cover
Contact Name
Ardhi Prabowo
Contact Email
ardhiprabowo@mail.unnes.ac.id
Phone
+62818240132
Journal Mail Official
kreano@mail.unnes.ac.id
Editorial Address
Mathematics Department, D7 Building, 1st Floor. Mathematics and Science Faculty, Universitas Negeri Semarang. Taman Siswa Street, Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, 50229.
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
ISSN : 20862334     EISSN : 24424218     DOI : https://doi.org/10.15294/kreano.v13i2
Core Subject : Education,
Kreano is a place to share and communicate research results from researchers or invited authors. Kreano publishes original, novel, and empirical works in the field of mathematics education. Researchers can come from Lecturers, Teachers, Researchers, and students who need broad access to the publication of your research results. The Journal invites original research articles and not simultaneously submitted to another journal or conference. Jurnal Kreano invites authors to conduct empirical research according to the classification in the Mathematics Education Database.
Articles 742 Documents
Analisis Kemampuan Calon Guru Matematika Dalam Pengajuan Masalah Ditinjau dari Gaya Kognitif Field Independent dan Field Dependent Abdara, Amirulmukminin
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 8, No 1 (2017): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v8i1.7120

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan calon guru matematika dalam pengajuan masalah ditinjau dari gaya kognitif field independent (FI) dan field dependent (FD). Terdapat dua subjek dalam penelitian ini, yaitu mahasiswa calon guru Pendidikan Matematika semester VI, IKIP Mataram. Gaya kognitif subjek ditentukan berdasarkan skor pemberian instrument GEFT dan kemampuan pengajuan masalah diperoleh melalui TPM dan wawancara. SFI dan SFD masing-masing mengajukan 10 masalah dari informasi berbentuk grafik dan kalimat verbal. Secara umum, kemampuan SFI lebih bagus dibandingkan SFD yaitu: (1) SFI mengajukan 7 masalah sementara SFD hanya mengajukan 5 masalah yang berkaitan dengan aritmetika sosial, (2) SFI mampu mengajukan masalah yang memenuhi semua unsur sintaksis dan semantik, sementara masalah yang diajukan SFD dari informasi grafik hanya memuat 2 unsur sintaksis dan 2 unsur semantik dan dan masalah yang diajukan dari informasi kalimat verbal masing-masing memuat 2 unsur sintaksis dan 3 unsur semantik, (3) SFI mengajukan 5 masalah, sementara SFD hanya mengajukan 1 masalah yang memuat data baru, (4) SFI mengajukan 2 masalah yang tidak bisa diselesaikan karena rasa penasaran, sementara SFD mengajukan 5 masalah yang tidak dapat diselesaikan karena kesalahan pemilihan kata, dan (5) SFI mengajukan masalah yang termasuk kategori mudah, sedang, dan sulit, sementara masalah yang diajukan SFD hanya masuk kategori masalah mudah.This is descriptive research with qualitative approach which has purpose  to describe the skill of preserve teacher in problem posing observed from cognitive style of  field independent (FI) and field dependent (FD). The subjects are two the mathematic students in the sixth semester, IKIP Mataram. Cognitive style of each subject was determined by giving GEFT instrument and to know the skill of preserve mathematics teacher in posing problem was obtained through TPM and interview. SFI and SFD each posed ten problems from graph information and verbal sentence.  SFI has better skill in problem posing than SFD: (1) SFI posed seven problems, while SFD only posed five problems related to arithmetic, (2) on SFI, all problems which were posed fulfilled all syntaxes and semantic elements which had been decided. While,  the graph information of SFD could only posed the information which showed  two syntaxes elements and two semantic elements, and each posed problems of verbal sentence information has two syntaxes elements and three semantic elements, (3) SFI pose five new data, while SFD could only show one problem which contained new data, (4) SFI posed two unsolved problems because of wondering, while SFD posed five unsolved problems because of choosing words error, and (5) SFI posed problems were included in each easy, middle and difficult category, while SFD only posed problem in easy category.
Suplemen Panduan Guru dalam Pengembangan Pembelajaran Tematik Kompetensi Dasar Matematika Kelas IV Hidayah, Isti; Sugiarto, Sugiarto; Sutarto, Heri
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 4, No 2 (2013): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v4i2.3130

