cover
Contact Name
Yayan Hendrayana
Contact Email
yayan.hendrayana@uniku.ac.id
Phone
+6281324088139
Journal Mail Official
admin_wanaraksa@uniku.ac.id
Editorial Address
Jl.Cut Nyak Dhien No.36 A, Cijoho, Kecamatan Kuningan Kabupaten Kuningan.
Location
Kab. kuningan,
Jawa barat
INDONESIA
Wana Raksa
Published by Universitas Kuningan
Core Subject : Agriculture, Social,
Jurnal Wanaraksa (Jurnal Kehutanan dan Lingkungan) merupakan publikasi ilmiah hasil penelitian yang diterbitkan oleh Program Studi Kehutanan di Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Universitas Kuningan. Lingkup cakupan jurnal Wanaraksa yaitu berbagai topik dalam bidang diantaranya: 1. Kehutanan Manajemen Hutan Budidaya Hutan Eknologi Hasil Hutan, Konservasi Sumberdaya Hutan, Silvikultur, Aspek Sosial Ekonomi Kehutanan. 2. Keanekaragaman Hayati dan Lingkungan.
Articles 74 Documents
KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA DUA TIPE HABITAT DI KAWASAN GUNUNG MAYANA KABUPATEN KUNINGAN Rio Santoso; Toto Supartono; Nurdin Nurdin
Wanaraksa Vol 17, No 01 (2023)
Publisher : Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v17i01.9024

Abstract

 Abstract Mayana Mountain is an area which have several profit, such as ecological or economic aspects. And also as a habitat for several types of bird. The method of this research was used list of types of bird method (Mackinnon et al 2010). The types of bird which have found in Mayana Mountain Area were 31 types. The highest variety was community forest habitat, where have found 27 types and natural forest habitat was found 21 types. The value of  Index Shannon weiner was  average level, because the both of habitat have a grade as follow 1 H' ≤ 3, where variety index of community forest habitat 2.94 and natural forest habitat 2.85. The level of species equality in the both of habitat was 17.0%, it belongs to low categories. To avoid the decrease of variety of protected species, especially for habitat of bird and for further research, increasing bird preversation intensively and sustainable.Pegunungan Mayana merupakan kawasan yang mempunyai banyak manfaat, baik dari segi ekologi maupun ekonomi. Dan juga sebagai habitat beberapa jenis burung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode daftar jenis burung (Mackinnon et al 2010). Jenis burung yang ditemukan di Kawasan Pegunungan Mayana sebanyak 31 jenis. Keanekaragaman tertinggi terdapat pada habitat hutan rakyat yang ditemukan sebanyak 27 tipe dan habitat hutan alam sebanyak 21 tipe. Nilai Indeks Shannon weiner tergolong rata-rata, karena kedua habitat tersebut mempunyai nilai 1 H' ≤ 3, dimana indeks keanekaragaman habitat hutan rakyat 2,94 dan habitat hutan alam 2,85. Tingkat kesetaraan spesies pada kedua habitat tersebut sebesar 17,0%, termasuk dalam kategori rendah. Untuk menghindari berkurangnya keanekaragaman jenis satwa yang dilindungi khususnya untuk habitat burung dan untuk penelitian lebih lanjut, meningkatkan pelestarian burung secara intensif dan berkelanjutan.  
STRUKTUR POPULASI MONYET EKOR PANJANG (MACACA FASCICULARIS) DI HABITAT TERISOLASI TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI Musthafa Fajrin; Toto Supartono; Yayan Hendrayana
Wanaraksa Vol 16, No 02 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v16i02.9020

