cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Sapala
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 83 Documents
KONSERVASI ALAM DALAM NOVEL BAIAT CINTA DI TANAH BADUY KARYA UTEN SUTENDY (KAJIAN EKOKRITIK GREG GARRARD) LAILY, NORFIL
Jurnal Sapala Vol 3, No 1 (2017): Volume 3 edisi Yudisium
Publisher : Jurnal Sapala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Novel Baiat Cinta di Tanah Baduy menceritakan kondisi alam Baduy sebelum dan sesudah investor tambang datang ke tanah Baduy. Tanah Baduy sangat kaya dan beragam mulai dari flora & fauna, hutan, sungai, dan lingkungan sekitarnya. Tercatat dalam novel tersebut hutan masih asri dan perawan, pohon durian tinggi menjulang berusia ratusan tahun dan ada 200 jenis tumbuhan, 90 jenis burung, dan 20 jenis ikan yang ada di Hutan Baduy. Namun, sejak investor tambang datang ke tanah Baduy, alam Baduy mulai rusak: Pohon-pohon ditebang, bukit-bukit kecil dipugar, sungai tercemar dari limbah pengeboran dan pengupasan di lokasi proyek. Fenomena tersebut berkaitan dengan lingkungan alam. Salah satu kajian tentang lingkungan alam adalah ekokritik. Ekokritik menurut Greg Garrard adalah studi hubungan manusia dan non-manusia, sejarah manusia dan budayanya yang berkaitan dengan analisis kritis tentang manusia dan lingkungan-nya. Tujuh konsep ekokritik Greg Garrard hanya diambil tiga konsep, karena pada novel Baiat Cinta di Tanah Baduy hanya menggambarkan tiga konsep saja. Penelitian dengan kajian ekokritik Greg Garrard dalam novel Baiat Cinta di Tanah Baduy karya Uten Sutendy ditemukan (1) Gerakan hijau yang dilakukan masyarakat Baduy terhadap alam Baduy mulai tergangu dan terusik sejak ada kegiatan yang dilakukan investor tambang atas izin pemerintah Daerah untuk mengambil sumber minyak yang ada di wilayah Baduy, (2) peran alam dalam novel Baiat Cinta di Tanah Baduy karya Uten Sutendy memiliki pengaruh besar. Alam menjadi sumber kelangsungan hidup masyarakat Baduy. Segala hasil alam dimanfaatkan oleh masyarakat Baduy untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, dan (3) nilai-nilai yang digambarkan oleh masyarakat Baduy yang sesuai dengan kearifan ekologis adalah nilai pola laku, pola sikap, dan pola pikir. Masyarakat Baduy memiliki keyakinan bahwa hidup mereka di dunia ini untuk menjaga amanat Tuhan yakni menjaga dan melestarikan alam Baduy. Otomatis tujuan hidup mereka adalah membenahi dan menjaga alam Baduy dari kerusakan-kerusakan. Kata kunci: Ekokritik, Garrard, Novel.
INTONASI AGITATIF DALAM PIDATO SOEKARNO RIDHO, MAZIATUR
Jurnal Sapala Vol 3, No 1 (2017): Volume 3 edisi Yudisium
Publisher : Jurnal Sapala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian tentang intonasi memang bukanlah penelitian yang baru di dunia bahasa, tetapi penelitian tersebut dapat dikategorikan sebagai penelitian yang unik dalam dunia bahasa. Hal tersebut karena dalam penelitian intonasi mengkaji aspek bahasa yang berhubungan dengan sifat-sifat bunyi bahasa sebagai hasil dari getaran pita suara. Penelitian tentang intonasi ini merupakan bagian dari fonetik suprasegmental. Fonetik suprasegmental dibagi menjadi dua, yakni fonetik artikulatoris dan fonetik akustik. Intonasi masuk ke dalam kajian fonetik akustik karena penelitian tersebut mengkaji bunyi-bunyi bahasa menurut sifat-sifatya sebagai getaran udara. Penelitian tentang intonasi ini berfokus pada data yang berupa kata atau kalimat lisan yang sifatnya agitatif. Agitatif artinya mendorong atau menggerakkan seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau aksi. Sumber data penelitian ini adalah rekaman suara pidato Soekarno yang diperoleh dari berbagai sumber di internet. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan deskripsi tentang intonasi agitatif dalam pidato Soekarno yang dibatasi pada penggunaan nada, tekanan, dan jeda. Hal tersebut karena intonasi berkaitan dengan nada, tekanan, dan jeda. Hasil penelitian ini ditemukan penggunaan nada agitatif dalam pidato Soekarno terjadi secara inklinasi (frekuensi bunyi di akhir ujaran lebih tinggi dibandingkan dengan di awal ujaran) dan deklinasi (frekuensi bunyi di awal ujaran lebih tinggi dibandingkan dengan di akhir ujaran). Tekanan agitatif dalam pidato Soekarno cenderung bertekanan atau berkategori tekanan keras. Tekanan keras diperoleh dari penentuan nilai intensitas tertinggi dan terendah dalam pidato Soekarno yang sifatnya agitatif. Jeda agitatif dalam pidato Soekarno cenderung hanya terdapat pada agitatif berbentuk ujaran yang panjang atau kalimat. Pada agitatif yang berbentuk ujaran pendek atau kata cenderung tidak terdapat jeda.
