cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
SulukIndo
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 79 Documents
Campur Kode Unsur-unsur Bahasa Korea dan Bahasa Inggris dalam Bahasa Indonesia pada “Novel Seoulovers, Knock-knock, dan Till the End of Time” Regina Rachman, Diana Nur
SULUK INDO Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.084 KB)

Abstract

Korean wave adalah istilah yang menggambarkan fenomena penyebaran budaya pop Korea berupa serial drama, film, dan musik pop Korea ke seluruh dunia. Masuknya Korean wave tidak hanya mempengaruhi film, drama, lagu, fashion, tetapi juga karya sastra Indonesia, khususnya novel. Novel yang terkena dampak Korean wave adalah novel-novel populer remaja. Hal itulah yang melatarbelakangi penelitian yang berjudul “ Campur Kode Unsur-unsur Bahasa Korea dan Bahasa Inggris dalam Bahasa Indonesia pada Novel Seoulovers, Knock-Knock, dan Till the End of Time”. Penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian ini mengkaji dan menganalisis data secara objektif berdasarkan fakta nyata yang ditemukan dan kemudian penulis memaparkan secara deskriptif. Latar belakang terjadinya campur kode dibagi atas faktor nonkebahasaan yaitu faktor yang berasal dari diri penutur faktor psikologis dan faktor kebahasaan. Faktor nonkebahasaan pendorong terjadinya campur kode adalah identifikasi ragam yang ditentukan oleh bahasa seorang penutur melakukan campur kode yang akan menempatkan pada status hierarki tertentu meliputi, need for synonim yaitu untuk memperhalus maksud tuturan, social value, perkembangan budaya baru. Sedangkan faktor kebahasaan meliputi low frequency of word yaitu rendahnya pemakaian kata dalam bahasa Indonesia sebab makna yang terkandung dalam bahasa asing maknanya lebih stabil dan lebih sering didengar, pernicious homonimy, oversight, dan end yaitu maksud yang ingin dicapai penutur dengan bahasa membujuk dan menjelaskan.
MINAT BACA SANTRI PONDOK PESANTREN FUTUHIYYAH ATAS FENOMENA MARAKNYA SASTRA BERTEMAKAN ISLAMI SEBUAH TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Bramtalaras, Muhamad
SULUK INDO Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.637 KB)

Abstract

Di Indonesia banyak bermunculan karya sastra bertema Islami dalam kurun satu dasawarsa terakhir. Sastra bertema Islami adalah genre sastra yang mengangkat tema-tema yang memiliki kandungan nilai Islam di dalamnya. Penulisan skripsi ini bertujuan mengetahui minat baca karya sastra santri Pondok Pesantren Futuhiyyah, mengungkap manfaat, motif dan faktor apa saja yang mempengaruhi tinggi rendahnya minat santri, serta menemukan korelasi antara maraknya karya sastra bertema Islami terhadap tinggi rendahnya minat baca karya sastra. Setelah itu merumuskan hal apa saja yang dapat dilakukan untuk menyikapi hasil temuan di lapangan berkaitan dengan kebaruan hasil penelitian.
KATA SAPAAN DALAM DIALEK JAWA BANTEN (Studi Kasus Dialek Jawa Banten Dalam Ranah Keluarga Dan Ketetanggaan Pada Perkampungan Margagiri Kelurahan Margatani) Indraswari, Risma
SULUK INDO Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.997 KB)

