cover
Contact Name
Melki
Contact Email
melki@unsri.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalmaspari@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. ogan ilir,
Sumatera selatan
INDONESIA
Maspari Journal
Published by Universitas Sriwijaya
ISSN : 20870558     EISSN : 25976796     DOI : -
Maspari Journal : Marine Science Research with eISSN: 2597-6796 (SK no. 0005.25976796/JI.3.1/SK.ISSN/2017.09 - 13 September 2017) publish by Marine Science Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Sriwijaya, particularly focuses on the marine science areas as follows: 1). Marine Biology, 2). Marine Ecology, 3). Marine Acoustic, 4). Oceanography, 5). Environment, 6). Maritime Law, 7). Marine Microbiology and Biotechnology, 8). Marine Culture, 9). Coastal Management, and 10). Marine Social Science.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 13, No 2 (2021)" : 9 Documents clear
Teknologi Budidaya Rumput Laut Gracilaria verrucosa Menggunakan Kantong Jaring Bersusun Dengan Bobot Awal Bibit Berbeda Muhammad Akbarurrasyid; Atiek Pietoyo; Wahyu Puji Astiyani; Dinda Ayunda Mustia
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 13, No 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56064/maspari.v13i2.14036

Abstract

Gracilaria verrucosa merupakan salah satu spesies rumput laut yang dibudidayakan di tambak dengan cara horizontal. Kegiatan budidaya G. verrucosa secara horizontal dibatasi oleh ketersedian lahan, oleh sebab itu diperlukan alternatif budidaya dengan teknologi budidaya vertikal. Penelitian ini bertujuan memanfaatkan teknologi kantong jaring bersusun sebagai alternatif budidaya secara vertikal yang berdampak pada peningkatan produksi dengan memanfaatkan lahan yang terbatas. Penelitian dilaksanakan secara eksperimen selama 45 hari yang terdiri dari 4 perlakukan, yakni: perlakuan A (kontrol/metode sebar), Perlakuan B (kantong jaring bersusun dengan bobot awal 100 gram), Perlakukan C (kantong jaring bersusun dengan bobot awal 200 gram) dan Perlakuan D (Kantong jaring bersusun dengan bobot awal 300 gram).. Hasil penelitian menunjukan pertumbuhan G. verrucosa berkisar 106 – 119,44 gram untuk bobot awal 100 gram, 220 - 230,66 gram untuk bobot awal 200 gram dan 308,44-317,11 untuk bobot awal 300 gram. Laju pertumbuhan bobot mutltak dengan metode kantong jaring bersusun berkisar 17,11 – 30,66 gram. Laju pertumbuhan spesifik dengan metode kantong jaring bersusun berkisar 5,70 – 19,44%. Pertumbuhan bobot mutlak dan spesifik masih dalam kategori optimum. Kualitas air budidaya G. verrucosai, yakni: suhu (31 -32,2°C), pH (7 – 9,22), Salinitas (15 – 20 ppt), oksigen terlarut (6,2 – 11,12 ppm),  kecerahan (40 – 60 cm), kedalaman (60 – 90 cm), nitrit (0,003 – 0,690 mg/L), phosfat (0,003 - 0,690 mg/L) dan amoniak (0,032 – 0,428 mg/L). Nilai kualitas air budidaya G. verrucosa masih dalam kisaran yang sesuai untuk kegiatan budidaya rumput laut.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN DAN KULIT BATANG MANGROVE Sonneratia alba DI TANJUNG CARAT, KABUPATEN BANYUASIN, PROVINSI SUMATERA SELATAN Muhammad Delta; Rozirwan .; Muhammad Hendri
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 13, No 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56064/maspari.v13i2.14577