INTONASI AGITATIF DALAM PIDATO SOEKARNO RIDHO, MAZIATUR
Jurnal Sapala Vol 3, No 1 (2017): Volume 3 edisi Yudisium
Publisher : Jurnal Sapala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian tentang intonasi memang bukanlah penelitian yang baru di dunia bahasa, tetapi penelitian tersebut dapat dikategorikan sebagai penelitian yang unik dalam dunia bahasa. Hal tersebut karena dalam penelitian intonasi mengkaji aspek bahasa yang berhubungan dengan sifat-sifat bunyi bahasa sebagai hasil dari getaran pita suara. Penelitian tentang intonasi ini merupakan bagian dari fonetik suprasegmental. Fonetik suprasegmental dibagi menjadi dua, yakni fonetik artikulatoris dan fonetik akustik. Intonasi masuk ke dalam kajian fonetik akustik karena penelitian tersebut mengkaji bunyi-bunyi bahasa menurut sifat-sifatya sebagai getaran udara. Penelitian tentang intonasi ini berfokus pada data yang berupa kata atau kalimat lisan yang sifatnya agitatif. Agitatif artinya mendorong atau menggerakkan seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau aksi. Sumber data penelitian ini adalah rekaman suara pidato Soekarno yang diperoleh dari berbagai sumber di internet. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan deskripsi tentang intonasi agitatif dalam pidato Soekarno yang dibatasi pada penggunaan nada, tekanan, dan jeda. Hal tersebut karena intonasi berkaitan dengan nada, tekanan, dan jeda. Hasil penelitian ini ditemukan penggunaan nada agitatif dalam pidato Soekarno terjadi secara inklinasi (frekuensi bunyi di akhir ujaran lebih tinggi dibandingkan dengan di awal ujaran) dan deklinasi (frekuensi bunyi di awal ujaran lebih tinggi dibandingkan dengan di akhir ujaran). Tekanan agitatif dalam pidato Soekarno cenderung bertekanan atau berkategori tekanan keras. Tekanan keras diperoleh dari penentuan nilai intensitas tertinggi dan terendah dalam pidato Soekarno yang sifatnya agitatif. Jeda agitatif dalam pidato Soekarno cenderung hanya terdapat pada agitatif berbentuk ujaran yang panjang atau kalimat. Pada agitatif yang berbentuk ujaran pendek atau kata cenderung tidak terdapat jeda. 
KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM SKENARIO FILM DOORTODOOR KAJIAN HUMANISTIK ABRAHAM MASLOW D.K.S, NOVERYAN
Jurnal Sapala Vol 3, No 1 (2017): Volume 3 edisi Yudisium
Publisher : Jurnal Sapala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini mendeskripsikan tentang kebutuhan bertingkat yang meliputi: (1) kebutuhan fisiologi (2) kebutuhan rasa aman (3) kebutuhan cinta dan keberadaan (4) kebutuhan penghargaan (5) kebutuhan aktualisasi diri tokoh utama dalam film Door To Door berdasarkan teori humanistik Abraham Maslow. Penelitian ini akan membahas bagaimana kebutuhan bertingkat tokoh utama dalam film Door To Door yang meliputi (1) kebutuhan fisiologi (2) kebutuhan rasa aman (3) kebutuhan cinta dan keberadaan (4) kebutuhan penghargaan (5) kebutuhan aktualisasi diri berdasarkan teori kebutuhan bertingkat Abraham Maslow. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kepribadian kebutuhan bertingkat Abraham Maslow.Maslow melihat dari kepribadian kebutuhan bertingkat pada tokoh utama. Dari kepribadian tokoh utama dapat diketahui kebutuhan bertingkatnya. Hasil penelitian ini (1) memenuhi kebutuhan bertingkat tokoh utama dalam film Door To Door. Bill adalah seorang yang tengah menyetarakan hidupnya. 2) mendeskripsikan cara tokoh utama Bill dalam film Door To Door dalam memenuhi kebutuhan bertingkatnya.
