cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 16 Documents
Search results for , issue " Vol 20, No 1 (2015): Jurnal Pengajaran MIPA - April 2015" : 16 Documents clear
PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI MODEL ALBERTA Badjeber, Rafiq; Fatimah, Siti
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 20, No 1 (2015): Jurnal Pengajaran MIPA - April 2015
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v20i1.557

Abstract

This research was conducted based on the fact that there was a lack in student’s mathematical connection ability. The aim of this research was to examine the enhancement of student’s mathematical connection ability by Alberta model inquiry learning. This research used nonequivalent control group design. Population of this research was all eighth-grade students at one of the junior high schools in Palu, and the samples were two classes selected by using purposive sampling technique, in which they were used as an experimental class and control class. The experimental class was treated by Alberta Model inquiry learning and control class by conventional learning. Instruments used in this research were mathematics connection ability test and observation sheet. Results showed that student’s mathematical connection ability enhancement in students received Alberta model inquiry learning was better than students who received conventional learning.Keywords: Inquiry Learning of Alberta Model, Mathematical Connection AbilityABSTRAKPenelitian ini didasarkan pada kenyataan bahwa terdapat permasalahan masih rendahnya kemampuan koneksi matematis siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran inkuiri model Alberta. Penelitian menggunakan nonequivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII salah satu SMP di Kota Palu dan sebagai sampel dipilih siswa dari dua kelas dengan menggunakan teknik purposive sampling untuk dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen  diberi pembelajaran inkuiri model Alberta dan kelas kontrol pembelajaran konvensional. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes kemampuan koneksi matematis dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran inkuiri model Alberta lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.Kata kunci: Pembelajaran Inkuiri Model Alberta, Kemampuan Koneksi Matematis
PROFIL TINGKAT PENGUASAAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI Luzyawati, Lesy
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 20, No 1 (2015): Jurnal Pengajaran MIPA - April 2015
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v20i1.568

Abstract

This study aimed to determine basic teaching skill level of pre service Biology teachers in one of private university in Indramayu in terms of their skills in opening, probing question, stimulating, conducting core activity and closing teaching activity. Subjects were 90 Biology Education Program. This study use ex post facto approach with quantitative descriptive research methods. Data were collected using teacher observation and peer assessment sheet. The instruments used were teaching assessment rubric and questionnaire data. The data obtained were processed and analyzed in the tendency table to determine criterias in describing pre service Biology teachers’ basic teaching skill mastery. Result showed that pre service biology teachers were sufficiently skillful in opening, probing question, conducting core activity, and closing teaching activity whereas in giving learning stimulus they were deemed skillful.  Keywords: basic skills teaching, biology teacher candidates, biology learningABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tingkat Keterampilan Dasar Mengajar Calon Guru Biologi di salah satu universitas swasta di Indramayu dilihat dari segi keterampilan membuka pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan memberikan variasi stimulus pembelajaran, keterampilan melaksana-kan kegiatan inti pembelajaran dan keterampilan menutup pembelajaran. Subjek penelitian ini adalah 90 mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi. Penelitian ini menggunakan pendekatan ex post facto dengan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data dengan menggunakan observasi oleh dosen dan teman sejawat (peer assessment). Instrumen yang digunakan ialah rubrik penilaian mengajar serta angket. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis ke dalam tabel kecenderungan dengan kriteria yang telah ditentukan untuk menggambarkan Tingkat Penguasaan Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa calon guru Biologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan membuka pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan melaksanakan kegiatan inti pembelajaran, dan keterampilan menutup pembelajaran adalah cukup terampil, sedangkan keterampilan memberikan variasi stimulus pembelajaran dikategori-kan sebagai terampil.Kata kunci: calon guru biologi, keterampilan dasar mengajar, pengajaran biologi
MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR DESKRIPTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMK PADA MATERI IKATAN KIMIA Mulyasih, Suhaeti Sri
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 20, No 1 (2015): Jurnal Pengajaran MIPA - April 2015
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v20i1.563

