cover
Contact Name
Rokhani Hasbullah
Contact Email
rokhani.h@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnaltep@yahoo.com
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Keteknikan Pertanian
ISSN : 24070475     EISSN : 23388439     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Keteknikan Pertanian dengan No. ISSN 2338-8439, pada awalnya bernama Buletin Keteknikan Pertanian, merupakan publikasi resmi Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (PERTETA) bekerjasama dengan Departemen Teknik Mesin dan Biosistem (TMB) IPB yang terbit pertama kali pada tahun 1984, berkiprah dalam pengembangan ilmu keteknikan untuk pertanian tropika dan lingkungan hayati. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun. Penulis makalah tidak dibatasi pada anggota PERTETA tetapi terbuka bagi masyarakat umum. Lingkup makalah, antara lain: teknik sumberdaya lahan dan air, alat dan mesin budidaya, lingkungan dan bangunan, energi alternatif dan elektrifikasi, ergonomika dan elektronika, teknik pengolahan pangan dan hasil pertanian, manajemen dan sistem informasi. Makalah dikelompokkan dalam invited paper yang menyajikan isu aktual nasional dan internasional, review perkembangan penelitian, atau penerpan ilmu dan teknologi, technical paper hasil penelitian, penerapan, atau diseminasi, serta research methodology berkaitan pengembangan modul, metode, prosedur, program aplikasi, dan lain sebagainya.
Arjuna Subject : -
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Vol. 6 No. 2 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN" : 15 Documents clear
Optimasi Sistem Penunjang Keputusan untuk Pemeliharaan Mesin Produksi Benih Padi di PT Sang Hyang Seri Endah Prahmawati; Setyo Pertiwi; Wawan Hermawan
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 6 No. 2 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1730.175 KB) | DOI: 10.19028/jtep.06.2.115-122

Abstract

AbstractMachinery maintenance activities conducted at Sang Hyang Seri Company are corrective maintenance, that means the maintenance is unscheduled and done reactively function of machine impaired. Impact of corrective maintenance varies greatly, among others are demaging the produced seed, stopping the operation under certain damage, and a lot of unscheduled downtime. Therefore, it is necessary to design a maintenance schedule based on the optimization of service life with maintenance costs required. The objective of this research was to design a decision support system which able to regulate the maintenance activities, and analyzed the maintenance costs as a result of the system implementation. Database used includes list of production machines, machine parts, history of machine condition, history of machine damage, history of machine replacement, daily mechanical record, daily seed production, and price of component. This research was conducted following the principles of System Development Life Cycle (SDLC) i.e. stage of system investigation, system analysis, system design and development, and system implementation. The databased was formed with Microsoft Access 2003 and the application was created with Visual Basic 6.0, while the report with Crystal Report. For model base used in decision support systems time and component replacement optimization. The output of the system was a form schedule 4 monthly activity. Cost analysis performed on 10 components from total 294 components in 3 year cycle obtained by machine maintenance cost reduction of 54.5%.AbstrakKegiatan pemeliharaan mesin di PT Sang Hyang Seri dilakukan secara korektif, yakni pemeliharaan tidak terjadwal yang dilakukan karena mesin mengalami gangguan fungsional. Dampak dari pemeliharaan korektif antara lain adanya kerusakan benih yang dihasilkan dan terhentinya operasi pada kondisi kerusakan tertentu, serta menimbulkan banyak downtime yang tidak terjadwal. Oleh karena itu, perlu dirancang jadwal pemeliharaan berdasarkan optimasi umur pakai dan biaya pemeliharaan yang dibutuhkan. Penelitian ini bertujuan membangun sistem penunjang keputusan yang mampu mengatur kegiatan pemeliharaan mesin secara berkala serta melakukan analisa biaya pemeliharaan sebagai dampak dari penerapan sistem tersebut. Penelitian dilakukan mengikuti prinsip System Development Life Cycle (SDLC) yakni tahapinvestigasi sistem, analisa sistem, desain dan pengembangan sistem, dan implementasi sistem. Basis data yang digunakan meliputi basis data daftar mesin produksi, komponen mesin, riwayat kondisi mesin, catatan kegiatan harian mekanik, data produksi benih harian, dan harga komponen mesin. Basis model yang digunakan dalam sistem ini yakni optimasi waktu dan biaya penggantian komponen. Hasil luaran dari sistem berupa jadwal kegiatan setiap periode 4 bulanan. Analisa biaya dilakukan terhadap 10 komponen dari total 294 komponen dalam siklus 3 tahunan diperoleh reduksi biaya pemeliharaan mesin sebesar 54.5%.
Flow Behavior of Isolate Protein from Soybeans var. Grobogan and Whey Protein Isolate at Acidic Condition under Various Heating Times Warji Warji; Sutrisno Suro Mardjan; Sri Yuliani; Karin Schroën; Nanik Purwanti
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 6 No. 2 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1774.721 KB) | DOI: 10.19028/jtep.06.2.171-178

