cover
Contact Name
Abdul Hakim Wahid
Contact Email
hakim.wahid@uinjkt.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalrefleksi@uinjkt.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota tangerang selatan,
Banten
INDONESIA
Refleksi: Jurnal Kajian Agama dan Filsafat
ISSN : 02156253     EISSN : 27146103     DOI : -
Core Subject : Social,
Refleksi (ISSN 0215 6253) is a journal published by the Faculty of Ushuluddin Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta. The Journal specializes in Qur'an and Hadith studies, Islamic Philosophy, and Religious studies, and is intended to communicate original researches and current issues on the subject. This journal welcomes contributions from scholars of related disciplines.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 3 (2000): Refleksi" : 5 Documents clear
Menggagas Sosiologi Agama Jamhari, Jamhari
Refleksi: Jurnal Kajian Agama dan Filsafat Vol. 2 No. 3 (2000): Refleksi
Publisher : Faculty of Ushuluddin Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ref.v2i3.14340

Abstract

Artikel ini mengeksplorasi kegelisahan Peter L. Berger terhadap persepsi umum di Amerika tentang sosiologi, yang sering kali dipandang sebelah mata dan dianggap sebagai lelucon, terutama dibandingkan dengan psikologi. Mispersepsi ini muncul karena kurangnya pemahaman tentang sosiologi, yang sering kali disamakan dengan pekerjaan sosial. Sosiologi sebenarnya adalah usaha untuk memahami masyarakat, bukan sekadar praktik sosial. Dalam konteks sosiologi agama, disiplin ini bertujuan untuk memahami agama sebagai fenomena sosial yang integral, sebagaimana yang telah dilakukan oleh para pendiri sosiologi seperti Emile Durkheim, Max Weber, dan Karl Marx. Sayangnya, kajian agama dalam sosiologi kontemporer mengalami penurunan, dengan fokus yang lebih besar pada sekularisasi. Namun, dengan kebangkitan minat terhadap agama di berbagai belahan dunia, sosiologi agama kembali mendapatkan perhatian. Kajian agama dalam sosiologi adalah kajian penting dan mendasar, yang sesungguhnya mencerminkan inti dari sosiologi itu sendiri.
Konsep Max Weber tentang Kepemimpinan Karismatik Muchtarom, Zaini
Refleksi: Jurnal Kajian Agama dan Filsafat Vol. 2 No. 3 (2000): Refleksi
Publisher : Faculty of Ushuluddin Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ref.v2i3.14341

Abstract

Krisis kepemimpinan yang dihadapi Indonesia saat ini memunculkan keinginan masyarakat untuk menemukan sosok pemimpin yang dapat mengembalikan kepercayaan yang hilang. Dalam konteks ini, muncul pertanyaan mengenai perlunya pemimpin yang karismatik. Kepemimpinan karismatik mengandung unsur misterius yang memikat banyak orang, didasarkan pada kepercayaan intuitif dan hubungan emosional antara pemimpin dan pengikutnya. Ketaatan para pengikut terhadap pemimpin karismatik muncul karena penghargaan atas ketulusan hati dan misi pemimpin yang dianggap memiliki nilai spiritual tinggi. Hal ini menimbulkan sejumlah pertanyaan: Apa sebenarnya kharisma yang dianggap misterius dan memikat itu? Bisakah perilaku yang mencerminkan kepemimpinan karismatik diidentifikasi sehingga esensinya dapat dipahami? Apa yang membedakan kepemimpinan karismatik dari bentuk kepemimpinan lainnya? Dan, bisakah kharisma ditransformasikan atau dibentuk melalui pelatihan? Artikel ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang hakikat kepemimpinan karismatik serta relevansinya dalam situasi krisis kepemimpinan di Indonesia.
Contained-Opposition, Opposition Movements in Indonesia: A Case Study of ICMI Tahqiq, Nanang
Refleksi: Jurnal Kajian Agama dan Filsafat Vol. 2 No. 3 (2000): Refleksi
Publisher : Faculty of Ushuluddin Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ref.v2i3.14342