Abstract

Kampung Margagiri adalah sebuah tempat yang masih kental menggunakan bahasa Jawa Banten di tengah “arus” globalisasi dan informasi. Pada penelitian di kawasan Kampung Margagiri penulis melakukan penelitian kata sapaan dalam dialek Banten yang digunakan oleh penutur dialek Banten yaitu Masyarakat Banten (MB) dan suku-suku pendatang yang tinggal di kawasan Kampung Margagiri. Kata sapaan merupakan bagian dari peristiwa tutur. Dari hasil penelitian, penulis menemukan bahwa MB mempunyai kata-kata sapaan sendiri, terutama dalam menyapa orang-orang yang sekerabat. Sapaan dalam keluarga inti sapaan yang digunakan oleh MB seperti [mamǝ],bapak untuk menyapa ayah; sapaan [mama’], ibu untuk menyapa ibu; sapaan [yai] untuk menyapa ayahnya ayah atau ibu; sapaan [nyai] untuk menyapa ibunya ayah atau ibu; sapaan [kakaŋ] untuk menyapa suami; sapaan [senoŋ] untuk menyapa istri; sapaan [seteŋ] untuk menyapa anak laki-laki; sapaan [seneŋ] untuk menyapa anak perempuan; sapaan pak uwǝ untuk menyapa kakak laki-laki dari ayah atau ibu; sapaan bu uwǝ untuk menyapa kaka perempuan dari ayah atau ibu; sapaan mamaŋ untuk menyapa adik laki-laki dari ayah atau ibu; sapaan bibi untu menyapa adik perempuan dari ayah atau ibu; sapaan [kakaŋ] untuk menyapa kakak laki-laki; sapaan tétéh untuk menyapa kakak perempuan. Dalam ranah ketetanggan untuk sesama MB, sapaan-sapaan yang digunakan sejajar dengan sapaan-sapaan dalam keluarga inti dan luas. Sedangkan untuk menyapa etnis lain, MB menggunakan sapaan yang berasal dari bahasa etnis tersapa. Kata Kunci : Kata Sapaan, Masyarakat Banten, Ranah Keluarga, Ranah Ketetanggaan, Dialek Jawa Banten
Gaya Bahasa Satir Program “Sentilan Sentilun” Metro TV RAHAYU, PATRICIA
SULUK INDO Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.444 KB)

Abstract

Stilistika sebagai salah satu ilmu bahasa, menyoroti gaya bahasa yang khas yangdipakai seseorang untuk mengungkapkan diri. Cara pengungkapan tersebut dapatmeliputi setiap aspek bahasa seperti kata-kata, kiasan, susunan kalimat, nada, dansebagainya. Gaya bahasa juga merupakan perwujudan bahasa yang digunakanpenutur atau penulis untuk menyampaikan gagasan, pendapat, gambaran, danmembuahkan efek tertentu bagi penanggapnya sebagaimana cara yangdiungkapkannya. Satir merupakan salah satu jenis gaya bahasa yang digunakanseseorang untuk menyampaikan pendapat dengan cara menyindir lawan bicaranya. Skripsi ini menyoroti tentang gaya bahasa satir yang digunakan dalamprogram “Sentilan Sentilun” Metro TV. Gaya bahasa satir dipilih karena dalamprogram tersebut mengangkat topik politik dengan para pemain yang seringmengeluarkan kritik-kritik pedas dan menyindir. Gaya bahasa sator yang diujarkan para lakon “Sentilan Sentilun” dianalisismenggunakan teori stilistika. Tahap pertama, mengumpulkan data berupa cuplikanpercakapan yang diujarkan Sentilan Sentilun sejumlah 38 buah. Metode yangdigunakan dalam penyediaan data ini adalah metode simak, sedangkan teknik yangdigunakan adalah teknik catat. Kedua, mengelompokkan data tersebut berdasarkangaya bahasa yang dipakai. Ketiga, menganalisis gaya bahasa satir seperti apa yangdipakai para lakon Sentilan Sentilun pada masing-masing data yang tersedia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada program “Sentilan Sentilun”(episode bulan Agustus-Desember 2011) ditemukan adanya penggunaan gaya bahasasatir dengan pemakaian gaya bahasa tanpa kias dan pemakaian gaya bahasa kias.Pemakaian bahasa tanpa kias yang ditemukan dalam penelitian ini antara lain menggunakan gaya bahasa repetisi, paradoks, ironi, dan gaya bahasa berdasarkan pilihan kata seperti penggunaan akronim dan slogan. Pemakaian bahasa kias dalam penelitian ini antara lain penggunaan majas metafora, sarkasme, penggunaanperibahasa, majas metonimia, dan majas epitet. Tindakan lucu yang diangkat dalamprogram SS meliputi humor dan wit. Tema yang diangkat dalam program “SentilanSentilun” meliputi tema kemiskinan, tema korupsi, dan tema pemimpin yang baik.Fungsi sindiran yang diujarkan dalam program “Sentilan Sentilun” antara lain fungsikritikan, ancaman, menjatuhkan, didikan, informasi, teguran, larangan, dan nasihat. 
LEGENDA CURUG 7 BIDADARI (Kajian Strukturalis Levi-Strauss) Sugiharto, Agus
SULUK INDO Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.904 KB)