Abstract

This research was conducted in Cibeureum Block, which is one of the isolated habitats in Mount Ciremai National Park, West Java Province with an area of 10.42 Ha. The data collection method used in this research is the method of concentration count. Based on observations in the field, it is known that the number of groups found is 3 groups with a total population of 197 individuals, with an average individual per group of 65.67 individuals/groups. The group density value of long-tailed monkeys in Cibeureum Block is 0.29 groups/ha, while the population density value is 18.9 individuals/ha. The results of the analysis obtained are long-tailed monkeys in Cibeureum Block, Gunung Ciremai National Park, consisting of an age structure, namely 7% infant, 45% child, 27% juvenile and 21% adult with the number of each age class as follows: 14 babies. children as many as 89 individuals, adolescents as many as 53 individuals, and adults as many as 41 individuals. And for the comparison between males and females it is known from the overall sex ratio value, namely 1: 1.35. The crude birth rate was 0.26, and the crude death rate was not found in this study.Penelitian ini dilakukan di Blok Cibeureum yang merupakan salah satu habitat terisolir di Taman Nasional Gunung Ciremai Provinsi Jawa Barat dengan luas 10,42 Ha. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penghitungan konsentrasi. Berdasarkan observasi di lapangan diketahui jumlah kelompok yang ditemukan sebanyak 3 kelompok dengan jumlah populasi 197 individu, dengan rata-rata individu per kelompok sebanyak 65,67 individu/kelompok. Nilai kepadatan kelompok kera ekor panjang di Blok Cibeureum sebesar 0,29 kelompok/ha, sedangkan nilai kepadatan populasi sebesar 18,9 individu/ha. Hasil analisis yang diperoleh adalah monyet ekor panjang di Blok Cibeureum Taman Nasional Gunung Ciremai terdiri dari struktur umur yaitu 7% bayi, 45% anak-anak, 27% remaja dan 21% dewasa dengan jumlah masing-masing kelas umur sebagai berikut: 14 bayi. anak-anak sebanyak 89 orang, remaja sebanyak 53 orang, dan dewasa sebanyak 41 orang. Dan untuk perbandingan antara laki-laki dan perempuan diketahui dari nilai sex ratio secara keseluruhan yaitu 1 : 1,35. Angka kelahiran kasar sebesar 0,26, dan angka kematian kasar tidak ditemukan pada penelitian ini.
ANALISIS KARAKTERISTIK ECO-ENZYME DARI BUAH TROPIS Nurdin Nurdin; Ai Nurlaila; Nina Herlina; Haydar Rahardian
Wanaraksa Vol 16, No 01 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v16i01.5230

Abstract

The increase in population is in line with the increase in the volume of waste every day. Garbage in the form of skins or seeds is classified as organic waste originating from pineapple (Ananas comosus), oranges (Citrus reticulata), bananas (Musa paradisiaca L. var sapientum) and watermelon (Citrullus lanatus) which are often found in the environment around settlements without any processing. One alternative for processing organic waste is to process it into a multipurpose solution called eco-enzyme. Eco-enzymes utilize fruit or vegetable waste as organic raw materials. Organic matter is mixed with sugar and water in a ratio of 10 parts water, 3 parts organic matter and 1 part brown sugar and then fermented for 90 days. The result is a concentrated acid eco-enzyme solution with a pH value of 3.2 and a TDS value of 2393.8. The percentage reduction of eco-enzyme products during the fermentation process ranges from 2-33% depending on the maturity level of the raw materialsPeningkatan populasi jumlah penduduk seiring dengan naiknya volume sampah setiap hari. Sampah berupa kulit atau biji tergolong sampah organik yang berasal dari buah nanas (Ananas comosus), jeruk (Citrus reticulata), pisang (Musa paradisiaca L. var sapientum) dan semangka (Citrullus lanatus) banyak ditemukan di lingkungan sekitar pemukiman tanpa adanya pengolahan. Salah satu alternatif pengolahan sampah organik yaitu dengan diproses menjadi larutan multiguna yang disebut eco-enzyme. Eco-enzyme memanfaatkan sampah buah-buahan atau sayuran sebagai bahan baku organik. Bahan organik dicampur dengan gula dan air dengan perbandingan10 bagian air, 3 bagian bahan organik dan 1 bagian gula merah lalu difermentasi selama 90 hari. Hasilnya berupa larutan eco-enzyme asam pekat dengan nilai pH 3,2 dan nilai TDS 2393,8. Prosentase pengurangan produk eco-enzyme pada saat proses fermentasi berkisar antara 2-33% tergantung pada tingkat kematangan bahan baku
STRUKTUR TEGAKAN DAN KOMPOSISI JENIS MANGROVE DI PANTAI UTARA Studi Kasus Di Desa Kanci Kulon Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon Reki Agustiana; Yayan Hendrayana; Dede Kosasih
Wanaraksa Vol 17, No 02 (2023)
Publisher : Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v17i02.9060

