Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

COMPARISON OF ZOOPLANKTON DENSITY ESTIMATION USING BONGO PLANKTON NET AND UNDERWATER ACOUSTICS METHOD Ningsih, Ellis Nurjuliasti; Aryawati, Riris; Febrianti, Amanda AP; Supriyadi, Freddy
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 13, No 1 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/maspari.v13i1.13986

Abstract

Zooplankton is one of the factors that can affect water conditions. The existence and abundance of zooplankton can indicate the level of water fertility. Zooplankton abundance can be observed by using two methods. These are the bongo plankton net and underwater acoustics method. This study aims to determine the abundance of zooplankton using bongo plankton net 250 ?m mesh size and underwater acoustics method using Simrad EK15 200 kHz frequency. This study was conducted in July 2019 in the Banyuasin estuary. The results showed the abundance of zooplankton using bongo plankton net ranged from 7-116 ind/m3, and the zooplankton density in underwater acoustics ranges from 0-2700 ind/m3. It means the ratio between both of the methods is around 1:20. The comparison could illustrate the difference in zooplankton density. It is necessary to adjust the specifications instrument and sampling technique of zooplankton sampling equipment and underwater acoustics instruments to obtain more accurate results.Keywords: Abundance, Banyuasin estuary, hydroacoustics, zooplankton,
Densitas Schooling Ikan Pelagis pada Musim Timur Menggunakan Metode Hidroakustik di Perairan Selat Bangka Fauziyah Fauziyah; Ningsih E.N Ningsih E.N; Wijopriono Wijopriono
Jurnal Penelitian Sains Vol 13, No 2 (2010)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1061.656 KB) | DOI: 10.56064/jps.v13i2.152

Abstract

Acoustic survey has been done in July 19th - 24th 2008 at Bangka Strait. The aim of this study was to analysis pelagic fish school migration during northeast monsoon using split beam scientific echosounder. During northeast monsoon, pelagic fish at Bangka Strait was dominated small pelagis fish based on Pasaribu, 1998. This study reports analyses of data from 53 pelagic fish schools and dominated with Target Strength (-50) - (-47) dB. All schools were recorded at depths 5-15 m. The fish also formed the school during daytime. Density of pelagic fish school was 0-300 ind/1000m3 with dominated between 101-300 ind/1000m3. In general, the swimming directions of pelagic fish school migrate to south until south east to continent (Java Sea). 
Perubahan luasan Pulau Pramuka, Pulau Panggang dan Pulau Karya Kepulauan Seribu DKI Jakarta menggunakan data citra satelit penginderaan jauh Ellis Nurjuliasti Ningsih; Agung Setiawan; Hartoni Hartoni; Fauziyah Fauziyah
Jurnal Penelitian Sains Vol 23, No 2 (2021)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.28 KB) | DOI: 10.56064/jps.v23i2.628

Abstract

Padatnya aktivitas di Pulau Pramuka, Pulau Karya dan Pulau Panggang Kepulauan Seribu berdampak pada penurunan luasan ekosistem Padang lamun yang dapat menyebabkan penurunan kemampuan dalam penyerapan karbon. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung perubahan luasan ekosistem Padang lamun dan estimasi simpanan karbonnya. Metode yang digunakan untuk mendeteksi luasan Padang lamun adalah metode penginderaan jarak jauh- Citra Landsat-8 dan algoritma Lyzenga. Untuk estimasi perhitungan simpanan karbon merujuk Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan luasan padang lamun selama kurun waktu 6 tahun (2013-2019) sebesar …….Ha dengan estimasi simpanan karbon ….. mg CO2/tahun. 
Penentuan tipe sedimen dasar perairan Muara Sungai Banyuasin berdasarkan nilai hambur balik akustik Ellis N Ningsih; Beta S Barus; Riris Aryawati; Sahrul Ramadhan; Freddy Supriyadi
Jurnal Penelitian Sains Vol 23, No 3 (2021)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.137 KB) | DOI: 10.56064/jps.v23i3.663