Abstract

AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan perangkat pembelajaran Matematika Sekolah Dasar (SD) dengan penguatan tahapan enaktif-ikonik-simbolik berbantuan serang-kaian pertanyaan produktif. Perangkat pembelajaran berupa Panduan Guru sebagai suple-men dalam mengembangkan rancangan pembelajaran tematik kompetensi dasar (KD) Ma-tematika kelas IV semester gasal. Penelitian ini telah menghasilkan Panduan Guru dengan perangkatnya, yaitu alat peraga sebagai representasi enaktif; media visual dalam bentuk po-werpoint sebagai representasi ikonik; lembar kegiatan peserta didik (LKPD) dan lembar tu-gas peserta didik (LTPD), serta kartu masalah (contextual problem). Produk yang telah di-hasilkan akan membantu guru dalam mengembangkan rancangan pembelajaran dalam im-plementasi Kurikulum 2013. Hasil implementasi menunjukkan bahwa produk penelitian be-rupa Suplemen Panduan Guru membantu guru dalam mengembangkan rancangan dan pe-laksanaan pembelajaran dengan pendekatan ilmiah. Penyempurnaan Suplemen difokuskan pada keterpaduan aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan.Kata kunci: suplemen panduan guru; pembelajaran tematik KD Matematika; contextual                         problem   AbstractThe purpose of this research is to develop elementary mathematics learning devices with reinforcement stages enactive-iconic-symbolic aidednquestion series of productive to strengthen the ability of solving Mathematics problem students since early. A learning device Teacher’s Guide as a supplement in developing basic competencies thematic lesson plan fourth grade Math odd semester. This research has produced a Teacher’s Guide with the device; witch is a representation enactive prop; visual media in the form of PowerPoint as iconic representations; students’ activity sheets (LKPD) and students’ task sheet (LTPD), and card problems (contextual problem). The benefit of this research that has been produced to assist teachers in developing lesson plan curriculum implementation in 2013. Research products in the form of Teacher's Guide Supplement to help teachers in developing the design and implementation of learning with a scientific approach. Suggested improvements focused integration aspects of attitudes, skills, and knowledge. Keywords:     supplement of teacher guides, thematic learning of Mathematics based                         competencies, contextual problems. 
Representasi Matematis Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah Persamaan Kuadrat Ditinjau dari Perbedaan Gender Fuad, Moh. Nasrul
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 7, No 2 (2016): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v7i2.5854

