cover
Contact Name
Fathul Qorib
Contact Email
fathul.indonesia@gmail.com
Phone
+6285354769970
Journal Mail Official
jisip.unitri@gmail.com
Editorial Address
Jl. Telaga Warna, Tlogomas, Malang, Jawa Timur, Indonesia
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (JISIP)
ISSN : -     EISSN : 24426962     DOI : 10.33366/jisip
JISIP Journal of Social and Political Science is published three times a year (April, August and December). Article published in JISIP is an article based on the results of research (priority), and articles on scientific reviews of contemporary phenomena in the field of Social and Political Science, Communication and Public Administration. In receiving articles that will be reviewed by internal, external editors and reviewers. Each article entered in the JISIP journal will be sent to the editors section through the Initial Review process. After that, the articles will be sent to peer reviewers to get the Double-Blind Peer Review Process. JISIP will be published papers chosen under the a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Articles 17 Documents
Search results for , issue "Vol 13, No 3 (2024)" : 17 Documents clear
Ekspresi dan Makna Identitas Kultural Orang Aceh di Kota Padang dalam Perspektif Interaksionisme Simbolik Faramita, Gita Chintia; Azwar, Azwar; Maihasni, Maihasni
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (JISIP) Vol 13, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tungga Dewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jisip.v13i3.3155

Abstract

Each ethnic group certainly has different characteristics that have become embedded in their cultural identity, including the Acehnese ethnic group. Being in a different area from their area of origin certainly makes Acehnese people need to express their identity as Acehnese so that their Acehnese identity is still maintained. Therefore, this research aims to describe the form of cultural identity of the Acehnese in Padang City and the meaning of the cultural identity of the Acehnese in Padang City. This research uses Helbert Blumer's Symbolic Interactionism theory. The method used is a qualitative method with data collection techniques through observation, in-depth interviews and documentation. The results of this research show that up to now, among the Acehnese who have migrated to the city of Padang, their cultural identity as Acehnese is still maintained and maintained through the expression of their cultural identity that they do every day, both in the family and in the social environment. This form of expression of cultural identity is shown through the use of the Acehnese language, the use of traditional clothing, carrying out Acehnese customs and Acehnese culture. Each form of expression of cultural identity has an important meaning for the Acehnese so that everyone voluntarily continues to express their cultural identity as Acehnese in Padang City.Setiap etnis tentunya memiliki cirikhas yang berbeda yang telah melekat menjadi identitas kultur mereka, termasuk pada etnis Aceh. berada di daerah yang berbeda dengan daerah Asal tentunya membuat orang Aceh perlu untuk mengekspresikan identitasnya sebagai orang Aceh agar identitas keacehan mereka masih terjaga. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk identitas kultural orang Aceh yang ada di Kota Padang serta makna identitas kultural orang Aceh di Kota Padang. Penelitian ini mengunakan teori Interaksionisme Simbolik Helbert Blumer. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sampai saat ini dikalangan orang Aceh yang merantau di Kota Padang, identitas kultural mereka sebagai orang Aceh masih terus dipertahankan dan dijaga melalui ekspresi identitas kultural yang dilakukannya sehari-hari baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan sosial. Bentuk ekspresi identitas kultural tersebut ditunjukkan melalui penggunaan bahasa Aceh, penggunaan pakaian adat, melaksanakan Adat istiadat Aceh serta kebudayaan Aceh. Setiap bentuk ekspresi identitas kultural tersebut memiliki makna yang penting bagi orang Aceh sehingga setiap orang secara sukarela terus mengekspresikan identitas kultural mereka sebagai orang Aceh di Kota Padang.
Ancaman dan Faktor-Faktor yang Mendorong Swedia Bergabung dengan NATO pada Tahun 2024 Saputra, Aji Irvan; Indrawati, Indrawati
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (JISIP) Vol 13, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tungga Dewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jisip.v13i3.3093