Abstract

Bottom sediments have an essential role, among others, as a habitat for living things, determining waves, turbidity of the waters, and as information on marine development. Determination of the type of bottom waters can be done using the acoustic method. The use of sound waves in the acoustic method can detect objects in the water column using an echosounder instrument. This research aims to analyze the value of acoustic backscatter in finding the type of sediment at the bottom of the water. This research was carried out in October 2018 - January 2019 in the waters of the Banyuasin River Estuary. The results showed that the sediment base corresponds to the acoustic backscatter value, namely clayey sand with an SS value of -16.23 dB. Clay with SS values ranging from -24.09 dB to -21.29 dB. Muddy clay with SS values ranging from -17.88 dB to -15.54 dB, and sandy clay with an SS value of -16.89 dB. Based on multiple linear regression analysis, the three types of sediment fractions strongly influence the formation of acoustic backscatter by 65.3% or 0.81.
POPULASI FITOPLANKTON SKELETONEMA DI ESTUARIA BANYUASIN, SUMATERA SELATAN Riris Aryawati; T. Zia Ulqodry; Heron Surbakti; Ellis N. Ningsih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 10 No. 2 (2018): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1148.277 KB) | DOI: 10.29244/jitkt.v10i2.18730

Abstract

Fitoplankton di laut mempunyai peranan penting sebagai pembentuk dasar dari rantai makanan (food-chain) dan bertanggung jawab dalam produksi primer (primary production). Kelimpahan dan jumlah jenis fitoplankton secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkat kesuburan suatu perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  keberadaan fitoplankton ditinjau dari kelimpahan, indeks keragaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi di estuaria Banyuasin, Sumatera Selatan. Penelitian dilakukan pada bulan  September 2017 di sebelas stasiun. Contoh fitoplankton diambil di permukaan perairan dengan menggunakan jaring plankton yang berbentuk kerucut dengan diameter 30 cm, panjang 100 cm dan ukuran mata jaring 30 μm. Hasil penelitian menemukan 17 marga fitoplankton dari kelas Bacillariophyceae, dan terdapat ledakan populasi dari marga Skeletonema, dengan komposisi sebesar 98,71%. Nilai indeks keragaman (H’), indeks keseragaman (E) dan indeks dominansi (D) memperlihatkan adanya kondisi struktur komunitas fitoplankton yang tidak stabil. Nilai indeks keragaman pada penelitian ini berkisar antara 0,02-0,87 yang berarti komunitas dengan keanekaragaman yang rendah,  nilai keseragaman berkisar antara 0,01-0,25 yang berarti komunitas dengan keseragaman tidak merata dan nilai dominansi berkisar antara 0,67-0,99 yang berarti terjadi dominansi jenis fitoplankton.
COMPARISON OF ZOOPLANKTON DENSITY ESTIMATION USING BONGO PLANKTON NET AND UNDERWATER ACOUSTICS METHOD Ellis Nurjuliasti Ningsih; Riris Aryawati; Amanda AP Febrianti; Freddy Supriyadi
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 13, No 1 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/maspari.v13i1.13986

Abstract

Zooplankton is one of the factors that can affect water conditions. The existence and abundance of zooplankton can indicate the level of water fertility. Zooplankton abundance can be observed by using two methods. These are the bongo plankton net and underwater acoustics method. This study aims to determine the abundance of zooplankton using bongo plankton net 250 ?m mesh size and underwater acoustics method using Simrad EK15 200 kHz frequency. This study was conducted in July 2019 in the Banyuasin estuary. The results showed the abundance of zooplankton using bongo plankton net ranged from 7-116 ind/m3, and the zooplankton density in underwater acoustics ranges from 0-2700 ind/m3. It means the ratio between both of the methods is around 1:20. The comparison could illustrate the difference in zooplankton density. It is necessary to adjust the specifications instrument and sampling technique of zooplankton sampling equipment and underwater acoustics instruments to obtain more accurate results.Keywords: Abundance, Banyuasin estuary, hydroacoustics, zooplankton,
SURVEI BATIMETRI SUNGAI BANYUASIN MENGGUNAKAN SINGLE BEAM ECHOSOUNDER Danu Nur Sayyid; Ellis N Ningsih; Gusti Diansyah
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/maspari.v12i2.12808

