cover
Contact Name
Shita Dewi
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jkki.fk@ugm.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia
ISSN : 2089 2624     EISSN : 2620 4703     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 14, No 1 (2025): March" : 5 Documents clear
Kolaborasi MEMS dengan Stakeholder dalam Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu Melalui Pendekatan Collaborativ Governance Susila, Lalu Dhanne Perwira; Sulaiman, Lalu; Khalik, Lalu Abdul
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 14, No 1 (2025): March
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkki.90909

Abstract

Kota Mataram berhasil mengembangkan sistem manajemen darurat terpadu berbasis teknologi yang disebut MEMS. MEMS merupakan kolaborasi dari beberapa lembaga yaitu Rumah Sakit, Puskesmas, Polisi, Pemadam Kebakaran, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kodim, Satuan Polisi Pamong Praja. Kolaborasi adalah salah satu tantangan dalam mewujudkan PSC karena melibatkan multi sektor yang rentan konflik sehingga banyak daerah yang belum mampu mewujudkan PSC meskipun teknologi dapat diduplikasi dan sumberdaya tersedia. Tesis ini bertujuan untuk menganalisis proses kolaborasi Mataram Emergency Medical Service (MEMS) di Kota Mataram dengan stakeholder melalui pendekatan Collaborative Governance. Pada implementasinya keterlibatan stakeholder lain dalam penaggulangan kegawatdaruratan di Kota Mataram masih tidak maksimal diantaranya call center belum terpadu, sistem informasi dengan  terkait tidak melalui satu pintu, alur komunikasi dan peran masing-masing  tidak sesuai dengan standar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, pengumpulan data melalui wawancara, Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa MEMS dimulai dengan kolaborasi yang kondusif antar yang dimotori oleh leading sector yaitu RSUD Kota Mataram dan Pemerintah Kota Mataram. Analisis kolaborasi menggunakan teori Collaborative Governance dari Ansell dan Gash yang menunjukkan bahwa keberhasilan MEMS karena tercapainya komitment bersama yang kuat, leader yang inovatif dan fasilitatif, tahapan inovasi yang benar, serta SDM yang berkompeten di bidang emergency management system. Rekomendasi dari penelitian ini adalah pentingnya Collaboration Design atau desain kolaborasi bagi daerah yang ingin mewujudkan PSC, selain pengembangan di bidang teknologi.
Eksplorasi Pemberian Makanan Tambahan-Pemulihan (PMT-P) sebagai Integrasi Penguatan Primary Health Care (PHC) Berbasis Kemandirian Desa Agustina, Rakhmawati
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 14, No 1 (2025): March
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkki.102029