Abstract

Artikel ini membahas Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dalam konteks politik dan sosial Indonesia, terutama setelah era Soeharto dan terpilihnya Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai presiden. Didirikan pada era Orde Baru dengan Bacharuddin Jusuf Habibie sebagai ketua pertama, ICMI menarik perhatian publik sebagai gerakan sosial-religius yang berperan dalam menjembatani kesenjangan antara umat Muslim dan penguasa. Namun, ICMI juga dikritik karena dianggap sebagai alat pemerintah untuk mempertahankan kekuasaan. Artikel ini mengeksplorasi peran ICMI sebagai oposisi loyal, organisasi yang mendukung rezim namun diharapkan dapat menjadi kelompok penekan. Selain itu, artikel ini membahas ideologi, orientasi politik, dan posisi ICMI sebagai jaringan berbagai kelompok kepentingan, termasuk ketegangan internal di antara anggotanya yang berasal dari latar belakang disiplin ilmu dan aliran Islam yang berbeda. Artikel ini juga menyoroti bagaimana ICMI mencerminkan dinamika sosial dan politik Indonesia yang kompleks, di mana gerakan sosial dan agama tidak selalu sesuai dengan teori-teori Barat tentang organisasi gerakan sosial.
The Concept of Miracle in the Qur'an Form Mohammed Arkoun's Point of View Mulyati, Sri
Refleksi: Jurnal Kajian Agama dan Filsafat Vol. 2 No. 3 (2000): Refleksi
Publisher : Faculty of Ushuluddin Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ref.v2i3.14343

Abstract

Artikel ini mengkaji konsep i’jaz al-Qur’an, atau mukjizat Al-Qur’an, yang telah menjadi topik diskusi di kalangan pemikir Muslim selama berabad-abad. Al-Qur’an menantang manusia dan jin untuk menghasilkan teks yang setara dengannya, tantangan yang belum pernah berhasil dijawab (QS. [17]: 88). Konsep ini dikenal sebagai tahaddi dan merupakan aspek utama dari keunikan serta ketidakmampuan untuk meniru Al-Qur’an. Berbagai ulama Muslim, seperti al-Nazzam, al-Jahiz, al-Rummani, hingga al-Zamakhshari, telah menyumbangkan teori-teori yang beragam mengenai i’jaz, termasuk teori Sarfa dan nazm. Dalam pandangan modern, Mustafa Sadiq al-Rafi’i dan Sayyid Qutb menekankan ketidakmampuan manusia untuk meniru Al-Qur’an, sementara Bint al-Shati melihat Al-Qur’an sebagai karya yang tidak bisa diklasifikasikan sebagai prosa atau puisi. Di era kontemporer, meskipun tafsir Al-Qur’an sebagian besar masih tradisional, pemikir seperti Fazlur Rahman dan Mohammed Arkoun terus berkontribusi pada diskusi mengenai i’jaz. Kesimpulannya, i’jaz tetap menjadi topik penting dalam kajian Al-Qur’an, yang mencakup aspek teologis, estetis, dan linguistik.
Tauhid dalam Terminologi Sufisme Anwar, Hamdani
Refleksi: Jurnal Kajian Agama dan Filsafat Vol. 2 No. 3 (2000): Refleksi
Publisher : Faculty of Ushuluddin Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ref.v2i3.14344

Abstract

Tauhid adalah inti dari keyakinan dalam Islam dan menjadi dasar dari seluruh ajarannya. Tauhid mengoreksi kepercayaan manusia yang dianggap telah menyimpang dari jalan Allah. Rasulullah memulai dakwahnya dengan membawa ajaran ini, mengajak manusia kembali kepada Tuhannya. Karena pentingnya ajaran ini, para ulama banyak membahasnya dalam berbagai kesempatan dan disiplin ilmu keislaman. Dalam ilmu kalam, tauhid menjadi topik utama yang mendasari pengetahuan dalam ilmu tersebut, sehingga sering disebut ilmu tauhid. Selain itu, tasawuf atau sufisme juga membahas konsep tauhid secara mendalam sebagai bagian dari kajian Islamic Studies. Makalah ini bertujuan untuk menelaah konsep tauhid dalam terminologi sufisme, dengan mengarahkan pembicaraan pada pengkajian yang mendalam mengenai topik tersebut. Berbagai sumber literatur digunakan untuk mendukung analisis dan pembahasan dalam tulisan ini, sehingga menghasilkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang tauhid dalam konteks sufisme.

