Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Aktivitas Antifungi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Daun Pacar Kuku terhadap Candida Albicans Resisten Flukonazol Mulangsri, Dewi Andini Kunti; Nurani, Laela Hayu
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 12, No 1: Maret 2015
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.157 KB) | DOI: 10.12928/mf.v12i1.3017

Abstract

Infeksi kandidiasis meningkat selama dekade terakhir di dunia. Peningkatan ini menandai munculnya isolat Candida albicans resisten Flukonazol. Diperlukan obat baru untuk mengatasi permasalahan resistensi ini.  Daun pacar kuku (L. inermis L.) secara empiris mempunyai aktivitas sebagai antijamur. Kandungan kimia daun pacar kuku larut dalam etil asetat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antifungi dari fraksi etil asetat ekstrak daun pacar kuku (L. inermis L.) terhadap strain C. albicans sensitif Flukonazol dan C. albicans resisten Flukonazol. Fraksi etil asetat ekstrak daun pacar kuku (L. inermis L.)dibuat dengan memfraksinasi ekstrak etanol dengan  pelarut etil asetat.Konsentrasi fraksi etil asetat ekstrak daun pacar kuku yang digunakan terhadap C. albicans sensitif Flukonazol dan C. albicans resisten Flukonazol sebesar 10%; 5%; 2,5%; 1,25% dan 0,625%. Pengujian aktivitas antifungi fraksi etil asetat ekstrak daun pacar kuku menggunakan metode mikrodilusi cair dengan parameter pengukuran Minimum Inhibitory Concentration (MIC) dan Minimum Fungicidal Concentration (MFC). Nilai MIC dan MFC yang diperoleh sama yaitu sebesar 1,25% untuk C. albicans resisten Flukonazol dan 0,625% untuk C. albicans sensitif Flukonazol. Rasio MFC terhadap MIC yang diperoleh sebesar 1 yang menyatakan bahwa fraksi etil asetat ekstrak daun pacar kuku memiliki daya fungicide. Skrining fitokimia fraksi etil asetat ekstrak daun pacar kuku mengandung fenolik dan kuinon.Kata kunci : Kandidiasis, pacar kuku, mikrodilusi cair, MIC dan MFC
Antibacterial Activity of N-hexane and Diethyl Ether Fraction of Piper betle L. Leaf Against Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Bacteria Kunti Mulangsri, Dewi Andini; Ningrum, Ria Ayu; Imliyyah, Nafilatul
Indonesian Journal of Chemical Science Vol 11 No 1 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijcs.v11i1.51850

Abstract

Escherichia coli and Staphylococcus aureus bacteria are still cause of superficial and systemic infections. Fractionation of green betel leaf extract was carried out to obtain simpler compounds than the crude extract. The purpose of this study was to determine the antibacterial activity of the n-hexane fraction and the diethyl ether fraction of green betel leaf against Escherichia coli and Staphylococcus aureus. The extract of green betel leaf was fractionated with n-hexane and diethyl ether. The n-hexane fraction (HF) and diethyl ether fraction (DF) were tested for antibacterial activity using the disc diffusion method and the concentrations used were 0.5; 1; 1.5; 2; and 2.5 mg/disc. Chloramphenicol paper disc 30 µg/disk as a positive control and DMSO as a negative control. Data analysis was carried out descriptively by observing the inhibition zone around the paper disc which indicated the presence of antibacterial activity. The inhibition zone has measured the diameter of the inhibition area. The test results showed that there was antibacterial activity in the HF and DF of green betel leaf against Escherichia coli and Staphylococcus aureus bacteria, indicated by the presence of an inhibitory zone around the paper disc at all concentrations. The average diameter of the inhibition area produced against Escherichia coli and Staphylococcus aureus were 10.89–12.58 mm and 7.28-11.93 mm for green betel of HF and6.51–11.89 mm and 8.43–15.18 mm for green betel of DF, respectively
Aktivitas Antifungi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Daun Pacar Kuku terhadap Candida Albicans Resisten Flukonazol Dewi Andini Kunti Mulangsri; Laela Hayu Nurani
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 12, No 1: Maret 2015
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.157 KB) | DOI: 10.12928/mf.v12i1.3017

