cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
VA
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 425 Documents
SOSOK CHAIRIL ALWAN: PROSES KREATIF DAN TEKNIK MELUKISNYA DENGAN MEDIA POLITUR AIR SYAIFUL RAMADHAN, AHMAD; , WINARNO
Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Jurnal Seni Rupa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Chairil Alwan menggunakan politur air yang berfokus dengan konsep perjuangan melawan hawa nafsu dan mengangkat tema religi dengan tujuan untuk memperkenalkan media lukis baru serta memberikan pemahaman seni terhadap masyarakat. Sejak awal berkarya, Chairil Alwan masih menggunakan cat acrylic. Pada tahun 2015 media politur air ditemukannya pada saat melakukan dekorasi rumahnya dengan melukis dinding dan pondasinya menggunakan politur air. Melihat hasil yang sangat luar biasa, dengan spontan Chairil Alwan menyiapkan kanvas dan langsung menggoreskan politur air tersebut. Banyak sekali hal yang belum terungkap terkait sosok Chairil Alwan, proses kreatif serta teknik dalam berkarya dengan menggunakan politur air. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam bentuk deskriptif kualitatif. Pendekatan tersebut digunakan untuk mengungkap lebih dalam lagi mengenai sosok Charil Alwan di dunia seni lukis, proses kreatif dalam berkarya, serta teknik melukisnya dengan menggunakan politur air. Dalam berkarya, media yang biasa digunakan yaitu kanvas, politur air merk Wood?Eco dan Woodstain serta kuas pada umumnya. Dari karya yang dihasilkan dengan menggunakan politur air dapat disimpulkan bahwa seluruh lukisannya menggunakan teknik aquarel wet on dry yaitu menumpuk politur yang sudah kering dengan politur yang lebih gelap sehingga karya yang dihasilkan cenderung berwarna coklat karena pengaruh dari penggunaan politur air dengan goresan yang khas menyerupai serat. Pegangan hidup, refrensi, serta pola pikir perupa sangat berpengaruh terhadap kreatifitasnya sehingga menjadi sebuah ciri khas dari setiap perupa. Dengan mengeksplorasi serta mencari bentuk?bentuk estetik yang menyatu pada penggunaan politur dalam media lukis ini menjadi hal yang sangat luar biasa. Menurut Chairil Alwan, mengangkat konsep perjuangan melawan hawa nafsu dalam berkarya seni tidak akan pernah berakhir dan terus akan memunculkan ide?ide baru dalam berkarya.Kata Kunci : Chairil Alwan, proses kreatif, politur air, teknik melukis
REPRESENTASI TUBUH SEBAGAI IDE KARYA FOTOGRAFI KONTEMPORER ESA RAMADHANA, KRISNA
Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Jurnal Seni Rupa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penulis memotivasi diri untuk mengevaluasi dan mengeksplorasi bermacam teknik dan referensi dalam berkarya fotografi kontemporer. Ketertarikan utama penulis yaitu pada perpaduan seni dan teknologi yang menciptakan hal baru dan unik untuk terus digali dan dieksplorasi. Dalam mewujudkan karya seni fotografi kontemporer, penulis menggunakan tubuh sebagai media untuk dieksplorasi kemudian diaplikasikan menggunakan adobe photoshop. Karya dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah foto yang memiliki nilai estetik dan menarik untuk diamati. Hasil karya Photography Contemporary terdiri dari tiga buah gagasan dengan jumlah enam panel foto. Hasil sebuah karya Fotografi kontemporer tidak terikat pada sebuah kemapanan fotografi pada umumnya. Terkini ataupun kekinian, juga bisa dikacaukan oleh kehadiran Investigasi, Apresiasi, dan Proporsi knowledge tertentu, kepada yang benar-benar lain. Kontemporer kepada isi dan proporsi yang lain, bisa menjadi tidak terkini dan tidak juga kekinian, dalam rentang masa, atau periode tertentu. Fotografi Kontemporer menjadi ?hanya? sebutan periode bagi pendefinisian masa, namun pendefinisian isi dan proporsinya adalah sebuah spirit yang baru dan tanpa batas. Dalam proses berkarya penulis mempunyai pengalaman bahwasannya melakukan praktik kesenian tidaklah mudah, step by step dalam pekerjaan tidak sesuai ekspetasi dan banyak ketidak sesuaian dalam hasil karya, dari pengalaman ini penulis menemukan bahwasannya menciptakan sebuah karya seni cukup sulit namun ada kepuasan diri ketika karya telah selesai. Semakin sulit pengerjaan karya maka kepuasan diri semakin besar.Kata kunci: Seni media, fotografi kontemporer, representasi, tubuh
REPRESENTASI TUBUH SEBAGAI IDE KARYA FOTOGRAFI KONTEMPORER ESA RAMADHANA, KRISNA
Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Jurnal Seni Rupa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penulis memotivasi diri untuk mengevaluasi dan mengeksplorasi bermacam teknik dan referensi dalam berkarya fotografi kontemporer. Ketertarikan utama penulis yaitu pada perpaduan seni dan teknologi yang menciptakan hal baru dan unik untuk terus digali dan dieksplorasi. Dalam mewujudkan karya seni fotografi kontemporer, penulis menggunakan tubuh sebagai media untuk dieksplorasi kemudian diaplikasikan menggunakan adobe photoshop. Karya dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah foto yang memiliki nilai estetik dan menarik untuk diamati. Hasil karya Photography Contemporary terdiri dari tiga buah gagasan dengan jumlah enam panel foto. Hasil sebuah karya Fotografi kontemporer tidak terikat pada sebuah kemapanan fotografi pada umumnya. Terkini ataupun kekinian, juga bisa dikacaukan oleh kehadiran Investigasi, Apresiasi, dan Proporsi knowledge tertentu, kepada yang benar-benar lain. Kontemporer kepada isi dan proporsi yang lain, bisa menjadi tidak terkini dan tidak juga kekinian, dalam rentang masa, atau periode tertentu. Fotografi Kontemporer menjadi ?hanya? sebutan periode bagi pendefinisian masa, namun pendefinisian isi dan proporsinya adalah sebuah spirit yang baru dan tanpa batas. Dalam proses berkarya penulis mempunyai pengalaman bahwasannya melakukan praktik kesenian tidaklah mudah, step by step dalam pekerjaan tidak sesuai ekspetasi dan banyak ketidak sesuaian dalam hasil karya, dari pengalaman ini penulis menemukan bahwasannya menciptakan sebuah karya seni cukup sulit namun ada kepuasan diri ketika karya telah selesai. Semakin sulit pengerjaan karya maka kepuasan diri semakin besar.Kata kunci: Seni media, fotografi kontemporer, representasi, tubuh
BARONGAN KEDIRI BERKINETIK SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN KARYA KRIYA KAYU , PRASTYAWAN
Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Jurnal Seni Rupa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terciptanya suatu karya kriya kayu ini berawal dari cerita mitologi di Kabupaten Kediri terkait seni Barongan. Kesenian Barongan Kediri memiliki ciri khas seperti Kepala Barong yang memiliki mahkota yang terbuat dari kulit kerbau sedangkan kepalanya menggunakan ukiran kayu tiga dimensi yang berwujud kepala Naga. Hal ini membuat penulis tertarik untuk membuat sebuah karya kriya kayu yang bertema ?Culture Kinetic Combination?, dimana merupakan perpaduan sebuah seni ukir kayu dan energi gerak yang menjadikan sebuah kesenian barongan terlihat lebih bervariasi. Dalam karya ini selain menggunakan energi kinetic sebagai penggeraknya, juga menggunakan bahan kayu waru laut/lot. Ditambahkan pula lima senjata yaitu trisula, tombak, keris, kapak dan cakra dimana setiap masing-masing senjata menggambarkan karakteristik pemiliknya. Selain itu juga terdapat patung manusia bertapa diatas kepala barongan yang menunjukkan bahwa manusia akan lebih dapat menemukan ketenangan dan bisa mengendalikan diri sendiri. Karya menggunakan teknik ukir dan mekanik sistem serta finishing dengan empat tahap yaitu penggosokan dengan amplas, pelapisan sanding sealer pewarnaan /sungging, pelapisan melamine lack clear gloss.Kata Kunci: kriya kayu, kayu waru, barongan Kediri, energi kinetik
BABI SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS RENDI ANGGRISTA, ALFIAN
Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Jurnal Seni Rupa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berangkat dari pengalaman dilingkungan penulis yang memandang binatang babi dengan stigma buruk sebagai bahasa umpatan, simbol dari koruptor, daging binatang babi sumber penyakit, hama tanaman dan binatang yang paling kotor. Binatang bab memiliki sifat dan organ tubuh yang hampir sama dengan manusia, yaitu memiliki sifat lapar dan memakan segalanya, sedangkan organ tubuh yang hampir sama adalah jantung, ginjal dan pangkreas, binatang ini juga memiliki rasa takut seperti manusia, golongan babi disebut dengan Suide, yang terdiri dari Warthog, Babi Janggut, Babi Kerdil, Babi Rusa, Babi hutan raksasa, Babi Batang dan Babi semak Afrika. Binatang babi dipilih sebagai ide karena ingin memvisualisasikan beberapa stigma buruk terhadap binatang babi. Dengan gaya yang dipilih gaya dekoratif. Media yang digunakan adalah media kanvas dan teknik yang digunakan adalah teknik plakat (opaxue). Penciptaan karya lukis bertujuan untuk kritik sebagian oknum dalam pelanggaran norma, sebagai penyadaran berprilaku untuk kehidupan kita bersama, untuk mendorong kreativitas dalam mengekplorasi elemen-elemen seni rupa dan mengungkapkan stigma buruk yang disampaikan melalui binatang babi. Penciptaan ini dilakukan melalui tahapan pembentukan (forming), tahapan pewarnaan (colloring), tahapan penyelesaian (finishing). Sampai terciptanya lima karya seni lukis terkait dengan judul yang diangkat yaitu ?Babi Sebagai Ide Penciptaan Karya Seni Lukis?, pada karya pertama berjudul ?Babi Bahasa Ungkapan?. Pada karya kedua berjudul ?Babi Lambang Koruptor?. Pada karya ketiga berjudul ?Babi Sumber Penyakit?. Pada karya keempat berjudul ?Babi Hama Tanaman?. Dan pada karya kelima berjudul ?Babi Hewan Kotor?.Kata Kunci: Babi, Inspirasi, Seni Lukis.