Abstract

AbstractFlow behavior of Soy Protein Isolate (SPI) suspension and Whey Protein Isolate (WPI) solution at pH 2.0 under various heating times were studied using steady shear viscosity measurements. Shear rate sweeps with increasing shear rates (up ramp) was performed to investigate the structural breakdown of the proteins during shearing. Down ramp shear rates were performed to check structural recovery of the proteins. The results showed that unheated SPI suspension has Newtonian flow; meanwhile, unheated WPI solution was slightly shear thickening. Heating the proteins at 80ºC for 4, 8, 12, and 16 h changed flow behavior of the proteins. Flow curve of SPI suspension heated for 12 h and 16, fitted Ostwald model with flow behavior index (n) of 0.625 and 0.264, respectively. This index indicates pseudoplastic (shear thinning) behavior, which also observed in heated WPI solution. The changes in flow behavior was attributed by the changes in protein structures, i.e., globular structures into fibrillar structures under prolonged heating at acidic condition. This conversion also increased the apparent viscosities of the proteins. SPI fibrils have higher apparent viscosities than WPI fibrils. This difference might be attributed to the detail fibril structures. SPI fibrils have branched and curvy structures; meanwhile, WPI fibrils are long and straight.AbstrakPerilaku aliran suspensi Soy Protein Isolate (SPI) dan larutan Whey Protein Isolate (WPI) pada pH 2.0 pada berbagai lama pemanasan diinvestigasi. Shear rate yang meningkat diaplikasikan untuk mengetahui kerusakan struktur protein selama geseran. Shear rate dengan pola menurun dilakukan untuk mengetahui apakah strukturprotein kembali ke struktur awal setelah mengalami kerusakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suspensi SPI yang tidak dipanaskan memiliki perilaku aliran Newtonian; sementara larutan WPI yang tidak dipanaskan bersifat sedikit shear thickening. Pemanasan protein pada 80ºC selama 4, 8, 12, dan 16 jam mengubah perilaku aliran suspensi SPI dan larutan WPI. Kurva aliran suspense SPI yang dipanaskan selama 12 jam dan 16 jam sesuai dengan model Ostwald dengan indeks perilaku aliran (n) masing-masing 0.625 dan 0.264. Indeks ini mengindikasikan perilaku aliran bersifat pseudoplastic (shear thinning), yang juga teramati pada larutan WPI yang dipanaskan. Perubahan perilaku aliran disebabkan oleh perubahan struktur protein dimana SPI dan WPI awalnya memiliki struktur globular lalu menjadi struktur fibrillar akibat pemanasan yang lama pada kondisi asam. Perubahan struktur juga meningkatkan nilai apparent viskositas, dimana viskositas fibril SPI lebih tinggi daripada fibril WPI. Perbedaan ini diakibatkan oleh perbedaan struktur fibril protein dimana SPI berbentuk fibril yang bercabang dan melengkung sedangkan WPI berbentuk fibril yang lurus dan panjang.
Desain dan Kinerja Mesin Pemupuk Tipe Auger Bertenaga Traktor Tangan untuk Tanaman Kedelai Diang Sagita; Wawan Hermawan; Radite Praeko Agus Setiawan
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 6 No. 2 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2318.894 KB) | DOI: 10.19028/jtep.06.2.187-194