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2000 2000


Filter By Issues
All Issue Vol. 24 No. 1 (2025): Refleksi Vol. 23 No. 2 (2024): Refleksi Vol 23, No 2 (2024): Refleksi Vol. 23 No. 1 (2024): Refleksi Vol 23, No 1 (2024): Refleksi Vol 22, No 2 (2023): Refleksi Vol. 22 No. 2 (2023): Refleksi Vol 22, No 1 (2023): Refleksi Vol. 22 No. 1 (2023): Refleksi Vol. 21 No. 2 (2022): Refleksi Vol 21, No 2 (2022): Refleksi Vol 21, No 1 (2022): Refleksi Vol. 21 No. 1 (2022): Refleksi Vol 7, No 2 (2005): Refleksi Vol 20, No 2 (2021): Refleksi Vol 20, No 2 (2021) Vol. 20 No. 2 (2021): Refleksi Vol 20, No 1 (2021): Refleksi Vol. 20 No. 1 (2021): Refleksi Vol 19, No 2 (2020): Refleksi Vol. 19 No. 2 (2020): Refleksi Vol. 19 No. 1 (2020): Refleksi Vol 19, No 1 (2020): Refleksi Vol 18, No 2 (2019): Refleksi Vol 18, No 1 (2019): Refleksi Vol 17, No 2 (2018): Refleksi Vol 17, No 1 (2018): Refleksi Vol 16, No 2 (2017): Refleksi Vol. 16 No. 1 (2017): Refleksi Vol 16, No 1 (2017): Refleksi Vol 15, No 2 (2016): Refleksi Vol 15, No 1 (2016): Refleksi Vol 14, No 2 (2015): Refleksi Vol 14, No 1 (2015): Refleksi Vol 13, No 6 (2014): Refleksi Vol. 13 No. 6 (2014): Refleksi Vol 13, No 5 (2013): Refleksi Vol. 13 No. 5 (2013): Refleksi Vol 13, No 4 (2013): Refleksi Vol. 13 No. 4 (2013): Refleksi Vol. 13 No. 3 (2012): Refleksi Vol 13, No 3 (2012): Refleksi Vol. 13 No. 2 (2012): Refleksi Vol 13, No 2 (2012): Refleksi Vol. 13 No. 1 (2011): Refleksi Vol 13, No 1 (2011): Refleksi Vol. 11 No. 2 (2009): Refleksi Vol 11, No 2 (2009): Refleksi Vol 11, No 1 (2009): Refleksi Vol. 11 No. 1 (2009): Refleksi Vol 10, No 3 (2008): Refleksi Vol. 10 No. 3 (2008): Refleksi Vol 10, No 2 (2008): Refleksi Vol. 10 No. 2 (2008): Refleksi Vol 10, No 1 (2008): Refleksi Vol. 10 No. 1 (2008): Refleksi Vol. 9 No. 3 (2007): Refleksi Vol 9, No 3 (2007): Refleksi Vol 9, No 2 (2007): Refleksi Vol. 9 No. 2 (2007): Refleksi Vol 9, No 1 (2007): Refleksi Vol. 9 No. 1 (2007): Refleksi Vol 8, No 3 (2006): Refleksi Vol. 8 No. 3 (2006): Refleksi Vol. 8 No. 2 (2006): Refleksi Vol 8, No 2 (2006): Refleksi Vol 8, No 1 (2006): Refleksi Vol. 8 No. 1 (2006): Refleksi Vol. 7 No. 3 (2005): Refleksi Vol 7, No 3 (2005): Refleksi Vol. 7 No. 2 (2005): Refleksi Vol 7, No 1 (2005): Refleksi Vol. 7 No. 1 (2005): Refleksi Vol. 6 No. 3 (2004): Refleksi Vol 6, No 3 (2004): Refleksi Vol 6, No 2 (2004): Refleksi Vol. 6 No. 2 (2004): Refleksi Vol 6, No 1 (2004): Refleksi Vol. 6 No. 1 (2004): Refleksi Vol 5, No 3 (2003): Refleksi Vol 5, No 1 (2003): Refleksi Vol. 5 No. 1 (2003): Refleksi Vol 4, No 3 (2002): Refleksi Vol. 4 No. 3 (2002): Refleksi Vol 4, No 2 (2002): Refleksi Vol. 4 No. 2 (2002): Refleksi Vol. 4 No. 1 (2002): Refleksi Vol 4, No 1 (2002): Refleksi Vol. 3 No. 3 (2001): Refleksi Vol 3, No 3 (2001): Refleksi Vol. 3 No. 2 (2001): Refleksi Vol 3, No 2 (2001): Refleksi Vol. 2 No. 3 (2000): Refleksi Vol 2, No 3 (2000): Refleksi Vol. 2 No. 2 (2000): Refleksi Vol 2, No 2 (2000): Refleksi Vol. 2 No. 1 (2000): Refleksi Vol 2, No 1 (2000): Refleksi Vol 1, No 3 (1999): Refleksi Vol. 1 No. 3 (1999): Refleksi Vol 1, No 2 (1999): Refleksi Vol. 1 No. 2 (1999): Refleksi Vol. 1 No. 1 (1998): Refleksi Vol 1, No 1 (1998): Refleksi More Issue