cover
Contact Name
widyasari putranti
Contact Email
widyasari@pharm.uad.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
mediafarmasi@pharm.uad.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Media Farmasi : Jurnal Ilmu Farmasi (Journal Of Pharmaceutical Science)
ISSN : 14127946     EISSN : 25035223     DOI : 10.12928
Core Subject : Health, Science,
Media Farmasi is a scientific journal published by the University of Ahmad Dahlan worked closely with Ikatan Apoteker Indonesia (IAI). Media Farmasi published two times a year, namely in March and September since 2002 with ISSN 1412-7946 and e-ISSN 2503-5223. The article published in the Journal Media Farmasi selected by editors and reviewed by the reviewer. Articles published in Media Farmasi must not be published in other journals or have been previously published. Media Farmasi publishes a review article, original article, as well as short communication in all scopes of Pharmaceutical Science.
Arjuna Subject : -
Articles 22 Documents
Search results for , issue "Vol 12, No 1: Maret 2015" : 22 Documents clear
Aktivitas Antifungi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Daun Pacar Kuku terhadap Candida Albicans Resisten Flukonazol Mulangsri, Dewi Andini Kunti; Nurani, Laela Hayu
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 12, No 1: Maret 2015
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.157 KB) | DOI: 10.12928/mf.v12i1.3017

Abstract

Infeksi kandidiasis meningkat selama dekade terakhir di dunia. Peningkatan ini menandai munculnya isolat Candida albicans resisten Flukonazol. Diperlukan obat baru untuk mengatasi permasalahan resistensi ini.  Daun pacar kuku (L. inermis L.) secara empiris mempunyai aktivitas sebagai antijamur. Kandungan kimia daun pacar kuku larut dalam etil asetat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antifungi dari fraksi etil asetat ekstrak daun pacar kuku (L. inermis L.) terhadap strain C. albicans sensitif Flukonazol dan C. albicans resisten Flukonazol. Fraksi etil asetat ekstrak daun pacar kuku (L. inermis L.)dibuat dengan memfraksinasi ekstrak etanol dengan  pelarut etil asetat.Konsentrasi fraksi etil asetat ekstrak daun pacar kuku yang digunakan terhadap C. albicans sensitif Flukonazol dan C. albicans resisten Flukonazol sebesar 10%; 5%; 2,5%; 1,25% dan 0,625%. Pengujian aktivitas antifungi fraksi etil asetat ekstrak daun pacar kuku menggunakan metode mikrodilusi cair dengan parameter pengukuran Minimum Inhibitory Concentration (MIC) dan Minimum Fungicidal Concentration (MFC). Nilai MIC dan MFC yang diperoleh sama yaitu sebesar 1,25% untuk C. albicans resisten Flukonazol dan 0,625% untuk C. albicans sensitif Flukonazol. Rasio MFC terhadap MIC yang diperoleh sebesar 1 yang menyatakan bahwa fraksi etil asetat ekstrak daun pacar kuku memiliki daya fungicide. Skrining fitokimia fraksi etil asetat ekstrak daun pacar kuku mengandung fenolik dan kuinon.Kata kunci : Kandidiasis, pacar kuku, mikrodilusi cair, MIC dan MFC
Aktivitas Inhibisi A-Amilase Ekstrak Karagenan dan Senyawa Polifenol dari Eucheuma denticulatum Samudra, Agung Giri; Nugroho, Agung Endro; Husni, Amir
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 12, No 1: Maret 2015
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.437 KB) | DOI: 10.12928/mf.v12i1.3023