Abstract

Sweden maintained its neutrality in response to its history, including during the Napoleonic wars, by adopting “neutrality” as its official policy in 1834. This neutrality was upheld during both World Wars to protect trade interests. During the Cold War, Sweden chose the path of peaceful diplomacy and rejected military alliances. But Sweden experienced concerns over the Russia-Ukraine conflict and Russia's intervention in Crimea. In May 2022, Sweden eventually applied for NATO membership in response to Russia's invasion of Ukraine in February 2022. This research aims to understand the reasons behind Sweden's decision to join NATO. The factors behind Sweden's decision to join NATO are analyzed using qualitative research methods and through the lens of Threat Perception concept. This research discusses the factors behind Sweden’s decision to join NATO through five dimensions from the Threat Perception concept: structural, geopolitical, historical, socio-cultural, and economic. This research indicates that these five dimensions influenced Sweden's decision to join NATO. Firstly, Swedish ministers and political parties in Sweden played a role in the decision-making process. Secondly, Sweden's geographical location and the rising activities in the Baltic Sea also influenced its decision. Thirdly, Sweden's historical relationship with NATO compared to its relationship with Russia also influenced the decision. Fourthly, the ethnic, cultural, and religious composition of people in Sweden, along with policymaker adoption, are believed to have played a significant role in Sweden's foreign policy formation. Finally, the economic benefits of joining NATO were also considered by Sweden.Swedia telah menjaga netralitas sebagai respons terhadap sejarahnya, termasuk perang Napoleon, dengan mengadopsi kebijakan resmi pada tahun 1834. Netralitas ini dipertahankan selama kedua Perang Dunia untuk melindungi kepentingan perdagangan. Selama Perang Dingin, Swedia memilih jalur diplomasi damai dan menolak aliansi militer. Namun, Swedia mengalami kekhawatiran atas konflik Rusia-Ukraina dan intervensi Rusia di Crimea. Pada tahun 2022, Swedia akhirnya mengajukan keanggotaan NATO sebagai respons atas invasi Rusia ke Ukraina pada bulan Februari 2022. Penelitian ini bertujuan untuk memahami alasan di balik keputusan Swedia untuk bergabung dengan NATO. Faktor-faktor yang mendorong keputusan Swedia untuk bergabung dengan NATO dianalisis menggunakan metode penelitian kualitatif dan melalui lensa konsep “persepsi ancaman”. Studi ini membahas faktor-faktor tersebut melalui lima dimensi: struktural, geopolitik, sejarah, sosial-budaya, dan ekonomi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kelima dimensi tersebut memengaruhi keputusan Swedia untuk bergabung dengan NATO. Pertama, Menteri dan partai politik di Swedia berperan dalam proses pengambilan keputusan Swedia bergabung dengan NATO. Kedua, lokasi geografis Swedia dan aktivitasnya di Laut Baltik juga memengaruhi keputusan tersebut. Ketiga, hubungan historis Swedia dengan NATO dibandingkan dengan hubungannya dengan Rusia juga memengaruhi keputusan tersebut. Keempat, komposisi etnis, budaya, dan agama di Swedia, bersama dengan adopsi kebijakan oleh pembuat kebijakan, diyakini memainkan peran penting dalam pembentukan kebijakan luar negeri Swedia. Terakhir, manfaat ekonomi dari bergabung dengan NATO juga dipertimbangkan oleh Swedia.
Analisis Pengawasan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut Terkait Ancaman Keamanan Perbatasan Laut Kabupaten Kepulauan Talaud, Filipina Putra, Satrio Buana; Legowo, Yanuar Adi; Sunny, Amril Ghaffar; Pratama, Sigit Yudha
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (JISIP) Vol 13, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tungga Dewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jisip.v13i3.3108