Abstract

Infeksi kandidiasis meningkat selama dekade terakhir di dunia. Peningkatan ini menandai munculnya isolat Candida albicans resisten Flukonazol. Diperlukan obat baru untuk mengatasi permasalahan resistensi ini.  Daun pacar kuku (L. inermis L.) secara empiris mempunyai aktivitas sebagai antijamur. Kandungan kimia daun pacar kuku larut dalam etil asetat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antifungi dari fraksi etil asetat ekstrak daun pacar kuku (L. inermis L.) terhadap strain C. albicans sensitif Flukonazol dan C. albicans resisten Flukonazol. Fraksi etil asetat ekstrak daun pacar kuku (L. inermis L.)dibuat dengan memfraksinasi ekstrak etanol dengan  pelarut etil asetat.Konsentrasi fraksi etil asetat ekstrak daun pacar kuku yang digunakan terhadap C. albicans sensitif Flukonazol dan C. albicans resisten Flukonazol sebesar 10%; 5%; 2,5%; 1,25% dan 0,625%. Pengujian aktivitas antifungi fraksi etil asetat ekstrak daun pacar kuku menggunakan metode mikrodilusi cair dengan parameter pengukuran Minimum Inhibitory Concentration (MIC) dan Minimum Fungicidal Concentration (MFC). Nilai MIC dan MFC yang diperoleh sama yaitu sebesar 1,25% untuk C. albicans resisten Flukonazol dan 0,625% untuk C. albicans sensitif Flukonazol. Rasio MFC terhadap MIC yang diperoleh sebesar 1 yang menyatakan bahwa fraksi etil asetat ekstrak daun pacar kuku memiliki daya fungicide. Skrining fitokimia fraksi etil asetat ekstrak daun pacar kuku mengandung fenolik dan kuinon.
Aktivitas Antioksidan Fraksi Dietileter Buah Mangga Arumanis (Mangifera indica L.) dengan Metode DPPH Dewi Andini Kunti Mulangsri; Aqnes Budiarti; Endah Novia Saputri
Jurnal Pharmascience Vol 4, No 1 (2017): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v4i1.5760

Abstract

ABSTRAK Sistem antioksidan merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang mampu menghambat reaktifitas radikal bebas. Sumber alami antioksidan salah satunya adalah buah yaitu buah mangga Arumanis. Proses fraksinasi dengan pelarut dietileter dilakukan untuk menyari senyawa-senyawa yang bersifat semipolar yang diharapkan memiliki potensi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan fraksi dietil eter ekstrak etanol buah mangga arumanis (Mangifera indica L.) dengan Metode DPPH. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%, kemudian dipartisi cair-cair menggunakan pelarut dietil eter. Penentuan aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH dengan membuat seri konsentrasi fraksi dietil eter ekstrak etanol buah mangga Arumanis yaitu 12,5; 25; 50 dan 100ppm. Vitamin C digunakan sebagai larutan pembanding dengan seri konsentrasi 0,625; 1,25; 2,5 dan 5 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi dietil eter ekstrak etanol buah mangga arumanis memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 75,22 ppm dan 1,18 ppm untuk Vitamin C. Fraksi dietileter ekstrak etanol buah mangga Arumanis memiliki potensi lemah sebagai antioksidan jika dibandingkan dengan Vitamin C. Kata Kunci: antioksidan, fraksi dietileter, buah mangga arumanis, Mangifera indica, DPPH ABSTRACT Antioxidant systems are part of the immune system which is able to inhibit the reactivity of free radical. Source of natural antioxidants is a fruit that is mango Arumanis. Process of fractionation with solvent diethylether to extraction the compounds semipolar and expected to have potential as antioxidants. This study aims to determine the antioxidant activity of diethyl ether fraction of ethanol extract Arumanis mango (Mangifera indica L.) with DPPH method. Extraction used ethanol 70% by maceration method, then partitioned using a liquid-liquid partition with diethylether as a solvent. Determination of antioxidant activity using DPPH method with a series of concentrations of diethyl ether fraction of ethanol extract Arumanis mango ie 12.5; 25; 50 and 100ppm. Vitamin C used as a reference solution with a concentration series of 0,625; 1.25; 2.5 and 5 ppm. The results showed that the diethyl ether fraction of ethanol extract Arumanis mango have antioxidant activity with IC50 value of 7.22 ppm and 1.18 ppm for Vitamin C. Diethylether fraction of ethanol extract Arumanis mango has weak potential as a antioxidant, if compared with Vitamin C. Keywords: Antioxidants, diethylether fractions, arumanis mango fruit, Mangifera indica, DPPH.
Formulasi Krim Tabir Surya Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia calabura L.) untuk Kesehatan Kulit Anita Dwi Puspitasari; Dewi Andini Kunti Mulangsri; Herlina Herlina
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol 28 No 4 (2018)
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/mpk.v28i4.524