Abstract

Penelitian ini untuk mengetahui kemampuan karagenan dan polifenol dariEucheuma denticulatum terhadap karbohidrat enzim α-amilase secara in vitro. Ekstrasi karagenan menggunakan larutan kalium hidroksida 0,5%. Polifenol diekstraksi dengan 50% (v/v) metanol. Identifikasi karagenan ditentukan dengan Fourier Transform Infrared (FTIR). Kandungan total fenol ekstrak ditentukan menurut metode Folin-Ciocalteu. Kemudian hasil ekstraksi diuji daya hambat aktivitas α-amilase. Ekstrak karagenan dan polifenol mempunyai kemampuan menghambat aktivitas IC50  α-amilase yaitu 12,16 dan  11,64 mg/mL. Ekstrak Polifenol   memiliki daya hambat α-amilase lebih tinggi dari pada ekstrak karagenan.Kata Kunci: Eucheuma denticulatum, karagenan, polifenol, α-amilase.
The Influence of Polyvinyl Pyrrolidone (PVP) on Piroxicam Absorption with Everted Intestinal SAC Method Prihapsara, Fea; Artanti, Anif Nur; Murrukmihadi, Mimiek
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 12, No 1: Maret 2015
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.006 KB) | DOI: 10.12928/mf.v12i1.3028

Abstract

Oral drug absorption was highly influenced by dissolution rate, especially for poorly and insoluble drugs. Piroxicam is a nonsteroidal anti-inflammatory drug that is practically insoluble in water. The oral absorption rate of piroxicam is dependent on its dissolution rate in the GI tract. Polyvinyl Pyrrolidone (PVP) as surfactant can increase drug solubility by means of a micelle forming mechanism. The aim of the study was to know the influence of addition and variation of Polyvinyl Pyrrolidone (PVP) on Piroxicam absorption with everted intestinal sac method.  The  concentration of piroxicam solution was prepared by PVP in  1.0,2.0 and 3.0 % respectively. Crane and Wilson tube containing 75 ml of themucosal fluid was taken at 37 0 C in waterbath. Than, serosal solution of 1.5 mlwas added to intestinal sac by turned upside down and tied to a cannula, then put into the tube containing the mucosal fluid and constantly flowing oxygen gas.Serosal solution of 1 ml were taken every 15 minutes and then diluted with 2 ml of Ba (OH) 2 and 2 ml of ZnSO4 then centrifuge until 25 minute. The absorbant of supernatant was measured by UV spectrophotometer and data analyse wascalculated by one-way ANAVA.  PVP at 1%,2% and 3% increased piroxicamabsorption from the phosphate buffer pH 7.5 compared with negative control.According to P app , the values were 2.52 ± 0.43 cm/minute (negative control), 3.41 ± 2.17 cm/minute (1% PVP), 2.75 ± 1.14 cm/minute (2% PVP) and 4.77 ± 4.93 cm/minute (3% PVP) respectively. In conclusion. Lower doses of the surfactant (1%, 2%, and 3% PVP) significantly increased absorption of the drug by altering the membrane permeability. Keywords: Piroxicam, absorption, in vitro, PVP  
Uji Perbandingan Aktivitas Antijamur Pityrosporum ovale dari Kombinasi Ekstrak Etanol Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L) dan Daun Sirih (Piper betle) dengan Ketokonazol 2% Sakinah, Siti; Nur'aini, Nur’aini; Ratu, Ayu Permata
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 12, No 1: Maret 2015
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.402 KB) | DOI: 10.12928/mf.v12i1.3018