Abstract

AbstractThe prototype of auger type fertilizer applicator powered by hand tractor has been developed. It was constructed for four planting rows of soybean in one pass. The four fertilizer applicator units were rotated by utilizing the tractor wheel axle rotation. The auger of the metering device was divided into 3 sections of auger pitch (15, 20 and 25 mm) due to the applicator could be changed the application rate. Each auger pitch represented application rate about 150 kg/ha (6 g/m), 200 kg/ha (8 g/m) and 250 kg/ha (10 g/m) respectively. The objective of this study was to develop and to conduct performance test of auger type fertilizer applicator for four planting rows of soybean that could be changed the dose. The result of stationary tests shows that the average dose for each pitch were 7.42, 9.58 and 11.60 g/auger rotation respectively at 1800 rpm (18 rpm auger) engine speed and 7.88, 9.53 and 11.49 g/auger rotation resvectively at 2000 rpm (20 rpm auger). The field test showed the result for each auger pitch were 5.91, 8.46 and 10.08 g/m respectively. These results indicated that the applicator was able to allocate fertilizer evenly with high accuracy (the error was less than 8%). The field test showed that effective field capacity was 0.137 ha/hour and efficiency was 73.7%.AbstrakPrototipe unit pemupuk tipe auger bertenaga traktor tangan untuk tanaman kedelai telah berhasil dikembangkan. Prototipe ini dibuat untuk pemupukan empat alur tanam dalam satu lintasan. Empat unit penjatah pupuk digerakkan dengan memanfaatkan putaran dari poros roda traktor. Poros auger dari metering device pupuk dibagi menjadi 3 ukuran jarak pitch yaitu 15, 20 dan 25 mm agar dosis pupuk dapatdiatur. Setiap jarak pitch auger mewakili dosis pemupukan berturut-turut 150 kg/ha (6 g/m), 200 kg/ha (8g/m), and 250 kg/ha (10 g/m). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan menguji kinerja dari unit pemupuk kedelai empat alur tanam yang dapat diubah dosis pemupukannya. Hasil pengujian stasioner menunjukkan nilai penjatahan pupuk untuk tiap pitch berturut-turut adalah 7.42, 9.58 and 11.60 g/putaran auger saat pengujian dengan kecepatan putar engine 1800 rpm (18 rpm auger) dan 7.88, 9.53 and 11.49 g/putaran auger saat diuji pada 2000 rpm (20 rpm auger). Sementara pengujian di lahan berturutturut untuk setiap pitch adalah 5.91, 8.46 dan 10.08 g/m. Hasil tersebut menunjukkan bahwa unit pemupuktelah mampu menjatah pupuk secara merata dengan tingkat akurasi yang tinggi (error kurang dari 8%).Kapasitas lapangan efektif mesin mencapai 0.137 ha/jam dan efisiensi lapangan sebesar 73.7%.
Desain Kemasan Buah Rambutan (Nephelium lappaceum L.) untuk Distribusi dan Pemasaran dalam Satuan Eceran (Ritel) Andi Marlisa Bossa Samang; Emmy Darmawati; Lilik Pujantoro Eko Nugroho
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 6 No. 2 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1650.505 KB) | DOI: 10.19028/jtep.06.2.209-216