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara lengkap representasi matematis siswa SMA dalam memecahkan masalah persamaan kuadrat ditinjau dari perbedaan gender. Subjek penelitian terdiri dari dua siswa SMA Negeri 3 Kediri kelas 10 pada tahun pelajaran 2015/2016, yaitu satu siswa laki-laki dan satu siswa perempuan. Tahap penelitian dimulai dengan pemilihan subjek penelitian yang ditentukan berdasarkan gender dan hasil tes kemampuan matematika yang setara. Setelah terpilih subjek kemudian dilanjutkan dengan pemberian tugas pemecahan masalah persamaan kuadrat dan wawancara. Keabsahan data dilakukan dengan menggunakan triangulasi waktu yaitu pemberian tugas pemecahan masalah persamaan kuadrat yang setara pada waktu yang berbeda. Hasil penelitian ini berupa deskripsi matematis dari siswa SMA laki-laki dan perempuan dalam memecahkan masalah persamaan kuadrat untuk setiap tahap pemecahan masalah menurut tahapan Polya. Representasi matematis dari siswa SMA laki-laki yaitu : Pada tahap memahami masalah, dari apa yang diketahui representasi matematis yang dihasilkan siswa berupa kombinasi antara teks tertulis dan simbol. Sedangkan dari apa yang ditanyakan, representasi matematis yang dihasilkan siswa yaitu berupa simbol dan juga teks tertulis. Pada tahap menyusun rencana pemecahan masalah, representasi matematis yang dihasilkan siswa berupa persamaan matematik dan juga kata-kata secara lisan. Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah, langkah – langkah pemecahan masalah direpresentasikan oleh siswa kedalam bentuk persamaan matematik dan simbol aljabar. Siswa menginterpretasi hasil penyelesaian masalah dengan menggunakan representasi berupa teks tertulis. Pada tahap memeriksa kembali penyelesaian masalah siswa tidak memiliki representasi.  Sedangkan representasi matematis dari siswa SMA perempuan yaitu : Pada tahap memahami masalah dari apa yang diketahui representasi matematis yang dihasilkan siswa berupa kombinasi antara teks tertulis dan simbol. Sedangkan dari apa yang ditanyakan, representasi matematis yang dihasilkan siswa berupa teks tertulis. Pada tahap menyusun rencana pemecahan masalah representasi matematis yang dihasilkan siswa berupa persamaan matematik dan kata-kata lisan. Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah, langkah – langkah pemecahan masalah direpresentasikan oleh siswa kedalam bentuk persamaan matematik dan simbol – simbol  aljabar. Siswa menginterpretasi hasil penyelesaian masalah berupa teks tertulis. Pada tahap memeriksa kembali representasi matematis siswa berupa kata-kata lisan.This research is descriptive with qualitative approach that aimed to describe the complete mathematical representation of high school students in solving a quadratic equation in terms of gender differences. Subject of the study consisted of two students SMA Negeri 3 Kediri 10 classes in the school year 2015/2016, ie the male students and one female student. The research phase begins with the selection of research subjects were determined by gender and math skills test results were similar. Having chosen the subject and the continuation of the problem solving quadratic equations and interviews. The validity of the data using a triangulation that is giving the task of solving a quadratic equation are equal at different times. The results of this study show high school students the mathematical representation of men and women in problem solving quadratic equations for each stage by stage Polya problem solving. Mathematical representations of male high school students, namely: At this stage of understanding the issue of what is known mathematically generated representation of students is a combination of written text and symbols. While the questions asked, the resulting mathematical representation of students in the form of symbols and written text. At this stage of problem-solving plan, the resulting mathematical representation of students in the form of mathematical equations and words orally. At the stage of implementing a plan troubleshooting, step - step troubleshooting represented by students in the form of mathematical equations and algebraic symbols. Students interpret the results of the settlement of the problem by using a representation in the form of a written text. At the stage of checking back in solving students do not have representation. While the mathematical representation of female high school students, namely: At this stage of understanding the problem of what is known mathematically generated representation of students is a combination of written text and symbols. While the questions asked, the resulting mathematical representation of students in the form of a written text. At this stage of problem-solving plan resulting mathematical representation of students in the form of mathematical equations and words spoken. At the stage of implementing a plan troubleshooting, step - step troubleshooting represented by students in the form of mathematical equations and symbols - symbols of algebra. Students interpret the results of the settlement of problems in the form of a written text. At this stage re-examine the mathematical representation of students in the form of spoken words.
Peningkatan Kualitas Perkuliahan Di Jurusan Matematika Fmipa Unnes Melalui Lesson Study Junaedi, Iwan
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 1, No 2 (2010): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v1i2.1496