Abstract

Pityrosporum ovale adalah mikroorganisme yang diduga sebagai penyebab utama ketombe. Daun sirih mengandung minyak atsiri dimana komponen utamanya terdiri atas fenol dan senyawa turunannya seperti kavikol, kavibetol, karvakrol, eugenol, estragol, metileugenol, terpinen, seskuiterpen, fenilpropan, dan tanin. Daun sirih juga mengandung karoten, tiamin, riboflavin, asam nikotinat, vitamin C, gula, pati, dan asam amino. Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui efektivitas antijamur dari buah belimbing wuluh terhadap Pityrosporum ovale. Ekstrak buah belimbing wuluh mengandung flavonoid dan triterpen saponin. Dilakukan penelitian untuk meningkatkan efek antijamur daribahan alam tersebut dengan mengkombinasikan ekstrak daun sirih dan buah belimbing wuluh terhadap Pityrosporum ovale. Jenis penelitian ini mengikuti rancangan penelitian eksperimen dengan menggunakan subjek Pityrosporum ovale dan ekstrak etanol Buah Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) dan Daun Sirih (Piper betle). Metode yang digunakan dengan potensi antibiotik metode difusi penentuan zona hambat pada perbandingan 1:1 dengan konsentrasi 1%, 5%, 10%, 15%, dan 20% dibandingkan dengan Ketokonazol 2%. Tahapan penelitian dimulai dengan determinasi tanaman, pembuatan ekstrak belimbing wuluh(Averrhoa bilimbi L.) dan daun sirih (Piper betle) secara maserasi, identifikasi senyawa metabolit sekunder dengan cara pengujian alkaloid, tannin dan flavonoid, dilakukan pengenceran ekstrak berbagai konsentrasi, lalu dilakukan uji konsentrasi hambat minimum (KHM) dibandingan dengan ketoconazole 2%. Hasil zona hambat paling besar terdapat pada konsentrasi 5% dengan zona hambat 12,0 mm, namun masih kecil dibandingkan dengan ketokonazol 2%.  Kata kunci : buah belimbing wuluh, daun sirih, antijamur, ketokonazole 2%, Pityrosporum ovale
Layanan Pesan Singkat Pengingat untuk Meningkatkan Kepatuhan Minum Obat dan Kontrol Glikemik Pasien Diabetes Melitus di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Alfian, Riza
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 12, No 1: Maret 2015
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.525 KB) | DOI: 10.12928/mf.v12i1.3024

Abstract

Diabetes melitus adalah penyakit metabolisme yang merupakan kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar glikemik darah di atas nilai normal. Ketidakpatuhan merupakan faktor kunci yang menghalangi pengontrolan glikemik darah sehingga membutuhkan intervensi untuk meningkatkan kepatuhan terapi. Pemberian layanan pesan singkat pengingat diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan terapi demi mencapai kontrol glikemikdarah yang diinginkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh layanan pesan singkat pengingat yang diberikan farmasis terhadap kepatuhan minum obat dan kontrol glikemik pasien diabetes melitus rawat jalan di Poliklinik penyakit dalam RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin. Penelitian ini dilakukan menggunakan rancangan kuasi eksperimental dengan pengambilan data secara prospektif pasien rawat jalan selama bulan April-Mei 2015. Subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 65 pasien. Pasien diberikan intervensi layanan pesan singkat pengingat selama 7 hari berturut-turut.Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner kepatuhan Morisky Medication Adherence Scale (MMAS) dan data glikemik darah diambil dari rekam medik. Uji statistik Wilcoxon digunakan untuk menganalisis data pre dan post penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian layanan pesan singkat  pengingat dapat meningkatkan kepatuhan minum obat pasien diabetes melitus dimana kepatuhan pre pengukuran hanya 6,01±1,81 sedangkan post meningkat menjadi 7,30±0,99 (p<0,05). Kadar glikemik darah puasa dan kadar glikemikdarah 2 jam post prandial mengalami penurunan dengan rata-rata penurunan untuk kadar glikemik darah puasa sebesar 14,66 ± 43,19 mg/dl dan 2 jam post  prandial sebesar 25,09 ± 67,17 mg/dl (p<0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian layanan pesan singkat pengingat oleh farmasis dapat meningkatkan kepatuhan pasien minum obat, hal ini ditunjukan dengan penurunan kadar glikemik darah pasien diabetes melitus di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin (p<0,05).Kata Kunci: DM, Layanan pesan singkat pengingat, Kepatuhan, Glikemik darah
Formulasi dan Evaluasi Masker Wajah Peel-Off Mengandung Kuersetin dengan Variasi Konsentrasi Gelatin dan Gliserin Rahmawanty, Dina; Yulianti, Nita; Fitriana, Mia
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 12, No 1: Maret 2015
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.835 KB) | DOI: 10.12928/mf.v12i1.3019

