cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Teknik Mesin
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 563 Documents
KOMPARASI HASIL PROSES PENGELASAN MIG DAN SMAW PADA MATERIAL SCM440 DAN S35C DENGAN VARIASI ARUS DAN TEMPERATUR POSHEAT TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIK Ardiyanto, Rudini; Yunus, Yunus
Jurnal Teknik Mesin JTM : Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang pesat dewasa  ini menciptakan era globalisasi dan keterbukaan yang menuntut setiap individu untuk ikut serta didalamnya, sehingga sumber daya manusia harus menguasainya serta mampu mengaplikasikannya dalam setiap kehidupan. Pengelasan merupakan bagian  tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan industri karena memegang peranan utama dalam rekayasa dan reparasi produksi logam. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui temperatur posheat yang sesuai untuk proses pengelasan SMAW pada material SCM440 dan S35C; mengidentifikasi struktur mikro pada hasil pengelasan MIG dan SMAW pada material SCM440 dan S35C dengan variasi arus 70A, 80A, dan 90 A; serta mengidentifikasi kekuatan tarik pada hasil pengelasan MIG dan SMAW pada material SCM440 dan S35C dengan variasi arus 70A, 80A, dan 90A. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil komparasi struktur mikro antara hasil pengelasan SMAW dan MIG pada material SCM440 dan S35C diketahui bahwa terjadi kesetaraan struktur mikro hasil las SMAW pada temperature posheat 5000C dengan variasi arus 90 A specimen 1 dan hasil las MIG pada temperature 4000C dengan variasi arus 80 A specimen 1. Struktur mikro pada produk pengelasan SMAW adalah ferit acicular, ferit Widmanstatten dan ferit batas butir. Ferit acicula rmendominasi area diantara ferit batas butir. Ferit acicular terlihat lebih besar daripada ferit acicular pada spesimen1 80 A. Sedangkan struktur mikro pada produk pengelasan MIG adalah ferit acicular, ferit batas butir dan ferit Widmanstatten. Ferit batas butir yang terbentuk kecil dan memanjang dan ferit acicular berupa bilah-bilah yang  menyilang dan berbutir lembut. Hasil komparasi kekuatan tarik pada produk pengelasan SMAW dan MIG pada SCM440 dan S35C diketahui bahwa terjadi kesamaan nilai tarik sebesar 114,546 MPa pada kedua pengelasan di specimen1 pada temperature posheat  5000C dengan variasi arus 90 A  untuk hasil las SMAW dan temperature posheat 4000C dengan variasi arus 80 A untuk hasil las MIG.
KADAR EMISI GAS BUANG MESIN MOBIL TOYOTA KIJANG 5K DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR LPG KOMPARASI BAHAN BAKAR BENSIN Wahyu Brimasta, Raden Kharisma; Heru Sutjahjo, Dwi
Jurnal Teknik Mesin JTM : Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Meningkatnya populasi terhadap kendaraan bermotor, maka akan berdampak pada peningkatankonsumsi bahan bakar minyak (BBM). Semakin meningkatnya konsumsi BBM yang dibutuhkan padaproses pembakaran mesin tentu akan berdampak pada peningkatan kadar emisi gas buang yangdihasilkan. Seperti diketahui bahwa emisi gas buang pada kendaraan bermotor sangat berbahaya bagikehidupan. Kendaran bermotor yang menggunakan bahan bakar bensin dan solar akan menghasilkanemisi gas buang seperti CO (Karbon Monoksida), HC (Hidrokarbon), NOx (Nitrogen Oksida), SOx(Sulfur Oksida), Pb (Timbal), dan partikulat. Untuk itu perlu adanya pengkonversian bahan bakar yaitubahan bakar gas (BBG) dalam hal ini adalah gas LPG (Liquefied Petroleum Gas). Gas LPG diperolehdari gas bumi, dan memiliki jumlah yang lebih banyak daripada bahan bakar minyak, gas LPG tidak bisaditerapkan langsung ke mesin kendaraan, akan tetapi menggunakan alat yang bernama Converter Kit.Converter Kit adalah serangkaian alat yang berfungsi untuk memasukkan gas LPG kedalam ruang bakar.Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Objek penelitian adalah mobil Toyota Kijang 5K. Denganmenggunakan putaran mesin idle (800 rpm) kemudian 1500 rpm-5000 rpm dengan range 500 rpm.Penelitian ini menggunakan metode pengujian emisi gas buang yang dilakukan pada putaran idleberdasarkan SNI 19 ? 7118.1 ? 2005. Namun untuk melihat trend emisi gas buang di setiap putaran mesinjuga dilakukan pada pengujian pada kecepatan yang bervariasi. Bahan bakar yang digunakan adalahpremium dan gas LPG. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif yaitumendeskripsikan data numeric yang diperoleh, kemudian dijelaskan dalam bentuk kalimat sederhanayang mudah dipahami. Dari serangkaian penelitian, perhitungan, dan analisis data yang telah dilakukan,bahwa penggunaan bahan bakar LPG pada mobil Toyota Kijang 5K 1500CC tahun 1993 dapatmenurunkan dan menaikkan kadar emisi gas buang kendaraan bermotor. Kadar emisi CO (KarbonMonoksida) mengalami penurunan, penurunan CO tertinggi sebesar 96,82% pada putaran 2500 rpm danpenurunan terendah 28,9% pada 5000 rpm. Kadar emisi HC (Hidro Karbon) mengalami peningkatan yangsangat signifikan yaitu peningkatan tertinggi sebesar 625% didapatkan pada putaran 3500 rpm, dan hanyasekali mengalami penurunan emisi yaitu sebesar 48,1% pada putaran 5000 rpm, tetapi kenaikan padaemisi HC tersebut dapat diterima, dikarenakan tidak melampaui ambang batas emisi yang ditentukanKementerian Lingkungan Hidup No.05 tahun 2006 yaitu HC sebesar 1200 ppm vol dan CO 4,5 % vol.
PENGARUH PENGGUNAAN HYDROGEN BOOSTER ELECTROLYZER TERHADAP PERFORMA MESIN DAN EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR EMPAT LANGKAH Wicahyo, Sigit; Arsana, I Made
Jurnal Teknik Mesin JTM : Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hidrogen booster electrolyzer merupakan sebuah alat untuk menigkatkan performa kendaraan,dan mengurangi emisi gas buang pada kendaraan tetapi pada intinya adalah alat untuk menghasilkan/memisahkan (atom) gas hydrogen (H) dan oxygen (O) dari molekul air (H2O) dengan menggunakan aruslistrik (elektrolisis). Gas hasil pemisahan (HHO) bisa dibuat sebagai booster atau penambah tenaga padamesin kendaraan atau bahkan bila dikembangkan bisa dibuat sebagai pengganti BBM. Dengan caramemasukan/mensuntikan langsung ke dalam ruang bakar. Alat ini hanya menggunakan media air akiatau aquades yang dimasukkan ke dalam tabung yang tersedia. Selain itu juga dipergunakan juga NaOH(Soda api) sebagai bahan campuran dengan air aki tersebut. Di dalam tabung tersebut terdapat materialberbahan stainless stell yaitu plat 340 sebagai elektroda yang mampu menghasilkan O2 dan H2.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen murni. Objek penelitian adalahmenggunakan sepeda motor Yamaha Vega keluaran tahun 2002. Standar pengujian emisi gas buangberdasarkan SAE J1349. Standar pengujian emisi gas buang berdasarkan SNI 19-7118.3-2005. Analisisdata menggunakan metode deskriptif. Peralatan dan instrument penelitian yang digunakan adalah inertiachassis dynamometer, fuel flow meter, exhaust gas analyzer, stopwatch dan blower.Dari data hasil penelitian ditunjukkan bahwa pengaruh hydrogen booster electrolyzer dengankatalis NaOH berpengaruh terhadap performa mesin dan emisi gas buang pada sepeda motor YamahaVega perakitan tahun 2002. Dengan gas HHO dihasilkan peningkatan performa mesin dan penurunanemisi gas buang secara signifikan. Dimana, dihasilkan peningkatan torsi sebesar 23,51% pada putaran8000 rpm dengan pengisian spull, peningkatan daya efektif sebesar 28,31% pada putaran 8000 rpmdengan pengisian spull, penurunan konsumsi bahan bakar sebesar 28,27% pada putaran 6500 rpm denganpengisian baterai maupun spull. Selain itu dihasilkan penurunan tertinggi kadar emisi CO sebesar 77,50%pada lambda 1?199 dengan pengisian spull, kadar emisi HC sebesar 65,43% pada 1,199 dengan pengisianbaterai dan kenaikan emisi CO2 sebesar 45,56% pada lambda 1,215 dengan pengisian baterai.
PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 OHSAS 18001 - 2007 TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PERALATAN INDUSTRI AGRO DI PT BARATA INDONESIA KURNIAWATI, YUYUN
Jurnal Teknik Mesin Vol 2, No 01 (2013): JTM : Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja OHSAS terhadap produktivitas kerja karyawan. Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar mampu meningkatkan produktivitas kerja adalah dengan cara menerapkan suatu sistem pengelolaan yang aman bagi pekerja dengan cara menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang sejalan dengan visi dan misi perusahaan yakni misalnya sistem manajemen K3 OHSAS. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, yang mana peneliti menggunakan metode observasi dan metode angket dengan perhitungan skala likert yang akan menghasilkan angka-angka, dan di deskriptifkan dalam bentuk paragraf, serta teori product moment sebagai pembuktian r tabel. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa program keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Barata Indonesia telah berjalan dengan sangat baik dengan indeks rata-rata sebesar 94,90% (atau dibulatkan menjadi 95%). Dari tabulasi data yang telah diperoleh terdapat hubungan antara program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan divisi produksi peralatan  industri agro PT. Barata Indonesia dengan relevansi    mendapatkan nilai interpretasi sangat tinggi. Kata kunci : Sistem Manajemen, OHSAS 18001-2007 dan produktivitas kerja
STUDI KOMPARASI PERFORMA MOTOR KAWASAKI NINJA 250R 2012 BERBAHAN BAKAR BIOPREMIUM DAN PERTAMAX-PLUS UTOMO, SISWO
Jurnal Teknik Mesin Vol 2, No 01 (2013): JTM : Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bertambahnya jumlah kendaraan bermotor diikuti semakin meningkatnya jumlah konsumsi bahan bakar. Kenyataannya, ketersediaan bahan bakar minyak bumi semakin mengalami penurunan. Bahan bakar yang berasal dari minyak bumi tidak bisa diperbaharui. Dengan adanya kendaraan berkompresi tinggi membutuhkan nilai oktan yang besar. Bahan bakar dengan nilai oktan besar adalah pertamax-plus, akan tetapi harga pertamax-plus lebih mahal dari premium, sehingga membuat masyarakat mengabaikan penggunaan pertamax-plus. Dalam menyikapi hal ini perlu adanya bahan bakar alternatif yaitu bahan bakar nabati atau bioethanol yang sekarang sudah banyak dikembangkan dan diproduksi oleh pabrik penghasil bioethanol untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan mudah didapat di toko-toko kimia. Bioethanol extender premium (Biopremium) diuji untuk mencari hasil performa yang setara dengan peforma dari kendaraan berbahan bakar Pertamax-Plus.Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Obyek penelitian adalah sepeda motor Kawasaki Ninja 250R 2012. Dengan menggunakan putaran mesin 5000 rpm-13000 rpm dengan jarak interval 500 rpm. Penelitian ini menggunakan metode pengujian rpm berubah pada beban penuh ( Full Open Throttle Valve ) yang berpedoman pada standart SAE J 1349. Bahan bakar yang digunakan adalah Pp yaitu Pertamax-plus murni, E-10 campuran dari 10% Bioethanol dan 90% Premium, E-20 campuran dari 20% Bioethanol dan 80% premium, dan E-30 campuran dari 30% Bioethanol dan 70% Premium. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif yaitu mendeskripsikan data numeric yang diperoleh dari pengujian performa meliputi torsi, daya, tekanan efektif rata-rata, dan konsumsi bahan bakar. kemudian hasil tersebut dijelaskan dalam bentuk kalimat sederhana yang mudah dipahami.Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penggunaan biopremium E30 pada motor Kawasaki Ninja 250R 2012 lebih baik dibandingkan dengan pertamax-plus dari segi performa motor. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan torsi optimal menjadi 1,79 kgf.m dengan persentase penurunan sebesar 0,15% pada 10500 rpm. Daya efektif optimal menjadi 27,67 PS dengan persentase peningkatan sebesar 4,05% pada 12000 rpm. Konsumsi bahan bakar optimal menjadi 2,90 kg/jam dengan persentase penurunan sebesar 12,86% pada 12500 rpm. Tekanan efektif rata-rata optimal menjadi 9,07 kg/cm² dengan persentase peningkatan sebesar 0,82% pada 10000 rpm.Kata kunci : Bioethanol, Premium, pertamax-plus, performa mesin, motor 4 langkah.
ANALISIS KUALITAS MANTEL ROLL GILINGAN DENGAN METODE SIX SIGMA, STUDI KASUS PT. BARATA INDONESIA THARIQ ASRORI, MUHAMMAD
Jurnal Teknik Mesin Vol 2, No 01 (2013): JTM : Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dari produk Mantel Roll Gilingan yang di produksi Divisi Produksi Peralatan Industri Agro PT. Barata Indonesia (Persero) dengan metode Six Sigma. Penelitian melalui metodologi DMAIC. Objek dalam penelitian ini adalah Mantel Roll Gilingan. Sedangkan tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui level sigma tingkat cacat faktor-faktor penyebab cacat, dan untuk mendapatkan suatu langkah-langkah efektif untuk meminimilasi tingkat kecacatan pada produk tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi: tingkat defect (cacat), DPMO (Defect Per Million Opportunities), level sigma dan cacat (defect) dalam kriteria CTQ (Customer To Quality) dan proses pembentukannya. Dalam penelitian ini dipilih dua karakteristik kualitas / CTQ yaitu keropos dan crack (retak).Dari hasil penelitian diketahui kapabilitas proses produksi Mantel Roll Gilingan sebesar 2,43 sigma dengan nilai DPMO 176.186. Faktor-faktor penyebab cacat keropos adalah lapisan dinding pada dapur induksi yang kotor, operator kurang teliti, liser kurang, dan kualitas bahan baku yang rendah. Sedangkan untuk faktor-faktor penyebab crack (retak) adalah operator yang kurang teliti, lalai, dan kurang pengalaman, takaran bahan baku kurang sesuai, serta kualitas bahan baku yang rendah. Langkah- langkah efektif untuk mengurangi cacat pada produk dan prioritas perbaikannya untuk keropos adalah membersihkan lapisan dinding pada dapur induksi setiap kali habis di pakai (RPN: 243), menambah liser cetakan sesuai volume material (RPN: 216), memberlakukan sistem reward dan punishment (RPN: 72), dan mencari bahan baku yang mempunyai kualitas tinggi (RPN: 28). Sedangkan untuk crack adalah mencari pegawai yang khusus untuk menjalankan crane dan telah mempunyai Surat Ijin Operator (RPN: 81), menempatkan timbangan di sebelah tumpukan bahan baku serta menempatkan karyawan senior untuk mengawasi saat penuangan material (RPN: 70), memberlakukan sistem reward dan punishment (RPN: 54), dan mencari bahan baku yang mempunyai kualitas tinggi (RPN: 28). Kata kunci: Analisis kualitas, Six Sigma, DMAIC, dan CTQ.