Abstract

AbstractRambutan is a top fruit from Indonesia, but it has not been get a good postharvest handling. One of the less postharvest handling is using of distribution packaging or retail marketing on fruit stores. The purpose of this research were designing a retail packaging made from polypropylene (PP) film and distribution packaging made from corrugated board. The stages of this research were to determine weight per unitpackaging of rambutan (retail and distribution), dimension of primary and secondary packaging, and analyze the efficiency of packaging arrangement on pallet. Rambutan cv. Lebak was picked from Subang, West Java Province with grade A fruit. The weight average of rambutan was 34.53 ± 2.32 g with individual volume was 21.29 cm3. The weight per retail packaging was 0.5 kg and each distribution packaging contain 4 packaging retail of rambutan. Based on the data, dimension of primary packaging was 12.5 x 12.5 x 15 cm that formed pouch bag with perforated (30 holes). Position of holes were placed with two options on the packaging surface. The RSC type secondary packaging was 28.5 x 28.5 x 16.5 cm for square packaging and the size 33.5 c 20.5 x 16.5 cm for rectangle packaging made from BC flute kraft 150 g. The simulation result shows efficiency of packaging arrangement above pallet should use size 1200 x 1000 mm (effieciency 81.22%) for square packaging and on pallet size 1067 x 1067 mm (effieciency 90.50%) for rectangle packaging.AbstrakRambutan merupakan buah unggulan Indonesia, namun belum mendapat penanganan pascapanen yang memadai. Salah satu penanganan yang masih minim adalah penggunaan kemasan dalam distribusi maupun penjualan di toko buah dalam bentuk eceran (ritel). Tujuan penelitian adalah merancang kemasan ritel berbahan plastik polypropylene (PP) dan kemasan distribusi berbahan karton gelombang. Tahapanpenelitian adalah penentuan satuan berat per kemasan (eceran dan distribusi), dimensi kemasan primer dan sekunder serta efisiensi penyusunan kemasan pada pallet untuk handling. Buah rambutan yang digunakan adalah varietas Lebak mutu A dari Kabupaten Subang, Jawa Barat dengan berat rata-rata 34.53 ± 2.32 g dan volume 21.29 ± 2.45 cm3. Berat per kemasan eceran dibuat 0.5 kg dan tiap kemasan distribusi berisi 4 buah kemasan eceran. Berdasarkan data tersebut, diperoleh dimensi kemasan primer 12.5 x 12.5 x 15 cm dibentuk pouch dengan jumlah perforasi 30 lubang yang diletakkan dengan dua pilihan posisi dipermukaan kemasan. Kemasan sekunder tipe RSC berukuran 28.5 x 28.5 x 16.5 cm untuk bentuk kotak dan 33.5 x 20.5 x 16.5 cm untuk bentuk persegi dengan bahan flute BC dari kertas kraft 150. Hasil simulasi penyusunan kemasan diatas palet menunjukkan, untuk bentuk kotak sebaiknya menggunakan palet ukuran 1200 x 1000 mm (efisiensi 81.22%), bentuk persegi menggunakan palet ukuran 1067 x 1067mm (efisiensi 90.50%).
Evaluasi Konsep Tiga Model Pemisah Biji dan Daging Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Rosyid Ridho; Wawan Hermawan; Usman Ahmad
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 6 No. 2 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2260.814 KB) | DOI: 10.19028/jtep.06.2.217-224

Abstract

AbstractSeparation of seeds and pulp of mangosteen fruit is still done manually. Separation of seeds and pulp in general has not been done mechanically and systematically. In fact, if it is reviewed further, there needs to be a system of seed and pulp separation so as to produce mangosteen juice that can be consumed and have high economic value. Seed and fruit separation machines have been developed. But the product quantity is low and the quality of pulp is below standard. The purpose of this research is 1) to obtain optimal machine design to separate pulp and mangosteen seeds, 2) to analyze the performance of various mechanisms of seed separation and pulp of mangosteen fruit. The research procedure includes physical identification and characteristics of mangosteen, conceptualization, evaluation, and optimization, analysis, engineering design, manufacture, and testing. There are three mechanisms studied to separate the seeds and pulp of the mangosteen fruit, 1) the horizontal cylinder mechanism with a rotating brush, 2) the vertical cylinder mechanism with a rotating brush, 3) vertical cylinder with a stationary brush. Based on the test results from the three models it is found that the best mechanism that is feasible to be developed for the prototype is a horizontal cylinder mechanism with a rotating brush. The quality value of the separation as measured using the chromamometer obtained ΔE value of -2.8. In the process of separation is not obtained seeds.AbstrakPemisahan biji dan daging buah manggis saat ini masih dilakukan secara manual. Pemisahan biji dan daging buah secara umum belum dilakukan secara mekanis dan sistematis. Padahal jika ditinjau lebih lanjut, perlu adanya sistem pemisahan biji dan daging buah sehingga menghasilkan sari buah manggis yang dapat dikonsumsi dan bernilai ekonomis tinggi. Mesin pemisahan biji dan daging buah telah dikembangkan. Namun kuantitas produknya rendah dan kualitas daging buah di bawah standar. Tujuandari penelitian ini adalah 1) mendapatkan desain mesin yang optimal untuk memisahkan daging buah dan biji manggis, 2) menganalisis kinerja berbagai mekanisme pemisahan biji dan daging buah manggis. Prosedur penelitian meliputi identifikasi fisik dan karakteristik buah manggis, konseptualisasi, evaluasi, dan optimasi, analisis, desain teknik, pembuatan, dan pengujian. Ada tiga mekanisme yang dipelajari untuk memisahkan biji dan daging buah manggis, 1) mekanisme silinder horizontal dengan sikat berputar, 2) mekanisme silinder vertikal dengan sikat berputar, 3) silinder vertikal dengan sikat stasioner. Berdasarkan hasil pengujian dari ketiga model tersebut didapatkan bahwa mekanisme terbaik yang layak dikembangkan untuk prototipe adalah mekanisme silinder horizontal dengan sudu sikat berputar. Nilai kualitas dari hasil pemisahan yang diukur menggunakan chromamometer didapatkan nilai ΔE sebesar -2.8. Pada proses pemisahan tidak didapatkan biji pecah belah.
Evaluasi Teknis dan Ekonomis Mesin Pemipil Jagung Berkelobot Suparlan Suparlan; Marsudi Marsudi; Uning Budiharti
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 6 No. 2 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1636.653 KB) | DOI: 10.19028/jtep.06.2.225-232