Abstract

Sunlight has many health benefits, but high sun exposure can also cause skin problems ranging from redness, inflammation, and the worst is triggering the appearance of skin cancer. One way to protect the skin from the sun is by using a sunscreen. Kersen Leaf (Muntingia calabura L.) has a high total flavonoids and total phenolic so that it can be used as a natural active ingredient for making sunscreen creams. The purpose of this study was to formulate and evaluate sunscreen cream preparations with variations in the concentration of ethanol extract of Kersen Leaf Muntingia calabura L.) and to know the SPF value. Extract of kersen leaves (Muntingia calabura L.) using the maceration method with 70% ethanol. The extract was concentrated using a rotary evaporator. Four formulas were made with variations in the concentration of ethanol extract of kersen leaves. Formula 1 (cream base) without ethanolic extract of kersen leaves; formula 2 with ethanol extract of 1 gram kersen leaves; formula 3 with ethanol extract of 2 grams kersen leaves and formula 4 with ethanol extract of 3 grams kersen leaves. The four formulas were tested for physical, chemical and SPF values. Testing the SPF value using spectrophotometric method. For sticky power does not meet standard because it is less than 4 seconds. The Formula 1 SPF value is 0.1149; formula 2 is 7.6574 (extra protection); formula 3 is 13.7847 (maximum protection); and formula 4 is 19.0871 (ultra protection). The greater the concentration of ethanol extract of kersen leaves the greater the SPF value. From the results of the study, it was found that the four formulas fulfilled the requirements of physical and chemical characteristics, namely organoleptic, homogeneity, distribution, and viscosity, and had a significant SPF values, namely formula 2, 3 and 4. Abstrak Sinar matahari memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, namun paparan sinar matahari yang tinggi juga dapat menyebabkan masalah kulit mulai dari kemerahan, peradangan, dan yang paling buruk adalah memicu munculnya kanker kulit. Salah satu cara untuk melindungi kulit dari sinar matahari yaitu dengan menggunakan tabir surya. Daun kersen (Muntingia calabura L.) mempunyai kandungan flavonoid total dan fenolik total yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan aktif alami untuk pembuatan krim tabir surya. Tujuan penelitian ini untuk melakukan formulasi dan evaluasi sediaan krim tabir surya dengan variasi konsentrasi ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura L.) serta mengetahui nilai SPF-nya. Ekstraksi daun kersen menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%. Ekstrak dipekatkan menggunakan rotary evaporator. Dibuat empat formula dengan variasi konsentrasi ekstrak etanol daun kersen. Formula 1 (basis krim) tanpa ekstrak etanol daun kersen; formula 2 dengan ekstrak etanol daun kersen 1 gram; formula 3 dengan ekstrak etanol daun kersen 2 gram; dan formula 4 dengan ekstrak etanol daun kersen 3 gram. Keempat formula diuji karakteristik sifat fisika, kimia dan nilai SPFnya. Pengujian nilai SPF menggunakan metode spektrofotometri. Untuk daya lekat belum memenuhi standar karena kurang dari empat detik. Nilai SPF Formula 1 sebesar 0,1149; formula 2 sebesar 7,6574 (proteksi ekstra); formula 3 sebesar 13,7847 (proteksi maksimal); dan formula 4 sebesar 19,0871 (proteksi ultra). Semakin besar konsentrasi ekstrak etanol daun kersen semakin besar nilai SPF-nya. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa keempat formula memenuhi persyaratan karakteristik sifat fisika dan kimia yaitu organoleptis, homogenitas, daya sebar pH, dan viskositas, serta memiliki nilai SPF yang bermakna yaitu formula 2, 3, dan 4.
PROFIL ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK ETANOL 70% DAUN BIDARA ARAB (Ziziphus spina-christi) TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acnes, Staphylococcus epdermidis DAN Staphylococcus aureus Dewi Andini Kunti Mulangsri; Erika Indah Safitri; Dwi Nadya Jayanthy; Jeni Anggraini; Dwi Ayu Mustikaningsih
Pharmasipha: Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 5, No 1 (2021): Maret
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v5i1.5305