Abstract

The aim of this study was to get information about the effectiveness of using descriptive learning cycle instructional model to improve students’ understanding and critical thinking skills related to chemical bonding concept in one of vocational high schools (SMK) in Sumedang. Indicators for conceptual understanding consisted of six categories, while indicators of critical thinking skills were four indicators. The method used was quasi-experimental research design nonequivalent pretest-posttest control group design. Instrument used was essay test. T test results showed that based on the average value of n-gain, difference in overall students conceptual understanding in experimental class and control class was significant (p = 0.00 p <0.05), and critical thinking skills significantly  developed by descriptive learning model cycle was to identify conclusions (p = 0.004 p <0.05).Keywords: critical thinking skills, concepts of chemical bonding, descriptive learning model, understanding conceptsABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai penggunaan model pembelajaran siklus belajar deskriptif dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep dan berpikir kritis siswa di salah satu SMK di Kabupaten Sumedang pada konsep ikatan kimia. Indikator pemahaman konsep yang diselidiki terdiri dari enam kategori, sedangkan indikator keterampilan berpikir kritis yang diselidiki berjumlah empat indikator. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian nonequivalent pretest-posttest control group design. Instrumen yang digunakan berupa soal tes berbentuk esai. Hasil uji t menunjukkan bahwa berdasarkan nilai rata-rata n-gain, perbedaan pemahaman konsep siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol secara keseluruhan berbeda signifikan (p= 0,00  p< 0,05), dan keterampilan berpikir kritis yang paling dapat dikembangkan secara signifikan melalui model pembelajaran siklus belajar deskriptif adalah mengidentifikasi kesimpulan (p= 0,004 p< 0,05).Kata kunci: model pembelajaran deskriptif, pemahaman konsep, keterampilan berpikir kritis, konsep ikatan kimia
PENERAPAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATAN KEMAMPUAN MENGAJAR MAHASISWA CALON GURU FISIKA Handayani, Rif’ati Dina; Ryskiadi, Agung; Machrus, Ali; Acik, Rifan
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 20, No 1 (2015): Jurnal Pengajaran MIPA - April 2015
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v20i1.558

Abstract

Lesson study is a development model for educators through sustainable and  collaborative learning. Lesson study was conducted in three phases, namely the plan, do, see phase, in which these phases were implemented in a structured, cyclical and continuous manner. In this study, the subject of lesson study implementation were four Physics pre- service conducted teaching practice in one of public junior high schools in Bondowoso. Results showed that lesson study implementation enhance these physics pre-service teachers teaching ability from poor to excellent.Keywords: Lesson Study, Pre-service Physics Teacher, Teaching AbilityABSTRAKLesson study merupakan suatu model pengembangan kemampuan mengajar melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan. Lesson study dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu plan, do, see yang dilaksanakan secara terstruktur, bersiklus dan berkelanjutan. Dalam penelitian ini subjek dari pelaksanaan lesson study adalah empat orang  mahasiswa calon guru fisika yang sedang melaksanakan PPL di salah satu SMP Negeri di Bondowoso. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan lesson study dapat meningkatkan kemampuan mengajar mahasiswa calon guru fisika dari kriteria kurang baik menjadi kriteria sangat baik.Kata kunci: Calon guru fisika, Lesson Study, Kemampuan Mengajar
PENGEMBANGAN MODUL PENGETAHUAN LINGKUNGAN BERBASIS POTENSI LOKAL UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI Marlina, Reni; Hardigaluh, Basuki; Yokhebed, Mr.
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 20, No 1 (2015): Jurnal Pengajaran MIPA - April 2015
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v20i1.569

Abstract

Biology education students should not only have pedagogic competence but also personality, so that they are not only proficient in mastering learning material, but also has a scientific attitude. The purpose of this study was to measure the feasibility of environmental education module based on local potency in the form of case studies in developing biology education students’ environmental awareness. The module is validated by subject experts and media experts. Based on the criteria of validity, the average validation score were  2.62  from subject matter experts and 2.63 from media experts which were categorized as valid. The module then tested on six biology education students and environmental awareness questionnaire resulted in an average score of 74.28 which was categorized as good. Keywords: case study, environmental education module, environmental awareness, local potency, pre-service biology teacherABSTRAKMahasiswa pendidikan Biologi tidak hanya harus memiliki kompetensi pedagogik namun juga kompetensi kepribadian, sehingga tidak hanya cakap dalam penguasaan materi pembelajaran, namun juga memiliki sikap ilmiah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kelayakan modul pengetahuan lingkungan berbasis potensi lokal bermuatan studi kasus dalam membentuk sikap peduli lingkungan mahasiswa pendidikan Biologi. Modul tersebut divalidasi  oleh ahli materi dan ahli media. Berdasarkan kriteria kevalidan, maka rata-rata total validasi dari ahli materi dan ahli media diperoleh sebesar 2,62 dan 2,63 yang termasuk dalam kategori valid. Modul kemudian diujicobakan pada enam mahasiswa pendidikan Biologi dan hasil angket kepedulian lingkungan menghasilkan skor rata-rata 74,28 yang termasuk dalam kategori baik.Kata kunci: calon guru Biologi, kepedulian lingkungan, modul pengetahuan lingkungan, potensi lokal, studi kasus,
PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BIOLOGI UMUM DAN KEMAMPUAN APLIKASI SAINS MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI Kurniati, Tuti
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 20, No 1 (2015): Jurnal Pengajaran MIPA - April 2015
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v20i1.564