Abstract

AbstractCorn shelling in Indonesia generally carried out after the corn is peeled and dried to a moisture content of about 20%. This method requires a lot of manpower and time for peelling and drying process before shelled. In recent years, it has been developed unpeeled corn sheller, but there is limited information related to its performance. This study aimed to evaluate the technical and economical performance of unpeeled corn sheller. Testing was conducted using Sigenta variety of hybrid corn. The results showed that the machine capacity is affected by rotation speed of shelling cylinder and corn moisture content. The cleanliness of seed was above 99%, while the rate of seed damage was ranged from 1 to 3%. The maximum moisture content of corn when will be shelled should not higher than 30% in order to reduce the number of damaged seeds. The operation cost of the machine is about Rp. 45/kg, while the B/C ratio and BEP values were 1.56 and 1.89 years, respectively. The use of these machines can provide economic benefits if the minimum coverage area of crop land about 30 ha per season.AbstrakPemipilan jagung di Indonesia umumnya dilakukan setelah jagung dikupas kulitnya dan dikeringkan sampai kadar air bijinya mencapai sekitar 20%. Cara ini membutuhkan banyak tenaga kerja dan waktu untuk pengupasan kulit dan pengeringan jagung. Dalam beberapa tahun terakhir, sedang berkembang mesin pemipil jagung berkelobot, namun belum banyak informasi terkait dengan kinerja teknis dan ekonomis penggunaan mesin tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja teknis dan ekonomis mesin pemipil jagung berkelobot yang dikembangkan oleh Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian. Pengujian dilaksanakan dengan menggunakan jagung hibrida varietas Sigenta. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa kapasitas kerja mesin dipengaruhi oleh putaran silinder pemipil dan kadar air jagung. Tingkat kebersihan biji jagung di atas 99%, sedangkan tingkat kerusakan biji berkisar antara 1- 3%. Kadar air maksimal biji jagung saat dipipil tidak boleh lebih tinggi dari 30% guna mengurangi jumlah biji rusak. Besarnya biaya operasional mesin sekitar Rp 45/kg jagung pipil, sedangkan nilai B/C rasio dan BEP berturut-turut adalah 1.56 dan 1.89 tahun. Penggunaan mesin tersebut dapat memberikan keuntungan secara ekonomi jika luas cakupan lahan tanaman jagung minimal seluas 30 ha per musim, dengan jumlah musim tanam per tahun minimal dua kali.
Tinjauan Perkembangan Proses Katalitik Heterogen dan Non-Katalitik untuk Produksi Biodiesel Wahyudin Wahyudin; Armansyah Halomoan Tambunan; Nanik Purwanti; Joelianingsih Joelianingsih; Hiroshi Nabetani
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 6 No. 2 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1406.97 KB) | DOI: 10.19028/jtep.06.2.123-130

