cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. serang,
Banten
INDONESIA
Jurnal Teknik Industri Untirta
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal ini adalah wadah untuk publikasi yang berkaitan dengan keilmuan dan penerapan Teknik Industri.
Arjuna Subject : -
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 3 September 2013" : 14 Documents clear
Evaluasi Potensi Bahaya dan Risiko Kerja pada Aktivitas Cleaning Tanki Fazrul Syalam Chusada; wahyu Susihono
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 1 No. 3 September 2013
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.815 KB)

Abstract

PT. VTM merupakan salah satu perusahaan jasa yang penyedia tanki storage asal Belanda. Aktivitas cleaning tanki merupakan salah satu aktivitas yang ada di PT VTM yang memilikipotensi bahaya dan tingkat risiko yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi bahaya apa saja yang ada dalam aktivitas cleaning tanki,menilai risiko yang terjadi dari potensi bahaya yang ada dan mengetahui akar penyebab dari risiko yang ada. Pada penelitian ini menggunkan JSA, HIRA dan FTA. Pada analisa dengan menggunakan JSA di dapatkan bahwa banyak sekali potensi bahaya yang mungkin terjadi pada aktivitas cleaning tanki ini,dan berdasarkan hasil penilaian dengan menggunakan HIRA didapat bahwa tingkat risiko masuk kedalam kategori trivial sampai dengan moderate, dimana kategori moderate tersebut terdapat pada risiko keracunan pada aktivitas pencucian awal, tertimpa material pada aktivitas pemasangan scaffolding, dan tertimpa material pada aktivitas pembongkaran scaffolding. Kemudian dilakukan analisa kembali terhadap ketiga risiko tersebut dengan menggunakan FTA dengan maksud untuk mengetahui akar penyebab dari ketiga risiko tersebut. Pada risiko keracunan diketahui bahwa penyebab utamanya yaitu kurang perawatan, masker bukan untuk pekerjaan confined space, kabel ada yang terputus, blower tidak berputar, kabel tidak terhubung dengan sumber listrik, inspeksi tidak menyeluruh dan tidak ada informasi. Pada risiko tertimpa material pada aktivitas pemasangan scaffolding maupun pembongkaran scaffolding diketahui akar penyebabnya yaitu tidak ada display, spesifikasi tali pengangkat material tidak sesuai, pekerja ingin cepat selsai, pekerja melamun atau tidak konsentrasi, dan pekerja tidak fit.
Pengelolaan Risiko Supply Chain dengan Metode House of Risk Flora Tampubolon; Achmad Bahauddin; Putro Ferro Ferdinant
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 1 No. 3 September 2013
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.499 KB)

Abstract

Dalam pengelolaan supply chain, secara umum risiko dapat timbul dalam berbagai bentuk dari setiap kejadian. Risiko merupakan peluang terjadinya sesuatu yang akan berdampak dalam pencapaian tujuan. Kompleksitas dari struktur supply chain yang melibatkan banyak pihak dan banyaknya ketidakpastian yang terjadi secara mendadak menjadi tantangan dalam pengelolaan supply chain perusahaan. Gangguan atau risiko dalam supply chain akan berdampak negatif dalam jangka panjang terhadap perusahaan dan banyak perusahaan tidak mampu pulih secara cepat dari dampak negatif tersebut. Bila suatu risiko dalam supply chain terjadi, sektor bisnis juga akan ikut terserang akibatnya akan mempengaruhi kinerja perusahaan. PT. XYZ adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi pipa baja. Secara umum produk dari perusahaan ini ada dua jenis yaitu: Spiral dan ERW. Saat ini PT. XYZ belum memiliki manajemen risiko yang terstruktur untuk mengidentifikasi dan memitigasi risiko yang terjadi terutama dalam fungsi supply chain. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam aktivitas supply chain PT. XYZ, menentukan penyebab risiko yang harus diprioritaskan untuk dimitigasi pada supply chain PT. XYZ dan menentukan strategi mitigasi yang harus diprioritaskan untuk mengatasi penyebab risiko pada supply chain PT. XYZ. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode House Of Risk (HOR). HOR digunakan untuk mengidentifikasi risk event, risk agent pada supply chain dan juga merancang strategi mitigasi untuk risk agent berdasarkan nilai ARP(Aggregate  Risk Potential). Risk event yang teridentifikasi sebanyak 16 dan risk agent sebanyak 24. Risk agent yang akan dimitigasi berdasarkan nilai ARP sebanyak empat risk agent yaitu A6(Pembuatan Purchasing requisition terlambat), A3(pengadaan material terlambat), A4 (data material/produk tidak segera di-update) dan A1 (permintaan produksi yang mendadak). Strategi mitigasi yang digunakan untuk mencegah penyebab risiko adalah coordination, strategy stock dan multiple route.
Analisa Tingkat Keandalan Operator Inside Welding dengan Metode Human Error Assessment and Reduction Technique Saida Masitoh; Yayan Harry Yadi; Ade Sri Mariawati
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 1 No. 3 September 2013
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.683 KB)

