukur menggunakan sfigmomanometer digital sebelum dan sesudah diberikan musik klasik, dan kecemasan diukur menggunakan CTAS sesudah diberikan musik klasik. Data berdistribusi normal diuji menggunakan uji t tak berpasangan dan data berdistribusi tidak normal diuji menggunakan uji Mann-Whitney.Hasil:  Uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna pada tekanan darah sistolik antara kedua kelompok (p=0,002), sedangkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada denyut jantung (p=0,308), tekanan darah diastolik (p=0,205), dan kecemasan (p=0,721) antara kedua kelompok.Kesimpulan:  Perbedaan yang bermakna hanya didapatkan pada tekanan darah sistolik, menunjukkan bahwa musik klasik tidak dapat menurunkan tingkat stres mahasiswa yang akan menghadapi ujian secara signifikan.
PERBANDINGAN PARAMETER FUNGSI PARU ATLET PUTRA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI DENGAN SEPAK TAKRAW DI PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR JAWA TENGAH Aulia Izzati; Endang Kumaidah; Yosef Purwoko
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.795 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14247

Abstract

Latar belakang : Beberapa cabang olahraga prestasi yang dilatih secara intensif di PPLP untuk ditingkatkan prestasinya diantaranya adalah cabang olahraga Bola Voli dan Sepak Takraw. Latihan intensif dan terencana diprogramkan untuk meningkatkan fungsi fisiologis atau kondisi fisik atlet ke taraf yang lebih superior. Kondisi fisik yang superior pada atlet dapat dinilai berdasarkan kinerja jantung-paru. Kinerja paru sendiri dapat dilihat dari nilai parameter fungsi paru. Dengan mengetahui nilai parameter fungsi paru, prestasi olahraga dapat ditingkatkan dengan cara memilih metode latihan yang tepat bagi cabang olahraga yang ditekuni.Tujuan : Menilai perbandingan parameter fungsi paru antara atlet putra cabang olahraga Bola Voli dan atlet putra cabang olahraga Sepak Takraw di PPLP Jawa Tengah.Metode : Analitik-deskriptif dengan desain belah lintang. Besar sampel penelitian adalah masing-masing 9 atlet putra cabang olahraga Bola Voli dan Sepak Takraw di PPLP Jawa Tengah. Pengambilan data karakteristik sampel penelitian berupa usia, tinggi badan, berat badan, lingkar dada, dan BMI. Nilai VC, FVC, FEV1, dan FIVC diukur dengan menggunakan Spirometer spirolab II. Uji statistik menggunakan uji t tidak berpasangan.Hasil : Rerata nilai VC kelompok atlet Bola Voli 4,05 L dan Sepak Takraw 3,07 L. Rerata nilai FVC kelompok atlet Bola Voli 3,62 L dan Sepak Takraw 2,94 L. Rerata nilai FEV1 kelompok atlet Bola Voli 3,42 L dan Sepak Takraw 2,89 L. Rerata nilai FIVC kelompok atlet Bola Voli 3,59 L dan Sepak Takraw 3,04 L. Didapatkan nilai perbedaan bermakna pada seluruh nilai parameter fungsi paru yaitu p<0,05.Kesimpulan : Rerata nilai parameter fungsi paru kelompok atlet cabang olahraga Bola Voli lebih besar daripada kelompok atlet cabang olahraga Sepak Takraw di PPLP Jawa Tengah.
DIFFERENCES IN INCREASING VO2 MAX BETWEEN BRISK WALKING AND HIGH INTENSITY INTERVAL TRAINING (HIIT) IN YOUNG ADULTS Cindy Calista Chandra; Yosef Purwoko; Sumardi Widodo; Tanjung Ayu Sumekar
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 8, No 4 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.632 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i4.25788

Abstract

Background: Sedentary lifestyle is widely adopted by the society. Sedentary lifestyle is associated with limited physical activity, thereby increasing the risk of diseases, as well as reducing fitness. Fitness is assessed with VO2Max. However, people with sedentary lifestyle are reluctant to exercise, thus the authors want to see whether briskwalking, an easy exercise and HIIT, a short-time exercise can increase VO2Max. Research Method: Quasi-experimental research with a pre-test and post-test comparison group design. 60 young adult women were divided into three groups, namely brisk walking, HIIT, and control by using purposive sampling. The brisk walking group did brisk walking and HIIT did HIIT aerobics for six weeks, three times in every week. The control group was not treated. All subjects performed VO2Max pretest and posttest with Cooper test. Result: The VO2Max value for brisk walking and HIIT increased by averages of 9.83±3.93 and 8.84±4.76, while the control decreased by -3.97±4.02 The result from paired t-test and Wilcoxon shows significancy thus indicating a significant difference of VO2 max value before and after the treatments towards the brisk walking, HIIT, and control groups. After the Mann Whitney test is performed, no significant difference is found between brisk walking and HIIT, whereas there is a significant difference between brisk walking and control, and also between HIIT and control. Conclusion: Brisk walking and HIIT can increase VO2Max. However, there was no difference in the increase between brisk walking and HIIT.Key Words: VO2Max, brisk walking, HIIT
PERBANDINGAN PARAMETER FUNGSI PARU ATLET PUTRA CABANG OLAHRAGA INDIVIDU DAN BEREGU DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PELAJAR JAWA TENGAH (STUDI PADA CABANG OLAHRAGA TINJU DAN SEPAK TAKRAW) Muhammad Syamil Imtiyazi; Endang Kumaidah; Yosef Purwoko
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.929 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20666