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan tingkat pertama bagi pengguna jaminan sosial harus meningkatkan kualitas layanannya dengan bertransformasi dengan meningkatkan peran aktif masyarakat. Pemberian Makanan Tambahan -Pemulihan (PMT-P) menjadi integrasi penguatan pelayanan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Wori. Pelaksanaannya tidak hanya dilakukan oleh puskesmas dengan dana Bantuan Operasional kesehatan (BOK) namun juga berbasis kemandirian desa dengan dana desa. Tujuan: menggali gambaran pelaksanaan PMT-P sebagai integrasi penguatan pelayanan primer Puskesmas Wori. Metode:  penelitian kualitatif dengan pedekatan studi kasus. Pemilihan informan menggunakan snowballing sebanyak 8 informan utama yang terdiri dari ahli gizi puskesmas dan perangkat desa, sebanyak 7 informan pendukung yaitu kader posyandu dan ibu dengan balita gizi buruk/stunting. Pengumpulan data dengan Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara mandalam. Instrumen yang digunakan adalah pedoman FGD dan pedoman wawancara. Data diolah dengan analisis konten dari hasil transkrip wawancara menggunakan opencode. Hasil: PMT-P dilaksanakan dengan dana BOK dan 3% dari alokasi kesehatan dana desa. Pelaksanaan PMT-P selama 12-90 hari setiap tahun dengan diberikan makanan berat dan kudapan setiap hari. Pengelola PMT-P baik dari dana BOK maupun dana desa adalah perangkat desa, kader dan ibu PKK yang sudah mendapatkan pelatihan dari puskesmas. Penerima manfaat mendapatkan makanan yang sudah disusun bersama ahli gizi puskesmas dan diolah sesuai standar keamanan makanan. Kesimpulan: Pelaksanaan PMT-P dengan dana desa bersinergi dengan PMT-P dengan dana BOK sehingga memberikan dampak positif pada peningkatan status gizi balita dan ibu hamil. Sehingga PMT-P ini harus selalu dimonitoring dan dievaluasi secara rutin agar menjadi program penguatan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Kata kunci: PMT; Gizi; Puskesmas, Dana Desa,  ABSTRACT Background: Health centers as first-level service facilities for social security users must improve the quality of their services by increasing the active role of the community. Supplemental Feeding Recovery (PMT-P) is an integration of strengthening maternal and child health services at the Wori Health Center. Its implementation is carried out using Health Operational Assistance (BOK) funds and village funds. Objective: to explore the implementation of PMT-P as an integration of strengthening primary services. Method: qualitative research with a case study approach. Informants selected by snowballing. A total of  8 main informants consist of nutritionists and village officials and 7 supporting informants: posyandu cadres and mothers with malnourished/stunted toddlers. Data collection with Focus Group Discussion (FGD) and in-depth interviews. The instruments used were FGD and interview guidelines. Data used content analysis using opencode. Results: PMT-P was implemented with BOK funds and 3% of the village fund health allocation. It implemented for 12-90 days every year with the provision of meals and snacks every day. PMT-P was held by village officials, cadres and trained PKK mothers. Beneficiaries receive food that has been prepared together with health center nutritionists and processed according to food safety standards. Conclusion: The implementation of PMT-P with village funds synergizes with PMT-P with BOK funds so that it has a positive impact on improving the nutritional status of toddlers and pregnant women. So this PMT-P must always be monitored and evaluated routinely so that it becomes a program to strengthen maternal and child health servicesKeywords: Supplemental Feeding Recovery, Nutrition; Health Center; Village Funds
Evaluasi Program Hipertensi UPTD Puskesmas Cot Ie Jue Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh tahun 2025 Hadi, Abd
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 14, No 1 (2025): March
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkki.104428

Abstract

Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembangunan kesehatan saat ini adalah adanya pergeseran pola penyakit dari penyakit menular ke Penyakit Tidak Menular (PTM). Hipertensi merupakan salah satu PTM yang cukup berbahaya yang mengarah pada penyakit kardiovaskuler seperti stroke, kegagalan jantung, dan serangan jantung. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,1%. Prevalensi hipertensi di Propinsi Aceh 9,2%, di Kabupaten Bireuen prevalensi hipertensi juga masih tinggi sedangkan prevalensi hipertensi di UPTD Puskesmas Cot Ie Jue Kabupaten Bireuen yaitu 8,38%. Tujuan kajian ini untuk menganalisis tren atau perubahan capaian layanan program dari tahun ke tahun, dengan membandingkan data selama 3 tahun (2021-2023). Kajian ini merupakan analisis kebijakan pencegahan hipertensi dalam program pencegahan PTM yang dilakukan pada bulan Januari 2025. Metode yang digunakan dalam kajian ini berupa metode kualitatif, dimana pengambilan data dilakukan secara primer dan sekunder. Hasil kajian ini didapat bahwa penderita hipertensi paling tinggi tahun 2023 sejumlah 1.312 orang. Jumlah petugas kesehatan terus meningkat dari tahun 2021 hingga 2023 mencapai 153 petugas. Alokasi dana untuk program hipertensi juga mengalami peningkatan dari tahun 2021 hingga 2023 mencapai Rp.5.160.000. Cakupan layanan program hipertensi masih rendah, yaitu tahun 2021 sebanyak 48% (2.224 orang), tahun 2022 56% (2.621 orang) dan pada tahun 2023 sebanyak 72% (1.415 orang). Distribusi obat hipertensi tertinggi pada tahun 2023 sejumlah 12.270 tablet obat hipertensi. Kesimpulannya pelaksanaan program hipertensi sudah berjalan dengan baik. Dimana tenaga kesehatan yang terlibat sudah sesuai dengan kebutuhan, alokasi dana juga meningkat seiring dengan terjadinya peningkatan penderita hipertensi dan distribusi obat anti hipertensi dari tahun 2021-2023 terus meningkat sesuai dengan tren pasien hipertensi. Akan tetapi cakupan layanan program hipertensi masih rendah dan belum sesuai dengan yang diharapkan. Kata kunci: Evaluasi Program; Hipertensi; Penyakit Tidak Menular; Tren
Analisis Faktor Pendorong Penggunaan Rokok Elektrik oleh Mahasiswa dan Implikasinya terhadap Kebijakan Pengendalian Tembakau Shaskia, Nagita; Akaputra, Risky; Andriyani, Andriyani
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 14, No 1 (2025): March
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkki.106451