Abstract

PT. X merupakan salah satu perusahaan penghasil pipa baja las terbesar di Indonesia. Dalam proses produksi pipa gas API 5L X 60M khususnya bagian welding, sebesar 11,35%  produk yang dihasilkan masih mengalami cacat. salah satu penyebab utama terjadinya cacat pada produk adalah akibat kesalahan manusia dalam proses pengendalian mesin, yaitu bagian inside welding. Penelitian ini bertujuan untuk  mengidentifikasi jenis kesalahan operator pada bagian inside welding, mengukur tingkat keandalan operator, menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakandalan operator, dan memberikan usulan perbaikan untuk meningkatkan keandalan operator. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Human Error Assessment and Reduction Technique yang digunakan untuk mengukur besarnya keandalan operator.Tahap awal yang dilakukan pada metode ini adalah membuat task analisis, kedua mengidentifikasi dan mengklasifikasikan human error, mengkategorikansetiap item pekerjaan dengan Generic Task Type (GTT), memilih faktor Error Producing Conditions (EPC),menentukan nilai proporsi effect dari EPC, menghitung total nilai Assessed Effect (AE), menentukan nilai Human Error Probability (HEP), dan terakhir adalah menghitung nilai keandalan operator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keandalan operator pada bagian inside welding sebesar 0,025. Hasil tersebut menunjukkan keandalan yang rendah sehingga perlu dilakukan perbaikan sistem kerja dengan memberikan pelatihan dengan metode on the job training, memberikan fan exhaust pada bagian inside welding, mengganti mesin motor listrik dengan yang baru, serta melakukan maintenance pada mesin secara berkala.
Pengaruh Pencahayaan Terhadap Beban Kerja Mental di Area Kerja Scroll Cu Rio Widarobi; Yayan Harry Yadi; Ade Sri Mariawati
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 1 No. 3 September 2013
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (611.584 KB)

Abstract

PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan pelat timah terbesar di Indonesia. Departemen scroll cut ini merupakan bagian pemotongan pelat sesuai dengan pola yang diinginkan oleh konsumen PT. XYZ. Pada penelitian ini dilakukan 2 tahap yaitu pada pencahayaan eksisting dan pencahayaan yang sesuai SNI 03-6575-2001 sebesar 200 – 500 lux. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi pencahayaan dan beban kerja mental, merancang pencahayaan dan mengetahui pengaruh pencahayaan terhadap beban kerja mental di area kerja scroll cut PT. XYZ. Jumlah responden sebanyak 4 orang sesuai dengan jumlah operator scroll cut PT. XYZ. Alat ukur yang digunakan adalah lux meter dan kuisioner subjektif NASA-TLX. Pada observasi awal di dapatkan nilai intensitas cahaya sebesar 132,6 lux. Nilai tersebut kurang dari NAB berdasarkan SNI 03-6575-2001 sehingga menyebabkan beban kerja mental yang dirasakan oleh operator agak berat. Perbandingan beban kerja mental setelah dilakukan perbaikan pencahayaan berdasarkan SNI 03-6575-200 dengan kondisi eksisting pencahayaan area kerja scroll cut PT. XYZ adalah beban kerja mental turun. Perbaikan pencahayaan pada area kerja I dan area kerja II dengan penambahan lampu sebanyak 2 buah lampu pada masing-masing area. Kemudian melakukan uji statistik dengan uji berpasangan untuk memperkuat analisa perbedaan dari dua kondisi tersebut, dimana hasilnya beban kerja mental nilai sig.(2-tailed)<0,05, yang berarti H0 ditolak artinya ada perbedaan antara beban kerja mental operator pada dua kondisi yang berarti ada pengaruh pencahayaan terhadap beban kerja mental.
Pengelolaan Risiko Supply Chain dengan Metode House of Risk Flora Tampubolon; Achmad Bahauddin; Putro Ferro Ferdinant
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 1 No. 3 September 2013
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.499 KB)

