cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
DIMENSIA: Jurnal Kajian Sosiologi
ISSN : 1978192X     EISSN : 26549344     DOI : 10.21831
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 164 Documents
Karakter, kepemimpinan dan kualitas guru: kajian kultur sekolah di Indonesia Ningsih, Indra Rahayu
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 13, No 2 (2024): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Volume 13, Edisi 2
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v13i2.71874

Abstract

Studi ini merupakan rangkuman kajian tentang perkembangan penelitian tentang kultur sekolah di Indonesia. Kultur sekolah dipahami sebagai serangkaian nilai, sistem hinga artifak materiil dan non-materiil yang membentuk penyelenggaraan pendidikan di lingkungan sekolah secara menyeluruh. Kualitas pendidikan sekolah ditentukan oleh kultur sekolah yang terbangun. Kajian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan menganalisis judul-judul penelitian tentang budaya sekolah dari tahun 2015 hingga 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian tentang budaya sekolah pada kurun waktu tersebut difokuskan pada empat aspek utama, yaitu: 1) budaya sekolah yang berkaitan dengan karakter dan perilaku siswa, 2) budaya sekolah yang berkaitan dengan kebijakan sekolah, 3) budaya sekolah yang berkaitan dengan kepemimpinan, dan 4) budaya sekolah yang berkaitan dengan kualitas guru.This study provides a summary of research on school culture development in Indonesia. School culture encompasses a range of values, systems, and material and non-material elements that influence the implementation of education in the school environment. The quality of school education is contingent on the established school culture. The study adopts a descriptive qualitative approach and examines research titles on school culture from 2015 to 2024. The findings reveal that research on school culture during this period primarily focused on four main aspects: 1) school culture associated with student character and behavior, 2) school culture linked to school policies, 3) school culture connected to leadership, and 4) school culture correlated with teacher quality.
Wisata budaya dan kuliner pasar keramat Pacet di media sosial Rohma, Nur Faizatur
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 13, No 1 (2024): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v13i1.67867

Abstract

Penelitian menelaah pasar keramat Pacet, yang merupakan salah satu pasar tradisional di Jawa Timur, beradaptasi dengan perkembangan zaman dan menjaga kelestarian wisata budaya dan kuliner tradisionalnya. Media sosial berperan dan digunakan  sebagai sarana promosi untuk menarik minat pengunjung dan meningkatkan kesejahteraan para pedagang. Dengen pendekatan kualitatif berdasar data dari wawancara, observasi dan dokumentasi, penelitian mengungkap proses pelestarian pasar keramat Pacet. Hasil penelitian menyatakan bahwa 1) pasar keramat memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri yang bisa menjadi daya tarik wisata dan 2) media sosial menjadi salah satu faktor penting dalam mempromosikan wisata budaya dan kuliner tradisional yang cukup efektif dan menyasar banyak audien.The research examines the Pacet sacred market, which is one of the traditional markets in East Java, adapting to the times and preserving its cultural tourism and traditional culinary delights. Social media plays a role and is used as a promotional tool to attract visitor interest and improve the welfare of traders. Using a qualitative approach based on data from interviews, observation and documentation, the research reveals the process of preserving Pacet's sacred market. The research results state that 1) sacred markets have their own characteristics and uniqueness which can become a tourist attraction and 2) social media is an important factor in promoting traditional cultural and culinary tourism which is quite effective and targets many audiences.
Asimilasi sosial-budaya mahasiswa Papua di IAIN Kudus Wahayuningtiyas, Ainun; Fiani, Destina Marta; Rizqina, Yusrotin Meila; Zuhaida, Fainanu; Fathoni, Irfan; Fatah, Ahmad
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 13, No 2 (2024): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Volume 13, Edisi 2
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v13i2.69560

