cover
Contact Name
Yayan Hendrayana
Contact Email
yayan.hendrayana@uniku.ac.id
Phone
+6281324088139
Journal Mail Official
admin_wanaraksa@uniku.ac.id
Editorial Address
Jl.Cut Nyak Dhien No.36 A, Cijoho, Kecamatan Kuningan Kabupaten Kuningan.
Location
Kab. kuningan,
Jawa barat
INDONESIA
Wana Raksa
Published by Universitas Kuningan
Core Subject : Agriculture, Social,
Jurnal Wanaraksa (Jurnal Kehutanan dan Lingkungan) merupakan publikasi ilmiah hasil penelitian yang diterbitkan oleh Program Studi Kehutanan di Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Universitas Kuningan. Lingkup cakupan jurnal Wanaraksa yaitu berbagai topik dalam bidang diantaranya: 1. Kehutanan Manajemen Hutan Budidaya Hutan Eknologi Hasil Hutan, Konservasi Sumberdaya Hutan, Silvikultur, Aspek Sosial Ekonomi Kehutanan. 2. Keanekaragaman Hayati dan Lingkungan.
Articles 74 Documents
Distribusi Dan Penggunaan Habitat Empat Spesies Felidae Di Taman Nasioanl Bukit Barisan Selatan Feizal Tawaqal; Toto Supartono; Iing Nasihin
Wanaraksa Vol 12, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v12i2.4569

Abstract

Polulasi Famili Kucing (Felidae) di Asia Tenggara mengalami penurunan di alam akibat hilangnya habitat, fragmentasi satu, dan perburuan besar-besaran. Sementara itu, penelitian tentang Kucing Emas Asia, Macan Dahan Sunda, Kucing Marbled, dan Kucing Macan Tutul Asia belum banyak dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran dan pemanfaatan habitat di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Pengambilan data menggunakan Camera Trap, kemudian dianalisis model okupansi dengan musim tunggal dan spesies tunggal menggunakan software R. Ditemukan bahwa Asiatic Golden Cat Occupancy Model menghasilkan 0,75 di Zona Perlindungan Intensif atau Zona Perlindungan Intensive (IPZ) dan 0,4 nilai hunian di bagian utara Taman Nasional Sourthern Bukit Barisan (TNBBS). Selain itu, Macan Dahan Sunda menghasilkan nilai IPZ 0,50 dan okupansi 0,42 di bagian utara TNBBS. Kucing Leopard Asia-nya memiliki nilai okupansi 0,16 di IPZ dan model okupansi yang tidak dijalankan di bagian utara TNBBS karena deteksi yang sangat rendah
STRATEGI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA ALAM BUMI PERKEMAHAN IPUKAN TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI Eki Rusmana; Nina Herlina; Iing Nasihin
Wanaraksa Vol 12, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v12i1.4540

Abstract

Kawasan konservasi yang dimanfaatkan untuk kepentingan wisata alam, salah satunya adalah Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Ipukan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai objek wisata alam dan menjadi destinasi wisata yang menawarkan kesejukan dan keasrian udara khas pegunungan. Ipukan sangat cocok untuk aktifitas alam seperti berkemah, tracking, penelitian, pengamatan flora dan fauna. Penelitian bertujuan untuk mengetahui potensi ekowisata serta  menentukan strategi pengembangan ekowisata di kawasan Obyek Wisata Alam Bumi Perkemahan Ipukan Taman Nasional Gunung Ciremai.  Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT dengan menghitung bobot dan rating dari EFAS dan IFAS. Buper Ipukan memiliki potensi wisata yang menarik bagi pengunjung seperti: bentang alam, flora dan fauna. Hasil analisis SWOT bahwa potensi wisata alam bumi perkemahan ipukan yang dapat dijadikan daya tarik wisata berupa bentang alam, flora dan fauna. Berdasarkan faktor internal dan eksternal, strategi paling utama untuk diterapkan dalam pengembangan Obyek Wisata Alam Bumi Perkemahan Ipukan adalah strategi menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang (Strengths-Oportunities), yaitu dengan tetap mempertahankan kualitas estetika, meningkatkan sarana dan prasarana serta pelayanan dengan tetap mempertahankan aspek kelestarian dan melakukan promosi wisata secara optimal. Salah satu alternatif pengembangan Obyek Wisata Alam Ipukan adalah memperbaiki aksesibilitas, melakukan kerjasama dengan intansi lain dan penambahan sarana wisata.Kata kunci : analisis SWOT; potensi wisata; ipukan; taman nasional 
Keanekaragaman Ficus Spp. di Gunung Tilu RPH Karangkancana BKPH Luragung KPH Kuningan Perum Perhutani Divre Jabar-Banten Rani Mardiani Hardinah; Yayan Hendrayana; Deni Deni
Wanaraksa Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v11i2.4413