Abstract

A shift in education and lectures paradigm leads to a constructivistic lectures, i.e. lectures that are more students-centered. Learning cycle is one of the lecturing models based on constructivist aspect which emphasizes that students themselves will create their knowledge. The purpose of this study was to know differences in students’ concept understanding and science application ability between students using learning cycle model and control class in general biology lecture. The method used in this study was quasi-experimental study with quantitative approach through paired sample t-test. Results showed that there were significant differences in concept understanding and science application ability between students using learning cycle model and control class. The average concept understanding and science application ability score for students using learning cycle model was higher than that of control class.Keywords: general biology, science application ability, learning cycle model, concept understandingABSTRAKPergeseran paradigma pendidikan dan perkuliahan menyebabkan perkuliahan mulai mengarah pada konstruktivistik, yaitu perkuliahan yang berpusat pada mahasiswa (student-centered). Siklus Belajar 5E (learning cycle) merupakan salah satu model perkuliahan yang berbasis konstuktivistik yaitu perkuliahan yang menekankan bahwa mahasiswa sendirilah yang akan membangun pengetahuannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep dan kemampuan aplikasi sains mahasiswa antara kelas yang menggunakan Model Siklus Belajar 5E dibanding kelas kontrol pada perkuliahan Biologi Umum. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif melalui uji-t sampel berpasangan (paired sample t-test). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep dan kemampuan aplikasi sains yang signifikan antara kelompok yang menggunakan Model Siklus Belajar 5E dibanding kelas kontrol. Rata-rata skor postes pemahaman konsep dan kemampuan aplikasi sains mahasiswa di kelas yang menggunakan Model Siklus Belajar 5E lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.Kata kunci: biologi umum, kemampuan aplikasi sains, Model Siklus Belajar 5E, pemahaman konsep
PENERAPAN MODEL ARGUMENT-DRIVEN INQUIRY DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH SISWA SMP Ginanjar, Wahyu Sukma; Utari, Setiya; Muslim, Dr.
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 20, No 1 (2015): Jurnal Pengajaran MIPA - April 2015
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v20i1.559

Abstract

Scientific argumentation is the ability to express ideas about science phenomena based on data and existing theories. This capability is important for students to explain scientific phenomena based on data and science concepts. Argument-Driven Inquiry model (ADI) consists of tentative argument production and argumentation session as an appropriate step to enhance student’s capability as well as the quality of their scientific argumentation. This exploratory study with time series design and 12 junior high school students as its sample was conducted  in order to find ways to enhance student’s argumentation and obtain student’s argumentation enhancement on the topic of light. Students’ argumentation were measured based on oral argumentation enhacement trend, while written arguments were analyzed based on Walkers ADI Laboratory Report Scoring Rubric. Results showed an increasing trend of argumentation for level 2, 4 and 5, constant for level 1, and decreased for level 3, while the written argument has an increasing trend with the value of +2.17. These suggested that steps developed in the ADI model could enhance junior high school students’s scientific argumentation on the topic of light.Keywords: scientific argumentation, Argument-Driven InquiryABSTRAKArgumentasi ilmiah merupakan kemampuan mengemukakan ide/gagasan mengenai fenomena sains berdasarkan data/bukti dan teori yang ada. Kemampuan ini penting dilatihkan agar siswa dapat menjelaskan fenomena sains berdasarkan bukti dan konsep sains yang relevan. Model Argument-Driven Inquiry (ADI) memiliki tahapan pembuatan argumen tentatif serta sesi argumentasi. Kedua tahapan tersebut dipandang sebagai langkah yang tepat untuk melatihkan kemampuan berargumentasi dan kualitas argumentasi. Penelitian eksploratori dengan desain time series dan melibatkan 12 siswa SMP ini bertujuan untuk menemukan cara melatihkan argumentasi pada siswa dan memperoleh gambaran peningkatan argumentasi siswa pada topik cahaya. Peningkatan argumentasi ilmiah siswa diukur berdasarkan trend peningkatan argumentasi lisan sedangkan peningkatan argumentasi tulisan dianalisis berdasarkan ADI Laboratory Report Scoring Rubric. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat trend peningkatan untuk level argumentasi 2, 4 dan 5,  konstan untuk level 1 dan menurun untuk level 3, sedangkan argumentasi tulisan memiliki trend peningkatan dengan rerata nilai sebesar +2,17. Hal ini menunjukkan bahwa cara-cara yang dikembangkan dalam model ADI dapat melatihkan kemampuan argumentasi ilmiah siswa SMP pada topik cahaya.Kata kunci: argumentasi ilmiah, Argument-Driven Inquiry
MENINGKATKAN DAYA TANGGAP DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SMP DI KELAS KHUSUS OLAH RAGA MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN ANIMASI Kurniasih, Tjitjih; Haryani, Mrs.; Ciptowati, Endang
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 20, No 1 (2015): Jurnal Pengajaran MIPA - April 2015
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v20i1.570