Abstract

AbstractBiodiesel is still expected to be an alternative fuel other than petroleum. Therefore, intensive research is being done by researchers in the world to develop biodiesel production process that is more efficient, economical and environmentally friendly. Among them is by developing a catalytic and non-catalytic process. The heterogeneous catalytic process is of particular concern with many promising results and is expected to address the current lack of homogeneous catalytic processes. In Indonesia, many natural catalyst sources have been investigated into potential heterogeneous catalyst. The non-catalytic process also provides a reasonably reliable process expectation of course with its various challenges. Both heterogeneous catalytic processes and non-catalytic processes are believed to be potential processes that can be applied in the near future. The development of the results and the challenges of these two processes, therefore, is reviewed in this work as an innovative biodiesel process technology research opportunity.AbstrakBiodiesel masih diharapkan menjadi bahan bakar alternatif selain dari minyak bumi. Oleh karenanya penelitian yang intensif tengah dilakukan para peneliti di dunia untuk mengembangkan proses produksi biodiesel yang lebih efisien, ekonomis dan ramah lingkungan. Diantaranya adalah dengan mengembangkan proses secara katalitik dan non-katalitik. Proses katalitik heterogen menjadi perhatian khusus dengan banyaknya hasil penelitian yang menjanjikan dan diharapkan dapat mengatasi kekurangan proses katalitik homogen saat ini. Di Indonesia berbagai sumber katalis alami telah diteliti untuk dijadikan katalis heterogen. Namun, proses non-katalitik juga memberikan harapan proses yang cukup bisa diandalkan tentu dengan berbagai tantangannya. Baik proses katalitik heterogen maupun proses non-katalitik diyakini sebagai proses potensial yang dapat diterapkan dalam waktu dekat ini. Oleh karena itu, perkembangan hasil dan berbagai tantangan dari kedua proses tersebut diulas dalam tinjauan ini sebagai peluang penelitian teknologi proses biodiesel yang inovatif.
Aplikasi Energi Gelombang Mikro untuk Pengendalian Hama Gudang Araecerus fasciculatus (De Geer) pada Biji Kakao Edy Hartulistiyoso; Slamet Widodo; Andi Muhammad Akram Mukhlis
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 6 No. 2 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1072.686 KB) | DOI: 10.19028/jtep.06.2.145-150

Abstract

AbstractCocoa bean from Indonesia may not be qualified enough caused by weevil pest interference. These days, fumigation is a solution to push down the weevil pest interference. However, anxious about health problem and environment pollution issue have judged the way to be unsafe mode. The aim of this research was to analyze the heating effect using microwave oven with various levels of power and time concerningthe mortality of warehouse pest Araecerus fasciculatus on cocoa bean, the reduction of water content, and the energy use during heating process. Input power of microwave oven was probed at 264, 400, and 600 watt, whereas the heating times were 60, 120, and 180 second with three times repetition. The mortality of warehouse pest Araecerus fasciculatus increased with raising the power level and time of heating process. Araecerus fasciculatus pest reached 100% of mortality at 600 watt of power level during 180 second with required energy of 99.72 kJ. The percentage of water content reduction in wet basis was 28.7%.AbstrakKualitas biji kakao Indonesia masih tergolong rendah akibat adanya interferensi serangga hama. Fumigasi merupakan upaya yang selama ini dilakukan untuk menekan interferensi serangga hama. Namun, kekhawatiran akan kesehatan dan polusi lingkungan telah menyebabkan cara tersebut kurang baik. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pemanasan dengan oven gelombang mikro dengan berbagaitingkat daya dan waktu terhadap mortalitas hama gudang Araecerus fasciculatus pada biji kakao dan penurunan kadar airnya serta penggunaan energi oven gelombang mikro selama proses pemanasan. Daya masukan oven gelombang mikro yang digunakan adalah 264, 400, dan 600 watt, sedangkan waktu pemanasan adalah 60, 120, dan 180 detik dengan tiga kali ulangan. Mortalitas hama gudang Araecerus fasciculatus mengalami peningkatan dengan meningkatnya tingkat daya dan waktu pemanasan. Hama Araecerus fasciculatus mencapai mortalitas 100% pada tingkat daya 600 watt selama 180 detik dengan penggunaan energi sebesar 99.72 kJ. Persentase penurunan kadar air basis basah pada tingkat daya dan waktu tersebut sebesar 28.7%.
Evaluasi Kinerja Mini Combine Harvester di Lahan Pasang Surut Anjar Suprapto; Sudirman Umar; Sulha Pangaribuan
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 6 No. 2 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1657.57 KB) | DOI: 10.19028/jtep.06.2.203-208