Abstract

Dalam pengelolaan supply chain, secara umum risiko dapat timbul dalam berbagai bentuk dari setiap kejadian. Risiko merupakan peluang terjadinya sesuatu yang akan berdampak dalam pencapaian tujuan. Kompleksitas dari struktur supply chain yang melibatkan banyak pihak dan banyaknya ketidakpastian yang terjadi secara mendadak menjadi tantangan dalam pengelolaan supply chain perusahaan. Gangguan atau risiko dalam supply chain akan berdampak negatif dalam jangka panjang terhadap perusahaan dan banyak perusahaan tidak mampu pulih secara cepat dari dampak negatif tersebut. Bila suatu risiko dalam supply chain terjadi, sektor bisnis juga akan ikut terserang akibatnya akan mempengaruhi kinerja perusahaan. PT. XYZ adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi pipa baja. Secara umum produk dari perusahaan ini ada dua jenis yaitu: Spiral dan ERW. Saat ini PT. XYZ belum memiliki manajemen risiko yang terstruktur untuk mengidentifikasi dan memitigasi risiko yang terjadi terutama dalam fungsi supply chain. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam aktivitas supply chain PT. XYZ, menentukan penyebab risiko yang harus diprioritaskan untuk dimitigasi pada supply chain PT. XYZ dan menentukan strategi mitigasi yang harus diprioritaskan untuk mengatasi penyebab risiko pada supply chain PT. XYZ. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode House Of Risk (HOR). HOR digunakan untuk mengidentifikasi risk event, risk agent pada supply chain dan juga merancang strategi mitigasi untuk risk agent berdasarkan nilai ARP(Aggregate  Risk Potential). Risk event yang teridentifikasi sebanyak 16 dan risk agent sebanyak 24. Risk agent yang akan dimitigasi berdasarkan nilai ARP sebanyak empat risk agent yaitu A6(Pembuatan Purchasing requisition terlambat), A3(pengadaan material terlambat), A4 (data material/produk tidak segera di-update) dan A1 (permintaan produksi yang mendadak). Strategi mitigasi yang digunakan untuk mencegah penyebab risiko adalah coordination, strategy stock dan multiple route.
Pengaruh Penerapan Total Quality Management Melalui Produktivitas Karyawan Terhadap Kinerja Perusahaan Dengan Metode Structural Equation Modeling Juliani Putriama; Faula Arina; Ratna Ekawati
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 1 No. 3 September 2013
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.089 KB)

