cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Journal of Oceanography
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Oseanografi diterbitkan oleh Program Studi Oseanografi, FPIK, Undip. Jurnal ini digunakan untuk menerbitkan jurnal-jurnal karya lulusan S1 Oseanografi Universitas Diponegoro.
Arjuna Subject : -
Articles 16 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1 (2016)" : 16 Documents clear
LAJU SEDIMENTASI PADA ALUR PELAYARAN DI MUARA SUNGAI KALI KUTO, KABUPATEN KENDAL Afrianto, Dayat; Hariadi, Hariadi; Indrayanti, Elis
Journal of Oceanography Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1102.057 KB)

Abstract

Muara Sungai Kali Kuto merupakan suatu kawasan yang dimanfaatkan oleh nelayan sebagai alur pelayaran. Masalah umum yaitu pendangkalan yang dapat mengganggu aktifitas lalu lintas kapal nelayan. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya laju sedimentasi pada alur pelayaran di muara Sungai Kali Kuto pada bulan Mei 2015. Materi dalam penelitian ini mencakup sampel sediment trap, debit sungai dan arus. Penentuan titik koordinat lokasi adalah purposive sampling dengan menggunakan GPS. Pengambilan sampel sedimen menggunakan sediment trap berbentuk silinder. Teknik pengukuran data arus di setiap titik sampling dengan menggunakan metode lagrange pada kondisi pasang dan surut. Berdasarkan hasil penelitian laju sedimentasi di muara Sungai Kali Kuto, nilai laju sedimentasi terbesar terdapat di depan mulut sungai. Hasil analisis ukuran butir menunjukan bahwa jenis sedimen yang dominan di muara Sungai Kali Kuto adalah silt atau lanau. Berdasarkan hasil pemodelan data arus menunjukan bahwa arah pergerakan arus pada saat pasang dari arah barat menuju timur laut dan pada saat surut dengan arah timur laut menuju barat dengan nilai kecepatan arus saat pasang berkisar antara 0,0488 m/det - 0,1208 m/det dan nilai kecepatan arus pada saat surut berkisar antara 0,0497 m/det - 0,1194 m/det. Berdasarkan hasil pengolahan data pasang surut dengan metode admiralty diperoleh nilai formzahl sebesar 1,19diklasifikasikan sebagai pasang surut campuran dominan  tunggal. Berdasarkan hasil penelitian laju sedimentasi di muara Sungai Kali Kuto pada bulan Mei 2015 menunjukan bahwa nilai rata-rata terbesar terdapat di stasiun 5 (depan mulut sungai) yaitu sebesar 0,1668 kg/m2/hari dan nilai rata-rata terkecil terdapat pada stasiun 3 yaitu sebesar 0,1111 kg/m2/hari.
STUDI PLUTONIUM 239/240 (239/240Pu) DALAM SEDIMEN DI PERAIRAN SLUKE, REMBANG Setyahandani, Nindita Eka; Wulandari, Sri Yulina; Makmur, Murdahayu
Journal of Oceanography Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.637 KB)

Abstract

Persebaran Radionuklida dapat berasal dari atmosfer maupun run off sungai. Radionuklida yang berada di atmosfer jatuh ke samudra lalu terbawa oleh arus. Arus global dan global fallout merupakan salah satu  faktoradanya radionuklida di Perairan Sluke. Perairan Sluke merupakan perairan yang dimanfaatkan dalam kegiatan penangkapan ikan dan aktivitas PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) sehingga perlu dilakukan pemantauan keadaanlingkungan.Salah satu radionuklida  yang berbahaya dan digunakan oleh manusia yaitu 239/240Pu. Radionuklida ini berbahaya karena memiliki radioksisitas yang tinggi dan waktu paro yang panjang.239/240Pu memiliki sifat mudah mengendap pada sedimen,  terutama pada sedimen  yang berbentuk lempung. Radioaktivitas Pu kemungkinanakan lebih besar di sedimen dibandingkan dengan di air. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai distribusi 239/240Pu  di sedimen berdasarkan  jenis sedimen dasar di Perairan Sluke. Informasi ini juga  sebagai data dasar (baseline), yang dapat menjadi tolok ukur terjadinya kontaminasi Pu di masa mendatang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberagaman besaran radioaktivitas 239/240Pu dalam sedimen berkisar antara 5,0x10-4 hingga 2,9x10-3 Bq/Kg dengan rata-rata 1,4x10-3 Bq/Kg. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa distribusi besaran radioaktivitas 239/240Pu pada perairan Sluke, Rembang cukup dipengaruhi oleh jenis sedimen lanau pada wilayah tersebut.
STUDI SEDIMENTASI PADA BANGUNAN GROIN DI PERAIRAN TIMBULSLOKO, KABUPATEN DEMAK Pranoto, Hadi R.; Atmodjo, Warsito; S, Denny Nugroho
Journal of Oceanography Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.368 KB)