Abstract

Abstrak: Ficus adalah pohon yang memulai hidupnya sebagai epifit ketika bijinya bersemai dicelah atau retakan pohon induknya (atau struktur seperti bangunan dan jembatan). Keberadaan Ficus pada kawasan hutan Gunung Tilu dapat dijadikan sebagai indikator proses terjadinya suksesi hutan karena peran dari satwa liar yang memakan bijinya dan kemudian memicu terjadinya komunitas lanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengehetahui keanekaragaman ficus spp. dan pola sebaran jenis ficus spp. yang terdapat di kawasan Hutan Gunung Tilu RPH Karangkancana dengan metode kombinasi. Data dianalisis dengan intensitas sampling, indeks Keragaman dan indeks Morisita. Hasil penelitian ditemukan 11 jenis ficus spp. jenis Beunying (Ficus fistulosa) 39 individu , Bunut (Ficus glabella BL.) 23 individu,  Calodas (Ficus Callophylla Blume.) 20 individu, Caringin (Ficus benjamina L) 58 individu, Ki Darangdang (Ficus cusvidata) 37 individu ,  Ki Hampelas (Ficus ampelas Burm.F.) 6 individu, Kiara Beas (Ficus Sundaica Blume) 12 individu,  Kiara Karasak (Ficus kurzii king.) 32 individu,  Kondang (Ficus variagata Bl.) 45 individu, Leles (Ficus glandulifera (wall.Exmiq)King) 56 individu, Renghas (Ficus alba) ditemukan 63 individu. Kawasan hutan lindung Gunung Tilu jenis ficus spp. merupakan habitat yang baik berdasarkan kerapatannya, frekuensi,dan dominasi vegetasinya, dilihat dari jumlah individu dan keragaman jenis di setiap plot yang ditemukan dengan persebaran yang mengelompok.Kata Kunci : Hutan Lindung; Gunung Tilu; keanekaragaman; ficus spp.; satwaliar
STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM CURUG NGELAY DESA BAGAWAT KECAMATAN SELAJAMBE KABUPATEN KUNINGAN Sahidin Sahidin; Nina Herlina; Nurdin Nurdin
Wanaraksa Vol 12, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v12i2.4570

