Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

LEGENDA CURUG 7 BIDADARI (Kajian Strukturalis Levi-Strauss) Sugiharto, Agus; Widyatwati*, Ken
SULUK INDO Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.904 KB)

Abstract

Legenda Curug 7 Bidadari merupakan cerita dalam bentuk lisan, maka tata cara penelitian yang dilakukan adalah melakukan wawancara dengan beberapa narasumber. Selanjutnya peneliti melakukan suntuingan teks lengkap cerita dari berbagai narasumber. Teori folklor dalam penelitian ini digunakan untuk mengkaji cerita dari berbagai narasumber dengan mengandalkan ingatan informan, maka dengan adanya teori folklor dalam penelitian ini, maka cerita lisan Curug 7 Bidadari dapat tersusun secara ilmiah. Strukturalisme adalah sebuah pemikiran yang menganggap bahwa segala sesuatu dibangun atas struktur elemen-elemen penyusunnya. Legenda Curug 7 Bidadari  dalam penelitian ini direduksi menjadi elemen-elemen terkecil penyusunnya yang disebut mytheme. Relasi antar mytheme ini menunjukkan makna dari Curug 7 Bidadari yang dalam tataran lebih lanjut merupakan pesan-pesan kolektif pendahulu kepada generasinya. Penelitian ini memperlakukan Legenda Curug 7 Bidadari sebagai cerita yang mengandung mitos sekaligus sebuah karya sastra. Curug 7 Bidadari sebagai karya sastra merupakan ekspresi masyarakat penciptanya, sedangkan sebagai sebuah mitos, legenda tersebut menyimpan nilai moral, ide-ide dasar, pandangan, cara penyelesaian konflik, dan cinta. Agar dapat diketahui maknanya, Curug 7 Bidadari diintrepretasi dengan budaya Jawa sebagai latar belakang pembentuknya. Analisis strukturalisme, dapat diketahui bahwa Curug 7 Bidadari memberikan gambaran tentang kehidupan manusia di dunia, bagaimana menjalani kehidupan, terutama kehidupan berumah tangga yang berlandaskan cinta, dan bagaimana baiknya mencapai tujuan manusia di dunia.
LEGENDA CURUG 7 BIDADARI (Kajian Strukturalis Levi-Strauss) Sugiharto, Agus
SULUK INDO Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.904 KB)

Abstract

Legenda Curug 7 Bidadari merupakan cerita dalam bentuk lisan, maka tata cara penelitian yang dilakukan adalah melakukan wawancara dengan beberapa narasumber. Selanjutnya peneliti melakukan suntuingan teks lengkap cerita dari berbagai narasumber. Teori folklor dalam penelitian ini digunakan untuk mengkaji cerita dari berbagai narasumber dengan mengandalkan ingatan informan, maka dengan adanya teori folklor dalam penelitian ini, maka cerita lisan Curug 7 Bidadari dapat tersusun secara ilmiah. Strukturalisme adalah sebuah pemikiran yang menganggap bahwa segala sesuatu dibangun atas struktur elemen-elemen penyusunnya. Legenda Curug 7 Bidadari dalam penelitian ini direduksi menjadi elemen-elemen terkecil penyusunnya yang disebut mytheme. Relasi antar mytheme ini menunjukkan makna dari Curug 7 Bidadari yang dalam tataran lebih lanjut merupakan pesan-pesan kolektif pendahulu kepada generasinya. Penelitian ini memperlakukan Legenda Curug 7 Bidadari sebagai cerita yang mengandung mitos sekaligus sebuah karya sastra. Curug 7 Bidadari sebagai karya sastra merupakan ekspresi masyarakat penciptanya, sedangkan sebagai sebuah mitos, legenda tersebut menyimpan nilai moral, ide-ide dasar, pandangan, cara penyelesaian konflik, dan cinta. Agar dapat diketahui maknanya, Curug 7 Bidadari diintrepretasi dengan budaya Jawa sebagai latar belakang pembentuknya. Analisis strukturalisme, dapat diketahui bahwa Curug 7 Bidadari memberikan gambaran tentang kehidupan manusia di dunia, bagaimana menjalani kehidupan, terutama kehidupan berumah tangga yang berlandaskan cinta, dan bagaimana baiknya mencapai tujuan manusia di dunia. Kata kunci : Strukturalisme Levi Strauss, Folklor, Curug 7 Bidadari
PENGARUH PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Anggreni, Desy; Tampubolon, Budiman; Sugiharto, Agus
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 7, No 9 (2018): September 2018
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.037 KB)