Abstract

Kualitas produk dituntut dari bagaimana menggunakan sistem manajemen yang baik dimana sistem manajemen ini dapat dijadikan alat untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan juga mengukur kinerja karyawannya. Salah satu alat manajemen yang digunakan yaitu TQM. TQM merupakan suatu konsep perbaikan yang dilaksanakan secara terus- menerus, yang melibatkan seluruh elemen dan karyawan pada setiap tingkatan organisasi dalam rangka untuk mencapai kualitas yang terbaik pada seluruh aspek organisasi melalui proses manajemen. Penelitian ini dilatarbelakangi dengan PT. X yang telah memiliki sertifikasi ISO 9000-2008 sebagai hasil penerapan TQM. Sedangkan pengukuran kinerja perusahaan yang dilakukan oleh PT. X hanya di dokumentasi dari hasil evaluasi pelatihan karyawannya, kurangnya aspek penilaian untuk mengukur kinerja perusahaan tersebut. Oleh sebab itu penelitian ini akan membantu perusahaan untuk pengkajian lebih dalam atas fungsi penerapan TQM (yang disimbolkan dari sertifikasi ISO) terhadap kinerja perusahaan yang juga dinilai dari aspek produktivitas karyawan Dari latar belakang yang ada maka tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pelaksanaan TQM dan tingkat produktivitas karyawan di PT.X, mengetahui tingkat kinerja perusahaan  di PT.X serta bagaimana hubungan antara TQm dan produktivitas karyawan di PT.X terhadap kinerja perusahaan. Adapun penelitian ini menggunakan metode Structural Equation Modelling dengan software AMOS versi 9.0 dengan estimasi maximum likelihood dan confirmatory factor analisis. Hasil yang didapat yaitu pelaksanaan TQM dan penilaian produktivitas karyawan dinilai sudah baik dengan rata-rata nilai 4,45 dan 4,39, dan tingkat kinerja perusahaan didapatkan nilai sebesar 4,43 serta hasil uji hipotesa menunjukan hubungan antara TQM terhadap kinerja dengan nilai sebesar 0,18 yang tergolong kecil serta adanya pengaruh yang positif antara TQM terhadap produktivitas karyawan dengan nilai sebesar 0,54 dan adanya pengaruh positif antara produktivitas karyawan terhadap kinerja perusahaan dengan nilai sebesar 0,78
Pemilihan Supplier Material Berdasarkan Multi Attribute Decision Making (MADM) Menggunakan Metode SAW, WP dan TOPSIS Arlius Hamberto; Putiri Bhuana Katili; Nurul Ummi
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 1 No. 3 September 2013
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.647 KB)

Abstract

PT XYZ merupakan perusahaan konstruksi harus memperhatikan manajemen setiap divisi untuk menjadi perusahaan yang unggul, dalam hal ini khsususnya divisi penangananan material, oleh karena itu perusahaan harus memiliki kemampuan bekerjasama dengan supplier, yang diharapkan dapat melakukan pengelolaan manajemen material secara efektif dan efisien, sehingga perusahaan konstruksi dapat memenuhi kualitas dan jangka waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan konsumen tersebut. PT XYZ bekerjasama dengan supplier- supplier untuk peralatan dan material seperti kawat las, oksigen, cat, masker, thiner, selang, kaca, oli, material proyek dan sebagainya. Banyaknya supplier ini seharusnya menjadi pertimbangan khusus oleh tim pengadaan supplier untuk lebih selektif dan melakukan pemilihan berdasarkan kriteria yang sesuai dengan perusahaan, dengan memperhatikan aspek cost, quality, quantity dan time. Dari hasil pengamatan bahwa kurangnya evaluasi terhadap kinerja supplier membuat sulit dalam pengambilan keputusan yang bersifat objektif, sehingga hanya mengedapankan unsur subjektif dan sedikit kriteria seperti harga dan cara pembayaran, padahal menurut Dickson terdapat 22 kriteria untuk mengevaluasi atau memilih supplier.Oleh karena itu pemilihan supplier menjadi salah satu faktor penting untuk menjadikan perusahaan yang unggul.Multi Atribute Decision Making (MADM).Multi Atribute Decision Making (MADM) adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari alternative optimal dari sejumlah alternatif dengan atribut atau kriteria tertentu, metode MADM yang digunakan dalam penelitian ini adalah SAW, WP dan TOPSIS.Untuk pemilihan supplier dengan metode SAW diperoleh skor tertinggi untuk material plate pl  adalah PT CJP sebesar 0.883, material chp skor tertinggi diperoleh PT CJP sebesar 0.894, material plate fb diperoleh PT SKM sebesar 0.864, material angle l diperoleh PT CJP sebesar 0.888, material H beam h diperoleh PT CJP sebesar 0.906, material pipe dia diperoleh PT CJP sebesar 0.906 dan material rb dia diperoleh PT CJP sebesar 0.906. Untuk metode WP dan TOPSIS untuk semua material skor tertinggi diperoleh PT CJP.
Pengukuran Kinerja Manajemen Keperawatan Dengan Parameter Kompetensi Manajemen Syahrul Fauzi; Shanti kirana Anggraeni; Nurul Ummi
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 1 No. 3 September 2013
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.135 KB)