Abstract

Sungai Banyuasin merupakan salah satu wilayah penting dan berpotensi di Provinsi Sumatera Selatan. Pada daerah Muara Sungai Banyuasin terdapat Pelabuhan Tanjung Apiapi sebagai salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur kedalaman di Sungai Banyuasin terutama bagian dalam. Pengambilan data akustik dan pengamatan pasang surut dilakukan pada 6-23 Oktober 2018 di SungaiBanyuasin, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan dengan menggunakan singlebeam echosounder Simrad EK-15 frekuensi 200 kHz. Hasil penelitian menunjukkan Sungai Banyuasin memiliki kedalaman terendah yakni 0,17 m pada bagian barat sungai dan kedalaman tertinggi yakni 9,91 m pada muara sungai serta terdapat cekungan padatopografinya akibat proses sedimentasi. Peta batimetri dibuat dalam format 2 dimensi dan 3 dimensi untuk menunjukkan profil dasar perairan. Pola pasang surut untuk ketinggian muka air laut rata-rata (MSL) adalah 2,38 m dengan pasang tertinggi pada 1,449 m di atasMSL dan surut terendah pada 1,44 m di bawah MSL.Kata kunci: Batimetri, Sungai Banyuasin.
Perubahan Garis Pantai di Perairan Muara Sungai Musi Hubunganya dengan Sedimentasi Beta Susanto Barus; Ellis Nurjuliasti Ningsih; Melki Melki
Jurnal Kelautan Tropis Vol 23, No 2 (2020): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v23i2.6708

Abstract

Musi Estuary is strongly influenced by various land activities such as plantations, industry, agriculture and others. These activities have a negative effect on the condition of these waters, one of which is sedimentation. Sedimentation is an important factor that must be considered during development such as port construction and reclamation. This study aims to analyzed the dynamics of shoreline changes in the Musi Estuary, South Sumatra associated with sediment characteristics and sedimentation rates in the area. This research was carried out by installing a sediment trap for 14 days. Trapped sediments were taken once a week and calculated the volume and rate of sediment accumulation. The results showed that the dominant sedimentary characteristics in Musi Estuary were dominated by clay and mud with sediment accumulation rates ranging from 86,63-97,97 mg/cm2/day. The results of the dynamics of shoreline changes in the form of abrasion at stations 2, 3, 4, 5 and 6 and sedimentation at Station 1. The highest land change by abrasion was found at station 6 with land changes ± 129, 83 meters in 5 years and land changes by sedimentation at station 1 with a reduction in land ± 13.31 meters in 5 years.  Muara Sungai Musi merupakan perairan muara yang sangat dipengaruhi oleh berbagai aktivitas daratan seperti perkebunan, industri, pertanian dan lain-lain. Aktivitas tersebut memberikan efek negatif terhadap kondisi perairan tersebut, salah satunya adalah sedimentasi. Sedimentasi menjadi faktor penting yang harus diperhatikan pada saat melakukan pembangunan seperti pembangunan pelabuhan dan reklamasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika perubahan garis pantai di Perairan Muara Musi, Sumatera Selatan dikaitkan dengan karakteristik sedimen dan laju sedimentasi di daerah tersebut. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2019 dan pengambilan sampel dilakukan dengan memasang sedimen trap selama 14 hari. Sedimen yang terperangkap diambil seminggu sekali dan dihitung volume dan laju akumulasi sedimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik sedimen yang dominan di Muara Musi didominasi oleh tanah liat dan lumpur dengan tingkat akumulasi sedimen berkisar antara 86,63-97,97 mg/cm2/hari. Hasil dinamika perubahan garis pantai dalam bentuk abrasi di stasiun 2, 3, 4, 5 dan 6 dan sedimentasi di stasiun 1. Perubahan lahan oleh abrasi tertinggi ditemukan di stasiun 6 dengan perubahan lahan ±129,83 meter dalam 5 tahun dan perubahan lahan oleh sedimentasi di stasiun 1 dengan pengurangan lahan ±13,31 meter dalam 5 tahun.
Hubungan N-Total dan C-Organik Sedimen Dengan Makrozoobentos di Perairan Pulau Payung, Banyuasin, Sumatera Selatan Beta Susanto Barus; Riris Aryawati; Wike Ayu Eka Putri; Ellis Nurjuliasti; Gusti Diansyah; Elyakim Sitorus
Jurnal Kelautan Tropis Vol 22, No 2 (2019): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.922 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v22i2.3770