Abstract

The mangrove forest in Kanci Kulon Village has an important role as protection for life support systems, including breaking sea waves, preventing coastal erosion, as a habitat for coastal ecosystems and so on. Data on the structure and composition of mangrove species is very necessary in the context of preparing management and utilization plans for mangrove forests so that there is no damage to the quality and quantity of potential coastal ecosystem resources which results in the loss of the environmental function of the mangrove forest. The method used was purposive sampling carried out using sample units in the form of square plots covered by mangrove vegetation. There are 2 types of mangroves found, namely Avicennia marina (White Flames) and Avicennia alba (Black Flames). Avicennia marina is the type with the highest INP at the seedling level with 131.568% found in the front zone. The sapling growth rate is dominated by Avicennia alba with a total of 130.313% found in the middle zone. Meanwhile, the highest INP at tree level is Avicennia marina with 226.630% found in the front zone. The highest growth stage evenness index value is found in the back zone at the seedling level with a value of 0.993 and the lowest is in the front zone at the tree level with a value of 0.811. The distribution of the number of trees per hectare based on diameter class in almost all observation zones in the mangrove forest of Kanci Kulon Village tends to form an L-form. This shows that the tree population in each zone tends to develop towards balanced forests of all ages. The canopy stratification formed in each zone formation is dominated by strata C (4-20). The diameter will affect the stratification of the canopy, and the larger the tree diameter, the smaller the density Hutan mangrove Desa Kanci Kulon memiliki peran penting sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan diantaranya memecah gelombang laut, mencegah abrasi pantai, sebagai habitat ekosistem pesisir dan lain-lain. Data struktur dan komposisi jenis mangrove sangat diperlukan dalam rangka penyusunan rencana pengelolaan maupun pemanfaatan hutan mangrove agar tidak terjadi kerusakan kualitas dan kuantitas potensi  sumberdaya ekosistem pesisir yang berdampak pada hilangnya fungsi lingkungan dari hutan mangrove tersebut. Metode yang digunakan adalah purposive sampling dilakukan dengan menggunakan unit contoh berupa petak persegi yang tertutupi oleh vegetasi mangrove. Terdapat 2 jenis mangrove yang ditemukan, yaitu Avicennia marina (White Flames) dan Avicennia alba (Black Flames). Avicennia marina merupakan jenis dengan INP tertinggi pada tingkat semai dengan jumlah 131,568% yang terdapat pada zona depan. Pada tingkat pertumbuhan pancang didominasi oleh Avicennia alba dengan jumlah 130,313 %yang terdapat pada zona tengah. Sedangkan INP tertinggi pada tingkat pohon adalah Avicennia marina dengan jumlah 226,630 % yang terdapat pada zona depan. Nilai indeks kemerataan stadium tingkat pertumbuhan tertinggi terdapat pada zona belakang pada tingkat semai dengan nilai 0,993 dan terendah terdapat pada zona depan pada tingkatan pohon dengan nilai 0,811. Sebaran jumlah pohon per hektar berdasarkan kelas diameter pada hampir semua zona pengamatan di hutan mangrove Desa Kanci Kulon cenderung membentuk L-form.  Hal  ini  menunjukkan bahwa populasi pohon pada setiap zona cenderung berkembang kearah hutan segala umur yang seimbang. Stratifikasi tajuk yang terbentuk pada setiap formasi zona didominasi oleh strata C (4-20). Ukuran diameter akan mempengaruhi stratifikasi tajuknya, dan semakin besar diameter pohon, semakin kecil kerapatannya.
KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA PADA LAHAN TANAMAN CABAI YANG BERBATASAN DENGAN HUTAN Firmasnyah Firmansyah; Ika Karyaningsih; Ai Nurlaila
Wanaraksa Vol 17, No 01 (2023)
Publisher : Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v17i01.9057

Abstract

Karangsari Village, Darma district, Kuningan Regency is one area that has agricultural land which is mostly planted with vegetable crops, the presence of pollinating insects on agricultural land in Karangsari Village is very important in helping the pollination process, resulting in the production of vegetable crops. Karangsari Village is a forest edge area in Kuningan Regency which is rich in flora and fauna that have not been identified. The problems studied in this study are 1) How is the diversity of insect species on the chili plant field 2) What is the ecological function of the insects found on the chili plant field. The method used in this research is the survey method and scan sampling. Based on observations made for 7 days, there were 7 orders, 21 families, and 26 species with ecological roles such as pests, predators, parasites, decomposers, natural enemies, and pollinators while the Shannon-Wiener index value was 2.05.Desa Karangsari Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan merupakan salah satu daerah yang mempunyai lahan pertanian yang banyak ditanami tanaman sayuran, keberadaan serangga penyerbuk pada lahan pertanian di Desa Karangsari sangat penting dalam membantu proses penyerbukan sehingga menghasilkan produksi tanaman sayuran. . Desa Karangsari merupakan kawasan tepi hutan di Kabupaten Kuningan yang kaya akan flora dan fauna yang belum teridentifikasi. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana keanekaragaman jenis serangga pada lahan tanaman cabai 2) Bagaimana fungsi ekologis serangga yang terdapat pada lahan tanaman cabai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan scan sampling. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 7 hari, terdapat 7 ordo, 21 famili, dan 26 spesies dengan peran ekologis seperti hama, predator, parasit, pengurai, musuh alami, dan penyerbuk sedangkan nilai indeks Shannon-Wiener sebesar 2,05. 
ANALISIS POTENSI BURUNG UNTUK WISATA BIRDWATCHING DI KAWASAN GUNUNG TILU KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT Seno Triliantho; Nina Herlina; Iing Nasihin
Wanaraksa Vol 16, No 02 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v16i02.9025

