cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
KES
Published by IKIP Veteran Semarang
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 40 Documents
UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BEHAVIOR PADA SISWA Widosari, Lilik
KES Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : KES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perumusan masalah pada penelitian ini yaitu  1) Bagaimana tingkat kedisiplinan siswa MTs Fatahillah 2) Bagaimana pelaksanaan bimbingan kelompoknya, serta 3) Bagaimana keefektifitas layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan kedisiplinan siswa MTs Fatahillah Rejosari, Karangawen, Demak. Kemudian tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tingkat kedisiplinan siswa MTs Fatahillah Rejosari, mendeskripsikan pelaksanaan bimbingan kelompok siswa MTs Fatahillah Rejosari, dan untuk membuktikan efektifitasan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan kedisiplinan siswa MTs Fatahillah Rejosari. Sedangkan untuk objeknya adalah kelas VIII A dan berfokus pada 9 anak. Serta subjek penelitian ini adalah guru BK dengan menggunakan metode angket, observasi, wawancara serta dokumentasi. Lalu hasil penelitian ini menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik behavior dalam upaya meningkatkan kedisiplinan siswa MTs Fatahillah Rejosari terbukti efektif karena terjadi perubahan berupa peningkatan tingkat disiplin dari 75,1% ke 75,6% setelah dilakukannya tindakan bimbingan dan konseling sebanyak dua siklus. Ha yang berbunyi “Layanan bimbingan kelompok dengan teknik behaviorial efektif meningkatkan kedisiplinan siswa kelas VIII di MTs Fatahillah Rejosari Karangawen” diterima. Saran yang diberikan adalah: 1) Orang tua hendaknya turut serta dalam upaya membentuk disiplin diri siswa 2) Sekolah memberikan satu ruangan khusus untuk ruang konseling untuk keefektifan pelayanan bimbingan konseling oleh guru BK 3) Guru BK ulebih terampil dan sering melakukan layanan bimbingan kelompok dengan teknik behavior ini dalam upaya meningkatkan kedisiplinan para siswa. Kata Kunci: Layanan Bimbingan Kelompok, Teknik Behavior, Kedisiplinan
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN RASA PERCAYA DIRI SISWA Muslihin, Muslihin
KES Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : KES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kendala yang mempengaruhi rasa percaya diri pada siswa yaitu siswa masih merasa kurang percaya diri dengan apa yang dilakukan dan dengan kemampuan yang dimiliki, rasa percaya diri setiap siswa berbeda-beda ada yang memiliki rasa percaya diri tinggi ada yang memiliki rasa percaya diri yang rendah karena beberapa faktor yaitu faktor pribadi, orangtua dan lingkungan baik lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Tujuan yang hendak dicapai yaitu mengetahui Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Peningkatan Rasa Percaya Diri Siswa Kelas X SMA KyAgeng Giri Mranggen Demak, Tahun Pelajaran 2013/2014. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada Pengaru Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Peningkatan Rasa Percaya Diri Siswa Kelas X SMA KyAgeng Giri Mranggen Demak, Tahun Pelajaran 2013/2014. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Ky Ageng Giri  Mranggen Demak  baik laki-laki maupun perempuan dengan mengambil populasi sebesar 116 siswa. Sampel penelitian ini berjumlah 90 siswa dari total keseluruhan populasi dengan teknik Propotional Random Sampling. Variabel yang digunakan ada variabel bebas dan variabel terikat. Vareabel bebas (X) adalah Layanan Bimbingan Kelompok, sedangkan variabel terikat (Y) adalah Rasa Percaya Diri Metode pengumpulan  data dipilih metode angket, dokumentasi, dan observasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Dari analisa r tabel data tersebut di peroleh harga rxy 0,411 dengan taraf signifikan 5 % rtabel = 0,207 dan N= 90, maka dari perhitungan menunjukkan rhitung > rtabel ( 0,411>0,207) dengan demikian dapat dikatakan ada pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan rasa percaya diri siswa Kelas X SMA KyAgeng Giri Mranggen Demak, Tahun Pelajaran 2013/2014. Kata Kunci : layanan bimbingan kelompok, percaya diri, siswa SMA