Abstract

Mangrove Sonneratia alba memiliki potensi sebagai sumber antioksidan yang telah dimanfaatkan oleh berbagai masyarakat berpesisir di Indonesia. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah menentukan dan menganalisis potensi aktivitas antioksidan pada kulit batang dan daun mangrove Sonneratia alba di tanjung carat, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Metode ekstraksi menggunakan pelarut tunggal yaitu etanol dengan melakukan maserasi 48 jam. Analisis antioksidan menggunakan metode DPPH di mana nilainya didapatkan dari persentase inhibisi yang dikonversi melalui tabel probit dan log konsentrasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan Potensi aktivitas antioksidan pada ekstrak daun S. alba maserasi 1 dan 2 menunjukkan nilai yang lebih kuat dengan didapatkan nilai 20,27 dan 18,62 ppm, sedangkan ekstrak kulit batang S. alba didapatkan nilai sebesar 38,24 dan 22,96 ppm. Baik ekstrak daun dan kulit batang S. alba sama-sama memiliki potensi antioksidan yang sangat kuat.Kata kunci : antioksidan, DPPH, Mangrove, radikal bebas, Sonneratia alba
KAJIAN FUNGSI PERENDAMAN RUMPUT LAUT JENIS Kappaphycus alvarezii PADA AIR TAWAR UNTUK MEMINIMALISIR SERANGAN PENYAKIT ICE-ICE Muhammad Fadli; Riris Aryawati; Fitri Agustriani
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 13, No 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56064/maspari.v13i2.14573

Abstract

Penyakit ice-ice merupakan masalah yang sering dihadapi oleh pembudidaya. Penyakit iceice dominan menyerang rumput laut jenis K. alvarezi yang dibudidayakan dengan gejala awal klinis yang ditimbulkan seperti produksi lendir meningkat, permukaan thallus kasar, thallus layu, terbentuknya bintik putih, dan pemutihan ujung thallus. Konsep dasar dalam penelitian ini adalah menganalisa peran air tawar dengan waktu berbeda selama 3 menit, 5 menit, dan 7 menit untuk melihat laju pertumbuhan dan mencegah penyakit ice-ice pada rumput laut K. alvarezii. Hasil dari penelitian ini menunjukkan air tawar dengan waktu perendaman 7 menit menghasilkan pertumbuhan lebih baik dan paling sedikit terserang penyakit ice-ice dibandingakan dengan perlakuan lainnya. Rumput laut yang direndam air tawar selama 3 menit memiliki pertumbuhan lebih kecil dibandingkan dengan perlakuan dan lebih banyak terserang penyakit ice-ice. Pada penelitian ini laju pertumbuhan harian budidaya rumput laut K. alvarezii pada perendaman 3 menit, 5 menit, 7 menit dan kontrol menunjukkan hasil yang baik (>2% /hari).Kata Kunci: Air tawar, ice-ice, Kappaphycus alvarezii.
PEMETAAN LOKASI HORSESHOE CRABS SEBAGAI PRIMITIVE ANIMAL DI PERAIRAN PESISIR BANYUASIN, PROVINSI SUMATERA SELATAN Hidayattullah, Adietya Ramadhan; ., Fauziyah; Agustriani, Fitri
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 13, No 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/maspari.v13i2.14578

Abstract

Horseshoe crab atau disebut juga Belangkas atau mimi merupakan hewan primitif. Hewan ini keberadaannya di Indonesia termasuk hewan yang dilindungi. Pemetaan habitat Belangkas adalah salah satu cara untuk melindungi hewan tersebut dari ancaman kepunahan. Informasi ini dapat dijadikan baseline data untuk upaya konservasinya. Tujuan penelitian ini adalah memetakan lokasi Belangkas di perairan pesisir Banyuasin Sumatera Selatan menggunakan software Arcgis. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2019. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa terdapat 2 jenis Belangkas yakni Tachypleus gigas dan Corcinoscorpius rotundicauda. Jenis C. rotundicauda paling banyak ditemukan dibandingkan T. Gigas. Kondisi perairan dikategorikan baik kecuali parameter DO. Belangkas sebagai primitive animal di perairan Banyuasin terdistribusi pada lokasi Daerah Tanjung Carat dan Upang. Biota ini ditemukan paling banyak berkumpul pada kedalaman 1-2 m dengan substrat lempung berpasir.Kata Kunci : Belangkas, Distribusi, Perairan Pesisir Banyuasin, Pemetaan
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI DARI RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii YANG TERKENA PENYAKIT ICE-ICE DI TELUK LAMPUNG Ariana Ayunindya; Muhammad Hendri; Wike AE Putri; Rakhmat Hadi
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 13, No 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56064/maspari.v13i2.14572