PERBAIKAN KUALITAS MINYAK BIJI KARET MELALUI PROSES DEGUMMING MENGGUNAKAN ASAM SITRAT (C6H8O7) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIODIESEL SARIFUDIN,
Jurnal Teknik Mesin Vol 2, No 01 (2013): JTM : Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Minyak bumi merupakan bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui. Penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan. Hal ini berbanding terbalik dengan produksi minyak bumi yang terus menerus mengalami penurunan. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dicari bahan bakar alternatif, salah satunya adalah biodiesel. biodiesel terbuat dari bahan biji-bijian yang mengandung randemen minyak. Biji karet termasuk biomassa yang sangat baik untuk dijadikan bahan baku pembuatan biodiesel. Biji karet merupakan biji-bijian yang jumlahnya cukup banyak dan sejauh ini masih belum dimanfaatkan secara optimal. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan memanfaatkan biji karet sebagai bahan baku pembuatan biodiesel dengan melalui proses degumming terlebih dahulu. Penelitian ini bertujuan untuk menghilangkan atau mengeliminasi gum / getah yang terdapat pada minyak biji karet, pada penelitian sebelumnya biodiesel dari minyak biji karet memiliki kadar residu karbon yang tinggi, hal ini dikarenakan pada pembuatannya tidak melalui proses degumming terlebih dahulu. Proses ini terdiri dari beberapa tahap, antara lain tahap pengumpulan, tahap pengupasan, tahap pengepresan, tahap penyaringan, dan tahap degumming. pada penelitian ini proses degumming menggunakan minyak biji karet sebanyak 400 ml (360 gr) dan asam sitrat sebagai absorben sebesar 0,1% (0,278 gr), 0,2% (0,556 gr), 0,3% (0,834 gr), 0,4% (1,12 gr), 0,5% (1,39 gr) b/b. Selanjutnya,  minyak biji karet sebelum CRSO (crude rubber seed oil) dan sesudah proses degumming RSO (rubber seed oil) diuji karakteristiknya sesuai mengacu kepada ASTM (American Standart Testing of Materials). Minyak biji karet akan diuji viskositas (menggunakan metode viscometer), densitas (menggunakan metode gravimetry ASTM D 1298), pH (menggunakan pH meter), kadar P atau getah/gum (menggunakan spektrophotometri), nilai kalor (menggunakan metode bomb calorimeter), dan kadar FFA (menggunakan titrimetri).        Hasil uji karakteristik minyak biji karet RSO (rubber seed oil) terbaik diperoleh dari hasil degumming dengan asam sitrat sebanyak 0,5% b/b, yang menghasilkan kandungan gum / kadar P (phospat) sebesar 6,57 mg/l yang sebelum proses degumming  CRSO (crude rubber seed oil) memiliki kandungan gum / kadar P (phospat) sebesar 17,01 mg/l. Hasil penelitian ini dari 50 kg biji karet didapatkan kernel 20 kg dan cangkang 30 kg, setelah dilakukan pengepresan didapatkan minyak biji karet sebanyak 2 kg dan ampas 18 kg atau randemen sebesar 10%, pada proses penyaringan diperoleh 1800 gr (2000ml) dan ampas 200 gr. Hasil uji krakteristik lainnya seperti: nilai kalor 9039,44  Kcal/kg, kadar FFA 14.751%, densitas 0,91737 g / cm3, viskositas 10,367 cPs, dan pH 5,5. Sedangkan untuk biji karet sebelum proses degumming memiliki  nilai kalor 8885,34 kcal/kg, kadar FFA 20,802%, densitas 0, 92946 g/cm3, viskositas 10,94 cPs, dan pH 6,5. Kata kunci: biodiesel, degumming, asam sitrat.