Abstract

Kuersetin dapat menjadi salah satu alternatif bahan aktif anti jerawat danpencegah penuaan dini karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab jerawat Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes dan memiliki aktivitas antioksidan pada konsentrasi 0,05%. Masker wajah peel off adalah salah satu jenis masker wajah yang memiliki keunggulan dalam penggunaannya yaitu mudah diangkat atau dilepaskan seperti membran elastis. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh penambahan variasi konsentrasi gelatin dan gliserin terhadap sifat fisika dan kimia masker wajah peel off kuersetin. Variasi konsentrasi gelatin yang digunakan adalah10%, 15% dan 20%, variasi konsentrasi gliserin yang digunakan adalah 2%, 6% dan 12%. Evaluasi sediaan masker wajahpeel off kuersetin meliputi karakteristik organoleptis (warna, konsistensi, bau), waktu mengering, viskositas, pH, homogenitas, daya sebar dan daya lekat. Data  hasil evaluasi sediaan masker wajah peel off  kuersetin dianalisis dengan program Design Expert 8.0.7. dengan desain faktorial dan Kruskal Wallis. Hasil menunjukkan bahwa variasi konsentrasi gelatin dan gliserin secara signifikan mempengaruhi organoleptis, waktu mengering, homogenitas, viskositas, daya lekat dan daya sebar sediaan (p<0,05), variasi konsentrasi gelatin dan gliserin secara signifikan tidak mempengaruhi pH dari sediaan (p>0,05). Kata Kunci: Masker wajah peel off, kuersetin, gelatin, gliserin
Proportion and Factors Predicted Self- Medication in Elderly Population in Yogyakarta Sari, Andriana; Supadmi, Woro; Perwitasari, Dyah Aryani
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 12, No 1: Maret 2015
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.48 KB) | DOI: 10.12928/mf.v12i1.3025

Abstract

Pharmacists should give more attention in giving pharmaceutical care services to the elderly patients, because the decrease of physiological function could result more drug related problems. Currently, elderly patients are interesting to do self- medication before visiting the physician. Thus, our study was aimed to understand  the proportion of elderly patients who are interesting to do the self-medication and to explore the factors predicted self-medication behavior. This study was carried out by cross-sectional design. Data was collected by doing interview and giving questionnaire to the 544 elderly patients in the pharmacies of YogyakartaProvince which were chosen by proportional area sampling method. Data was analyzed descriptively and using the chi square test to understand factors which could be influenced self medication behavior. Most of the patients choose to do the self medication (63.6%) rather than directly went to the physician (36.4%).  There were 3 predictors of self medication behavior in our study, which were occupation, income and type of disease with the RR were; 0.823 (95% CI:0.7010.965), 1.433 (95% CI:1.173-1.751) and 1.027 (95% CI: 1.059-1.376), respectively.The occupation, income and chronic disease could predict of self medication behavior in elderly patients.Keywords: self medication, elderly, predictor
Genetic Characteristics of Actinomycetes Isolates (GST, KP, KP11, Kp16, T24, T37 Code) by RFLP of NRPS Genes Ramadhani, Melati Aprilliana; Sulistyani, Nanik
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 12, No 1: Maret 2015
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.693 KB) | DOI: 10.12928/mf.v12i1.3020