Abstract

 Pada daerah Timbulsloko, Kabupaten Demak terdapat pelindung pantai yang berfungsi untuk menahan transpor sedimen sepanjang pantai sehingga dapat mengurangi atau menghentikan abrasi yang terjadi. Salah satu penyebab abrasi yaitu gelombang laut dan arus sepanjang pantai (longshore current). Untuk mengetahui adanya hubungan gelombang laut dan arus sepanjang pantai yang mempengaruhi adanya transpor sedimen di suatu perairan. Analisis proses sedimentasi yang diakibatkan oleh adanya pengaruh gelombang dan arus sepanjang pantai yang berada pada bangunan groin merupakan suatu kebutuhan untuk mengetahui tingkat sedimentasi pada bangunan groin tersebut. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 April - 24 April 2015 di Perairan Timbulsloko, Kabupaten Demak. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan lokasi pengambilan sample sedimen pada 7 titik stasiun. Metode analisa data menggunakan metode analitik serta menganalisa untuk memperoleh hubungan antara hasil analitik dengan kondisi lokal dilapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arah datang gelombang di Perairan Timbulsloko, Kabupaten Demak didominasi dari arah gelombang datang dominan untuk musim barat yaitu dari arah barat laut dengan membentuk sudut gelombang pecah sebesar 41,29˚ dan kecepatan arus sepanjang pantai sebesar 0,771 m/det. Sedangkan untuk musim timur yaitu dari arah timur laut dengan membentuk sudut gelombang pecah sebesar 37,59˚ dan kecepatan arus sepanjang pantai sebesar 0,629 m/det. Untuk potensi transpor sedimen pada musim barat yaitu 630,28 m3/hari lebih besar daripada musim timur sebesar 250,708 m3/hari dengan nett sedimen sebesar -73,709 m3/hari dan laju sedimentasi pada groin di perairan Timbulsloko pada sisi timur laut groin lebih tinggi dibandingkan pada sisi barat daya groin yaitu berkisar dari 67,89 gr/m2/hari s/d 476,29 gr/m2/hari dengan jenis sedimen yaitu Lanau dan Lanau lempungan.
PENGARUH ARUS TERHADAP LAJU SEDIMENTASI DI SEKITAR SABUK PERMEABELDI TIMBUL SLOKO, KABUPATEN DEMAK Prayogi, Hari; Widada, Sugeng; Hariadi, Hariadi
Journal of Oceanography Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1643.032 KB)