CINTA EROTIS ANDIEN KEPADA WIBIANTO PADA NOVEL SISI GELAP CINTA KARYA MIRA W (KAJIAN PSIKOLOGI ERICH FROMM) NAILI SALSABILA, SUHAILAH
Jurnal Sapala Vol 3, No 1 (2017): Volume 3 edisi Yudisium
Publisher : Jurnal Sapala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian psikologi, khususnya psikologi kepribadian dilakukan pada penelitian ini untuk mengambil kajian cinta yang berfokus pada cinta erotis dengan keempat unsurnya, yaitu perhatian, tanggung jawab, penghormatan, dan pengertian pada hubungan suami istri dalam novel Sisi Gelap Cinta karya Mira W. tujuan penelitian ini mendeskripsikan cinta erotis yang berunsur perhatian, tanggung jawab, penghormatan, dan pengertian yang dialami tokoh Andien kepada tokoh Wibianto dalam novel Sisi Gelap Cinta karya Mira W. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode baca dan catat, sedangkan metode analisis data yang digunakan metode hermeneutik. Sumber data dalam penelitian ini adalah buku novel Sisi Gelap Cinta karya Mira W. Hasil penelitian ini adalah adanya cinta erotis berunsur perhatian yang ditunjukan Andien kepada Wibianto berupa memperhatiakn penampilan suaminya, dan khawatir dengan perubahan perilaku suaminya. Adanya cinta erotis berunsur tanggung jawab yang ditunjukkan Andien kepada Wibianto berupa menggantikan tugas suaminya sebagai tulang punggung keluarga dan kepala keluarga dan tidak melupakan kewajian sebagai istri yang membantu suaminya. Adanya cinta erotis yang berunsur penghormatan yang ditunjukkan Andien kepada Wibianto berupa, Andien menolak pemberian barang dari mantan pacarnya dan menerima kehadiran suaminya tanpa rasa terpaksa. Adanya cinta erotis berunsur pengertian yang ditunjukkan Andien kepada Wibainto berupa, menyikapi suaminya dengan tidak mudah mengeluarkan amarah dan tidak suka mendesak suaminya untuk menyampaikan masalah atau sesuatu.
KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU ALBUM SINESTESIA KARYA EFEK RUMAH KACA (KAJIAN INTERTEKS RIFFATERRE DAN FUNGSIONALISME PARSONS-ALBRECHT) NURUL PRASETYANI, RIZKI
Jurnal Sapala Vol 3, No 1 (2017): Volume 3 edisi Yudisium
Publisher : Jurnal Sapala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lirik lagu merupakan bentuk ekspresi tentang hal yang dilihat atau didengar seseorang atau yang dialami. yang menjadi hipogram utama tidak selalu lirik lagu album Sinestesia. Bentuk transformasi dari keduanya Ekspresi tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek keadaan sosial, politik, kebudayaan, agama maupun lingkungan yang terjadi dalam masyarakat melalui opini berupa kritik sosial. Lirik lagu yang terdapat dalam album Sinestesia mengandung kritik sosial. Hal tersebut memunculkan pertanyaan bagaimana struktur lirik lagu Sinestesia, bagaimana hipogram matriks yang menggambarkan kritik sosial yang dimunculkan pada lirik lagu Sinestesia, bagaimana wujud interteks dalam lirik lagu Sinestesia, dan bagaimana wujud kritik sosial yang disampaikan dalam lirik lagu album Sinestesia. Kajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian interteks yang disampaikan oleh Michael Riffaterre dan Fungsionalisme Parsons-Albrecht. Kemudian jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan objektif. Metode penelitian yang digunakan adalah parafrase, kemudian akan ditentukan hipogram-matriks yang  akan dikaitkan dengan artikel yang ada di media cetak maupun media online. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah teknik baca catat dan teknik pustaka. Teknik analisis data menggunakan teknik deskriptif analisis. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini  adalah secara keseluruhan, lirik lagu pada album Sinestesia karya band ERK menggunakan bunyi-bunyi berat. Suasana yang digambarkan lebih banyak nuansa kemarahan, kesedihan, ketidakmenyenangkan, kemuakan dan jauh dari kesan ceria. Terdapat hubungan antara lirik lagu tersebut dengan artikel yang ada di media cetak maupun media online. Hubungan interteks tersebut diwujudkan dalam bentuk konvensi, ekspansi, modifikasi, ekserp, dan transformasi. Berdasarkan hipogram-matriks yang ditemukan sebelumnya, bahwa muncul pada persamaan tema, latar, dan amanat. Wujud dari kritik sosial yang disampaikan pada lirik lagu album Sinestesia meliputi beberapa aspek, yaitu kritik sosial terhadap politik, kritik sosial terhadap industri kreatif, kritik sosial terhadap HAM (hak asasi manusia), kritik sosial terhadap media dan pers, kritik sosial terhadap kehidupan dan kematian, kritik sosial terhadap agama dan kepercayaan, dan kritik sosial