Abstract

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman budaya dan sumber daya alam. Salah satu kekayaan yang dimiliki Indonesia adalah ditemukannya berbagai macam tempat wisata alam dengan pesona dan ciri khas tersendiri. Kabupaten Kuningan memiliki tempat-tempat yang berpotensi menjadi destinasi wisata alam yang sangat menarik untuk dikunjungi. Salah satu tempat wisata alam yang ada di Kabupaten Kuningan adalah Curug Ngelay yang berada di Desa Bagawat, Kecamatan Selajambe. Kondisi Curug Ngelay saat ini masih membutuhkan pengelolaan yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi yang dimiliki oleh Objek Wisata Alam Curug Ngelay dan strategi dalam mengembangkan Objek Wisata Alam Curug Ngelay dengan potensi yang ada. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2017 sampai dengan Januari 2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui potensi adalah metode eksplorasi sedangkan untuk pengembangan strategi pengembangan menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan potensi yang dimiliki oleh Objek Wisata Alam Curug Ngelay yaitu keberadaan keindahan alam, Curug Ngelay, serta Flora dan Fauna. Posisi pembangunan berada pada kuadran I. Strategi pembangunan yang diterapkan adalah dengan meningkatkan kualitas dan infrastruktur, meningkatkan kerjasama dengan masyarakat, kerjasama antara pengelola dengan masyarakat dan pengunjung. Kata Kunci: Strategi; Faktor Internal dan Eksternal; Analisis SWOT; Kawasan Wisata
PERDAGANGAN SATWA LIAR JENIS KUKANG (Nycticebus sp) DI PASAR HEWAN PLERED KECAMATAN WERU KABUPATEN CIREBON Erni Nuraeni; Toto Supartono; Deni Deni
Wanaraksa Vol 12, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v12i1.4541

Abstract

Perdagangan satwa liar ilegal merupakan ancaman serius terhadap pelestarian satwa liar di Indonesia. Kukang adalah salah satu primata yang paling banyak diperdagangkan baik di pasar tradisional dan pasar online (cyber market). Masuknya kukang di Appendix I dari Konvensi Perdagangan yang Terancam Punah (CITES), menurut IUCN kukang dikategorikan sebagai Terancam Kritis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data menggunakan observasi, investigasi, literatur, wawancara berbagai pihak terkait perdagangan satwa liar. Analisis data dilakukan dengan analisis kualitatif dan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan ada aktivitas perdagangan spesies kukang liar yang terjadi di pasar hewan Plered. Motif pedagang dipengaruhi oleh faktor ekonomi, fasilitas dan infrastruktur yang memadai, dan promosi oleh komunitas pecinta hewan melalui media sosial. Pola perdagangan satwa liar yang dilindungi melalui pemburu, pengepul, pedagang dan pembeli. Penegakan hukum di Indonesia tentang perdagangan satwa liar tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 7/1999 tentang Pelestarian Spesies Tanaman dan Satwa dan Undang-Undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya serta Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. Upaya yang perlu dilakukan oleh pemerintah yaitu pendekatan dan pengawasan pemerintah untuk mengendalikan pembelian hewan. Memperkuat pelaksanaan pengamanan peraturan dan penegakan hukum yang konsisten terhadap pelanggaran. Kata kunci: perdagangan satwa liar; kukang; hewan yang dilindungi; terancam punah
Keanekaragaman Jenis Mamalia Besar di Kawasan Bukit Sarongge RPH Ciniru BKPH Garawangi KPH Kuningan Peni Apriyani; Iing Nasihin; Deni Deni
Wanaraksa Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v11i2.4414

Abstract

Abstrak: Bukit Sarongge merupakan kawasan hutan lindung yang secara administrasi terletak di Desa Pinara, Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan, yang juga merupakan hutan yang dikelola oleh Perhutani Kuningan, BKPH Garawangi, RPH Ciniru. Penelitian ini difokuskan pada mamalia besar yang memiliki berat badan lebih dari 5 kilogram. Keberadaan mamalia sangat berperan penting dalam keseimbangan ekosistem alam, karena mamalia memiliki peranan ekologis sebagai indikator kerusakan habitat dan pencemaran udara. Tumbuhan juga berperan bagi keberlangsungan hidup mamalia sebagai sumber makanan, bahkan hewan karnivora sesungguhnya sangat bergantung pada tumbuhan karena makanannya merupakan hewan herbivora. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keanekaragaman jenis mamalia besar dan struktur vegetasi sebagai penyedia pakan. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober sampai Desember 2016 dikawasan bukit Sarongge dengan menggunakan metode transek garis dan analisis vegetasi. Jenis mamalia besar yang ditemukan terdapat 5 jenis yaitu babi hutan (Sus scrofa), kijang (Muntiacus muntjak), lutung jawa (Trachypithecus auratus), macan tutul (Panthera pardus), surili (Presbytis comata). keanekaragaman jenis yaitu H’= 1,13 menunjukan bahwa tingkat keanekaraman jenis mamalia besar termasuk kriteria sedang. Sedangkan nilai kemerataan jenis yaitu J’= 0,70 yang menunjukan bahwa tingkat komunitas dalam keadaan yang cukup merata. Dan untuk jenis tumbuhan yang paling mendominasi pada tingkat semai, pancang, tiang, pohon yaitu jenis mahoni (Swittenia mahagoni). Kata kunci : Bukit Sarongge, vegetasi, indikator; keanekaragaman jenis; mamalia besar.
Keanekaragaman Tanaman Pangan Kehutanan Pada Lahan Agroforestri Di Desa Haurkuning Kecamatan Nusaherang Kabupaten Kuningan Dian Rudiansah; Ai Nurlaila; Ika Karyaningsih
Wanaraksa Vol 12, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v12i2.4571