PENGARUH PELAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Safrudin, Haris
KES Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : KES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam menjalani proses belajar peserta didik  memerlukan bantuan dan bimbingan orang lain. Baik secara disadari maupun tidak dalam kenyataannya, para guru di dalam semua pengajaran yang diberikan secara efektif tersirat beberapa bentuk bimbingan, dalam proses pendidikan dan pengajaran peserta didik tidak lepas dari permasalahan, hal ini dapat diantisipasi melalui pelayanan bimbingan belajar guna menumbuhkan motivasi belajar peserta didik. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan ada-tidaknya hubungan  pelayanan bimbingan belajar dengan motivasi belajar di SMK Muhammadiyah 5  Darul Arqom Kabupaten Kendal pada semester genap   tahun ajaran 2013/2014. Hasil penelitian menunjukkan hasil hitung  korelasi  product moment  diperoleh 0,368,  angka tersebut lebih besar dari angka dalam tabel r product moment pada N (subjek) 79 sebesar 0,211, karena; 0,368  >  0,211, maka hipotesis kerja: “Ada hubungan  positif antara pelayanan bimbingan belajar dengan motivasi belajar  pada siswa SMK Muhammadiyah 5 Darul Arqom Kabupaten Kendal  semester genap tahun ajaran 2013/2014” diterima. Kata Kunci : pelayanan bimbingan belajar, motivasi belajar, siswa SMK
HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Anggraini, Ririn
KES Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : KES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ririn Anggraini. 10220127. Hubungan pola asuh orang tua dengan motivasi belajar siswa Madrasah Aliyah Negeri Bawu Jepara. Fakultas Ilmu Pendidikan. Bimbingan dan Konseling. IKIP Veteran Semarang. 2014. 89 halaman. Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah sebagian besar orang tua bersikap keras dan aturan harus ditaati oleh anak, ada beberapa siswa yang aturan dan ketetapan ditangan anak, siswa sering terlambat masuk sekolah, siswa membolos ketika jam pelajaran tertentu, siswa tidak mengerjakan pekerjaan rumah, siswa tidak mengerjakan tugas, siswa malas membaca buku. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana pola asuh orang tua siswa Madrasah Aliyah Negeri Bawu Jepara.(2) Bagaimana motivasi belajar siswa Madrasah Aliyah Negeri Bawu Jepara .(3) Adakah hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan motivasi belajar siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Bawu Jepara. Kata kunci : pola asuh, motivasi,belajar.
EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PENINGKATAN KEGIATAN BELAJAR SISWA Novartianti, Erla Prita
KES Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : KES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk interaksi manusia, sekaligus tindakan sosial yang dimungkinkan berlaku melalui suatu jaringan hubungan kemanusiaan melalui peranan-peranan individu di dalamnya yang diterapkan melalui proses pembelajaran. Keberhasilan proses belajar ini dapat terlihat dari prestasi akademik siswa. Variabel yang diduga mempengaruhi belajar siswa antara lain cara atau metode mengajar yang digunakan oleh guru, pemberian beasiswa untuk siswa berprestasi, fasilitas sekolah yang lengkap, suasana belajar yang kondusif, motivasi belajar siswa, kondisi kesehatan siswa dan adanya perhatian orangtua terhadap siswa. Usaha untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa dengan memberikan layanan bimbingan