Abstract

Peningkatan kualitas perkuliahan di Jurusan Matematika FMIPA Unnes terus dilakukan. Salah satuupayanya adalah membangun forum sharing pengalaman di antara dosen dan mahasiswa melaluikegiatan Lesson Study. Penerapan Lesson Study antara lain berdampak pada: (1) teridentifikasinyapermasalahan belajar mahasiswa, (2) peningkatan kerja sama antar dosen dalam jurusan maupun diluar jurusan/fakultas, (3) terbentuknya kerja sama dosen dan guru di sekolah mitra, (4) peningkatanpelayanan perkuliahan, (5) diperolehnya pernagkat-perangkat perkulihan berbasis Lesson Study, (6)diperolehnya hasil-hasil penelitian dan karya ilmiah berbasis Lesson Study, dan (7) terdokumennyahasil-hasil dan pelaksanaan Lesson Study.Kata Kunci: Lesson Study, pembelajaran, permasalahan belajar
Keefektivan Team Accelerated Instruction Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Widodo, Sri Adi
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 6, No 2 (2015): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v6i2.4388

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keefektivan pembelajaran Team Accelerated Instruction terhadap kemampuan pemecahan dan prestasi belajar matematika siswa. Jenis Penelitian ini adalah eksperimen semu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP kelas VIII se-kota Jogjakarta dengan ukuran sampel 369 siswa yang diambil dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Variabel penelitian adalah kemampuan memecahkan masalah, prestasi belajar matematika dan model pembelajaran. Data diperoleh dengan tes untuk menentukan kemampuan awal siswa, kemampuan memecahkan masalah dan prestasi belajar yang kemudian diuji dengan analisis variansi multivariat (MANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Team Accelerated Instruction lebih efektif digunakan jika dibandingkan dengan model pembelajaran langsung.The purpose of this research was to determine the effectiveness of teams Accelerated Instruction to the problem solving and mathematics achievement. This research kind was the quasi experiment. The population in this research was all the VIII class student of more than Jogjakarta with the sample totally 369 students was taken with cluster random sampling. Variably the research was the problem solving, mathematics achievement and learning models.  Data obtained by test methods for the stage of student, problem solving, and achievement are then analyzed to the multivariate analisis of variance (MANOVA). The results of this research are team accelerated instruction more effectiveness with direct instruction
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematis Siswa SMP melalui Model Pembelajaran Means-ends Analysis Juanda, Juanda; Johar, R, Johar, R; Ikhsan, M., Ikhsan, M.
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 5, No 2 (2014): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v5i2.3322

Abstract

Dalam kurikulum mata pelajaran matematika, siswa dituntut mampu mengembangkan kemampuan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain. Oleh karena itu, dibutuhkan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis. Penelitian ini bertujuan untuk; 1) mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis apabila ditinjau keseluruhan siswa dan level kemampuan awal siswa, 2) interaksi antara model pembelajaran dan level kemampuan siswa terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis dan 3) sikap siswa terhadap pembelajaran model Means-ends analysis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPS YPPU Sigli, Provinsi Aceh, sedangkan sampelnya adalah siswa kelas VIII-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-2 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah jenis tes dan non tes. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan uji-t terhadap rataan gain ternormalisasi antara kedua kelompok sampel  dan uji anova dua jalur untuk menguji interaksi antara model pembelajaran dan level siswa terhadap peningkatan kemampuan matematis siswa. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran model Means-ends analysis lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional baik ditinjau berdasarkan keseluruhan siswa maupun berdasarkan level kemampuan siswa. Terdapat interaksi antara faktor model pembelajaran dan level kemampuan siswa terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis. Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran Means-ends analysis dan level kemampuan siswa terhadap peningkatan kemampuan komunikasi matematis. Siswa memiliki sikap positif terhadap pelajaran matematika dan pembelajaran  Means-ends analysis.In the Indonesian mathematics curriculum, students are expected  to develop mathematical skills in problem solving and communicate idea or notion by using symbols, tables, diagrams, and other media. Therefore, it takes a proper learning model to enhance the problem solving and mathematical communication. This research aims to;1) find out the anhancement ability of the problem solving and mathematical communication when viewed entire students along with their initial ability level, 2) the interaction between learning model and the level of the student's ability toward the enhancement ability of problem solving and mathematical communication, and 3) how the student give reaction towards the learning Means-ends analysis model. This study uses a quantitative approach to the experimental method. The population of this research is the whole 2nd grade of YPPU Sigli, while the sample is come from VIII-1 as an experimental class and class VIII-2 as a control class. The instrument applied  is the type of test and non-test. The data were analyzed Quantitatively using a t-test on normalized gain laveling between the sample of two groups and two way ANOVA to test the interaction between the learning model and the student’s level towards their mathematical enhancement abilities the research concludes that enhancement of problem solving and student’s mathematical communication who acquired the means-ends analysis model is better than students who received conventional learning, well reviewed by the whole students or based on a student’s ability level. There is interaction between the factor model of learning and student’s ability lavel againts the anhancement of the ability in solving mathematical problems. There is no interaction between means-ends analysis learning mode with student’s ability againts the enhancement mathematical communication skill. Students have a positive attitude againts learning mathematic and accepted it very well along with the means-ends analysis. 
Aktivitas Metakognitif Siswa SMP Dalam Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Kemampuan Matematika Pramono, Aria Joko
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 8, No 2 (2017): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v8i2.6703