Abstract

This research aims to determine the diversity of bird species and the potential of bird species for birdwatching tourism in the Gunung Tilu area, Kuningan Regency, West Java Province. The method used in this research is field observation using the roaming method, namely by recording bird species encountered at each observation location. Recording of bird species uses the MacKinon species list method using 10 species in 1 list. Based on the results of observations in the field, 61 species of birds were found, with a total encounter of 1,439 individuals, with a total encounter on the valley route of 58 species and 633 individuals encountered, and on the ridge route there were 60 species found with a total encounter of 806 individuals. The bird species diversity index in the valley route has a value of H'=3.66. For the ridge path the value is H'=3.78. The Mount Tilu area has the potential for birdwatching tourism because it has 19 types of birds that have the potential for birdwatching tourism.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis burung dan potensi jenis burung untuk wisata birdwatching di kawasan Gunung Tilu Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi lapangan dengan metode roaming yaitu dengan mencatat jenis-jenis burung yang ditemui pada setiap lokasi pengamatan. Pencatatan jenis burung menggunakan metode daftar jenis MacKinon dengan menggunakan 10 jenis dalam 1 daftar. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan ditemukan 61 jenis burung, dengan jumlah perjumpaan sebanyak 1.439 individu, dengan jumlah perjumpaan pada jalur lembah sebanyak 58 jenis dan ditemui 633 individu, serta pada jalur punggung bukit sebanyak 60 jenis. ditemukan dengan total pertemuan 806 individu. Indeks keanekaragaman jenis burung pada jalur lembah mempunyai nilai H'=3,66. Untuk jalur punggungan nilainya H'=3,78. Kawasan Gunung Tilu mempunyai potensi wisata birdwatching karena mempunyai 19 jenis burung yang berpotensi untuk wisata birdwatching.
ESTIMASI POPULASI MACAN DAHAN SUNDA (Neofelis diardi) DI TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN Dedi Suryadi; Toto Supartono; Iing Nasihin
Wanaraksa Vol 16, No 01 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v16i01.9013

Abstract

Sumatra’s deforestation in the last few decades give a serious threat to wildlife, especially species that rely heavily on large landscapes of primary forest. Bukit Barisan Selatan National Park (BBSNP) is one of the last bastions of wildlife that must be protected. To date, BBSNP has 3 important species as mainly focused, the Sumatran tiger, Sumatran elephants and Sumatran rhinos. But on the other side, several species also need attention, that is the vulnerable medium-size cat Sunda Clouded Leopard. Here we present the first density estimates for the Sunda clouded leopard in BBSNP using data from tiger camera trap surveys. This research was conducted in three survey periods, Intensive Protection Zone (IPZ) BBSNP 2015 (63 camera stations), North BBSNP 2018 (61 camera stations) and IPZ BBSNP 2019 (65 camera stations). Because the clouded leopard has a distinctive skin pattern on each individual, the estimation method used was SECR (Spatially Explicit Capture-Recapture) which is commonly applied for tigers. Because of its semi-arboreal nature, in this study, the measurement of the canopy opening at each camera station was also carried out to determine whether it affects the probability of detection. The result showed that Sunda clouded leopard density in IPZ BBSNP 2015 was 1.2 (95% CI = 0.56-2.55) ind/100 km2, in North BBSNP 2018 was 0.86 (95% CI = 0.42-1.76) ind/100 km2 and in IPZ BBSNP 2019 was 1.06 (95% CI = 0.49 -2.26) ind/100 km2. The measurement results of the canopy opening showed that almost all locations were in a very tight cover so that analysis could not be carried out to determine the effect on the probability of detectionDeforestasi di Sumatera dalam beberapa dekade terakhir memberikan ancaman serius terhadap satwa liar, terutama spesies yang sangat bergantung pada bentang alam hutan primer yang luas. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) merupakan salah satu benteng terakhir satwa liar yang wajib dilindungi. Hingga saat ini, TNBBS mempunyai 3 spesies penting yang menjadi fokus utama, yaitu harimau sumatera, gajah sumatera, dan badak sumatera. Namun di sisi lain, beberapa spesies juga perlu mendapat perhatian, salah satunya adalah kucing berukuran sedang yang rentan, Macan Dahan Sunda. Di sini kami menyajikan perkiraan kepadatan pertama macan dahan Sunda di TNBBS dengan menggunakan data dari survei kamera jebakan harimau. Penelitian ini dilakukan pada tiga periode survei, yaitu Zona Perlindungan Intensif (IPZ) TNBBS 2015 (63 stasiun kamera), TNBBS Utara 2018 (61 stasiun kamera) dan IPZ TNBBS 2019 (65 stasiun kamera). Karena macan dahan mempunyai pola kulit yang khas pada setiap individunya, maka metode estimasi yang digunakan adalah SECR (Spatially Explicit Capture-Recapture) yang umum diterapkan pada harimau. Karena sifatnya yang semi arboreal, maka dalam penelitian ini juga dilakukan pengukuran bukaan kanopi pada setiap stasiun kamera untuk mengetahui apakah berpengaruh terhadap kemungkinan deteksi. Hasil penelitian menunjukkan kepadatan macan dahan Sunda di IPZ TNBBS tahun 2015 sebesar 1,2 (95% CI = 0,56-2,55) ind/100 km2, di TNBBS Utara tahun 2018 sebesar 0,86 (95% CI = 0,42-1,76) ind/100 km2 dan di IPZ TNBBS tahun 2019 sebesar 1,06 (95% CI = 0,49 -2,26) ind/100 km2. Hasil pengukuran bukaan kanopi menunjukkan hampir seluruh lokasi berada pada tutupan yang sangat rapat sehingga tidak dapat dilakukan analisis untuk mengetahui pengaruhnya terhadap probabilitas deteksi
DENTIFIKASI JENIS BAMBU DI BLOK GUNUNG PUTRI SPTN WILAYAH I TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI Asep Iman Purnama; Nina Herlina; Yayan Hendrayana
Wanaraksa Vol 17, No 02 (2023)
Publisher : Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v17i02.9158