Abstract

AbstractThis study aims to determine the influenceof the approach of natural surroundings the learning outcomes of IIS 11th grade students of Taman Mulia High School in Kubu Raya Regency. The method used is the experimental method, the form of research used is "quasy experimental design". The source of this research data is all students of class XI SMA Taman Mulia kabupaten Kubu Raya and the data is the student's answer sheet for the final knowledge test. Data analysis techniques used formulas look for the mean (mean), t test. Based on the results of processing and analyzing data, the results of the study showed that the average student learning outcomes were not applied around 84.81 which was classified as good. but if the situation is different ie 1.67815 ≤ 3.7074 ≥ 1.67815 or t count ≥ t table ie 3.7074 ˃ 1.67815 then H0 is rejected at a significance level of 5% this means that Ha is accepted. So, there is a difference between the average learning outcomes of students who are taught using a natural surroundings approach with the average learning outcomes of students who use conventional learning Keywords: Influence,approach to exploring the natural surroundings, Learning Outcome
PENDAMPINGAN PENGELOLAAN HOMESTAY GRIYO NGASO DESA WISATA PENIWEN Kusumawidjaya, Erris; Wijaya, Verina; Padmawidjaja, Liestya; Sugiharto, Agus; Nugroho, Agustinus
Jurnal Leverage, Engagement, Empowerment of Community (LeECOM) Vol. 4 No. 1 (2022): Jurnal Leverage, Engagement, Empowerment of Community (LeECOM)
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/leecom.v4i1.2948

Abstract

Pendampingan pengelolaan homestay Griyo Ngaso Desa Wisata Peniwen Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang merupakan upaya dalam menjawab permasalahan yang dialami oleh kelompok komunitas pengelola homestay (Griyo Ngaso) di Desa Peniwen adalah sebagai berikut. (1) Belum terkelolanya homestay sebagai penunjang wisata budaya desa secara baik. (2) Belum adanya standar pelayanan terpadu pada unit usaha Griyo Ngaso di Peniwen. (3) Belum adanya SDM yang memiliki kecakapan secara khusus dalam pengelolaan Griya Ngaso. Melalui kegiatan pendampingan solusi yang ditawarkan antara lain: (a) memberikan pengetahuan manajemen layanan homestay terpadu; (b) membuatkan panduan pengelolaan homestay; (c) penataan sistem dan penguatan SDM dalam pengelolaan usaha homestay. Metode yang dilakukan melalui pelatihan bagi kader kelompok pengelola homestay dan perumusan sistem tata kelola secara bersama melalui focus group discussion.
CYBER STALKING ACTIVITY OF MILENIAL GENERATION IN URBAN SOCIETY IN INDONESIA Sugiharto, Agus
International Review of Humanities Studies Vol. 5, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Millennial generation itself is often defined not by date of birth but also based on their behavioral and psychographic tendencies. This unique generation is a generation born in the internet age. Cyber stalking activities to ex-girlfriends or wives are often done, this is the reason why this cyber stalking activity exists and continues to grow, along with the many activities in social media, and the amount of social media used. It is a fairly large number, it seems that also experienced by the millennial generation, the activities carried out on the internet usual to obtain information. Methods in this study using qualitative method with sequential exploratory strategy. While theory used in the research is the theory of communication, theory of global village, theory negotiation advance, the theory of national resilience and social media theory. Cyber stalking has increased along with the easy access to the internet and mobile phone users owned smartphones. Cyber stalking activity is also done to co-workers, friends, boyfriend and ex-boyfriend. This means that cyber stalking activity will be a reasonable activity, self activity (private) even now is not uncommon to be public consumption. So that cyber stalking activity becomes something commonly done by millennial generation.
MENANGKIS STIGMA NEGATIF DISABILITAS DENGAN PROGRAM DIGDAYA Marlina, Maria Asumpta Evi; Santoso, Eko Budi; Sunjoto, Margareth; Sylvia, Aurellia Agatha; Sugiharto, Agus
Jurnal Abdimas Sangkabira Vol. 4 No. 2 (2024): Jurnal Abdimas Sangkabira, Juni 2024
Publisher : Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdimassangkabira.v4i2.937