Abstract

Demak merupakan salah satu kabupaten di wilayah pesisir utara Jawa Tengah yang mengalami abrasi. Tahun 1980, terjadi konversi lahan mangrovekarena pembukaan tambak. Struktur permeabel merupakan salah satu alternatif solusi perlindungan pantai di Desa Timbul Sloko dari Pemerintah, dengan tujuan akhir mengembalikan garis pantai. Peranan arus terhadap dinamika perubahan pantai yakni membawa material sedimen sehingga berpotensi menyebabkan sedimentasi. Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  pengaruh arus terhadap laju sedimentasi di sekitar sabuk permeabel. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 13 April 2015 hingga 3 Mei 2015. Data primer yakni data arus dan sampel sedimen terperangkap. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Analisis laju sedimentasi dan ukuran butir dilakukan dengan metode Buchanan dan Holme Mc Intyre serta pemodelan arus menggunakan software MIKE 21 modul Flow Model.Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, Perairan Timbul Sloko memiliki arus rata-rata 0,0365 m/s dengan arah arus dominan ke timur laut pada kondisi pasang dan ke barat daya pada kondisi surut. Rata-rata laju sedimentasi pada sabuk permeabel pada saat pasang purnama dan perbani berturut-turut adalah 0,219-0,99 kg/m2/hari dan 0,205-0,504 kg/m2/hari. Rata-rata laju sedimentasi di dalam area sabuk permeabel lebih tinggi dibandingkan laju sedimentasi di luar sabuk permeabel.
EVALUASI KESESUAIAN PERAIRAN UNTUK PEMAFAATAN WISATA SNORKELING DAN SELAM DI PULAU PASUMPAHAN SUMATERA BARAT Panra, Ilham; D.S, Agus Anugroho; Ismanto, Aris
Journal of Oceanography Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kekayaan sumberdaya laut dapat dimanfaatkan sebagai wahana wisata bahari di Pulau Pasumpahan. Pulau ini menyimpan potensi wisata yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan harus dikelola dengan konsep keberlanjutan dan ramah lingkungan, maka perlu adanya data pendukung berupa penilaian kesesuaian wisata. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat kesesuaian wisata snorkeling dan selam sebagai salah satu upaya pengembangan wisata di Pulau Pasumpahan, Sumatera Barat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pengunjung serta masyarakat yang berkecimpung di bidang wisata bahari terutama snorkeling dan selam sehingga diharapkan terciptanya pengelolaan wisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, pengolahan citra satelit dan pengukuran data lapangan. Materi yang digunakan dalam penelitian ini data primer terdiri dari kecerahan perairan, tutupan terumbu karang, bentuk pertumbuhan karang, kecepatan arus, kedalaman terumbu karang dan lebar hamparan datar karang. Data sekunder berupa, citra satelit Landsat 8 dan Peta Bathimetri. Pemodelan arus menggunakan model 2D dan analisis spasial. Berdasarkan hasil penelitian maka Pulau Pasumpahan memiliki kategori kesesuaian untuk wisata snorkeling sebagai berikut, Cukup Sesuai (S2) 44.000 m2 dengan persentase luas 6,68%, untuk kategori Sesuai Bersyarat (S3) 25.122 m2 dengan persentase luas 3,81% dan kategori Tidak Sesuai (N) 589.787 m2 dengan persentase 89,51%. Kategori kesesuaian wisata selam sebagai berikut, Cukup Sesuai (S2) dengan luas daerah 52.656 m2 persentase luas 7,99%, kategori Sesuai Bersyarat (S3) dengan luas daerah 24.956 m2 persentase luas 3,79% dan kategori Tidak Sesuai (N) dengan luas 581.27 m2 dengan persentase 88,22%.
Studi Pasang Surut Perairan Juntinyuat Kabupaten Indramayu Terhadap Potensi Banjir Rob Laksono, Yulianto Dwi; Widada, Sugeng; Marwoto, Jarot
Journal of Oceanography Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2542.568 KB)

Abstract

Kecamatan Juntinyuat di Kabupaten Indramayu memiliki pantai dengan panorama indah dan menarik, sumber biota laut yang melimpah serta kegiatan ekonomi yang cukup tinggi. Sayangnya wilayah tersebut memiliki masalah rob (genangan air pasang) yang terjadi setiap tahun. Rob merupakan banjir yang dibangkitkan dari air laut pasang dan bersifat merusak. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi banjir rob yang terjadi di Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu. Analisis harmonik pasang surut dilakukan menggunakan metode Admiralty untuk mendapatkan konstanta harmonik pasang surut yang meliputi Amplitudo, M2, S2, K1, O1, N2, K2, P1, M4, MS4. Peramalan menggunakan World Tides dilakukan untuk mengetahui kondisi pasang surut yang akan datang. Pendekatan Digital Elevation Model (DEM) dengan metode Topo to Raster dilakukan untuk menggambarkan kondisi topografi Kecamatan Juntinyuat saat ini. Hasil analisis pasang surut dengan metode Admiralty diperoleh nilai Formzahl sebesar 0,476 cm yang menunjukan tipe pasang surut campuran condong ke harian ganda, nilai MSL = 59,6 cm, HWL = 93,087 cm, dan HHWL = 97,856 cm. Luas genangan yang terjadi pada bulan Mei tahun 2015 sebesar 1083,74 ha meliputi Desa Limbangan, Lombang, Juntinyuat, Dadap, Juntikebon, Sendang, Karangampel dan Desa Benda. Peramalan pasang surut memberikan hasil potensi luas genangan rob tahun 2016 pada bulan Agustus dan tahun 2017 pada bulan Maret dengan luas genangan mencapai  1739,96 ha.
ANALISIS KARAKTERISTIK ARUS HARMONIKAKIBAT PASANG SURUT DI PERAIRAN TELUK AWUR KABUPATEN JEPARA Bonauli, Melissa; Helmi, Muhammad; S. Pranowo, Widodo
Journal of Oceanography Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.533 KB)