Abstract

Rumah sakit ibu dan anak XYZ ialah salah satu rumah sakit ibu dan anak yang berlokasi di daerah cilegon yang sedang mencapai visi serta misi dan bersaing dengan kompetitor dibidangnya. untuk melakukan hal itu harus diketahui terlebih dahulu seberapa kompeten karyawan didalamnya  karena sumber daya manusia dalam industri Rumah Sakit harus selalu mengikuti perkembangan dalam mencapai target serta memajukan kinerja didalamnya, Sementara di sisi lain sistem dan prosedur yang diciptakan untuk mengelola sumber daya manusia harus sebaik-baiknya dikelola dan selaras dengan tujuan organisasi yang telah ditetapkan bersama sehingga  secara efektif dan efisien mampu berkontribusi positif untuk kemajuan organisasi. dalam dunia persaingan di bidang jasa dan untuk mewujudkan visi dan misi RSIA ini perlu diadakan penilaian kinerja kompetensi secara umum dengan menggunakan parameter kompetensi manajemen yang terdiri dari kompetensi profesionalisme, kompetensi insani dan kompetensi kepemimpinan. susunan pengukuran kinerja ini dilakukan terhadap 4 level pegawai dimulai dari perawat, kepala ruang, kepala seksi dan kepala keperawatan. pengukuran kerja terhadap semua level dilakukan dengan cara penyebaran kuisioner dengan menilai diri sendiri, menilai bawahan dan menilai atasan. hasil dari pengukuran kinerja pegawai RSIA ini menunjukan bahwa kompetensi profesionalisme karyawan mempunyai skor 3.47 yang berarti dalam managerialnya karyawan ini bekerja dengan pola dan standar kualitas serta memotivasi berprestasi. kompetensi insani seluruh karyawan berada di skor 3.44 yang berarti bekerja dengan hanya pola serta kualitas standar. sedangkan kompetensi kepemimpinan seluruh karyawan ialah 3.58 yang berarti secara umum karyawan memerlukan sebuah sinergi yang mampu menciptakan pemimpin yang dapat dikuti dan diapresiasi. dari penilaian total didapat skor 3.49 yang berarti bekerja dengan pola kerja standar. dengan hasil ini hendaknya perlu dilakukan perbaikan kinerja agar apa yang menjadi visi misi serta pencapaian perusahaan terwujud. pihak RSIA harus memperbaiki standar kerja dimulai dari perawat hingga kepala keperawatan agar kinerja manajemen rumah sakit ini meningkat dan mampu bersaing dengan kompetitor dalam dunia jasa khususnya bidang rumah sakit.
Perancangan Perbaikan Proses Produksi Baja Dengan Pendekatan Lean Manufacturing Afni Khadijah; Achmad Bahauddin; Putro Ferro Ferdinant
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 1 No. 3 September 2013
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (920.003 KB)