Abstract

Keberadaan penyandang disabilitas masih mendapatkan stigma negatif. Mereka dianggap tidak mampu mandiri untuk hidup layak dan sejahtera. Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Program Studi Akuntansi Universitas Ciputra Surabaya dan Program Studi Pendidikan Khusus Universitas PGRI Adi Buana Surabaya berupaya untuk membantu penyandang disabilitas dalam menangkis stigma negatif tersebut. Tim pelaksana bekerja sama dengan LPPM Universitas Ciputra dan kelompok Sahabat Masyarakat Berdaya untuk menyiapkan starter kit, modal kerja dan serangkaian pelatihan kewirausahaan bagi penyandang disabilitas yang tergabung dalam Persatuan Sepakbola Amputasi (PERSAS) dan Disabilitas Motor Club (DMC). Selanjutnya, melalui serangkaian pelatihan, anggota PERSAS dan DMC mendeklarasikan program Disabilitas Giat Berdaya (DIGDAYA) Batch 1. Deklarasi tersebut dimaksudkan untuk menggugah semangat peserta agar menjadi lebih mendiri dan mampu menjadi sejahtera hingga terlepas dari stigma negatif disabilitas.
How Community – Oriented Medicine is Implemented in Medical Education Werdhani, Retno Asti; Kusuma Dewi, Dian; Findyartini, Ardi; Ramlan, Andi Ade; Sugiharto, Agus
Journal of Community Medicine and Public Health Research Vol. 5 No. 1 (2024): Journal Community Medicine and Public Health Research
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jcmphr.v5i1.47512

Abstract

The Community Oriented Medical Education (COME) approach to medical education focuses on the population and individuals while covering all elements of health problem priorities. The World Health Organization (W.H.O) Strategic Framework identifies five key strategic directions for enhancing basic medical education to meet existing health concerns. A long-term, integrated module across disciplines is one strategy that the Faculty of Medicine at Universitas Indonesia has experienced in its implementation in both community and clinical medicine. The module includes a variety of field practices (hospital and primary care) as well as inter-departmental personnel (committees and tutors). The module has bridged the gap between community medicine and clinical medicine, with integrated staff as well as collaboration between the departments of community medicine and clinical medicine. Community medicine has been seen as important not only for epidemiological concerns but also as part of the clinical teaching approach that prepares students for careers in hospitals or primary care after graduation. COME can be taught in multidisciplinary or inter-departmental collaboration to accomplish applied learning outcomes for individuals and community health activities. COME ensures our education system produces medical graduates to meet health system needs with the help of faculties and teachers who are also responsible for community health and well-being.
Studi penempatan APAR di Unit Boiler PPSDM Migas: APAR Sugiharto, Agus
Swara Patra Vol 14 No 2 (2024): Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37525/sp/2024-2/584