Abstract

Kebutuhan pangan terus meningkat dari tahun ke tahun dan salah satu upaya dalam meningkatkan produksi pangan adalah dengan mengolah lahan hutan yang berpotensi tanaman pangan dengan sistem agroforestri yang terdapat di Desa Haurkuning. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga Juni 2018 dan bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman tanaman pangan kehutanan pada lahan agroforestri dan status budidayanya. Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara kepada setiap petani agroforestri yang memiliki luas 0,25 ha dengan cara random sampling. Menurut Peraturan Menteri Kehutanan: 35 / Kementerian Kehutanan-II / 2007 di Desa Haurkuning terdapat 19 jenis tanaman pangan yang terdiri dari 5 jenis tanaman sebagai sumber karbohidrat, 13 jenis tanaman penghasil buah dan 2 penghasil minyak lemak. 60% dari tanaman pangan ini dibudidayakan oleh masyarakat, yang meliputi penyiapan benih, penanaman, pemeliharaan, dan panen. Kata Kunci: Agroforestri; Status Budidaya; Keanekaragaman; Desa Haurkuning
WILAYAH JELAJAH DAN AKTIVITAS HARIAN ELANG JAWA (Nisaetus bartelsi STRESEMANN, 1924) DI BUKIT MAYANA KECAMATAN KADUGEDE, KABUPATEN KUNINGAN Opik Rahmadiana; Toto Supartono; Iing Nasihin
Wanaraksa Vol 12, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v12i1.4542

Abstract

Abstrak : Elang jawa (Nisaetus bartelsi) merupakan jenis raptor dengan penyebaran terbatas (endemik). Elang jawa dilindungi oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.92 tahun 2018 dan termasuk kategori endangered menurut IUCN Redlist (2017). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui wilayah jelajah elang jawa dan aktivitas hariannya. Penelitian dilaksanakan di Bukit Mayana Kecamatan Kadugede, Kabupaten Kuningan selama 4 bulan dari Desember 2017 sampai Maret 2018. Metode yang digunakan yaitu Cooperative Method dan Focal Animal Sampling. Analisis wilayah jelajah menggunakan Minimum Convex Polygon dan Kernel Density Estimation dan analisis deskriptif untuk aktivitas harian. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis didapatkan wilayah jelajah elang jawa dengan MCP individu Maya dan Yana masing-masing seluas 79.8 ha dan 189.9 serta KDE seluas 118.6 ha dan 180.6 ha. Aktivitas harian elang jawa di bukit Mayana yang paling banyak terlihat adalah terbang dengan presentase 79% sedangkan ketika tengger hanya sebesar 21%. Intensitas terbang paling tinggi mulai dari jam 09:00-11:30.Kata Kunci: Aktivitas harian, Wilayah jelajah, kernel density estimation, , Nisaetus bartelsi
Potensi Pakan Surili (Presbytis Comata) Di Kebun Campuran Kabupaten Kuningan Iwan Hermawan; Toto Supartono; Nurdin Nurdin
Wanaraksa Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v11i2.4415