Abstract

Mahasiswa berasal dari Papua – karena perbedaan budaya, kehidupan sosial dan pengalaman pendidikannya – menghadapi tantangan yang tidak mudah untuk beradaptasi seiring menyelesaikan studinya tingkat universitas. Dengan melakukan wawancara mahasiswa-mahasiswa Papua di IAIN Kudus Jawa Tengah, penelitian menelaah berbagai tantangan yang mereka hadapi dalam kehidupan sosial di dalam dan di luar kampus sekaligus berbagai strategi mengatasinya dan menyelesiakan studinya. Hasil penelitian menunjukkan upaya dan strategi mahasiswa Papua dengan menjalin pertemanan dengan orang lokal dan belajar bahasa lokal agar dapat berinteraksi serta mengikuti berbagai organisasi baik intra kampus maupun luar kampus untuk menambah relasi. Proses adaptasi yang dijalani menunjukkan pola asimilasi sosial-budaya yang dilakukan dalam kehidupan dalam dan luar kampus oleh mahasiswa Papua di IAIN Kudus.Students from Papua – due to differences in culture, social life, and educational experiences – face challenges that are not easy to adapt to as they complete their university studies. By conducting interviews with Papuan students at IAIN Kudus, Central Java, the study examines the various challenges they face in their social life on and off campus as well as various strategies to overcome them and complete their studies. The results of the study show the efforts and strategies of Papuan students by making friends with local people and learning the local language so they can interact and join various organizations both intra-campus and off-campus to expand their relationships. The adaptation process that is undergone shows a pattern of socio-cultural assimilation carried out in life on and off campus by Papuan students at IAIN Kudus.
Teman sebaya dan resiliensi korban perundungan siswa SMA di Bandung Nabila, Listiana Salsa; Malihah, Elly; Supriyono, S
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 13, No 1 (2024): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v13i1.68245

Abstract

Perundungan merupapakan isu yang signifikan di kalangan remaja dan memiliki dampak sangat serius di berbagai aspek kehidupan. Bertahan dan bangkit dari tekanan masalah, individu memerlukan resiliensi sebagai kekuatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menyelidiki tingkat pemahaman resiliensi siswa SMA korban perundungan. Penelitian ini dilakukan kepada 389 siswa SMA di Kota Bandung. Teknik pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis data statistik deskriptif. Kesimpulannya, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teman sebaya memiliki pengaruh sebesar 37.8% terhadap tingkat pemahaman resiliensi remaja. Berdasarkan pada aspek pembentuk resiliensi dalam diri individu, aspek “I Am” memiliki tingkat pemahaman yang tinggi. Hasil yang tinggi juga dipengaruhi oleh dukungan sosial yang diterima, salah satunya dari teman sebaya. Dengan demikian, dapat tergambarkan bahwa remaja yang pernah mengalami perundungan mampu bangkit dan menghadapi tantangan hidup dengan tingkat resiliensi yang tinggi.Bullying is a significant issue among teenagers and has a very serious impact on various aspects of life. To survive and rise from the pressure of problems, individuals need resilience as a strength. This research uses a quantitative approach to investigate the level of understanding of resilience in high school students who are victims of bullying. This research was conducted on 389 high school students in Bandung City. Data processing techniques are carried out using descriptive statistical data analysis. In conclusion, the results of this study show that peers have an influence of 37.8% on the level of understanding of adolescent resilience. Based on the aspects that form resilience in individuals, the "I Am" aspect has a high level of understanding. High results are also influenced by the social support received, one of which is from peers. Thus, it can be illustrated that teenagers who have experienced bullying are able to rise up and face life's challenges with a high level of resilience.
Jaringan dan kepercayaan: modal sosial pemasaran industri rumah tangga kerupuk sagu di Pamekasan Arifin, Zainol; Rosyadi, Khoirul
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 13, No 2 (2024): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Volume 13, Edisi 2
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v13i2.72214