Abstract

Teluk Awur di Kabupaten Jepara merupakan salah satu dari banyak teluk yang ada di Kabupaten Jepara. Kawasan ini menjadi penting bagi keberlangsungan hidup masyarakat sekitar. Adanya perubahan fisis-oseanografi yang terjadi di daerah ini berdampak terhadap perubahan karakterisitik pantai, seperti arus dan pasang surut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran mengenai karakteristik arus harmonik dan informasi dalam menunjang perencaan pengembangan pantai. Penelitian ini dilakukan berdasarkan metode deskriptif dan dilaksanakan selama 3 hari pada tanggal 2 Maret 2015 – 5 Maret 2015. Data yang diolah berupa data arus dan data pasang surut. Arus laut diamati berdasarkan metode Eulerian menggunakan ADCP. Metode ini merupakan metode pengukuran arus stasioner menggunakan ADCP statis di satu titik. Sedangkan pengukuran pasut menggunakan data pasang surut BMKG. Hasil yang didapat dari penelitian ini ialah karakteristik arus harmonik dan pasang surut harmonik. Berdasarkan komponen di tiga kedalaman terukur serta kedalaman rata-rata didapatkan nilai formzahl yang  untuk mengelompokkan tipe pasang surut masing-masing. Di kedalaman 4,8 meter yaitu Cell 1 memiliki tipe pasang surut pasang surut campuran dominasi tunggal (mixed tide prevailing diurnal). Dikedalaman 2,4 meter yaitu Cell 2 dan di kedalaman 1,2 yaitu Cell 3 memiliki tipe pasang surut harian tunggal (Diurnal tide). Di kedalaman rata-rata memiliki tipe pasang surut campuran dominasi tunggal (mixed tide prevailing diurnal). Arah arus harmonik akibat pasang surut di Teluk Awur berdasarkan pola ellips di kedalaman rata-rata secara umum menunjukkan arah pergerakan arus Timur Laut-Barat Daya. Sedangkan secara lebih detail deskripsi per kedalaman : di kedalaman 1,2 meter (Cell 1) arus harmonik bergerak Timur laut-Barat Daya; di kedalaman 2,4 meter (Cell 2) arah arus harmonik bergerak ke arah Timur Laut-Barat Daya; sedangkan di dasar perairan di kedalaman 4,8 meter (Cell 3) arus harmonik mengalami perubahan arah yakni Utara-Selatan.
KAJIAN BATIMETRI UNTUK PENENTUAN ALUR PELAYARAN DI PELABUHAN TELUK SABANG, SABANG, NANGROE ACEH DARUSSALAM Syaputri, Melisa Dwi; Setiyono, Heryoso; Subardjo, Petrus
Journal of Oceanography Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (886.586 KB)

Abstract

Pelabuhan Teluk Sabang berada di Pulau Weh yang merupakan pulau terluar Indonesia dan berada di Selat Malaka. Pada tahun 2009 pemerintah Sabang bersama BPKS membangun dermaga baru multipurpose berstandar internasional untuk mewujudkan kawasan perdagangan bebas di Sabang. Sarana dan prasarana perlu dikembangkan salah satunya adalah alur pelayaran kapal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui batimetri Perairan Teluk Sabang dan pasang surut untuk digunakan sebagai penentuan alur pelayaran yang aman di Pelabuhan Teluk Sabang. Penelitian ini menggunakan data operasi dan survei Dinas Hidro-Oseanografi di Perairan Teluk Sabang pada tanggal 19 April sampai 21 Mei 2011. Data batimetri dikoreksi menggunakan software Hydropro 2.3. Analisa harmonik pasang surut menggunakan metode Admiralty. Hasil penelitian menunjukan Perairan Teluk Sabang memiliki kedalaman perairan antara -0,5 meter sampai - 152 meter di bawah permukaan laut. Perairan Teluk Sabang memiliki tipe pasang surut harian ganda, dimana nilai MSL 271 cm, HHWL 369 cm, LLWL 158 cm, dan Z0 176 cm. Alur pelayaran menuju dermaga Badan Pegusaha Kawasan Sabang (BPKS) memiliki lebar 100 m dengan kedalaman 9 meter, sedangkan lebar alur pelayaran menuju dermaga baru 215 meter dengan kedalaman 11.9 meter. Alur pelayaran menuju dermaga BPKS memiliki rute satu arah sedangkan menuju dermaga baru memiliki alur pelayaran dua arah. Pelabuhan Teluk Sabang dapat menampung kapal hingga bobot 30.000 ton.
DISTRIBUSI KANDUNGAN KARBON ORGANIK TOTAL (KOT) DAN BIOAVAILABLE PHOSPHATE(BAP) DALAM SEDIMENDI PERAIRAN SLUKE, REMBANG Aini Fitriyah, Nurits Zahrul; Wulandari, Sri Yulina; Widada, Sugeng
Journal of Oceanography Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.878 KB)