Abstract

Latar Belakang : Latihan intensif dan terencana diprogramkan untuk meningkatkan kondisi fisik dan fisiologis seorang atlet. Kondisi fisik seorang atlet dapat dilihat dari nilai parameter fungsi paru. Untuk meningkatkan nilai parameter fungsi paru dibutuhkan pemilihan metode latihan yang tepat. Pemilihan metode latihan juga bergantung pada pre-dominant energy system suatu cabang olahraga. Cabang olahraga yang memiliki durasi pertandingan yang pendek (individu) lebih dominan menggunakan sistem energi anaerob, sementara cabang olahraga yang memiliki durasi pertandingan yang panjang (beregu) akan lebih dominan menggunakan sistem energi aerob. Dominansi penggunaan sistem energi sangat berpengaruh terhadap nilai parameter fungsi paru.Tujuan : Mengetahui perbandingan parameter fungsi paru atlet putra cabang olahraga Sepak Takraw dengan Tinju di PPLP Jawa Tengah.Metode : Observasional Analitik-deskriptif dengan desain cross-sectional. Besar subjek penelitian masing-masing 11 atlet putra cabang olahraga Sepak Takraw dan Tinju (N=22) dengan rentang usia 15-19 tahun. Data karakteristik subjek penelitian yang diukur berupa usia, tinggi badan, berat badan, dan lingkar dada. Nilai parameter fungsi paru yang diukur berupa VC, FVC, FEV1, dan PEF menggunakan spirometer terkomputerisasi (Spirometer Spirolab II). Uji statistik menggunakan Unpaired T Test. Hasil analisis akan disajikan berupa nilai rata-rata dan standar deviasi.Hasil : Rerata nilai VC atlet putra cabang olahraga Tinju 3,79 ± 0,31 L dan Sepak Takraw 3,18 ± 0,39 L. Rerata nilai FVC atlet putra cabang olahraga Tinju 3,62 ± 0,33 L dan Sepak Takraw 3,04 ± 0,44 L. Rerata nilai FEV1 atlet putra cabang olahraga Tinju 3,37 ± 0,24 L dan Sepak Takraw 3,01 ± 0,42 L. Rerata nilai PEF atlet putra cabang olahraga Tinju 7,58 ± 1,39 L dan Sepak Takraw 7,02 ± 1,27 L.Kesimpulan : Rerata nilai parameter fungsi paru atlet putra cabang olahraga Tinju lebih besar daripada atlet putra cabang olahraga Sepak Takraw di PPLP Jawa Tengah.
PERBEDAAN NILAI KAPASITAS AEROBIK MAKSIMAL (VO2MAX) PADA ATLET USIA 10-13 TAHUN ANTAR CABANG OLAHRAGA (STUDI PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI, SEPAK BOLA, RENANG, DAN TAEKWONDO) Maria Anindya Krishnasari; Yosef Purwoko; Endang Kumaidah
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.226 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23335

Abstract

Latar Belakang : Gaya hidup sedentary di zaman sekarang dapat memicu berbagai penyakit. Hal ini dapat dicegah dengan memulai hidup sehat sejak usia muda. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kebugaran yang baik di usia muda dapat meningkatkan profil kesehatan di usia dewasa nantinya. Tujuan : Mengetahui perbedaan nilai VO2max atlet usia 10-13 tahun cabang olahraga bola voli, sepak bola, renang, dan taekwondo. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Subjek adalah 14 atlet laki-laki berusia 10-13 tahun cabang olahraga bola voli, sepak bola, renang, dan taekwondo. Data karakteristik subjek berupa usia dan lama latihan. Nilai VO2max diukur dengan Multistage-20m-shuttle run test. Data nilai VO2max diuji dengan Uji Oneway Anova. Hasil : Rerata nilai VO2max atlet bola voli adalah 28,42 ml/kg/menit, sepak bola 26,00 ml/kg/menit, renang 29,08 ml/kg/menit, dan taekwondo 30,98 ml/kg/menit. Kesimpulan Pada penelitian ini, nilai VO2max atlet usia 10-13 tahun antar cabang olahraga memiliki perbedaan yang tidak bermakna, dengan urutan nilai VO2max dari yang tertinggi ke terendah yaitu taekwondo, renang, bola voli dan sepak bola.Kata Kunci : atlet, 10-13 tahun, VO2max, bola voli, sepak bola, renang, taekwondo