Abstract

Upaya meningkatkan pendapatan industri skala kecil-menengah tingkat rumah tangga tidak lepas dari keberhasilan membangun dan memelihara modal social terkait. Sebagaimana ditunjukkan dalam industri rumah tangga kerupuk sagu, peran jaringan dan kepercayaan pihak-pihak terkait sangat penting. Dengan menggunakan metode kualitatif melibatkan para pelaku usaha kerupuk sagu di Bulay, Pamekasan, Madura, penelitian menelaahnya dengan menggunakan teori modal sosial. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa modal sosial memiliki peranan penting dalam meningkatkan pemasaran industri rumah tangga kerupuk sagu dalam segi pendapatan dan perluasan pemasaran kerupuk sagu. Jaringan sosial dalam pemasaran melalui jaringan sesama produsen industri rumah tangga kerupuk sagu, jaringan pertemanan dan keluarga, jaringan dengan pedagang, jaringan dengan pengelola wisata di sekitar wilayahnya dan jaringan dengan pemasok bahan baku. Kepercayaan dalam pemasaran industri rumah tangga kerupuk sagu melalui konsumen, pedagang, dan pengelola wisata di wilayah Pamekasan.The success of small and medium-sized household industries in increasing their income relies heavily on the development and maintenance of social capital. The sago cracker household industry serves as an example where the role of networks and trust among relevant parties is crucial. This study, based on qualitative methods involving sago cracker business actors in Bulay, Pamekasan, Madura, utilized social capital theory to examine the phenomenon. The findings of the study highlight the significant role of social capital in enhancing the marketing and expanding the income of sago cracker household industries. This includes social networks established with fellow sago cracker producers, friends and family, traders, local tourism managers, and raw material suppliers. Trust also plays a critical role in marketing sago cracker household industries, particularly in relationships with consumers, traders, and tourism managers in the Pamekasan area.
Kekerasan fisik dalam pacaran remaja Surya, Muhamad Satria Hady; Ikhwansyah, Muhammad Haikal; Armanto, Rajendra Gavin
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 13, No 1 (2024): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v13i1.69110

Abstract

Penelitian mengeksplorasi kajian literatur tentang kekerasan fisik dalam hubungan pacaran remaja. Selama ini terdapat kesenjangan pemahaman tentang faktor-faktor pemicu dan dampak kekerasan fisik dalam konteks remaja khususnya pacaran. Kontribusi utama adalah pemahaman mendalam terhadap aspek sosial dan psikologis kekerasan fisik, serta eksplorasi hubungan dengan faktor kontekstual. Kekerasan fisik dalam hubungan pacaran itu memiliki bentuk kekerasan yang beragam dari mulai pukulan dan ancaman yang muncul sebagai dampak negatif yang kompleks dan multidimensional. Hal hal tersebut juga terjadi karena adanya faktor penyebab seperti pengalaman sebelumnya, tekanan teman sebaya, pengaruh alkohol, dan ketidaksehatan lingkungan keluarga.The research explores literature reviews about physical violence in teenage dating relationships. So far, there has been a gap in understanding about the trigger factors and impacts of physical violence in the context of teenagers, especially dating. The main contribution is an in-depth understanding of the social and psychological aspects of physical violence, as well as an exploration of the relationship with contextual factors. Physical violence in dating relationships has various forms of violence ranging from punches and threats which appear as complex and multidimensional negative impacts. This also occurs due to causal factors such as previous experiences, peer pressure, the influence of alcohol, and an unhealthy family environment.
Perempuan dan budaya kemiskinan penerima Program Keluarga Harapan Sari, Rosnida; Solikah, Mar'atus
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 13, No 1 (2024): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v13i1.64425