Abstract

Sluke Rembang merupakan wilayah pesisir yang memiliki potensi hasil laut yang tinggi. Sungai di Sluke menjadi jalur bagi masukan limbah domestik dan industri ke laut, yang mengandung bahan organik dan nutrien yang berpengaruh terhadap kualitas perairan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi karbon organik total (KOT) dan bioavailable phosphate (BAP) dalam sedimen permukaan, serta mengetahui pengaruh arus dan ukuran butir sedimen terhadap penyebarannya. Metode yang digunakan metode kuantitatif dan analisa deskriptif. Hasil analisa menemukan bahwa sebaran kandungan KOT berfluktuatif, dengan kandungan berkisar 3,4% – 13,74%. Kandungan KOT yang tinggi ditemukan pada sedimen dengan persentase silt (lanau) yang tinggi. Secara garis besar sebaran KOT dalam sedimen di daerah sekitar muara dan pesisir lebih rendah dibanding yang di daerah menuju laut. Konsentrasi BAP berkisar 1,96 - 168,59 µg/g. Konsentrasi BAP dalam sedimen permukaan, secara garis besar lebih tinggi di muara sungai / pesisir yang diduga sebagai sumber, serta lebih rendah ke arah lepas pantai. Distribusi KOT tidak dipengaruhi oleh arah maupun kecepatan arus, namun lebih dipengaruhi oleh ukuran butir sedimen. Adapun distribusi BAP dipengaruhi oleh kecepatan arus, yang tinggi di daerah muara/pesisir yang merupakan sumber dan semakin menurun ke arah lepas pantai. Namun untuk ukuran butir sedimen tidak berpengaruh.
TINGGI MUKA AIR RENCANA GUNA RENOVASI BREAKWATER DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA CILACAP (PPSC) Fathonah, Junika Ahmad; Dwi S, Agus Anugroho; Ismunarti, Dwi Haryo
Journal of Oceanography Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.704 KB)

Abstract

Tinggi muka air rencana merupakan penjumlahan dari berbagai parameter yang sangat penting bagi perencanaan bangunan pantai seperti pasang surut, kenaikan muka air akibat gelombang (wave set-up) dan kenaikan muka air laut yang selalu bertambah tiap tahun akibat pemanasan global. Besarnya kemungkinan cuaca ekstrim dengan kejadian air pasang dan gelombang badai di waktu yang bersamaan, merupakan penyebab kerusakan dan miringnya breakwater di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap (PPSC). Tujuan penelitian adalah mengetahui tinggi muka air rencana dan menentukan elevasi puncak breakwater untuk perenovasian breakwater di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap (PPSC). Pengambilan data primer (gelombang) menggunakan metode visual observation dilaksanakan pada tanggal 5 hingga 7 April 2015 di Perairan Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap (PPSC). Pengolahan data sekunder angin menggunakan metode SMB yang hasilnya digunakan untuk verifikasi data pengukuran gelombang, perhitungan wave set-up dan run up gelombang. Pengolahan data pasang surut menggunakan metode admiralty untuk menentukan HHWL sebagai referensi muka air. Metode penelitian adalah kuantitatif. Hasil pengukuran gelombang adalah tinggi gelombang (H10) sebesar 0,8 meter dan periode gelombang (T10) sebesar 5,24 detik. Perhitungan wave set-up diperoleh sebesar 0,28 meter; run up gelombang sebesar 1,24-1,27 meter untuk struktur tetrapod dan 1,94-1,98 meter untuk struktur batuan pecah. Nilai HHWL sebesar 2,1 meter. Kenaikan muka air akibat pemanasan global adalah 0,15 meter. Tinggi muka air rencana untuk breakwater di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap (PPSC) adalah 2,53 meter. Elevasi puncak breakwater yang ideal untuk breakwater di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap (PPSC) adalah 4,30 meter untuk struktur bangunan dari tetrapod dan 5,01 meter untuk struktur bangunan dari batuan pecah.

Page 1 of 2 | Total Record : 16