Abstract

Actinomycetes is the one of antibiotic producing microorganisms. Actinomycetes isolates with GST, KP, KP11, KP16, T24, T37 have been isolated from soil. This study aims to determine the diversity of actinomycetes isolates by RFLP (Restriction Fragment Length Polymorphism) of NRPS (Non Ribosomal Peptide Synthetase) genes from GST, KP, KP11, KP16, T24, and T37 isolates. This study is divided into several steps of the DNA isolation  from isolate GST, KP16, T24, T37, KP, KP11, PCR of the 16S rRNA and NRPS genes and cutting the NRPS genes fragmens with HaeIII enzyme to determine the diversity of isolates. Results of DNA isolate, PCR of 16S rRNA genes and NRPS genes, and RFLP of NRPS genes performed by agarose gel electrophoresis. The diversity of the isolates were analyzed by multivariate analysis UPGMA with MVSP 2.0 applications. The results showed the diversity of 6 actinomycetes isolates are T37 and GST have 64 % similarity, KP11 and KP16 have 96 % similarity, KP has 76 % similarity with KP11 and KP16, while T24 has 60 % similarity with KP and 12 % similarity with T37 and GST. Based on RFLP analysis of the NRPS genes, among of 6 isolates can divided into 4 groups are T37 and GST isolates as group 1, KP11 and KP16 isolates as group 2, KP isolate as group 3, and T24 isolate as group 4. Keyword : Actinomycetes, diversity, 16S rRNA genes, NRPS   genes, RFLP
Formulasi Emulgel Minyak Biji Bunga Matahari (Helianthus annuus L.) sebagai Sediaan Penyembuh Luka Bakar Monika, Tika; Edityaningrum, Citra Ariani; Binarjo, Annas
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 12, No 1: Maret 2015
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.541 KB) | DOI: 10.12928/mf.v12i1.3026

Abstract

Luka bakar merupakan suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi. Asam linoleat dan β-sitosterol merupakan senyawa aktif yang ditemukan didalam minyak biji bunga matahari (Helianthus annuus L.) yang mempunyai aktivitas dalam penyembuhan luka bakar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik emulgel dan efek konsentrasi minyak biji bunga matahari pada sediaan emulgel terhadap aktivitas penyembuhan luka. Pada tahapan awal, minyak biji bunga matahari diidentifikasi kandungan β-sitosterol (menggunakan KLT) dan kandungan asam linoleatnya (menggunakan GS-MS). Selanjutnya minyak diformulasikan dalam emulgel dengan berbagai konsentrasiminyak biji bunga matahari yaitu F1 (3%), FII (5%), dan F III(10%). Krimdievaluasi sifat fisik meliputi pH, daya lekat, kemampuan proteksi, dan daya sebar; serta daya penyembuh luka bakar denganhewan uji marmut. Pembuatan luka bakar dilakukan dengan menggunakan solder yang telah dimodifikasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji statistika ANOVA dan LSD dengan taraf kepercayaan 95%.  Berdasarkan penelitian ini disimpulkan emulgel minyak biji bunga matahari dapat mempercepat penyembuhan luka bakar. Semakin tinggi konsentrasi minyak biji bunga matahari, semakin tinggi aktivitasnya terhadap penyembuhan luka, serta daya sebar dan daya lekatnya. Kata kunci: minyak biji bunga matahari, emulgel, sifat fisik, asam linoleat, βsitosterol, luka bakar
Simvastatin sebagai Hepatoprotektor pada Tikus Sprague Dawley yang Diinduksi Aloksan Akrom, Akrom; Meilan, Meilan
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 12, No 1: Maret 2015
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.53 KB) | DOI: 10.12928/mf.v12i1.3022