Abstract

Dewasa ini permintaan produk baja nasional terus meningkat tetapi tidak terpenuhi. PT.XYZ adalah yang memproduksi baja coil. Pada Divisi HSM terdapat kendala produksi contohnya pada bulan Agustus 2012 terdapat pemborosan (waste) berupa reject, stock down grade, dan repair sebesar 138.748,10 MT (Metric Ton). Untuk itu dilakukan penelitian bertujuan mengidentifikasi aktivitas yang merupakan aktivitas pemborosan (waste) pada proses produksi baja coil, mengidentifikasi penyebab terjadinya pemborosan (waste) dan merancang usulan perbaikan untuk mengurangi pemborosan (waste) pada proses produksi baja coil. Pada penelitian ini menggunakan metode value stream mapping. Data yang digunakan dalam penelitian yaitu data proses produksi, data waktu siklus, data jumlah operator, dan data identifikasi pemborosan. Dari hasil identifikasi waste (waste workshop) jenis pemborosan (waste) yaitu: transportation 22,14 %, defect 20,71 %, innapropiate process 19,29 %, unnecessary inventori 19,29 %, , dan terendah waiting18,57 %. Sehingga diketahui aktivitas pemborosan (waste) pada transportasi Penyebab terjadinya pemborosan (waste) pada proses produksi baja coil yaitu umur pakai mesin yang sudah tua, beban penggunaan mesin yang berlebih, operator yang kurang teliti pada saat pengecekan alat perusahaan produksi baja terbesar di Indonesia. Di PT. XYZ terdapat divisi HSM (Hot Strip Mill) transportasi, kurangnya pengecekan pada alat listrik, dan data transportasi tidak sesuai prosedur.
Implementasi Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja Pada Proses Grinding Dan Welding Vinanti Nurul Saskia; Shanti Kirana; Wahyu Susihono
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 1 No. 3 September 2013
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.457 KB)

Abstract

Manajemen K3 memiliki kaitan yang sangat erat dengan manajemen risiko karena keberadaan bahaya dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan atau insiden serta risiko menggambarkan besarnya potensi bahaya. PT.X adalah sebuah perusahaan fabrikasi yang berada di Cilegon yang memproduksi diantaranya pressure vessel, heat exchanger, fire & water tube boiler. Dari data tahun 2009-2012 proses grinding dan welding memiliki frekuensi kecelakaan kerja yang sering terjadi dibanding dengan proses lain dengan total kecelakaan kerja sebanyak 63 kasus. Tujuan penelitian yang dilakukan yaitu mengidentifikasi risiko kecelakaan kerja, menghitung risk score kecelakaan kerja, menghitung biaya kecelakaan kerja dan mengidentifikasi usulan pengendalian risiko kecelakaan kerja. Metode Robinson adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan motivasi dalam pengendalian kecelakaan kerja dengan melakukan pengolahan data terhadap data kecelakaan kerja yang terjadi pada industri dengan tiga klasifikasi variabel yaitu bagian badan yang terluka, sifat jejas dan ada tidaknya hilang hari kerja. Hasil yang didapat identifikasi risiko bahaya kecelakaan kerja pada proses grinding dan welding diantaranya terkena percikan api, tergores material yang berkarat, cedera muskoloskeletal, terkena material lain yang mudah terbakar, terpeleset, terkena droplet metal panas, terkena spatter, terjepit..arde (ground), mata kemasukan gram. tersetrum, terhirup debu sisa material, terjadi ledakan gas, terhirup gas pengelasan, bising jatuh dari ketinggian, terkena fume dan terpapar cahaya ultraviolet. Risk score terbesar pada tahun 2010 sebesar 285.42% dengan nilai IFR 10.69, ISR 2.67 dan probability sebesar 0.10. Total biaya kecelakaan kerja langsung Rp 846.800 dan biaya overhead Rp 418.489. Usulan pengendalian risiko diataranya dengan penggunaan APD dengan tetap adanya pengawasan, adanya punisment atau sangsi apabila ada yang melanggar dan adanya reward kepada pekerja yang mematuhi K3, area bebas dari material atau bahan yang mudah terbakar, memberi arahan kepada pekerja atau operator (safety induction), menyediakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan), diberi sekat atau partisi dan jarak antar proses atau kegiatan, penempatan sirkulasi udara yang tepat dan benar, tersedianya isolator getaran pada grinding.

Page 1 of 2 | Total Record : 14