kelompok. Sedangkan identifikasi masalahanya dalam penelitian ini adalah : (1) Layanan bimbingan kelompok dilakukan ketika siswa membutuhkan. (2) Tingginya minat siswa mengikuti layanan bimbingan kelompok di SMA Kesatrian 2 Semarang. (3) Belum maksimalnya tingkat kesadaran siswa untuk meningkatkan kegiatan belajar. (4) Guru bimbingan konseling di SMA Kesatrian 2 Semarang belum maksimal dalam memberikan layanan bimbingan kelompok di dalam kelas. (5) Layanan bimbingan kelompok di SMA Kesatrian 2 Semarang belum bervariasi. Tujuan Penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa kelas XI di SMA Kesatrian 2 Semarang. Metode Penelitian menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Suatu penelitian yang mencoba atau berusaha mencari pengaruh dua variabel atau lebih. Metode yang digunakan one group pretest – posttest design. Dalam penelitian ini populasi adalah semua siswa kelas XI SMA Kesatrian 2 Semarang sejumlah 302, dan 36 siswa sebagai uji coba angket. Teknik pengumpulan data dengan angket dan analisis datayang digunakan adalah test Wilcoxon dan uji hipotesis. Uji validitas di sampaikan kepada 36 siswa di luar dari sampel yang terpilih dengan menggunakan rumus product moment, sedangkan uji reabilitas menggunakan rumus alpha. Hasil uji validitas dari 30 butir soal peningkatan kegiatan belajar siswa ada 5 soal yang tidak valid, dan 5 soal yang tidak valid digugurkan. Angket yang digunakan untuk Pretest dan Posttest pada siswa yang diberikan layanan bimbingan kelompok adalah angket yang semuanya sudah valid yang berjumlah 25 soal. Sedangkan perhitungan realibitas kemandirian siswa diperoleh dari 0,817 > 0,329 yang merupakan r hitung lebih besar dari pada r tabel, sehingga instrument peningkatan kegiatan belajar siswa dinyatakan reliable. Hasil penelitian data deskriptif adalah adannya pengaruh layanan bimbingan kelompok dalam peningkatan kegiatan belajar siswa, dapat dikatakan baik karena hasil skor total diperoleh 2 siswa memiliki kategori peningkatan kegiatan belajar siswa sedang dan 8 siswa memeperoleh kategori tinggi, dengan rata – rata interval kelas keselurahan siswa 86,5. Sedangkan sebelum pemberian treatment skor total yang diperoleh 4 siswa memiliki kategori peningkatan kegiatan belajar siswa kurang dan 6 siswa memiliki kategori sedang, dengan rata – rata interval kelas keseluruhan siswa 66,1. Pengukuran tingkat kategori hasil pretest maupun posttest dihitung dari nilai tertinggi dan nilai terendah yang diambil dengan menghitung interval kelas yaitu 25 sampai 43,75 dikategorikan rendah, 43,76 sampai 62,5 dikategorikan kurang, 62,6 sampai 81,25 dikategorikan sedang dan 81,26 sampai 100 dikategorikan tinggi. Saran yang diberikan adalah (1) Bagi sekolah : Sekolah diharapkan dapat memberikan kesempatan, dukungan, dan atau fasilitas kepada guru bimbingan dan konseling untuk melaksanakan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan peningkatan kegiatan belajar siswa. (2) Bagi guru BK : Sehubungan dengan peningkatan kegiatan belajar, penanganannya dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok dapat diprogramkan secara periodik terutama terhadap siswa-siswa yang tingkat kegiatan belajarnya kurang maksimal. Dalam menerapkan layanan bimbingan kelompok guru bimbingan dan konseling harus bisa memenuhi kompetensi yang ada. (3) Bagi siswa : Siswa secara aktif dan terbuka mau mengikuti dan atau memanfaatkan layanan bimbingan kelompok sebagai salah satu media untuk meningkatkan kompetensi mereka. Meningkatkan hubungan baik dengan guru bimbingan dan konseling dengan merubah asumsi/pandangan bahwa layanan bimbingan dan konseling termasuk di dalamnya bimbingan kelompok hanya diperuntukkan bagi siswa bermasalah.  Kata Kunci : Layanan Bimbingan Kelompok, Peningkatan Kegiatan Belajar