Abstract

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM Migas) mempunyai kilang minyak yang merupakan fasilitas untuk mengolah minyak mentah menjadi produk petroleum seperti pertasol, minyak diesel (solar) dan minyak residu, dimana keberadaannya sangat penting untuk mendukung ketahanan energi nasional. Pada proses pengolahan minyak bumi banyak menggunakan berbagai jenis peralatan, dimana salah satu peralatan yang digunakan adalah boiler atau peralatan yang digunakan untuk menghasilkan uap bertekanan. Salah satu potensi bahaya yang muncul pada kegiatan operasi boiler adalah terjadinya kebakaran. Ada beberapa hal yang bisa digunakan untuk mengendalikan potensi bahaya kebakaran, salah satunya adalah menggunakan sistem proteksi kebakaran aktif. Sistem proteksi aktif terdiri dari berbagai perangkat yang digunakan untuk mendeteksi, memadamkan, dan memadamkan kebakaran. Tujuan sistem proteksi aktif adalah untuk menjaga keselamatan manusia dan memungkinkan respons yang cepat apabila terjadi kebakaran dengan menyediakan alat pemadam api ringan (APAR). Tingkat keberhasilan pemadaman awal sangat tergantung pada jenis media dan rating pada APAR tersebut, oleh sebab itu penempatannya harus menyesuaikan dengan jenis bahan mudah terbakar yang ada pada lokasi dimana APAR itu akan ditempatkan
Transformasi Ekonomi Desa melalui Pariwisata: Implementasi dan Evaluasi Program Wajar Camar Cindy, Victoria; Radianto, Wirawan E. D.; Sugiharto, Agus; Pamungkas, Indra P.
Journal Community Service Consortium Vol 4 No 1 (2024): Journal Community Service Consortium
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/consortium.v4i1.5147

Abstract

Desa Rejoagung, Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember memiliki potensi sumber daya alam yang belum dimanfaatkan dengan baik, seperti banyaknya lahan kosong. Berkolaborasi dengan Yayasan Samada (Sahabat Masyarakat Berdaya) dan Universitas Ciputra Surabaya, program wisata “Wajar Camar” diluncurkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dan meningkatkan sektor pariwisata. Program ini memungkinkan kelompok masyarakat untuk mengelola homestay dan wisata melalui pendekatan sociopreneurship. Keberhasilan dan keberlanjutan dilaksanakan melalui pelatihan teknis dan bantuan peralatan. Hasilnya menunjukkan peningkatan partisipasi masyarakat dan efek positif terhadap ekonomi lokal. Pengabdian masyarakat yang terintegrasi dengan pariwisata ini dapat menjadi model untuk meningkatkan kesejahteraan desa secara berkelanjutan.
Application of Tsukamoto Fuzzy Logic in Expert System Application for Diagnosing Web-Based Skin Diseases KN, Nurwijayanti; Rasna, Rasna; Ismail, Rima Ruktiari; Sugiharto, Agus; Nugroho, Fifto
International Journal of Engineering, Science and Information Technology Vol 5, No 2 (2025)
Publisher : Malikussaleh University, Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52088/ijesty.v5i2.827

Abstract

Skin health is essential for everyone. In addition to supporting someone who can reduce self-confidence, skin diseases can also interfere with a person's concentration in activities. An expert system is a system designed to be able to imitate the expertise of an expert in answering questions and solving a problem. The expert system will solve a problem obtained from a dialogue with the user. With the help of an expert system, someone who is not an expert can answer questions, solve problems, and make decisions that an expert usually makes. This needs to be anticipated and handled seriously, especially for types of skin diseases, some of which can be fatal, and some can even be classified as cancer. Experts are needed to diagnose each disease in this case, but consultation with experts requires costly funds. For this reason, this system is designed to help people diagnose skin diseases online, making it easier for sufferers to diagnose the diseases they suffer from by themselves. The method used is the fuzzy Tsukamoto method. Analysis of the introduction of the disease is carried out by identifying various symptoms of the disease. The types of diseases diagnosed include tinea versicolor [P001], scabies [P002], ringworm [P003], dandruff [P004], vitiligo [P005], pityriasis alba [P006], hives [P007], erythema multiforme [P008], acne [P009], keloids [P010], melanoma [P011], eczema [P012], boils [P013], measles [P014], psoriasis [P015], impetigo [P016], and herpes [P017]. Skin disease sufferers can diagnose their disease without consulting with a specialist directly. This system can be used as a substitute for a specialist in producing a diagnosis in the form of the name of the disease suffered by the system user (user). This system provides a solution for users regarding more economical disease diagnosis.