Abstract

The quality of water was seen from the macrozoobenthos community analysis that lives in it. The purpose of this research is to know the relation N-total and C-organic in sediment with macrozoobenthos in Payung Island of Banyuasin Regency. This research uses purposive sampling method. Sampling and macrozoobenthic samples using Ekman grab. The types of macrozoobenthos found to consist of Bivalvia class (Nassarius distortus, Abra Soyae), Gastropoda (Septaria linatea, Epitonium pallasi), Polychaeta (Nereis sp) and Oligochaeta (Lumbriculus sp). The dominant macrozoobenthos composition is Nereis sp. The C-organic content in the waters sediments of Payung Island ranged from 10.52 to 17.92% (moderate to high criteria) and N-total ranged from 0.61 to 1.14% (high and very high criteria), C/N ratio ranged from 10 to 29. This indicates that sediment of Payung Island had undergone balance mineralization process and immobilization. The results of linear regression analysis show that C-organic and N-total have a positive relationship with the abundance of macrozoobenthos Kualitas suatu perairan dapat dilihat dari analisa komunitas makrozoobentos yang hidup di dalamnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara kandungan N-total dan C-organik sedimen dengan makrozoobentos di Perairan Pulau Payung. Metodologi penelitian meliputi; pengambilan data parameter fisika kimia (suhu, salinitas, pH, dan DO). Pengambilan sampel sedimen dan makrozoobentos menggunakan ekman grab. Hasil dari penelitian ini, Jenis makrozoobentos yang ditemukan terdiri atas kelas Bivalvia (Nassarius distortus, Abra Soyae), Gastropoda (Septaria linatea, Epitonium pallasi), Polychaeta (Nereis sp) dan Oligochaeta (Lumbriculus sp). Komposisi makrozoobentos yang mendominasi yakni Nereis sp. Kandungan C-organik di sedimen perairan Pulau Payung berkisar 10,52-17,92% (kriteria sedang sampai tinggi) untuk N-total berkisar antara 0,61-1,14% (kategori tinggi dan sangat tinggi), sedangkan C/N rasio berkisar antara 10-29. Hal ini menunjukkan sedimen Pulau Payung telah mengalami proses mineralisasi dan imobilisasi seimbang. Hasil analisis regresi linear  menunjukkan C-organik dan N-total memiliki hubungan yang positif  dengan  kelimpahan makrozoobenthos.
PEMBUATAN ICE GEL EKONOMIS SEBAGAI PENGGANTI ES BATU BAGI PELAKU USAHA DI DESA SUNGSANG IV KABUPATEN BANYUASIN Ellis Nurjuliasti Ningsih
Jurnal Pengabdian Sriwijaya Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Lembaga Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37061/jps.v4i1.5475

Abstract

Desa Sungsang IV adalah salah satu desa nelayan di Kecamatan Sungsang. Pelaku usaha perikanan maupun non perikanan sangat mengandalkan teknik pendinginan untuk mempertahankan kesegaran hasil tangkapan maupun bahan makanannya. Ice gel atau dry ice (es kering) dapat dijadikan salah satu solusi sebagai pengganti es batu yang murah. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan peragaan dan pelatihan mengenai pembuatan ice gel sederhana kepada pelaku usaha perikanan dan non perikanan di Desa Sungsang IV sehingga dapat digunakan untuk mempertahankan kesegaran hasil tangkapan maupun keperluan sehari-hari. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pelaku usaha perikanan maupun masyarakat umum dalam hal meningkatkan pengetahuan, keahlian, dan penggunaan tentang teknik pembuatan ice gel sederhana sehingga dapat memangkas biaya operasional pendinginan. Antusiame ditunjukkan oleh peserta kegiatan yang berjumlah 37 orang terdiri dari ibu-ibu dan remaja putri. Berdasarkan hasil post test 90% peserta akan menggunakan ice gel sederhana ini untuk kebutuhan hasil tangkapan maupun keperluan sehari-hari.