Abstract

AbstractIn the large area where the availability of manpower was limited, harvest at the same time will decrease the yield. The objective of this study was to evaluated the performance of mini combine harvester on the tidal swampland with B type typology. The assesment was conducted at Sungai Batang Martapura village, Banjar regency, South Kalimantan on 22-23 November 2016. Ciherang variety was used as assesment material and the size of assesment area were 40 x 15 m repeated three times with the North-South direction of cutting. The result indicated that soil bearing capacity was 1.19 kg/cm2; he engine compression force to the soil surface was 0.092 kg/cm2; on the cutting width of 113 cm and height of cutting stalks of rice average 47 cm with a forward speed of 1.76 km/h, the working capacity was 7.37 hours/ha; plant density as 31.1 clumps/m2 did not affect the burden of cutting blades as well as round the threshing cylinder (as known cylinder rounds per minute = 1200 rpm); the total grain threshed/min, the cleanliness of grain, broken grain, and losses was 8.92 kg, 93.30%, 2.30%, 2.92 respectively; and the efficiency was 65.83%.AbstrakWaktu panen yang hampir bersamaan pada areal yang luas, sedangkan tenaga kerja terbatas maka akan dapat mengakibatkan kerusakan hasil yang tinggi. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengevaluasi kinerja dari mesin mini combine harvester pada kondisi basah di lahan rawa pasang surut. Evaluasi kinerja mesin Mini Combine Harvester dilaksanakan di desa Sei Batang Martapura, Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan pada tanggal 22-23 Nopember 2016, MT II 2016. Bahan uji adalah tanaman padi varietas Ciherang. Lahan pengujian adalah lahan pasang surut tipe B. Pemotongan batang padi menggunakan mini combine harvester pada ukuran lahan uji panjang x lebar (40 m x 15 m) diulang 3 kali dengan arah pemotongan ke arah panjang lahan. Pengukuran dilakukan untuk menghitung kinerja teknis mesin mini combine harvester, meliputi kapasitas kerja, jumlah gabah terontok/menit, kebersihan gabah, susut hasil, butir rusak serta efisiensi. Hasil pengukuran dengan alat soil penetrometer diperoleh daya sanggah tanah sekitar 1.19 kg/cm2 dan diketahui gaya tekan mesin ke permukaan tanah mesin combine harvester sebesar 0.092 kg/cm2. Hasil evaluasi terhadap kinerja mesin mini combine harvester menunjukkan bahwa pada lebar pemotongan 113 cm dan tinggi pemotongan batang padi rata-rata 47 cm dengan kecepatan maju 1.76 km/ jam, kapasitas kerja yang dihasilkan sebesar 7.37 jam/ha. Kepadatan tanaman 31.1 rumpun/m2. Jumlah gabah terontok/menit 8.92 kg dengan tingkat kebersihan gabah 93.30%. Akibat dari putaran silinder yang cukup tinggi menyebabkan butir rusak 2.30% dengan susut hasil 2.92%; dan efisiensi 65.83%.
Kinerja Roda Besi Bersirip Multi-Angle untuk Lahan Sawah Terasering Irwin Syahri Cebro; Tineke Mandang; Wawan Hermawan; Desrial Desrial
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 6 No. 2 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2148.951 KB) | DOI: 10.19028/jtep.06.2.195-202