Abstract

Penelitian ini mengkaji budaya kemiskinan pada perempuan penerima Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Mronjo dengan menggunakan analisis Teori Budaya Kemiskinan dari Oscar Lewis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis, penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Terdapat data sekunder diperoleh dari internet dan buku serta  data primer diperoleh melalui observasi, wawancara semi terstruktur, dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi data, sedangkan analisis data mengacu pada analisis data menurut Miles dan Huberman. Wujud budaya kemiskinannya yaitu budaya ketergantungan terhadap bantuan sosial PKH, berutang, budaya anak harus membantu orang tua, istri sebagai pendukung utama perekonomian keluarga, dan pola pikir menerima kemiskinan sebagai takdir.This research examines the culture of poverty among women who receive the Family Hope Program (PKH) in Mronjo Village using Oscar Lewis's Cultural Theory of Poverty analysis. This research uses a qualitative method with a phenomenological approach, determining informants using a purposive sampling technique. There is secondary data obtained from the internet and books and primary data obtained through observation, semi-structured interviews and documentation. Data validity uses data triangulation techniques, while data analysis refers to data analysis according to Miles and Huberman. The forms of the culture of poverty are the culture of dependence on PKH social assistance, debt, the culture of children having to help their parents, the wife as the main supporter of the family economy, and the mindset of accepting poverty as destiny.
Mereka yang semakin terpinggirkan: buruh gendong Pasar Beringharjo Yogyakarta pasca pandemi Putri, Salwa Tsaniya; Pinasti, Vincensia Indah Sri; Jatmiko, Datu
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 13, No 2 (2024): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Volume 13, Edisi 2
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v13i2.66083

Abstract

Pandemi Covid-19 berdampak sangat luas dan dalam pada kemampuan sosio-ekonomi masyarakat Indonesia khususnya yang berada pada lapisan kelas menengah bawah, bawah dan terbawah. Tanpa memiliki ketrampilan khusus, buruh gendong di Pasar Beringharjo, Yogyakarta termasuk kelompok terdampak yang tidak hanya pasa masa pandemic namun juga setelahnya. Dengan melakukan wawancara kualitatif melibatkan 9 informan buru gendong, penelitian mendalami dampak sosio-ekonomi jangka menengah-panjang pasca Pademi Covid-19 tahun 2019-2021. Hasil penelitian menujukkan bahwa pendapatan buruh gendong di Pasar Beringharjo mengalami penurunan dikarenakan menurunnya jumlah pengguna jasa buruh gendong akibat pandemi covid-19. Proses pemulihan ekonomi yang relatif lambat mengakibatkan stagnasi hingga kemunduran kemampuan sosio-ekonomi mereka. Tanpa adanya jarring-jaring sosial, mereka semakin berada pada tataran terbawah dalam lapisan sosial masyarakat tanpa adanya peluang mobilitas vertikal yang terbuka.The Covid-19 pandemic has had a very broad and deep impact on the socio-economic capabilities of Indonesian people, especially those in the lower, lower, and lowest middle classes. Without special skills, porters at Beringharjo Market, Yogyakarta are among the groups affected not only during the pandemic but also after. By conducting qualitative interviews involving 9 porter informants, the study explored the medium-long term socio-economic impacts after the 2019-2021 Covid-19 Pandemic. The results of the study showed that the income of porters at Beringharjo Market decreased due to the decreasing number of users of porter services due to the Covid-19 pandemic. The relatively slow economic recovery process resulted in stagnation and decline in their socio-economic capabilities. Without social networks, they are increasingly at the bottom of the social strata of society without any opportunities for open vertical mobility.
Cancel culture pelaku pelecehan seksual di media sosial Hasna, Asyifa Amalia; Hendratomo, Grendi
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 13, No 1 (2024): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v13i1.60990