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DI DEPAN KELAS MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN Ambarwati, Setyo
KES Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : KES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK). Subyek dalam penelitian ini adalah siswa SMAKesatrian 2, terdiri dari 8 anak, 5 laki-laki dan 3 perempuan yang tergabung dalam anggota kelompok bimbingan kelompok, serta Guru BK SMA Kesatrian 2 yang bernama Fikie Saputro, S.Pd. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak di depan kelas melalui bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran.Hasil yang diharapkan untuk meningkatkan kemampuan berbicara di depan kelas yang masih rendah menjadi lebih baik.Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu dari bulan Mei sampai dengan Juli 2014.Analisis data pada penelitian ini adalah kualitatif. Hasil analisis kualitatif menunjukkan bahwa kemampuan berbicara siswa di depan kelas dari kondisi awal yaitu pra siklus, siklus I, siklus II dan pasca siklus meningkat. Hal ini ditampilkan pada kondisi awal yaitu pra siklus terdapat6 siswa  yang minat belajarnya termasuk dalam kategori “sedang” dan 2 siswa dalam kategori “baik”, dan kategori keseluruhan “sedang”, pada siklus I mencapai kategori keseluruhan “baik”. Pada siklus II mencapai peningkatan tetapi masih di kategori “baik”.Sedangkan pra siklus juga mendapatkan kategori “baik”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwasanya layanan bimbingan kelompok dapat dijadikan sebagai peningkatan kemampuan berbicara siswa di depan kelas kelas XI IPSSMA Kesatrian 2 Tahun Ajaran 2013/2014 menjadi 48,7% pada pra siklus, 61,4%pada siklus I, 72,9% pada siklus II dan 73,01% pada pasca siklus, sesuai dengan indikator keberhasilannya minimal 70%.Serta dapat meningkatkan kualitas tindakan Guru BK dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok menjadi 52% pada siklus I dan 67,7% pada siklus II dari indikator keberhasilan minimal 70%.Saran yang peneliti berikan kepada pihak-pihak yang terkait adalah (1) Bagi siswa hendaknya mengembangkan wawasan baru mengenai fungsi dan manfaat layanan bimbingan dan konseling terutama layanan bimbingankelompok untuk mengatasi permasalahan yang dialami siswa terutama dalam aspek pengembangan pribadi. (2)Bagi guru hendaknya mendorong peningkatan kualitas pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa khususnya dalam mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan pendidikan. (3) Bagi sekolah hendaknya menambah wacana dalam pengembangan layanan bimbingan dan konseling melalui peningkatan kualitas pembelajaran bimbingan dan konseling. Kata Kunci : Layanan Bimbingan Kelompok, Peningkatan Kemampuan Berbicara di Depan Kelas, teknik bermain peran.
UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN INFORMASI DENGAN TEHNIK GAME Anam, Ardian Nasrul
KES Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : KES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang penelitian ini ialah berdasarkan yang terjadi dilapangan yang mengindikasikan adanya sikap dan perilaku yang mengacu pada kurangnya kesadaran di massa yang modern ini mengenai pembelajaran dalam dunia pendidikan sangat variatif, sehingga menuntut kita semua untuk bisa menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa dengan lebih menyenangkan, tidak monoton dan mudah dipahami. Dengan merubah pola pembelajaran yang konvensional menjadi pola pembelajaran yang aktif dan interaktif akan membuat siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran sehingga menjadikan siswa termotivasi untuk mau belajar. Motivasi adalah kemauan untuk melakukan kegiatan agar yang didapatkan mendapatkan hasil baik. Motivasi didalam kelas sangat diperlukan siswa karena siswa kelas XI TKJ 2 SMK Muhammadiyah 3 Weleri - Kendal semester genap tahun 2013/2014 motivasi belajarnya masih tergolong rendah, terbukti pada waktu proses kegiatan belajar di dalam kelas atau pada jam pelajaran masih terdapat siswa yang tidak memperhatikan sebanyak 10 anak, mengantuk atau tidur saat pelajaran 2 anak, dan 5 bolos tidak ikut pelajaran. Kata kunci : Motivasi belajar, layanan informasi dengan game motivasi