Abstract

Legenda Curug 7 Bidadari merupakan cerita dalam bentuk lisan, maka tata cara penelitian yang dilakukan adalah melakukan wawancara dengan beberapa narasumber. Selanjutnya peneliti melakukan suntuingan teks lengkap cerita dari berbagai narasumber. Teori folklor dalam penelitian ini digunakan untuk mengkaji cerita dari berbagai narasumber dengan mengandalkan ingatan informan, maka dengan adanya teori folklor dalam penelitian ini, maka cerita lisan Curug 7 Bidadari dapat tersusun secara ilmiah. Strukturalisme adalah sebuah pemikiran yang menganggap bahwa segala sesuatu dibangun atas struktur elemen-elemen penyusunnya. Legenda Curug 7 Bidadari dalam penelitian ini direduksi menjadi elemen-elemen terkecil penyusunnya yang disebut mytheme. Relasi antar mytheme ini menunjukkan makna dari Curug 7 Bidadari yang dalam tataran lebih lanjut merupakan pesan-pesan kolektif pendahulu kepada generasinya. Penelitian ini memperlakukan Legenda Curug 7 Bidadari sebagai cerita yang mengandung mitos sekaligus sebuah karya sastra. Curug 7 Bidadari sebagai karya sastra merupakan ekspresi masyarakat penciptanya, sedangkan sebagai sebuah mitos, legenda tersebut menyimpan nilai moral, ide-ide dasar, pandangan, cara penyelesaian konflik, dan cinta. Agar dapat diketahui maknanya, Curug 7 Bidadari diintrepretasi dengan budaya Jawa sebagai latar belakang pembentuknya. Analisis strukturalisme, dapat diketahui bahwa Curug 7 Bidadari memberikan gambaran tentang kehidupan manusia di dunia, bagaimana menjalani kehidupan, terutama kehidupan berumah tangga yang berlandaskan cinta, dan bagaimana baiknya mencapai tujuan manusia di dunia. Kata kunci : Strukturalisme Levi Strauss, Folklor, Curug 7 Bidadari
Eksistensi Tokoh Medasing Terhadap Novel Anak Perawan Disarang Penyamun Karya Sutan Takdir Alisjahbana Sebuah Tinjauan Eksistensialisme Kierkegaard SUSANTI, ASTI; NOOR, REDYANTO; RETNO MARTINI, LAURA ANDRI
SULUK INDO Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Novel APDP bercerita keseharian hidup tokoh Medasing yang kejam terungkap dalam novel Anak Perawan Disarang Penyamun karya Sutan Takdir Alisjahbana. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap kaitan antarunsur struktur dan eksistensi manusia. Tahap analisis dilakukan dengan mengumpulkan data yang diperoleh, setelah itu dianalisis menggunakan teori struktural dan eksistensialisme Kierkegaard untuk mengetahui aspek-aspek sosial yang ada di dalamnya, yaitu aspek eksistensialisme tokoh Medasing. Penyajian hasil analisis data menggunakan metode deskriptif analisis. Metode ini digunakan untuk memaparkan hasil dari penelitian, struktur novel mulai dari alur pengaluran, tokoh penokohan, latar, tema dan amanat. Mendeskripsikan masalah eksistensi Kerkegaard yang terdiri dari eksistensi estetis, etis dan religius. Tokoh utama adalah Medasing, Penokohan menggunakan metode dramatik dan analitik. Alur pengaluran menggunakan alur lurus, peristiwa demi peristiwa diceritakan secara kronologis. Adapun latar novel APDP adalah di tengah-tengah hutan rimba, pada zaman dulu. Tema cerita novel APDP menggunakan tema implisit, dengan membaca secara tekun, barulah akan diketahui isi dan maksud dalam cerita novel APDP. Amanat yang terkandung pesan moral, bahwa kejahatan tidak harus dibalas dengan kejahatan. Eksistensi estetis tokoh Medasing berorientasi terbatas masalah materialistis saja, yaitu merampok. Eksistensi etis tokoh Medasing memperhatikan dunia batinnya, yaitu pernikahannya dengan Sayu. Eksistensi religius, tokoh Medasing sudah mulai menjalankan perintah agama, seperti sholat dan naik haji. Hasil penelitian novel Anak Perawan Disarang Penyamun karya Sutan Takdir Alisjahbana, tokoh Medasing memilih eksistensinya dengan menjadi perampok yang kejam hingga akhirnya bertobat dan kembali ke jalan yang benar. Kejahatannya luluh dengan kesabaran dan kasih sayang yang diberikan tokoh Sayu.  
KEMAMPUAN VERBAL-NONVERBAL MARIO TEGUH DALAM ACARA “MARIO TEGUH GOLDEN WAYS”: SEBUAH KAJIAN RETORIKA Khatijah, Siti
SULUK INDO Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.637 KB)