Abstract

Abstrak: Surili (Presbytis comata) merupakan satwa endemik Jawa Barat yang dilindungi Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa. Surili memiliki status konservasi endagered spesies berdasarkan red list IUCN 2009 dan termasuk dalam CITES Appedik II. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi keanekaragaman potensi pakan surili di kebun campuran, dan bagian tumbuhan yang dimakan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari dua tahap, pertama survei mendatangi desa-desa yang memiliki areal kebun campuran terindindikasi terdapat populasi surili, kemudian menggali informasi kepada masyarakat sekitar mengenai keberadaan surili di hutan-hutan yang masuk ke dalam wilayah administrasi desa tersebut. Selanjutnya analisis vegetasi untuk mengetahui struktur dan komposisi jenis vegetasi menggunakan metode petak berganda dengan jalur memanjang. Bentuk petak ganda yang digunakan adalah bujur sangkar dengan ukuran petak 20x20 m, untuk tingkat pertumbuhan pohon, dan 10x10 m untuk tingkat pertumbuhan tiang dengan jarak antar plot 20 m. Hasil analisis vegetasi pada 4 lokasi pengamatan ditemukan 52 jenis vegetasi dan 30 jenis vegetasi pakan surili. Dari 30 jenis vegetasi pakan terdiri dari 27 jenis pohon, dan 25 jenis tiang. Berdasarkan keterangan warga sekitar bahwa di kebun campuran, untuk bagian yang dimakan surili (Presbytis comata) adalah pucuk daun muda, dan lebih banyak mengkonsumsi buah-buahan. Kata kunci : Kebun campuran; keanekaragaman pakan; potensi pakan; bagian yang dimakan; Surili (Presbytis comata).
Strategi Pengembangan Sistem Pengelolaan Agroforestri di Desa Karangsari Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan Zamila, Ailla; Nurlaila, Ai
Wana Raksa Vol. 17 No. 02 (2023)
Publisher : Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v17i02.9159

Abstract

Karangsari Village is one of the villages that applies agroforestry in land management. Around 204 ha or 74% of the village area is agroforestry land and about 500 people of the total population are farmers. However, in its management there are various obstacles such as fluctuating prices or tending to fall during the harvest, pest and disease attacks and capital procurement. Some of these problems are common, but by conducting a SWOT analysis based on the strengths, weaknesses, opportunities and threats contained in the management of agroforestry in Karangsari Village, it is found that the ST (Strength Threat) strategy is a situation when facing various threats, but still has strengths from internal aspects. Several strategies were obtained: 1) implement a coordination system to determine market needs; 2) using organic fertilizer as an alternative material; 3) planting crops that are in high demand during a pandemic; 4) implementing the development of young agricultural entrepreneurs, 5) utilizing farmer groups as a forum for farmers to plan and deal with problems contained in management, 6) strengthen relationships between farmers and village officials so that there is good synergy, and 7) improve infrastructure development especially for road access. Karangsari Village is one of the villages that applies agroforestry in land management. Around 204 ha or 74% of the village area is agroforestry land and about 500 people of the total population are farmers. However, in its management there are various obstacles such as fluctuating prices or tending to fall during the harvest, pest and disease attacks and capital procurement. Some of these problems are common, but by conducting a SWOT analysis based on the strengths, weaknesses, opportunities and threats contained in the management of agroforestry in Karangsari Village, it is found that the ST (Strength Threat) strategy is a situation when facing various threats, but still has strengths from internal aspects. Several strategies were obtained: 1) implement a coordination system to determine market needs; 2) using organic fertilizer as an alternative material; 3) planting crops that are in high demand during a pandemic; 4) implementing the development of young agricultural entrepreneurs, 5) utilizing farmer groups as a forum for farmers to plan and deal with problems contained in management, 6) strengthen relationships between farmers and village officials so that there is good synergy, and 7) improve infrastructure development especially for road access.