Abstract

AbstractThe paddy plots in upland area have fairly steep embankments between plots. This condition causes a hand tractor difficult to move from one plot to another. The objective of this research was to design and test a lug wheel equipped with a multi-angle lug mechanism for slope climbing using a hand tractor. The lug plates of the wheel can be rotated using a mechanism, so that the lug angle can be set at 0°, 15°, 30°, 45°, and -15°. Traction performance tests of the prototype wheel were conducted on slope tracks of 15o, 30o and 45o angle. Tractor velocity, torque of wheel shaft, wheel rotational speed and wheel sinkage were measured using corresponding sensors and recorded during the performance test. The test result on 45o slope show that lug wheel with lug angle of -15o produced the highest traction efficiency (93.83%). For climbing the slopes, lug wheel with a smaller lug angle (0o and -15o) produced a higher traction efficiency and a smaller wheel slip than that of using a higher lug angle. The multi-angle lug wheel with a small lug angle had a better slope climbing performance than that of the conventional fixed lug wheel.AbstrakPematang sawah di daerah dataran tinggi memiliki tanggul antara petakan yang cukup curam. Kondisi ini membuat traktor tangan sulit untuk berpindah dari satu petakan ke petakan lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendesain dan menguji sirip roda yang dilengkapi mekanisme sirip multi-angle untuk pendakian lereng dengan menggunakan traktor tangan. Pelat sirip dari roda dapat diputar dengan menggunakan mekanisme, sehingga sudut sudut dapat diatur pada 0°, 15°, 30°, 45°, dan -15°. Uji kinerja traksi prototipe roda dilakukan pada lintasan miring dengan sudut kemiringan 15o, 30o dan 45o. Kecepatan traktor, torsi poros roda, kecepatan putaran roda dan roda sinkage diukur dengan menggunakan sensor yang sesuai dan dicatat selama pengujian kinerja. Hasil pengujian pada kemiringan 45o menunjukkan bahwa roda pengangkut dengan sudut sirip -15o menghasilkan efisiensi traksi tertinggi (93.83%). Pada pendakian lereng, sirip roda dengan sudut sirip yang lebih kecil (0o dan -15o) menghasilkan efisiensi traksi yang lebih tinggi dan slip roda yang lebih rendah daripada sudut sirip yang lebih besar. Roda besi bersirip multi-angle dengan sudut sirip kecil memiliki kinerja pendakian lereng yang lebih baik daripada roda besi bersirip konvensional.

Page 1 of 2 | Total Record : 15


Filter by Year

2018 2018


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 4 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 3 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 2 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 1 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 3 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 11 No. 3 (2023): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 11 No. 2 (2023): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 11 No. 1 (2023): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 10 No. 3 (2022): Desember 2022 Vol. 10 No. 2 (2022): Agustus 2022 Vol. 10 No. 1 (2022): April 2022 Vol. 9 No. 3 (2021): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 9 No. 2 (2021): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 9 No. 1 (2021): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 8 No. 3 (2020): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 8 No. 2 (2020): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 8 No. 1 (2020): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 7 No. 3 (2019): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 7 No. 2 (2019): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 7 No. 1 (2019): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 6 No. 3 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 6 No. 2 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 6 No. 1 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 5 No. 3 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 5 No. 2 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 5 No. 1 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 4 No. 2 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 4 No. 1 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 3 No. 2 (2015): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 3 No. 1 (2015): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 2 No. 2 (2014): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 2 No. 1 (2014): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 27 No. 1 (2013): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 1 No. 1 (2013): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26 No. 2 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26 No. 1 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 25 No. 2 (2011): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 25 No. 1 (2011): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 24 No. 2 (2010): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 24 No. 1 (2010): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 23 No. 2 (2009): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 23 No. 1 (2009): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 22 No. 2 (2008): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 22 No. 1 (2008): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 4 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 3 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 2 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 1 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 20 No. 3 (2006): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 20 No. 2 (2006): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 20 No. 1 (2006): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 19 No. 3 (2005): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 19 No. 1 (2005): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 17 No. 2 (2003): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 17 No. 1 (2003): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 16 No. 1 (2002): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 15 No. 2 (2001): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 15 No. 1 (2001): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 14 No. 3 (2000): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 14 No. 2 (2000): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 14 No. 1 (2000): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 3 (1999): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 1 (1999): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 2 (1998): Buletin Ketenikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (1998): Buletin Ketenikan Pertanian Vol. 11 No. 1 (1997): Buletin Ketenikan Pertanian Vol. 6 No. 1 (1992): Buletin Ketenikan Pertanian More Issue