Abstract

This research aimed to increase students’ response towards science learning and science learning outcome in sport class using animation learning media. Through this research, it was expected that students’ response during teaching and learning activities would increased and students’ will be interested in doing these activities so that it will increase their science learning outcome. This research was three cycles-class action research in which every cycles consists of four stages. Research subjects was 36, 8th grader students (sports class) in one of junior high school in Bogor. Research instruments were students’ responsiveness evaluation sheet, learning activities observation sheet, and learning results instrument (postest question). The collected data were analyzed its average. In first cycle, learning outcome was 42% whereas students’ responsiveness was 56% (low). In cycle 2, learning outcome and students’ responsiveness were increased to 72% and 68%, respectively. In cycle 3, clasical completedness of 88% for learning outcome and 93% for students’ responsiveness (beyond clasical completedness standard) were achieved. Results suggested that animation learning media may increased students’ responsiveness and learning outcome of science subjects in sports class.Keywords: students’ responsiveness, science learning outcome, sport class, animation learning media.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan daya tanggap siswa dan hasil belajar IPA di kelas khusus olah raga dengan menggunakan media pembelajaran animasi. Melalui penelitian ini diharapkan bahwa tanggapan siswa selama Kegiatan Belajar Mengajar akan meningkat dan kegiatan belajar IPA menjadi menyenangkan sehingga akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap. Subjek penelitian adalah 36 siswa kelas VIII (kelas khusus olahraga) di salah satu SMP Negeri di Bogor. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi daya tanggap siswa selama KBM, lembar observasi kegiatan pembelajaran, dan instrumen hasil belajar (soal postes). Data yang dihasilkan kemudian dianalisis nilai rata-ratanya. Pada siklus pertama hasil belajar mencapai 42% dan daya tanggap siswa terhadap aktivitas guru dalam KBM hanya 56% (kurang). Pada siklus 2 hasil belajar mencapai 72% dan daya tanggap siswa terhadap aktivitas guru dalam KBM naik menjadi 68%. Pada siklus 3 hasil belajar IPA kelas khusus olahraga akhirnya mencapai ketuntasan klasikal 88% dan daya tanggap terhadap aktivitas guru dalam KBM mencapai 93% (melampaui standar ketuntasan klasikal). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa  media pembelajaran animasi dapat meningkatkan daya tanggap dan hasil belajar IPA kelas khusus olahraga.Kata kunci: daya tanggap siswa, Hasil belajar IPA, Kelas Khusus Olah Raga, Media Pembelajaran Animasi.
PROFIL PERUBAHAN KONSEPTUAL SISWA PADA MATERI KEPENDUDUKAN DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN Muchyar, Lusiana Dwi Hastuti; Widodo, Ari; Riandi, Dr.
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 20, No 1 (2015): Jurnal Pengajaran MIPA - April 2015
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v20i1.565