Abstract

Sarana retorika merupakan teknik pemakaian bahasa sebagai seni. Sarana retorika bermacam-macam dan setiap penutur mempunyai kekhususan dalam memilih sarana retorika dalam tuturannya. Mario Teguh sebagai seorang motivator juga menggunakan sarana retorika tertentu. Sarana retorika yang digunakan Mario Teguh meliputi gaya bahasa dan komunikasi nonverbal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sarana retorika yang berupa gaya bahasa dan komunikasi nonverbal yang digunakan Mario Teguh dalam tuturannya. Metode pemerolehan data dilakukan dengan metode pustaka, dengan teknik simak dan teknik catat. Penggunaan teknik simak pada dasarnya diwujudkan dengan penyimakan langsung terhadap tuturan yang digunakan Mario Teguh saat menyampaikan motivasi dalam acara Mario Teguh Golden Ways. Teknik catat digunakan seiring dengan teknik simak. Tahap analisis data menggunakan teknik parafrase. Hasil penelitian menunjukkan gaya bahasa yang digunakan Mario Teguh meliputi gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat (klimaks, antiklimaks, antitesis, repetisi), berdasarkan langsung tidaknya makna (asindenton, polisindenton, eufimismus, pertanyaan retoris), dan bahasa kiasan yang meliputi majas personifikasi, sinekdoke, hiperbola, paradoks, metafora. Sebagai komunikasi nonverbal, Mario Teguh juga menerapkan faktor kinesik yang meliputi ekspresi wajah, gerakan tangan, penampilan dan postur; proksemik; dan paralingual. Kata kunci : Retorika, Gaya Bahasa, Komunikasi Verbal, Komunikasi Nonverbal
TUTURAN IKLAN KECANTIKAN PADA MAJALAH KARTINI DALAM KAJIAN PRAGMATIK Zulyani, Ratna
SULUK INDO Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.555 KB)

Abstract

Pelanggaran yang dilakukan pengiklan dimaksudkan agar pembaca mengetahui produk yang ditawarkan, sehingga tertarik menggunakan produk tersebut. Adapun prinsip kerja sama yang terdapat di dalam majalah tersebut adalah prinsip kuantitas, kualitas, relevansi dan pelaksanaan atau cara. Semua iklan kecantikan dalam majalah tersebut mengandung prinsip kerja sama maksim kualitas. Karakteristik bahasa iklan kecantikan majalah Kartini dapat dilihat dari ortografinya; seperti penyimpangan EYD dalam penulisan iklan, pilihan kata yang digunakan pengiklan, dan penggunaan kata-kata yang khas sehingga mampu menarik minat pembaca. Penulisan iklan kecantikan menggunakan kolokasi kata, yakni kosa kata yang hanya ditemukan di dalam iklan kecantikan, misalnya cantik, anggun, lembut, lembab, harum, memesona, aromatik dan lain-lain.
PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA, IMPLIKATUR PERCAKAPAN, DAN TEMA DALAM WACANA HUMOR POLITIK Santoso, Wahyu; Hermintoyo*, Muhammad; Tiani*, Riris
SULUK INDO Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.773 KB)