Abstract

Ekstrak daun bidara arab telah diketahui mengandung flavonoid dan dapat berfungsi sebagai antibakteri. Secara umum, flavonoid dapat diekstrak dari tanaman menggunakan pelarut etanol 70%. Jerawat merupakan salah satu kondisi yang disebabkan oleh beberapa bakteri, di antaranya P.acnes. S.epidermis, dan S. aureus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol 70% daun bidara arab terhadap bakteri P.acnes. S.epidermis, dan S. aureus, serta komposisi kandungan kimianya. Metode maserasi digunakan untuk menghasilkan ekstrak daun bidara Arab dengan bantuan pelarut etanol 70%. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram. Konsentrasi ekstrak etanol 70% daun bidara arab yang digunakan untuk P. acnes 20; 25; 30; 35 dan 40%, S. epidermidis 20, 40, dan 60%, S aureus 40, 50, 60, 70 dan 80%. Keberadaan senyawa aktif dalam ekstrak etanol 70% daun bidara arab dilakukan dengan skrining fitokimia. Analisis data untuk uji aktivitas antibakteri dilakukan secara deskriptif berupa nilai diameter daerah hambat (DDH) yang diukur dari zona hambat yang terbentuk, sedangkan uji skrining fitokimia disesuaikan dengan acuan. Hasil uji aktivitas antibakteri terhadap ketiga jenis bakteri tersebut menghasilkan nilai DDH 8,06- 13,49 mm. Senyawa aktif yang terkandung dalam ekstrak etanol 70% daun bidara Arab berupa alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin. 
PENYULUHAN PEMBUATAN BUNGA TELANG KERING SEBAGAI SEDUHAN TEH KEPADA ANAK PANTI ASUHAN YATIM PUTRA BAITI JANNATI Dewi Andini Kunti Mulangsri
ABDIMAS UNWAHAS Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/abd.v4i2.3010

Abstract

Abstrak Bunga telang merupakan tanaman mudah sekali untuk ditumbuhkan dan dapat dijadikan tanaman obat keluarga (TOGA). Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah mengenalkan kepada masyarakat khususnya anak panti asuhan yatim putra mengenai manfaat bunga Telang melalui penyuluhan. Penyuluhan ini menyampaikan mengenai langkah-langkah dalam pengeringan bunga telang dan pembuatan seduhannya.Metode pengeringan yang dilakukan dengan dua cara yaitu pengeringan dengan sinar matahari langsung dan oven simplisia. Dari dua pengeringan tersebut tetap dapat dihasilkan seduhan yang berwarna biru, namun waktu pengeringan dengan sinar matahari cukup lama yaitu 2 hari. Bunga Telang kering dari dua metode pengeringan dapat diseduh dengan air hangat dan dapat dinikmati seperti meminum teh, lebih nikmat ketika diberi madu dan perasan jeruk nipis. Penyuluhan ini berlangsung lancar dan baik. Kata kunci: penyuluhan, bunga Telang, kering, seduhan
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN MUDA DAN DAUN TUA SIRIH HIJAU (Piper betle L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus Dewi Andini Kunti Mulangsri
CENDEKIA EKSAKTA Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3194/ce.v3i2.2469

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas antibakteri daun muda dan daun tua sirih hijau terhadap  bakteriStaphylococcus aureus.Ekstrak daun sirih hijau dari daun muda dan daun tua masing-masing diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Pengujian aktivitas antibakteri dengan metode difusi agar menggunakan variasi konsentrasi larutan ekstrak daun sirih hijau baik daun muda dan daun tua yaitu0,3125; 6,25; 1,25; 2,5; 5 mg/disk, kontrol positif Ampicillin 10ηg/disk, kontrol negatif DMSO 20%. Analisa data hasil uji aktivitas antibakteri secara deskriptif dengan terbentuknya zona hambat dan diukur diameter daerah hambat (DDH) pada masing-masing ekstrak. Hasil menunjukkan bahwa baik ekstrak etanol daun muda sirih hijau (EEDMSH) dan daun tua sirih hijau (EEDTSH) memiliki aktivitas antibakteri dengan terbentuknya zona hambat di sekitar paperdisk pada konsentrasi yang sama yaitu 1,25; 2,5 dan 5 mg/disk. Nilai DDH tertinggi baik EEDMSH dan EEDTSH pada konsentrasi 5 mg/disk masing-masing secara berurutan 8,2 dan 11 mm.  Kata kunci : antibakteri, daun muda, daun tua, sirih hijau, Staphylococcus aureus
UJI AKTIVITAS TABIR SURYA EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (MUNTINGIA CALABURA) Dewi Andini Kunti Mulangsri; Anita Dwi Puspitasari
CENDEKIA EKSAKTA Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3194/ce.v2i2.2089