Abstract

Rumput laut jenis Kappaphycus alvarezii merupakan jenis rumput laut yang paling populer untuk dibudidayakan di Teluk Lampung. Pembudidayaan rumput laut tersebut mengalami kendala seperti hama dan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis bakteri yang ditemukan pada K. alvarezii yang terkena penyakit ice-ice di Teluk Lampung. Penelitian ini telah dilakukan pada Bulan November – Desember 2017 di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut, Lampung. Sampel rumput laut dicuci dengan air laut steril dan diisolasi bakteri ke media TSA. Pengamatan karakterisasi koloni meliputi warna, ukuran, bentuk, tepian dan elevasi. Identifikasi karakteristik jenis berdasarkan uji pendahuluan dan uji biokimia dengan menggunakan MicrobactTM. Hasil penelitian menemukan 8 isolat yang memiliki perbedaan karakteristik koloni sehingga dilanjutkan pada tahap identifikasi karakteristik jenis. Hasil identifikasi karakteristik jenis, ditemukan 4 jenis bakteri yaitu Stenotrophomonas maltophilia, Pseudomonas putida, Acinetobacter lwoffii dan Burkholderia cepacia.Kata kunci: Bakteri, Kappaphycus alvarezii, MicrobactTM
TINGKAT KERAMAHAN BUBU EKOR KUNING YANG DIOPERASIKAN NELAYAN DI PERAIRAN KEPULAUAN SERIBU Dahri Iskandar; Yudha Bimasakti; Zulkarnain .; Mulyono S Baskoro; Sugeng Hariwisudho; Budhi H Iskandar
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 13, No 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56064/maspari.v13i2.14574

Abstract

Bubu merupakan alat tangkap yang banyak digunakan untuk menangkap berbagai jenis ikan demersal dan ikan karang. Bubu memiliki keunggulan dan kelemahan dalam menangkap ikan. Adanya kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh alat tangkap bubu maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan keramahan bubu yang dioperasikan oleh nelayan di Perairan Kepulauan Seribu. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bubu yang terbuat dari kawat dengan ukuran p x l x t : 87,5 x 62,5 x 27,5 cm. Data berupa ukuran, jumlah, bobot dan jenis ikan hasil tangkapan, dikumpulkan dari hasil penangkapan dan dianalisis untuk mencapai tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukan total jumlah hasil tangkapan yang diperoleh selama penelitian sebanyak 624 ekor terdiri dari 23 spesies. Spesies yang dominan tertangkap adalah ikan ekor kuning (Caesio cuning) sebanyak 213 ekor, ikan ini termasuk famili Caesionidae. Distribusi ukuran ikan yang dominan tertangkap pada bubu selama penelitian memiliki panjang cagak berkisar antara 10-34 cm. Hasil tangkapan utama yang tertangkap selama penelitian memiliki bobot 83,003 gram dengan persentase 71,35%, sedangkan hasil tangkapan sampingan memiliki bobot 33,334 gram dengan proporsi 28,65%. Proporsi hasil tangkapan utama berupa ikan ekor kuning yang berukuran layak tangkap dan tidak layak tangkap adalah 48,36% : 51,64%. Bubu Ekor Kuning merupakan alat tangkap yang ramah lingkungan ditinjau dari indikator alat tangkap ramah lingkungan.Kata kunci: Alat tangkap, bubu, ikan ekor kuning, Kepulauan Seribu, ramah lingkungan.
ANALISIS LAJU SEDIMENTASI DI KAWASAN PERAIRAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) PONDOK BESI KOTA BENGKULU Ricky Juliano; Dede Hartono; Ari Anggoro
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 13, No 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56064/maspari.v13i2.14575