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN RESILIENSI SISWA Dewi, Ayunda Mayasari
KES Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : KES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perumusan Masalah dalam Penelitian ini adalah 1) Bagaimana tingkat resiliensi siswa kelas X SMK Penerbangan Semarang sebelum pelaksanaan layanan bimbingan kelompok teknik home room program 2) Bagaimana pelaksanaan layanan bimbingan kelompok teknik home room program dalam meningkatkan resiliensi siswa kelas X SMK Penerbangan Semarang 3) Apakah ada pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik home room program terhadap peningkatan resiliensi siswa kelas X SMK Penerbangan Semarang. Kemudian tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik home room program terhadap resiliensi siswa SMK Penerbangan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Suatu penelitian yang mencoba atau berusaha mengetahui / menghitung pengaruh satu variabel/faktor atau lebih pada suatu keadaan tertentu. Alat analisis yang di gunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif, deskriptif kualitatif dan uji hipotesis, Dan peneliti mengambil 10 anggota kelompok tesebut untuk di teliti.  peneliti menggunakan one group pretest-posttest. Hasil penelitian: Layanan bimbingan kelompok teknik home room program berpengaruh dalam meningkatkan resiliensi siswa SMK penerbangan, yang di tunjukan anak setelah menjawab soal post-tes lebih tinggi daripada menjawab soal pre-test. Dari hasil tersebut pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik home room program dibuktikan dari hasil angket resiliensi yang menunjukan adanya peningkatan hasil pretest ke posttest pada skor total resiliensi. Pada skor awal (pretest) 2 siswa masuk kategori kurang dan 8 siswa masuk kategori sedang, dengan rata-rata skornya adalah 102. Setelah pelaksanaan treatment (posttest) ada 5 siswa yang masuk kategori sedang dan 5 siswa masuk kategori tinggi, dengan rata-rata skornya 123,3. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok teknik home room program berpengaruh terhadap peningkatan resiliensi siswa SMK Penerbangan Semarang. Kata kunci : konseling kelompok, teknik homeroom program, Resiliensi.
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKINIK PRMAIAN SIMULASI TERHADAP PENINGKATAN KECERDASAN INTERPERSONAL PADA SISWA Utami, Dini
KES Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : KES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang penelitianini adalah mengalami kesulitan dalam melakukan penyesuaian dengan lingkungan sekolah termasuk dalam persahabatan. Berdasarkan pengamatan peneliti juga terlihat bahwa di dalam kelas masih ada siswa yang tidak dapat mengelola emosi dengan baik. Kondisi di atas menunjukan jika tingkat kecerdasan interpersonal siswa kelas XI SMA N 7 Semarang belum maksimal. Belum maksimalnya tingkat kecerdasan interpersonal siswa salah satunya disebabkan karena layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di sekolah tersebut belum ideal. Layanan bimbingan dan konseling lebih didominasi oleh layanan yang bersifat klasikal, dengan topik bahasan tata tertib sekolah. Layanan yang bersifat kelompok dan individu dilaksanakan jika ada siswa yang melanggar aturan sekolah. Hal ini berarti layanan dalam seting kelompok dan individu lebih bersifat kasuistik dari pada pengembangan. Layanan bimbingan kelompok yang berbasis pada nilai-nilai budaya lokal secara efektif dapat meningkatkan empati siswa. Kata kunci : konseling kelompok, kecerdasan, interpersonal, siswa