Abstract

As one of Indonesia's northernmost regencies, Talaud Islands Regency borders directly with the Philippines, facing various security threats. The southern Philippines is known for its terrorism activities and illegal arms trafficking, exacerbating the risks. This study employs a qualitative approach with a descriptive method, collecting data through in-depth interviews with relevant agencies in the border region. The findings indicate that Talaud Islands Regency faces threats such as illegal fishing, arms smuggling, and the movement of terrorist and separatist groups from the Philippines. The presence of Indonesian-Filipino descendants increases the risk of illegal entry. Incidents of illegal fishing and arms smuggling underscore the urgency of maritime border surveillance. A significant challenge is the limited naval assets of the Indonesian Navy (TNI AL). Both the Indonesian Navy and the National Intelligence Agency (BIN) play crucial roles in maintaining security and sovereignty at the maritime border. The study recommends enhancing naval assets and fostering inter-agency and international cooperation to improve maritime security.Sebagai kabupaten paling utara Indonesia, Kabupaten Kepulauan Talaud berbatasan langsung dengan Filipina dan menghadapi berbagai ancaman keamanan. Lokasi Filipina Selatan yang rawan terorisme dan peredaran senjata ilegal menambah risiko. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, mengumpulkan data melalui wawancara mendalam dengan instansi terkait di wilayah perbatasan. Hasilnya menunjukkan bahwa Kabupaten Kepulauan Talaud menghadapi ancaman seperti illegal fishing, penyelundupan senjata, dan perlintasan kelompok teroris serta separatis Filipina. Kehadiran masyarakat keturunan Indonesia-Filipina meningkatkan risiko masuknya orang secara ilegal. Penangkapan illegal fishing dan penyelundupan senjata menunjukkan pentingnya pengawasan perbatasan laut. Kendala serius adalah minimnya alutsista TNI AL. TNI AL dan BIN memainkan peran penting dalam menjaga keamanan dan kedaulatan di perbatasan laut. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan alutsista dan kerjasama antar instansi serta antar negara untuk meningkatkan pengamanan wilayah laut
Perancangan Katalog Digital untuk Representasi Stasiun Lokal Bandung Raya Melalui Fotografi Jalanan Monokromatik Nafi, Diaz; Purnamasari, Maya; Saripudin, Saripudin
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (JISIP) Vol 13, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tungga Dewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jisip.v13i3.3162

Abstract

Public transportation plays a crucial role in enhancing community mobility, significantly impacting economic and social aspects. In Bandung, there are 13 local stations in the Bandung Raya area, stretching from Padalarang to Cicalengka, including Padalarang, Gadobangkong, Cimahi, Cimindi, Ciroyom, Bandung, Cikudapateuh, Kiaracondong, Gedebage, Cimekar, Rancaekek, Haurpugur, and Cicalengka stations. This study aims to interpret the conditions across these stations through monochromatic photography. Street photography is selected as the approach due to its ability to capture the dynamic and ever-changing human activities. The research employs a descriptive qualitative method, gathering data from street photography literature, monochromatic works, and direct field observations. The result is a collection of 65 monochromatic photographs that depict various occurrences at each station. These works are compiled into a digital catalog accessible via the issuu.com website. This catalog not only serves as a visual documentation of the stations' dynamics but also aims to raise public awareness of the cultural and social significance of public transportation in the Bandung Raya area. Through this catalog, the conditions and dynamic life at the local stations of Bandung Raya are visually and comprehensively represented.Transportasi umum merupakan elemen vital yang mendukung mobilitas masyarakat, berperan penting dalam aspek ekonomi dan sosial. Di Kota Bandung, terdapat 13 stasiun lokal Bandung Raya yang membentang dari Padalarang hingga Cicalengka, meliputi Stasiun Padalarang, Gadobangkong, Cimahi, Cimindi, Ciroyom, Bandung, Cikudapateuh, Kiaracondong, Gedebage, Cimekar, Rancaekek, Haurpugur, hingga Cicalengka. Penelitian ini bertujuan untuk menginterpretasikan kondisi di seluruh stasiun tersebut melalui karya fotografi bergaya monokromatik. Fotografi jalanan dipilih sebagai pendekatan karena mampu menangkap dinamika aktivitas manusia yang terus berubah. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan pengumpulan data dari literatur fotografi jalanan, karya monokromatik, serta observasi langsung di lapangan. Hasil penelitian menghasilkan 65 karya fotografi monokromatik yang merepresentasikan berbagai kejadian di setiap stasiun. Karya-karya ini kemudian disusun dalam bentuk katalog digital yang dapat diakses melalui website issuu.com. Katalog ini tidak hanya menjadi dokumentasi visual atas dinamika stasiun, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik mengenai pentingnya nilai budaya dan sosial transportasi umum di kawasan Bandung Raya. Melalui katalog ini, kondisi dan dinamika kehidupan di stasiun-stasiun lokal Bandung Raya berhasil direpresentasikan secara visual dan mendalam.
Illiberal Peacebuilding dan Ekstraktivisme di Indonesia: Studi Manajemen Konflik Autoritarian terhadap Konflik Sumber Daya Alam tahun 2018-2022 Putri, Jasmine Rafifah Fathia; Fahadayna, Adhi Cahya
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (JISIP) Vol 13, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tungga Dewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jisip.v13i3.3214