Abstract

Rokok elektrik, atau yang dikenal sebagai Electronic Nicotine Delivery System (ENDS), pada dasarnya mirip dengan rokok tembakau. Namun, alih-alih menggunakan tembakau, rokok elektrik menggunakan pelepasan logam yang membawa energi dari baterai untuk menghasilkan uap. Metode penelitian menggunakan observasi perpustakaan yaitu menelusuri jurnal-jurnal penelitian di beberapa database dengan menggunakan kata kunci dan kriteria tertentu dalam kurun waktu 5 tahun terakhir 2020-2025. Hasil pencarian diperoleh 15 jurnal (6 artikel internasional dan 9 artikel nasional) tentang pengguna vape (rokok elektrik). Jurnal ilmiah/jurnal kesehatan yang ber-ISSN, Google Schoolar, Portal Garuda, Sciencedirect, Oxford Academic. Literatur review sudah melalui kaji etik dengan nomor kode 10.076.C/KEPK-FKMUMJ/V/2025. Hasil kajian literatur menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mendorong pegunaan vape kebanyakan ingin mengikuti trendy masa kini, dan pengaruh lingkungan sekitar. Hasil penelitian menemukan adanya hubungan yang signifikan (p<0,05) terhadap kecemasan, keluarga, lingkungan, dan teman sebaya, terhadap faktor yang mendorong penggunaan rokok elektrik pada siswa. Peneliti juga menemukan adanya hubungan (p<0,05) dampak kesehatan terhadap penggunaan rokok elektrik dan e-liquid yang berbahaya bagi tubuh. Vape terbukti memiliki dampak buruk terhadap kesehatan, seperti kerusakan paru-paru, paparan logam berat, peningkatan risiko pradiabetes dan diabetes, serta keterkaitan dengan gangguan mental. Saran dalam penelitian ini diperlukan adanya penelitian secara langsung.
Strategi Memangkas Birokrasi (Banishing Bureaucracy) yang Inovatif dan Kolaboratif Menuju Percepatan Penurunan Angka Stunting di Kabupaten Kubu Raya Zulkarnaen, Zulkarnaen; Messy, Rita Ria
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 14, No 1 (2025): March
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkki.101335

Abstract

Tingginya prevalensi balita stunting di Kabupaten Kubu Raya pada tahun 2022 yang mencapai 40,3% ditanggapi dengan diterbitkannya Peraturan Bupati No. 59 Tahun 2019 tentang Gerakan Percepatan Penurunan Angka Stunting. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi inovatif dan kolaboratif dalam memangkas birokrasi untuk percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Kubu Raya. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif, dengan fokus pada analisis strategi inti, konsekuensi, pelanggan, pengendalian, dan budaya dalam implementasi kebijakan yang inovatif. Upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Kubu Raya mencakup pembentukan kelembagaan tim percepatan penurunan stunting di tingkat kecamatan, pembentukan tim pendamping keluarga, serta Poskentrin (Pos Kesehatan Pesantren). Pendanaan program tidak hanya bersumber dari APBD, tetapi juga melibatkan dana desa, dana CSR, dan kontribusi sektor swasta. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Kubu Raya mengimplementasikan aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM) untuk memonitor perkembangan stunting secara lebih efektif. Inovasi pelayanan seperti "SALJU" (Selasa Jumat Terpadu) dan program "Kepung Bakul" turut melibatkan kolaborasi antara masyarakat dan sektor swasta. Di Puskesmas Sungai Raya, inovasi dengan sebutan "Kepiting" (Kenali Peduli Stunting) dilaksanakan, sementara remaja dilibatkan dalam gerakan "Graceting" (Gerakan Remaja Cegah Stunting) yang diprakarsai oleh PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja). Semua inisiatif ini merupakan bagian dari kebijakan kolaboratif dalam penurunan angka stunting di Kabupaten Kubu Raya.

Page 1 of 1 | Total Record : 5