Abstract

Penuaan dini adalah proses dari penuaan kulit yang lebih cepat dari seharusnya. Banyak yang mulai melihat timbulnya kerutan kulit wajah pada usia yang relative muda, bahkan pada usia awal 20-an. Ditengah maraknya informasi mengenai bahaya sinar UV yang dipancarkan oleh sinar matahari, tabir surya memang menjadi sebuah solusi tersendiri bagi kita semua. Kemampuan suatu tabir surya dapat melindungi kulit dengan menunda eritema dinyatakan dengan Sun Protection Factor (SPF). Salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai tabir surya alami adalah daun kersen (Muntingia calabura). Daun kersen mengandung senyawa flavonoid, saponin, polifenol dan tannin sehingga dapat digunakan sebagai antioksidan dan tabir surya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan aktivitas tabir surya dari ekstrak etanol daun kersen. Daun kersen (Muntingia calabura) yang diekstraksi dengan pelarut etanol 96% menggunakan metode maserasi. Ekstrak etanol daun kersen dibuat dalam seri konsentrasi 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, 250 ppm, dan 300 ppm. Absorbansi diukur pada panjang gelombang 280-400 nm dengan interval 5 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol efektif untuk menangkal radiasi sinar UV. Nilai SPF dari ekstrak etanol daun kersen pada konsentrasi 100 ppm; 200 ppm, 300 ppm, 400 ppm, dan 500 ppm sebesar 1,528; 3,890; 3,971; 4,585, dan 5,252. Ekstrak etanol daun kersen dapat efektif memberikan perlindungan terhadap sinar UV. Kata kunci : daun kersen (Muntingia calabura), metode ekstraksi, nilai SPF
AKTIVITAS ANTIBAKTERI BEBERAPA FRAKSI EKSTRAK DAUN JERUK NIPIS(Citrus aurantifolia Swingle) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli dan Staphylococcus aureus Dewi Andini Kunti Mulangsri; Riza Laksanasari; Rizqi Amaliyah; Assyifatul Fitri; Awal P. Kusumadewi
CENDEKIA EKSAKTA Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3194/ce.v4i1.2667

Abstract

Pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli dapat dihambat oleh daun jeruk nipis (C. aurantifolia Swingle) berdasarkan laporan penelitian terdahulu. Fraksinasi dapat menarik senyawa-senyawa non polar, semi polar dan polar dalam ekstrak etanol 70% daun jeruk nipis. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kemampuan antibakteri ketiga jenis fraksi  ekstrak daun jeruk nipis terhadap S. aureus dan E. coli.Ekstrak daun jeruk nipis diperoleh dengan metode perkolasi  menggunakan penyari etanol 70% dan difraksinasi bertingkat secara partisi cair‐cair dengan penyarin-heksan, etil asetat dan air. Konsentrasi sampel uji yang digunakan adalah fraksi n-heksan dan fraksi air menggunakan konsentrasi yang sama yaitu 2000, 2500, 3000, 3500 dan 4000 µg/disk sedangkan fraksi etil asetat menggunakan konsentrasi 200, 400, 600, 800 dan 1000 µg/disk. Metode pengujianaktivitas antibakteri menggunakan difusi agar. Kontrol positif dan kontrol negatif yang digunakan berturut-turut adalah kloramfenikol 30 µg/disk dan DMSO 20%. Pengamatan dilakukan berupa zona hambat yang nampak, diukur menggunakan jangka sorong dan data yang diperoleh diinterpretasikan secara deskriptif. Hasil penelitian yang diperolehhanya fraksi etil asetat dari ekstrak etanol 70% daun jeruk nipis yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap E. coli dan S. aureus pada semua konsentrasi uji dengan daya antibakteri sedang sampai kuat.  Sedangkan fraksi n-Heksan dan fraksi air ekstrak etanol 70%daun jeruk nipis tidak memiliki aktivitas antibakteri. Kata kunci : fraksi, daun jeruk nipis, antibakteri, Escherichia coli, Staphylococcus aureus