Abstract

The distribution of natural resource utilization is often exploited by certain parties, where not all elements of society can enjoy the economic benefits from Indonesia's natural wealth. This study aims to analyze the influence of patronage practices on resource conflicts in Indonesia using the theoretical framework of Authoritarian Conflict Management (ACM) and land politics. The research employs a quantitative method based on secondary data obtained from the V-Dem and SNPK Indonesia databases. The independent variables in this study include discursive practices, spatial practices, and political-economic practices, while the dependent variable is the resource conflict index. Data analysis was conducted using multiple linear regression techniques with the SPSS software version 26 to ensure data validity and reliability. The results indicate that, overall, the relationship between the independent and dependent variables is statistically insignificant. This finding suggests that the Authoritarian Conflict Management theory may not be universally applicable, especially in Indonesia, which exhibits complex and diverse socio-economic and political dynamics. This study underscores the importance of considering regional factors and local characteristics in understanding resource conflicts in Indonesia.Distribusi pemanfaatan sumber daya alam seringkali dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu saja, dimana tidak semua elemen masyarakat bisa merasakan keuntungan ekonomi dari kekayaan sumber daya alam Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh praktik patronase terhadap konflik sumber daya di Indonesia dengan menggunakan kerangka teori Authoritarian Conflict Management (ACM) dan land politics. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif berbasis data sekunder yang diperoleh dari database V-Dem dan SNPK Indonesia. Variabel independen dalam penelitian ini meliputi praktik diskursif, praktik spasial, dan praktik ekonomi politik, sedangkan variabel dependennya adalah indeks konflik sumber daya. Proses analisis data dilakukan menggunakan teknik regresi linear berganda dengan perangkat lunak SPSS versi 26 untuk memastikan validitas dan reliabilitas data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan, hubungan antara variabel independen dan dependen tidak signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa teori Authoritarian Conflict Management belum tentu relevan dalam semua konteks, terutama di Indonesia yang memiliki dinamika sosial, ekonomi, dan politik yang kompleks serta beragam. Penelitian ini menekankan pentingnya mempertimbangkan faktor regional dan karakteristik lokal dalam memahami konflik sumber daya di Indonesia.
Tantangan dan Strategi Pencegahan Konflik akibat Intoleransi dan Radikalisme di Era Digital untuk Mewujudkan Keamanan Nasional Setiawan, Budi; Setiawan, Bayu; Hidayat, Eri R; Widodo, Pujo; Risma Saragih, Herlina Juni; Sukendro, Achmed
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (JISIP) Vol 13, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tungga Dewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jisip.v13i3.3087