Abstract

Secara klinis simvastatin dimanfaatkan tidak hanya sebagai antidislipidemia namun juga diindikasikan sebagai antiinflamasi dan antioksidan. Adanya gugus karbonil pada struktur simvastatin yang dapat berikatan dengan electron bebas dari radikal reaktif diduga kuat berhubungan dengan aktifitas antioksidan ini.Bagaimana pengaruh simvastatin terhadap fungsi hepar  pada tikus SD yang diinduksi aloksan belum diketahui. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh simvastatin terhadap kadar SGPT dan SGOT pada tikus Sprague dawley (SD) yang diinduksi aloksan. Penelitian ini menggunakan metode pre and post test design pada 7 kelompok hewan uji (n=7). Kelompok pertama sebagai kontrol normal. Kelompok kedua, kontrol negatif, hewan uji diberi aloksan (12,5 mg/kgBB). Kelompok ketiga diberi simvastatin (15mg/kgBB) selama 7 hari sebelum dan 2 hari setelah diinduksi aloksan. Kelompok keempat diberi vitamin C (20mg/kgBB) selama 7 hari sebelum dan 2 hari setelah diinduksi aloksan.Induksialoksan dilakukan pada hari ke-7 secara intraperitoneal. Darah tikus diambil melalui sinus orbitalispada hari ke-7 sebelum diinduksi aloksan dan pada hari ke9. Kadar SGPT dan SGOT ditetapkan secara enzimatik. Kadar SGPT/SGOT yang diperoleh dianalisis dengan One Way ANOVA. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian perlakuan 7 hari dengan simvastatin dan vitamin C tidak mempengaruhi kadar SGPT dan SGOT. Rerata kadar SGPT/SGOT kelompok perlakuan tidak berbeda dengan rerata kadar SGPT/SGOT kelompok normal (p>0,05). Induksi aloksan meningkatkan rerata kadar SGPT/SGOT. Pemberian simvastatin dan vitamin C sebelum dan setelah diinduksi aloksan dapat mengurangi peningkatan rerata kadar SGPT/SGOT pada kelompok perlakuan dankelompok kontrol positif.  Rerata kadar SGPT/SGOT kelompok simvastatin lebih rendah dari pada kelompok vitamin C (p<0,05).  Rerata kadar SGPT/SGOT kelompok simvastatin dan vitamin C lebih rendah dari kelompok aloksan (p<0,05). Berdasarkan hasil penelitiandapat disimpulkan bahwa simvastatin dapat  mencegah kenaikan kadar SGPT/SGOT tikus yang diinduksi aloksan. Kata Kunci : Simvastatin; hepatoprotektor; aloksan,SGPT/SGOT.

Page 1 of 3 | Total Record : 22


Filter by Year

2015 2015


Filter By Issues
All Issue Vol. 22 No. 2 (2025): September 2025 Vol. 22 No. 1: March 2025 Vol. 21 No. 2: September 2024 Vol. 21 No. 1: March 2024 Vol 20, No 2: September 2023 Vol. 20 No. 2: September 2023 Vol 20, No 1: March 2023 Vol. 20 No. 1: March 2023 Vol. 19 No. 2: September 2022 Vol 19, No 2: September 2022 Vol 19, No 1: March 2022 Vol. 19 No. 1: March 2022 Vol. 18 No. 2: September 2021 Vol 18, No 2: September 2021 Vol 18, No 1: Maret 2021 Vol. 18 No. 1: Maret 2021 Vol 17, No 2: September 2020 Vol. 17 No. 2: September 2020 Vol 17, No 1: Maret 2020 Vol. 17 No. 1: Maret 2020 Vol. 16 No. 2: September 2019 Vol 16, No 2: September 2019 Vol. 16 No. 1: Maret 2019 Vol 16, No 1: Maret 2019 Vol 15, No 2: September 2018 Vol. 15 No. 2: September 2018 Vol 15, No 1: Maret 2018 Vol 15, No 1 (2018) Vol. 15 No. 1: Maret 2018 Vol 14, No 2 : September 2017 Vol 14, No 2 : September 2017 Vol 14, No 1: Maret 2017 Vol. 14 No. 1: Maret 2017 Vol 14, No 1: Maret 2017 Vol. 13 No. 2: September 2016 Vol 13, No 2: September 2016 Vol 13, No 2: September 2016 Vol. 13 No. 1: Maret 2016 Vol 13, No 1: Maret 2016 Vol 13, No 1: Maret 2016 Vol 12, No 2: September 2015 Vol 12, No 2: September 2015 Vol. 12 No. 2: September 2015 Vol 12, No 1: Maret 2015 Vol 12, No 1: Maret 2015 Vol. 12 No. 1: Maret 2015 Vol 11, No 2: September 2014 Vol 11, No 2: September 2014 Vol. 11 No. 2: September 2014 Vol 11, No 1: Maret 2014 Vol. 11 No. 1: Maret 2014 Vol 11, No 1: Maret 2014 Vol 10, No 2: September 2013 Vol. 10 No. 2: September 2013 Vol 10, No 2: September 2013 More Issue