PERBAIKAN KUALITAS MINYAK BIJI KARET (CRSO) MELALUI PROSES DEGUMMING MENGGUNAKAN NATRIUM KLORIDA (NACL) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIODIESEL JAZULI, AHMAD
Jurnal Teknik Mesin Vol 2, No 01 (2013): JTM : Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada pembuatan biodiesel dengan metode non-katalis yang telah dilakukan, khususnya pada bahan baku biji karet masih mempunyai kelemahan yaitu kadar residu karbon yang cukup tinggi di atas standar yang diijinkan. Sehingga hasil pengujian pada kendaraan terdapat banyak jelaga di ruang bakar setelah proses pembakaran. Penerapan proses degumming diharapkan dapat menghilangkan kelemahan tersebut. NaCl (Natrium Klorida) merupakan salah satu bahan kimia yang dapat memisahkan gum/getah.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase NaCl yang digunakan pada proses degumming biodiesel dari bahan baku biji karet agar dapat mengeliminir gum secara maksimal. Dalam penelitian dilakukan berbagai proses yaitu pengepresan, penyaringan, dan degumming. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Sampel minyak biji karet yang digunakan sebanyak 360 gram, sedangkan NaCl yang digunakan yaitu dengan persentase 1% = 2,78 gram, 1,5% = 4,167 gram, 2% = 5,56 gram, 2,5% = 6,945 gram, 3% = 8,34 gram. Karakteristik Crude Rubber Seed Oil (CRSO) sebelum proses degumming yaitu: viskositas 10,94 cPs, densitas 0,92946 g/ml, pH 6, kandungan gum 17,10 mg/l, nilai kalor 8885,34 Kcal/kg, dan FFA 20,802%. Hasil penelitian ini diperoleh karakteristik Rubber Seed Oil (RSO) terbaik setelah proses degumming dengan menggunakan NaCl sebanyak 3% yaitu kandungan gum yang bisa turun menjadi 7,24 mg/l atau dapat menghilangkan gum sebesar 9,86 mg/l (57,7% dari kandungan gum awal/CRSO). Sedangkan hasil karakteristik lain yaitu: viskositas 10,44 cPs (pada NaCl 3%), densitas 0,91746 g/ml (pada NaCl 1,5%), pH 6,5 (pada semua proses), nilai kalor 8873,78 Kcal/kg (pada NaCl 1%), dan FFA 13,425% (pada NaCl 2%). Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa karakteristik RSO (setelah proses degumming) lebih baik daripada karakteristik CRSO (sebelum proses degumming). Kata kunci: Crude Rubber Seeds Oil (CRSO), degumming, NaCl
PERBAIKAN KUALITAS  MINYAK BIJI KARET MELALUI PROSES DEGUMMING MENGGUNAKAN NATRIUM HIDROKSIDA (NAOH) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIODIESEL DAVID INDRANATA, S
Jurnal Teknik Mesin Vol 2, No 01 (2013): JTM : Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jumlah penduduk yang terus bertambah akan berdampak pada peningkatan kebutuhan pendukung seperti sarana transportasi dan aktivitas industri, sehingga terjadi peningkatan kebutuhan energi, khususnya bahan bakar minyak. Keadaan ini semakin mengkhawatirkan karena disinyalir cadangan minyak fosil Indonesia akan habis dalam kurun waktu 10-15 tahun ke depan. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan kebijakan energi nasional melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia tentang pengembangan sumber energi alternatif, di Indonesia banyak mempunyai tanaman berpotensi menghasilkan minyak nabati, salah satunya adalah biji karet yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan biodiesel, sebelumnya telah dilakukan penelitian tentang biodiesel dari minyak biji karet dengan metode non-katalis dan mempunyai kadar karbon residu yang tinggi sehingga menimbulkan jelaga pada ruang bakar, dari hasil analisa penyebabnya kerena masih terdapat kandungan gum atau getah