Abstract

The internet and social media have become effective platforms for spreading extremist ideologies, strengthening polarization, and creating “echo chambers” that reinforce radicalism. This research aims to identify the main challenges and formulate strategies to prevent conflicts triggered by intolerance and radicalism in the digital era. Using a qualitative approach with a case study method, this research analyzes secondary data from official documents, previous scientific studies, and social media content to understand the patterns of spreading intolerance and radicalism. The results show that the main challenges in conflict prevention include anonymity and accessibility of technology, social media algorithms that support confirmation bias, lack of digital literacy, weak supervision and regulation, and the appeal of radical ideologies. Therefore, a prevention strategy that involves strengthening digital literacy, improving regulations, and collaboration between stakeholders is considered very important in tackling radicalism in cyberspace. Hopefully, the implementation of this comprehensive strategy can realize a more resilient, inclusive and safe society from the influence of radical ideologies in the digital era. This research implies the need for multi-stakeholder collaboration in developing more effective policies to prevent radicalism in the digital era.Internet dan media sosial menjadi sarana efektif bagi penyebaran ideologi ekstrem, memperkuat polarisasi, dan menciptakan "echo chambers" yang memupuk radikalisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan utama dan merumuskan strategi pencegahan konflik akibat intoleransi dan radikalisme di era digital demi mewujudkan keamanan nasional. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, penelitian ini menganalisis data sekunder dari dokumen resmi dan penelitian terdahulu, serta konten media sosial untuk memahami pola penyebaran intoleransi dan radikalisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  anonimitas dan aksesibilitas teknologi, algoritma media sosial yang memperkuat bias konfirmasi, kurangnya literasi digital, pengawasan dan regulasi yang lemah, serta daya tarik ideologi radikal merupakan tantangan utama dalam mencegah konflik akibat intoleransi dan radikalisme di era digital. Oleh karena itu, penguatan regulasi dan literasi digital serta kolaborasi multi-stakeholder dapat menjadi strategi dalam mengurangi radikalisme di dunia maya. Dengan strategi yang komprehensif ini, diharapkan tercipta masyarakat yang lebih tangguh, inklusif, dan aman dari pengaruh ideologi radikal di era digital. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi efektivitas program literasi digital, dan menganalisis dampak regulasi konten media sosial. Penelitian ini mengimplikasikan perlunya kolaborasi multi-stakeholder dalam menyusun kebijakan yang lebih efektif untuk mencegah radikalisme di era digital
Strategi Kebijakan Konservasi Hutan Tropis Indonesia Untuk Mengatasi Perubahan Iklim: Sebuah Literatur Review Anto, Anto; Mappasere, Fatmawati Andi; Usman, Jaelan; Alyas, Alyas
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (JISIP) Vol 13, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tungga Dewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jisip.v13i3.3149

Abstract

Climate change is a significant global issue, with deforestation and forest degradation contributing substantially to greenhouse gas emissions. This study aims to analyze the status of forest areas in Indonesia, identify the impact of deforestation and forest degradation on climate change, and evaluate the effectiveness of the REDD+ strategy as a conservation effort to address climate change. The research method used is a systematic literature review, involving the identification, screening, and analysis of data from various scientific sources. The results indicate that Indonesia has 120.5 million hectares of forest area; however, the high rate of deforestation is driven by land conversion for plantations, illegal logging, and mining activities. This deforestation contributes to increased CO2 emissions and exacerbates climate change. The implementation of the REDD+ strategy in Indonesia has shown potential in reducing the rate of deforestation and forest degradation through economic incentives and the enhancement of local capacity. This study highlights the importance of sustainable forest management and effective REDD+ policy implementation to address climate change.Perubahan iklim adalah isu global yang signifikan, dengan deforestasi dan degradasi hutan berkontribusi besar terhadap emisi gas rumah kaca. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status kawasan hutan di Indonesia, mengidentifikasi dampak deforestasi dan degradasi hutan terhadap perubahan iklim, serta mengevaluasi efektivitas strategi REDD+ sebagai upaya konservasi untuk mengatasi perubahan iklim. Metode yang digunakan adalah tinjauan literatur sistematis, yang mencakup proses identifikasi, penyaringan, dan analisis data dari berbagai sumber ilmiah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia memiliki 120,5 juta hektar kawasan hutan, namun laju deforestasi yang tinggi disebabkan oleh konversi lahan untuk perkebunan, pembalakan liar, dan aktivitas pertambangan. Deforestasi ini berkontribusi pada peningkatan emisi CO2 dan memperparah perubahan iklim. Implementasi strategi REDD+ di Indonesia menunjukkan potensi dalam mengurangi laju deforestasi dan degradasi hutan melalui insentif ekonomi dan peningkatan kapasitas lokal. Penelitian ini menekankan pentingnya pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan implementasi kebijakan REDD+ yang efektif untuk mengatasi perubahan iklim.

Page 2 of 2 | Total Record : 17