Abstract

ABSTRAKHumor politik adalah kecenderungan seseorang dalam menciptakankelucuan dengan mengangkat isu-isu politik sebagai bahan utama dalam humoritu. Humor politik tercipta akibat munculnya rasa ingin tahu masyarakat yangcukup tinggi mengenai permasalahan politik di sebuah negara. Keberadaan humorpolitik sering digunakan sebagai sarana kritik politik. Kritik itu tidak dituturkansecara langsung, tetapi melalui tuturan-tuturan yang menggelitik dan unik.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelanggaran prinsipkerja sama dalam wacana humor politik, mendeskripsikan munculnya implikaturpercakapan dalam wacana humor politik, dan mendeskripsikan tema yang terdapatdalam wacana humor politik.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi beberapa tahap.Pengumpulan data dilakukan dengan metode pustaka dengan teknik simakdilanjutkan dengan teknik catat. Kemudian data dianalisis menggunakan analisisdeskriptif. Data dikaji dan dianalisis dengan menggunakan teori pragmatik yangmeliputi teori prinsip kerja sama dan implikatur. Penyajian hasil analisisdilakukan dengan menggunakan kata-kata biasa. Penyajian penjelasan tuturandidukung dengan penceritaan kembali isi cerita yang dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman terhadap tuturan humor. Hasil penelitian yang dicapai adalah pelanggaran prinsip kerja sama terjadidalam tuturan wacana humor politik, meliputi pelanggaran maksim kuantitas,kualitas, relevansi, dan pelaksanaan. Implikatur yang terdapat dalam wacanahumor politik terdiri dari (1) implikatur konvensional dan (2) implikaturnonkonvensional. Tema yang digunakan dalam wacana humor politik berfungsisebagai bahan terciptanya sebuah kelucuan pada wacana humor tersebut.
KONDISI KEJIWAAN TOKOH UTAMA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI: SEBUAH TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA Wulandari, Ayu
SULUK INDO Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.223 KB)

Abstract

Wulandari, Ayu. 2012. “Kondisi Kejiwaan Tokoh Utama Novel Perahu Kertas Karya Dewi Lestari: Sebuah Tinjauan Psikologi Sastra”. Skripsi (S1) Fakultas Ilmu Budaya Undip Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kondisi kejiwaan tokoh utama dalam alur novel Perahu Kertas, yakni Kugy. Penulis menggunakan metode struktur untuk mendeskripsikan aspek struktur (tokoh, latar, alur, dan konflik) yang membangun totalitas novel tersebut. Penulis menggunakan metode psikologi sastra sebagai landasan berpijak dalam melakukan analisis terhadap karakter tokoh. Tujuannya adalah mengungkapkan kondisi kejiwaan pada tokoh utama dalam alur novel Perahu Kertas, yakni Kugy. Hasil dari analisis struktur terhadap novel Perahu Kertas adalah terdapat tujuh tokoh yang terbagi dalam satu tokoh utama, satu tokoh utama tambahan dan lima sebagai tokoh bawahan; latar yang paling menonjol adalah latar fisik; terdapat tujuh komposisi alur cerita dan terjadi konflik yang paling menonjol adalah konflik internal. Hasil dari analisis psikologi sastra secara garis besar adalah Kugy memiliki keseimbangan antara Id, Ego dan Superego serta mekanisme pertahanan ego dan konflik yang memiliki fungsi untuk perasaan beralih yang di anggap aman dari apa yang terjadi pada dirinya dan menjadikan perubahan kepribadian pada tokoh Kugy tersendiri. Pada klasifikasi emosi dalam diri Kugy menjadikan emosi atau perasaan-perasaan tersebut sangat terkait dengan tindakan yang ditimbulkannya. Kata Kunci : novel, struktur, psikologi sastra, kejiwaan tokoh, id, ego, superego, konflik, kepribadian.