Abstract

Aktivitas metakognitif adalah berkaitan dengan kesadaran dan pengaturan terhadap pengetahuan tentang proses dan hasil pikir dalam kegiatan merencanakan (planning) proses berpikir, memantau (monitoring) proses berpikir, dan mengevaluasi (evaluation) proses dan hasil berpikir. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas metakognitif siswa SMP berdasarkan kemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah. Analisis data dilakukan dalam penelitian ini meliputi; reduksi, pemaparan, dan menarik kesimpulan aktivitas metakognitif subjek dalam pemecahan masalah matematika. Berdasarkan analisis data, subjek berkemampuan matematika tinggi dan sedang dalam pemecahan masalah, melakukan kegiatan perencanaan proses berpikirnya, memantau proses berpikirnya, dan mengevaluasi proses dan hasil berpikirnya dalam setiap tahap pemecahan masalah (memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian, dan memeriksa kembali). Sedangkan subjek berkemampuan matematika rendah dalam pemecahan masalah, melakukan kegiatan perencanaan proses berpikirnya, memantau proses berpikirnya, dan mengevaluasi proses dan hasil berpikirnya dalam tahap memahami masalah, dan tahap melaksanakan rencana penyelesaian. Sedangkan pada tahap menyusun rencana penyelesaian subjek berkemampuan matematika rendah melakukan kegiatan perencanaan proses berpikirnya, dan memantau proses berpikirnya. Dan dalam tahap memeriksa kembali subjek berkemampuan matematika rendah hanya melakukan kegiatan mengevaluasi.Activity of metacognitive has relation with awareness and control on knowledge about process and result of thinking in activity of planning thinking process, monitoring process of thinking, and evaluating process and result of thinking. This research aims to describe metacognitive activity of the junior high school students based on high, medium, and low mathematics skills. Data analysis used in this research consists of reduction, discussion, and conclusion in term of metacognitive activities of the subject in mathematics problem solving. Based on data analysis, subject with high and medium mathematics skills in problem solving, conduct activity of thinking process planning, monitoring thinking process, and evaluating process and result of thinking in each problem solving stages (comprehending the problem, structuring problem solving plan, conducting problem solving plan, and rechecking). Subject with low mathematics skills in problem solving, conducting activity of thinking process plan, monitoring thinking process, and evaluating process and result of thinking in each problem solving stages, and stage of conducting problem solving plan. On stage of structuring problem solving plan subject with low mathematics skills conducts activity of thinking process plan, and monitors  thinking process. On stage of rechecking subject with low mathematics skills only conducts activity of evaluation.
Keefektifan CTL Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis pada Materi Segiempat Kusumadewi, O.N.; Mariani, Sc.; Susilo, B.E.
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 4, No 1 (2013): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v4i1.2887