FAKTOR PENYEBAB DAN PENGENTASANNYA TERHADAP PELANGGARAN TATA TERTIB Putri, Triwurhana Nilasari
KES Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : KES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang penelitian. Di sekolah yang berdisiplin tinggi dan tertib akan selalu menciptakan suasana proses belajar mengajar yang baik, begitu pula sebaliknya pada sekolah yang kurang mengedepankan kedisiplinan dan ketertiban kondisinya tentunya akan jauh berbeda. Penerapan tata tertib sekolah yang disertai hukuman atau sanksi dibutuhkan sebagai usaha dalam membantu meningkatkan kedisiplinan siswa. Permasalahan yang dirumuskan yaitu: (1) Apa faktor penyebab pelanggaran tata tertib yang dilakukan siswa SMK Garuda Nusantara Demak?; (2) Bagaimana penanganan yang dilakukan SMK Garuda Nusantara Demak dalam mengatasi pelanggaran tata tertib di SMK Garuda Nusantara Demak?; (3) Apa bentuk pengentasan terhadap pelanggaran tata tertib yang dilakukan siswa SMK Garuda Nusantara Demak?. Pendekatan penelitian. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif dengan tiga komponen tersebut adalah : (1) reduksi data, (2) sajian data, (3) penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil dan pembahasan. (1) Faktor-faktor yang menyebabkan pelanggaran tata tertib siswa adalah faktor-faktor yang ada di dalam diri anak sendiri, faktor pelanggaran tata tertib siswa yang berasal dari lingkungan keluarga, faktor kenakalan remaja yang berasal dari lingkungan masyarakat, dan faktor-faktor kenakalan remaja yang bersumber dari sekolah. Faktor lingkungan merupakan faktor yang dominan dalam mempengaruhi munculnya pelanggaran tata tertib siswa. Lingkungan tersebut meliputi lingkungan sekolah dan lingkungan luar sekolah. Faktor lingkungan tersebut dapat diatasi dengan cara memberikan pemahaman terhadap siswa mengenai akibat dari kenakalannya. Implikasinya yaitu bahwa pihak sekolah akan lebih berhati-hati terhadap faktor lingkungan yang setiap saat mempengaruhi siswa-siswanya; (2) Penanganan pelanggaran tata tertib siswa adalah usaha preventif pelanggaran siswa yang menitikberatan pada pembinaan moral dan membina kekuatan mental anak remaja. Upaya kuratif dalam menanggulangi masalah pelanggaran tata tertib siswa ialah menganttisipasi terhadap gejala-gejala pelanggaran tersebut. Upaya Pembinaan adalah upaya untuk memasyarakatkan kembali anak-anak atau remaja yang telah melakukan pelanggaran agar supaya mereka kembali menjadi manusia yang wajar, seperti pembinaan aspek psikologis sebagai kebutuhan pokok pelanggaran tata tertib, pembinaan mental dan kepribadian beragama, membina kepribadian yang wajar, pembinaan ilmu pengetahuan, pengembangan kreativitas anak, pengembangan bakat-bakat khusus. Di SMK Garuda Nusantara Demak juga diterapkan teknik konseling dan kerjasama dengan keluarga siswa. Strategi tersebut termasuk kurang sempurna, dan untuk menyempurnakannya maka ditambah dengan teknik pemantauan dan pendampingan pada setiap siswa. Implikasinya yaitu intensitas kenakalan yang dilakukan siswa setiap waktu akan berkurang; (3) Bentuk pengentasan yang dilakukan terhadap pelanggaran tata tertib di sekolah yaitu dengan sanksi secara tegas namun bersifat mendidik. Selain itu sebagai upaya pencegahan lain guru BK melakukan upaya preventif yaitu dengan memberikan pendidikan moral dan etika yang mana tindakan preventif tersebut dapat membentuk jiwa siswa yang disiplin. Saran yang dapat diajukan yaitu: Bagi siswa, diharapkan mampu untuk memahami akibat-akibat yang dapat ditimbulkan oleh pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan. Bagi guru, diharapkan lebih memperhatikan aktivitas pergaulan siswa selama berada di sekolah. Bagi sekolah, diharapkan mampu membuat strategi penanganan kenakalan siswa yang lebih baik.  Kata Kunci : Tata tertib.

Page 4 of 4 | Total Record : 40