yang tinggi. Proses degumming diterapkan pada penelitian ini agar dapat mengatasi masalah tersebut. NaOH sebagai salah satu bahan kimia yang dapat memisah gum/getah. Tujuan dari penelitian ini mengetahui hasil dari variasi campuran NaOH yaitu 2 gram = 0,939 ml, 3 gram = 1,408 ml, 4 gram =, 1,878 ml, 5 gram = 2,347 ml, 6 gram = 2,817 ml dari 360 gram minyak biji karet pada proses degumming bahan pembuatan biodiesel dari biji karet agar dapat memisahkan gum/getah yang paling optimal. Penelitian dilakukan dengan berbagai proses yaitu pengumpulan, pengepresan, penyaringan, degumming biji karet, penelitian ini meneliti karakteristik minyak biji karet/Rubber Seeds Oil (RSO) sebelum dan sesudah dilakukan proses degumming menggunakan NaOH. Hasil dari Uji karakteristik minyak biji karet sebelum degumming yaitu viskositas pada suhu 40oC 10,94  cPs, densitas pada suhu 15oC 0,92946 g/cm3, nilai pH 6, kandungan gum 17.10 mg/l, nilai kalor 8885,34 kcal, kadar FFA 20,802%, dan karakteristik minyak setelah proses perendaman dengan asam sulfat dan degumming menggunakan NaOH yang menghasilkan hasil terbaik pada pemisahan gum yaitu pada campuran NaOH 6 gram dari kandungan gum 17.10 mg/l menjadi 6,97 mg/l. pada hasil uji karateristiknya lainya yaitu viskositas pada suhu 40oC 10,73 cPs pada jumlah NaOH 6 gram, densitas pada suhu 15oC 0,91686 g/cm3 pada jumlah NaOH 5 gram, nilai pH 6,5 pada jumlah NaOH 6 gram, kandungan gum 6,97 mg/l pada jumlah NaOH 6 gram, nilai kalor 8987,64 kcal/kg pada jumlah NaOH 6 gram, kadar FFA 12,585% pada jumlah NaOH 6 gram. Kata kunci: minyak biji karet, degumming, NaOH.
PENGARUH PENGGUNAAN DPT BERBAHAN KUNINGAN DAN STAINLESS STEEL TERHADAP OPASITAS/KEPEKATAN ASAP ISUZU PANTHER TAHUN 2000 JEFRI ARIF FRENDIANTO, M.
Jurnal Teknik Mesin Vol 2, No 01 (2013): JTM : Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kendaraan bermotor merupakan alat transportasi yang paling utama, baik roda dua maupun roda empat. Peningkatan populasi kendaraan bermotor berdampak pula terhadap peningkatan polusi udara. Populasi kendaraan bermotor berpenggerak mesin diesel dalam kurun waktu 12 tahun belakangan menunjukkan pertumbuhan yang sangat tinggi. Selain lebih banyak digunakan, kendaraan bermesin diesel juga mengeluarkan jelaga yang dapat mengganggu kesehatan dan merusak lingkungan. Berdasarkan data WHO 2005 menunjukkan kematian serta serangan yang membutuhkan perawatan rumah sakit tidak hanya pada penderita penyakit paru (asma, penyakit paru kronis), namun juga pada pasien dengan penyakit jantung dan diabetes. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat reduksi opasitas gas buang mesin Isuzu Panther tahun 2000 dengan penggunaan diesel particulate trap (DPT) berbahan kuningan dan stainless steel. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Obyek penelitian adalah mesin Isuzu Panther tahun 2000. Standar pengujian emisi gas buang mesin diesel berdasarkan SAE-J1667. Analisis data menggunakan metode deskriptif. Peralatan dan instrumen penelitian yang digunakan adalah smoke opacymeter, exhaust gas analyzer, thermometer, dan humiditymeter. Hasil dari penelitihan knalpot standar yaitu 82,8% partikulat gas buang, hasil knalpot uji I yaitu 72,2% partikulat gas buang, kemudian hasil knalpot uji II yaitu 76,3% partikulat gas buang, dan hasil dari knalpot uji III yaitu 77,3% partikulat gas buang. Kata kunci: Diesel particulate trap, kuningan, partikulat, dan mesin diesel 4 langkah

Page 7 of 57 | Total Record : 563