Abstract

Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai rata-rata dan tingkat ketuntasan klasikal pada kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam materi segiempat setelah diterapkan model Contextual Teaching and Learning/CTL berbantuan Macromedia Flash 8, dan membandingkan model CTL berbantuan Macromedia Flash 8 dengan model direct instruction pada kemampuan berpikir kritis materi segiempat kelas VII. Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2012/ 2013. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik cluster sampling. Hasil penelitian menunjukkan menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM). Persentase banyaknya peserta didik yang tuntas melebihi ketuntasan klasikal minimal. Kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan pada kelas kontrol.  Hal tersebut terlihat dari rata-rata nilai dan persentase peserta didik yang tuntas pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model CTL berbantuan Macromedia Flash 8 efektif terhadap kemampuan berpikir kritis materi segiempat kelas VII.   The purpose of the experiment is to find out the students’ completeness mean score and percentage in critical thinking ability about quadrilateral in CTL model with Macromedia Flash 8, and to compare the CTL model with direct instruction model in students’ critical thinking ability at 7th grade. The popula­tion of this study was 7th grade students of SMP N 1 Semarang academic year 2012/2013. Study learning showed that means score of critical thinking ability in experiment class achieves minimum completeness criteria (KKM). Percentage of students that achieve KKM was also more than minimum classical completeness score. Critical thinking ability of the experiment class is better than control class. It is proven from mean score and percentage of students who achieve KKM is higher than the control class. Based on the study, the conclusion is CTL learning model with Mac­romedia Flash 8 is effective to improve students’ critical thinking ability in quadrilateral at 7th grade.
Penggunaan Media Software GeoGebra untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMP Kelas VIII Oktaria, Marini; Alam, Akhmad Khairil; Sulistiawati, Sulistiawati
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 7, No 1 (2016): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v7i1.5014

Abstract

Rendahnya kemampuan representasi matematis siswa menjadi salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar matematika siswa. Hal ini diperkuat dengan hasil laporan TIMSS dan PISA yang menunjukkan rendahnya kemampuan matematika siswa Indonesia. Untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan representasi matematis digunakan suatu media pembelajaran matematika. Salah satu media pembelajaran matematika yang dapat merepresentasikan model matematika adalah software GeoGebra. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah software GeoGebra dapat meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa pada materi SPLDV. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII.2 SMP Islamic Village tahun ajaran 2015/2016 semester II sebanyak 29 orang dengan purposive sampling. Instrumen penelitian berupa tes uraian untuk mengukur kemaampuan representasi matematis. Metode dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif jenis pra eksperimen dengan one group pretest-posttest design. Analisis data penelitian ini menggunakan uji non-parametrik Wilcoxon Signed Ranks Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media software GeoGebra dapat meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa pada materi sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV). Peningkatan yang diperoleh berada pada kategori sedang sebesar 0,651.Low ability students 'mathematical representation became one of the causes of low achievement of students' mathematics learning. This was reinforced by the results of the TIMSS and PISA report which indicates a low ability students' mathematical Indonesia. To help students improve mathematical representation, it needs to use a medium of learning mathematics. One math learning media that can represent mathematical models were software GeoGebra. Therefore, this study aims to determine whether the software GeoGebra can improve students' mathematical representation at SPLDV material. The sample in this study were students VIII.2 SMP Islamic Village second half of the 2015/2016 school year a total of 29 people with purposive sampling. The research instrument is a test to measure ability description mathematical representation. The method in this research is quantitative method the type of pre experiment with one group pretest-posttest design. Analysis of experimental data was using non-parametric test of Wilcoxon Signed Ranks Test. The results showed that the use of GeoGebra software media can improve students' mathematical representation of the material system of linear equations of two variables (SPLDV). Increased obtained in middle category amounted to 0.651
Meminimalisir Hambatan Belajar Mahasiswa dalam Menyelesaikan Soal Pembuktian Suatu Tautologi Pada Mata Kuliah Analisis Real I dengan Memberdayakan Penalaran yang Berasaskan Prinsip Reductio Ad Absurdum -, Wuryanto
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 2, No 1 (2011): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v2i1.1244