Abstract

Penelitian mengivestigasi cancel culture pelaku pelecehan seksual di media sosial sebagai salah satu respon terhadap penanganan kasus pelecehan seksual di Indonesia yang belum maksimal. Dengan keterbatasan pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang perilaku jahat dan juga tentang cancel culture, sehingga masih pro-kontra marak dalam masyarakat.  Hasil penelitian menunjukkan cancel culture dimaknai sebagai bentuk boikot dan pemberhentian karir seseorang karena dianggap melanggar nilai dan norma masyarakat dan meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan terkait isu pelecehan seksual. Namun terdapat relasi kuasa oleh pelaku pelecehan seksual yang memiliki status sosial tinggi sehingga mempengaruhi dampak maupun keberhasilan dari cancel culture itu sendiri. Gerakan cancel culture belum sepenuhnya efektif diberlakukan untuk melawan pelecehan seksual karena khalayak tidak sepenuhnya memahami cancel culture dan masih kuatnya budaya patriakhi dalam masyarakat Indonesia.  Research investigates the cancel culture of sexual harassment perpetrators on social media as a response to the inadequate handling of sexual harassment cases in Indonesia. With limited public understanding and knowledge about evil behavior and also about cancel culture, pros and cons are still widespread in society. The research results show that cancel culture is interpreted as a form of boycott and termination of a person's career because it is deemed to violate societal values and norms and increases awareness and vigilance regarding the issue of sexual harassment. However, there are power relations between perpetrators of sexual harassment who have high social status, which influences the impact and success of cancel culture itself. The cancel culture movement has not been fully effective in fighting sexual harassment because the public does not fully understand cancel culture and the strong patriarchal culture in Indonesian society.
Konstruksi Mahasiswa Jurusan Hukum Unesa Tentang Pemilih Golput Dalam Pemilu 2024 Rahmah, Laila Natasya; Fauzi, Agus Machfud
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 13, No 2 (2024): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Volume 13, Edisi 2
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v13i2.72252

Abstract

Fenomena golongan putih sudah terjadi sejak era orde lama dan masih terjadi hingga era orde baru saat ini, namun dengan makna yang berbeda. Golongan putih atau yang disingkat dengan golput diistilahkan sebagai fenomena yang terjadi pada masyarakat yang terdaftar sebagai pemilih, namun tidak menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan umum. Dalam sebuah negara dengan sistem demokrasi, pentingnya partisipasi mayarakat dalam penggunaan hak pilihnya dalam pemilihan umum. Sehingga fenomena golput yang seringkali terjadi dalam masa pemilihan umum menjadi persoalan yang perlu dibahas. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah mengapa sampai sekarang masih banyak orang yang memilih golput dan mengapa masyarakat harus menggunakan hak pilihnya dan tidak dianjurkan untuk golput. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teori konstruksi social dari Peter L. Berger. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi literatur dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konstruksi mahasiswa jurusan hukum Unesa terkait fenomena golput yang masih terjadi hingga pemilu terakhir yaitu pemilu 2024 karena kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat yang menganggap tidak pentingnya pemilu, serta banyaknya kekecewaan yang diterima masyarakat terkait berjalannya system pemerintahan di Indonesia. Hasil penelitian pada poin kedua rumusan masalah yaitu bahwa partisipasi masyarakat dalam pemberian suara pada pemilu merupakan hal penting dalam terbentuknya system demokrasi yang kuat, sehingga suara yang diberikan akan mampu dalam menghasilkan seorang pemimpin yang layak dalam mengelola negara dengan baik.AbstractThe white phenomenon has been going on since the old order and it's still going on until the new order, but in a different sense. The abstainer or shortened golput is listed as a phenomenon that occurs in a society that is registered as an elector, but does not exercise its right to vote in general elections. In a country with a democratic system, the importance of the participation of workers in the exercise of their right to vote in general elections. So the phenomenon of abstainer which often occurs during general elections becomes a matter to be discussed. The problem with this study is why so far so many people are voting for golput and why the public should use its right to vote and not recommend it for the golput. This research uses a qualitative approach, with the social construction theory of Peter L. Berger. The data collection techniques used are literature studies and interviews. The results of this study show that the construction of Unesa law students is linked to the phenomenon of abstainer which continued until the last election, the 2024 elections, due to the lack of socialization towards the people who regarded the election as irrelevant, as well as the many disappointments received by the people regarding the course of the government system in Indonesia. The results of the research on the second point of the formula problem is that the participation of the public in voting in elections is essential in the formation of a strong democratic system, so that the vote given will be able in producing a leader worthy in managing the country well.