Abstract

The purpose of this study was to understand students’ initial and final concept profile, in order to investigate the process and the patterns of students’ conceptual change. This study was conducted because many students have a conception which is not in accordance with the scientific conception for environmental problems such as global warming, ozone layer depletion, acid rain and radioactive pollution caused by environmental pollution. Research method was descriptive method and subjects used in this study were seventh grade students taught by experienced teachers and pre-service teacher in one of junior high schools in Bandung. The instrument used to view the initial conception profile, final conception profile, and the patterns of students conceptual change was a written test in the form of multiple choice questions along with the explanations that is given at the beginning and the end of the lesson. Tests answers were then qualitatively analyzed. Analysis showed that conceptual change happen in students in both students groups. Conceptual change process happened on greenhouse effect, environment’s carrying capacity, CFC gases, and global warming concept. Furthermore, analysis also showed students’s conceptual change patterns, i.e. changing to be positive, changing to be negative, still positive, and still negative.Keywords: conceptual change, conceptual change patterns, initial conception profile, final conception profileABSTRAK           Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil konsepsi awal dan profil konsepsi akhir siswa serta untuk melihat proses dan pola perubahan konseptual siswa. Penelitian ini dilakukan karena banyak siswa yang memiliki konsepsi yang tidak sesuai dengan konsepsi ilmiah mengenai masalah lingkungan seperti pemanasan global, deplesi lapisan ozon, hujan asam dan polusi radioaktif yang diakibatkan oleh pencemaran lingkungan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII yang diajar oleh guru berpengalaman dan guru praktikan di salah satu SMP di Kota Bandung. Instrumen yang digunakan untuk melihat profil konsepsi awal, profil konsepsi akhir, serta pola perubahan konseptual siswa adalah tes tertulis berupa soal pilihan ganda disertai dengan penjelasan yang diberikan pada awal pembelajaran serta akhir pembelajaran. Jawaban dari tes tersebut kemudian dianalisis secara kualitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadi perubahan konseptual pada siswa, baik yang diajar oleh guru berpengalaman, maupun yang diajar oleh guru praktikan. Proses perubahan konseptual ini terjadi pada beberapa konsep seperti konsep efek rumah kaca, daya dukung lingkungan, gas CFC, serta pemanasan global. Selain itu, hasil analisis juga menunjukkan adanya pola perubahan konseptual pada siswa yaitu berubah positif, berubah negatif, bertahan positif, dan bertahan negatif.Kata kunci: perubahan konseptual, pola perubahan konseptual, profil konsepsi awal, profil konsepsi akhir
MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP MOMENTUM DAN IMPULS Sutrisno, Asep Dedy; Samsudin, Achmad; Liliawati, Winny; Kaniawati, Ida; Suhendi, Endi
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 20, No 1 (2015): Jurnal Pengajaran MIPA - April 2015
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v20i1.560

Abstract

Experimental research about Two Stay Two Stray (TSTS) learning model has been conducted in one of senior high school in Bandung. This research aimed to analyze students’ understanding of momentum and impulse concepts by using TSTS learning model. Students’ conception were identified by multiple choice-diagnostics test using Certainty of Response Index (CRI) scale. Research method was pre-experimental design with one group pretest posttest design involving 37 students as research subjects. Results showed that profile of students’ understanding of momentum and impulse concepts were increased from 16,8% in pretest to 70,6% in posttest. Effectiveness of TSTS learning model was reflected by N-gain of 0.64. Keywords: concept of momentum and impuls, CRI, two stay two stray (TSTS)ABSTRAKTelah dilakukan penelitian eksperimental tentang model pembelajaran Two Stay Two Stray di salah satu SMA di Kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pemahaman konsep siswa pada materi momentum dan impuls dengan menggunakan model pembelajaran two stay two stray (TSTS). Pemahaman konsep siswa diukur dengan tes diagnosis berupa tes pilihan ganda dengan menggunakan skala Certainty of Response Index (CRI). Metode penelitian adalah Quasi Experimental dengan desain One Group Pretest Posttest yang melibatkan 37 orang siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemahaman konsep siswa SMA pada materi momentum dan impuls setelah pembelajaran meningkat, yaitu 16,8% pada pretest menjadi 70,6% pada posttest. Keefektivitasan pembelajaran dengan menggunakan model TSTS ini dapat dilihat dari nilai N-gain sebesar 0,64.Kata kunci: CRI, konsep momentum dan impuls, two stay two stray (TSTS)

Page 1 of 2 | Total Record : 16