PERBEDAAN PENOKOHAN DAN LATAR PADA ALIH WAHANA CERPEN FILOSOFI KOPI KARYA DEWI LESTARI DALAM FILM FILOSOFI KOPI SUTRADARA ANGGA DWIMAS S ALI MAHSUN, MUHAMMAD
Jurnal Sapala Vol 3, No 1 (2017): Volume 3 edisi Yudisium
Publisher : Jurnal Sapala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perubahan dari karya sastra satu ke karya sastra lainnya sangat marak akhir-akhir ini. Misalnya, cerpen ke film, novel ke film, lirik lagu ke film, dan sebagainya. Teori ini disebut alih wahana. Film filosofi kopi ini tayang pada April 2015. Film filosofi kopi ini diangkat dan diadaptasi dari cerpen filosofi kopi. Sedangkan cerpen filosofi kopi diterbitkan pertama kali Februari 2006. Pencipta cerpen filosofi kopi adalah Dewi Lestari banyak orang sastrawan memanggilnya Dee. Dalam proses alih wahana dari karya sastra ke dalam layar atau film akan didapati ketidak sesuaian atau perubahan karya aslinya. Hal ini menarik diteliti, seberapa jauh ketidaksesuaian itu terjadi dalam sebuah proses alih wahana. Peneliti ini termasuk dalam penelitian kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah cerpenfilosofi kopi karya Dewi Lestari dalam film filosofi kopi sutradara Angga Dwimas S. Analisis data dilakukan dengan pertama, penelitian membutuhkan cerpen filosofi kopi karya Dewi Lestari Simangungsong (Dee). Kedua, menambahkan bagian-bagian cerpen yang terkait dengan penelitian, yaitu latar dan tokoh atau penokohan. Ketiga, peneliti menonton film filosofi kopi. Keempat, menandai bagian-bagian hasil transkripsi yang terkait dengan penelitian, yaitu latar dan tokoh atau penokohan. Pengecekan keabsahan data diuji dengan ketekunan pengamatan, kecukupan rujukan, diskusi sama teman, dan mengumpulkan serta menganalisis data. Hasil proses alih wahana dari cerpen ke film filosofi kopi memunculkan beberapa perubahan yang meliputi latar dan tokoh atau penokohan. Ekranisasi adalah suatu proses pelayar-putihan atau pemindahan/pengangkatan sebuah cerpen kedalam film dari proses ini mengalami penambahan   Dari segi latar , film filosofi kopi lebih banyak perubahan atau penambahan latar dibandingkan cerpen filosofi kopi. Sedangkan dari segi tokoh atau penokohan, penulis dan sutradara film filosofi kopi menambahkan jumlah tokoh didalamnya.
WACANA KEKUASAAN DAN SISTEM PANOPTIKUM DALAM KUMCER CORAT-CORET DI TOILET KARYA EKA KURNIAWAN: KAJIAN ANALISIS WACANA KRITIS MICHEL FOUCAULT OKTA DWI PRASETYA, YUNUS
Jurnal Sapala Vol 3, No 1 (2017): Volume 3 edisi Yudisium
Publisher : Jurnal Sapala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kumpulan cerpen Corat-Coret di Toilet memberikan perspektif berbeda tentang sebuah wacana jika dihubungkan dengan kompleksitas relasi kekuasaan dan pengetahuan. Kumpulan cerpen yang ditulis pada periode 1999-2000 berlatar belakang jejak sejarah pada masa pemerintahan rezim orde lama ini, didalamnya banyak menceritakan tentang kekuasaan dan bagaiamana dampak kekuasaan itu berpengaruh pada masyarakat atau pada individu. Kumpulan cerpen Corat-Coret di Toilet dikaji menggunakan teori kekuasaan milik Michel Foucault karena didalamnya banyak bentuk relasi kekuasaan dan pengetahuan hadir. Hal ini sesuai dengan teori kekuasaan Foucault, dia membicarakan bagaimana kekuasaan itu beroprasi dan dengan cara apa kekuasaan itu dioprasikan. Tujuan penelitian ini adalah merumuskan dan mendeskripsikan : (1) Produksi wacana kekuasaan dalam kumcer corat-coret di toilet karya Eka Kurniawan (2) Peran dan aplikasi wacana kekuasaan dalam kumcer corat-coret di toilet karya Eka Kurniawan (3) Bagaimana dampak dari penerapan sistem panoptikum dalam kumcer corat-coret di toilet karya Eka Kurniawan. Kajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah  kajian analisis wacana kritis Michel Foucault. Dari hasil penelitian diketahui bahwa: Bagaimana produksi wacana kekuasaan, peran dan aplikasi wacana kekuasaan dan dampak dari penerapan sistem panoptikum dalam kumcer Corat-Coret di Toilet  karya Eka Kurniawan terepresentasi melalui interaksi atar individu dengan individu ataupun individu terhadap subjek kolektif masyarakat dalam setiap kasus dan peristiwa di masing-masing cerpen.
KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM SKENARIO FILM DOORTODOOR KAJIAN HUMANISTIK ABRAHAM MASLOW D.K.S, NOVERYAN
Jurnal Sapala Vol 3, No 1 (2017): Volume 3 edisi Yudisium
Publisher : Jurnal Sapala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini mendeskripsikan tentang kebutuhan bertingkat yang meliputi: (1) kebutuhan fisiologi (2) kebutuhan rasa aman (3) kebutuhan cinta dan keberadaan (4) kebutuhan penghargaan (5) kebutuhan aktualisasi diri tokoh utama dalam film Door To Door berdasarkan teori humanistik Abraham Maslow. Penelitian ini akan membahas bagaimana kebutuhan bertingkat tokoh utama dalam film Door To Door yang meliputi (1) kebutuhan fisiologi (2) kebutuhan rasa aman (3) kebutuhan cinta dan keberadaan (4) kebutuhan penghargaan (5) kebutuhan aktualisasi diri berdasarkan teori kebutuhan bertingkat Abraham Maslow. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kepribadian kebutuhan bertingkat Abraham Maslow.Maslow melihat dari kepribadian kebutuhan bertingkat pada tokoh utama. Dari kepribadian tokoh utama dapat diketahui kebutuhan bertingkatnya. Hasil penelitian ini (1) memenuhi kebutuhan bertingkat tokoh utama dalam film Door To Door. Bill adalah seorang yang tengah menyetarakan hidupnya. 2) mendeskripsikan cara tokoh utama Bill dalam film Door To Door dalam memenuhi kebutuhan bertingkatnya.
DORONGAN KEMASYARAKATAN DAN DORONGAN KEAKUAN TOKOH UTAMA DALAM KUMPULAN CERPEN LARUTAN SENJA KARYA RATIH KUMALA : KAJIAN PSIKOLOGI ALFRED ADLER NORRIS A, RIZKY
Jurnal Sapala Vol 3, No 1 (2017): Volume 3 edisi Yudisium
Publisher : Jurnal Sapala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

        Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kumpulan cerpen Larutan Senja karya Ratih Kumala. Kumpulan cerpen ini memberikan perspektif yang tidak biasa pada perilaku para tokoh utama dalam tiap cerpen. Kumpulan cerpen ini ditulis pada tahun 2006 dengan latar belakang ragam kehidupan manusia dan jaman yang berbeda pula pada tiap cerpennya sehingga dirasa pas untuk mengkajinya dengan teori psikologi individu oleh Alfred Adler karena di dalamnya begitu banyak peristiwa berupa hubungan tokoh utama dengan lingkungan, hubungan tokoh utama dengan masyarakat di sekitarnya yang menjadikan sebuah sebab pada perilaku tokoh utama. Hal ini sesuai dengan teori psikologi individu Alfred Adler, dalam teorinya ia membicarakan bagaimana dorongan pokok kemasyarakatan dan dorongan pokok keakuan dapat menjadi sebab sebuah perilaku dari manusia.                 Sumber data penelitian ini adalah kumpulan cerpen yang berjudul Larutan Senja karya Ratih Kumala yang terbit pada tahun 2006. Jenis data pada penelitian ini adalah data kualitatif. Penelitian ini akan memfokuskan pada permasalahan dorongan pokok kemasyarakatan dan dorongan pokok keakuan pada tokoh utama.                 Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa : dorongan pokok kemasyarakatan dan dorongan pokok keakuan seperti apakah yang ada pada tokoh utama dalam kumpulan cerpen Larutan Senja karya Ratih Kumala. Hal ini terepresentasi pada bagaimana tokoh utama berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya, bagaimana interaksi tokoh utama pada masyarakat yang menjadikan sebab sebuah perilaku pada tokoh utama.