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menekan seminimal mungkin hambatan belajar yang dialamioleh sebagian besar mahasiswa terutama dalam menyelesaikan soal -soal pembuktian suatutautologi. Salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan meningkatkanfrekuensi pengerjaan soal pembuktian suatu tautologi dengan berasaskan penalaran reductioad absurdum yang senantiasa bertolak dari sebuah pengandaian bahwa yang benar adalahingkaran dari tautologi , namun pada akhirnya pengandaian itu harus dicabut, karena , denganberangkat dari sebuah asumsi yang mengingkari kebenaran suatu tautologi, ternyatamemunculkan sebuah kontradiksi . Pada dasarnya penalaran yang berasaskan reductio adabsurdum adalah sebuah alternatif untuk mencapai akhir bukti kebenaran suatutautologi yang tertuang baik dalam bentuk implikasi maupun bi-implikasi melalui bukti taklangsung. Ketika seseorang tak dapat secara langsung memberdayakan hipotesis yangdipunyai untuk mencapai akhir bukti bahwa pernyataan “ jika x bersifat P maka x bersifat Q”merupakan suatu tautologi , ia masih punya kesempatan untuk membuktikan kebenaran daripernyataan “ jika x bersifat P maka x bersifat Q” apabila ia berhasil menunjukkan bahwapernyataan “ada x yang bersifat P tetapi x tidak bersifat Q” merupakan suatu kontradiksi.Dari hasil penelitian ini memberi petunjuk bahwa pembelajaran Analisis Real 1 yangdisertai tindakan berupa pemberdayaan penalaran berasaskan prinsip reductio ad absurdum,berhasil menekan hambatan belajar mahasiswa dalam mengerjakan dengan benar soal-soalpembuktian suatu tautologi, yang ditengarai adanya peningkatan ketajaman berfikirmahasiswa dalam menyusun premis-premis dengan logika yang benar untuk mencapai akhirsuatu bukti yang absah, meskipun baru sebatas kenaikan jumlah mahasiswa berkemampuanakademik cukup dari yang semula memperoleh nilai D pada Angkatan 97 meningkatmencapai nilai C pada Angkatan 98, dan penurunan jumlah mahasiswa berkemampuanakademik sedang dari yang semula memperoleh nilai E pada Angkatan 97 meningkatmencapai nilai D dan bahkan ada yang mencapai nilai C pada Angkatan 98. Kata Kunci : Tautologi, reductio ad absurdum, kontradiksi, implikasi, bi-implikasi

Filter by Year

2010 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 14, No 2 (2023): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 14, No 1 (2023): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 13, No 2 (2022): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 13, No 1 (2022): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 12, No 2 (2021): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 12, No 1 (2021): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 11, No 2 (2020): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 11, No 1 (2020): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 10, No 2 (2019): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 10, No 1 (2019): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 9, No 1 (2018): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif 9(1) Vol 9, No 2 (2018): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 8, No 2 (2017): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 8, No 1 (2017): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 8, No 1 (2017): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 7, No 2 (2016): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 7, No 2 (2016): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 7, No 1 (2016): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 7, No 1 (2016): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 6, No 2 (2015): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 6, No 2 (2015): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 6, No 1 (2015): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 6, No 1 (2015): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 5, No 2 (2014): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 5, No 2 (2014): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 5, No 1 (2014): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 5, No 1 (2014): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 4, No 2 (2013): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 4, No 2 (2013): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 4, No 1 (2013): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 4, No 1 (2013): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 3, No 2 (2012): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 3, No 2 (2012): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 3, No 1 (2012): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 3, No 1 (2012): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 2, No 2 (2011): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 2, No 2 (2011): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 2, No 1 (2011): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 2, No 1 (2011): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 1, No 2 (2010): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 1, No 2 (2010): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 1, No 1 (2010): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 1, No 1 (2010): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif More Issue