Abstract

Sedimentasi merupakan peristiwa pengendapan material batuan yang terangkut oleh tenaga air atau angin dan terendap ketika kekuatan air melemah atau terhenti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui laju sedimentasi di kawasan perairan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Pondok Besi Kota Bengkulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif. Metode Deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk memberikan informasi serta membuat gambaran mengenai situasi dan kondisi objek penelitian secara sistematis Penentuan lokasi pengamatan dilakukan secara Purpossive sampling. Pada penelitian ini, Titik 1 dan Titik 2 yang terletak di sebelah kiri dermaga, Sedangkan pada Titik 3 dan Titik 4 terletak disebelah kanan dermaga. Hasil dari penelitian ini menyatakan laju sedimentasi tertinggi terjadi pada Titik 1 berkisar 0,29 -0,59 gram/m3/hari. Titik 3 memiliki tingkat laju sedimentasi berkisar 0,06 –0,14 gram/m3/hari, sedangkan tingkat laju sedimentasi pada Titik 4 adalah 0,06–0,18 gram/m3/hari. Hal ini dikarenakan sisi kiri dermaga terdapat bangunan pantai (Breakwater) yang menyebabkan terjadinya difraksi gelombang dan kecepatan arus lebih rendah dibandingkan sebelah kanan dermaga. Pengamatan laju sedimentasi pada Titik 2 tidak dapat dilakukan dikarenakan perangkap sedimen pada Titik 2 hilang. Jumlah sedimen yang masuk lebih besar daripada jumlah sedimen yang keluar yang menyebabkan terganggunya keseimbangan sedimen. Hal ini dapat menyebabkan pendangkalan pada kawasan tersebut.Kata kunci: Dermaga, indikator oseanografi, laju sedimentasi, PPI Pondok Besi.
PEMETAAN LOKASI HORSESHOE CRABS SEBAGAI PRIMITIVE ANIMAL DI PERAIRAN PESISIR BANYUASIN, PROVINSI SUMATERA SELATAN Adietya Ramadhan Hidayatullah; Fauziyah .; Fitri Agustriani
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 13, No 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56064/maspari.v13i2.15771

Abstract

Horseshoe crab atau disebut juga Belangkas atau mimi merupakan hewan primitif. Hewan ini keberadaannya di Indonesia termasuk hewan yang dilindungi. Pemetaan habitat Belangkas adalah salah satu cara untuk melindungi hewan tersebut dari ancaman kepunahan. Informasi ini dapat dijadikan baseline data untuk upaya konservasinya. Tujuan penelitian ini adalah memetakan lokasi Belangkas di perairan pesisir Banyuasin Sumatera Selatan menggunakan software Arcgis. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2019. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa terdapat 2 jenis Belangkas yakni Tachypleus gigas  dan Corcinoscorpius rotundicauda. Jenis C. rotundicauda paling banyak ditemukan dibandingkan T. Gigas. Kondisi perairan dikategorikan baik kecuali parameter DO. Belangkas sebagai primitive animal di perairan Banyuasin terdistribusi pada lokasi Daerah Tanjung Carat dan Upang. Biota ini ditemukan paling banyak berkumpul pada kedalaman 1-2 m dengan substrat lempung berpasir. Kata Kunci : Belangkas, Distribusi, Perairan Pesisir Banyuasin, Pemetaan
PENDUGAAN KELIMPAHAN DAN SEBARAN SPASIAL ZOOPLANKTON PERAIRAN TAMAN NASIONAL SEMBILANG MENGGUNAKAN METODE HIDROAKUSTIK Abizard Waskita Walen; Ellis Nurjuliasti Ningsih; Fauziyah .; Melki .
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 13, No 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56064/maspari.v13i2.19590

Abstract

Taman Nasional Sembilang (TNS) memiliki produktifitas primernya yang tinggi karena di dominasi oleh ekosistem mangrove. Tingginya produktifitas primer ditandai dengan tingginya kelimpahan zooplankton sebagai indikator perairan. Kelimpahan zooplankton dapat diketahui dengan metode konvensional menggunakan bongonet dan metode hidroakustik. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi kelimpahan dan menganalisis sebaran zooplankton serta melihat hubungan kelimpahan zooplankton secara akustik dan kelimpahan zooplankton dengan bongonet menggunakan persamaan regresi linier sederhana. Penelitian ini telah dilakukan pada 24 Oktober 2020 hingga 29 oktober 2020 di sekitar perairan TNS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa densitas akustik zooplankton di perairan sekitar Taman Nasional Sembilang berkisar antara 106-1911 Ind/m3. Sedangkan kelimpahan zooplankton menggunakan bongonet berkisar 70–346 Ind/m3. Distribusi spasial zooplankton menyebar dari perairan muara sungsang hingga perairan alagantang.Kata Kunci: Bongonet, hidroakustik, Taman Nasional Sembilang, zooplankton.

Page 1 of 1 | Total Record : 9