Abstract

Bamboo in Indonesia natural habitats grows in groups because of its reproduction through shoots. Ecologically, according to Widnyana (2011) the roots of bamboo rhizomes will be able to maintain the hydrological system as a binder of soil and water, so that it can be used as a conservation plant. There is information based on residents around the Gunung Putri TNGC block that there is no known type of bamboo in the Gunung Putri TNGC block whose growth is spreading. This study aims to determine and identify the morphological characters of each type of bamboo in the Gunung Putri Block SPTN Region I TNGC covering an area of 163.16 hectares at an altitude of 1000-1800m above sea level. The method used is the method of observation, exploration and data analysis.  In Block Gunung Putri SPTN Region I Gunung Ciremai National Park, 3 types of bamboo were found, including G.apus (Bamboo Tali), G.atter (Bamboo Temen), and D.scandens (Bamboo Cangkoreh). In the Gigantochloa clan, the key character is with one main branch being larger than the branch, whereas in the Dinocloa clan the key character is the monopodial rhizome root, the branches only grow far from the ground, the trunk is small spreading among other trees, not clumping.Bambu di habitat alami Indonesia tumbuh berkelompok karena perkembangbiakannya melalui pucuk. Secara ekologis menurut Widnyana (2011) akar rimpang bambu akan mampu menjaga sistem hidrologi sebagai pengikat tanah dan air, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai tanaman konservasi. Berdasarkan informasi warga di sekitar blok Gunung Putri TNGC, tidak diketahui jenis bambu di blok Gunung Putri TNGC yang pertumbuhannya menyebar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi karakter morfologi tiap jenis bambu di SPTN Blok Gunung Putri Wilayah I TNGC seluas 163,16 Ha pada ketinggian 1000-1800m dpl. Metode yang digunakan adalah metode observasi, eksplorasi dan analisis data. Di Blok Gunung Putri SPTN Wilayah I Taman Nasional Gunung Ciremai ditemukan 3 jenis bambu, antara lain G.apus (Bambu Tali), G.atter (Bambu Temen), dan D.scandens (Bambu Cangkoreh). Pada marga Gigantochloa karakter kuncinya adalah dengan salah satu cabang utama lebih besar dari cabangnya, sedangkan pada marga Dinocloa karakter kuncinya adalah akar rimpang yang monopodial, cabangnya hanya tumbuh jauh dari permukaan tanah, batangnya kecil-kecil menyebar di antara pohon-pohon lain. , tidak menggumpal.
KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN OBAT TINGKAT POHON DI SITUS BUDAYA EYANG DALEM CAGEUR KABUPATEN KUNINGAN Ivan Alfandi; Ilham Adhya; Yayan Hendrayana
Wanaraksa Vol 17, No 01 (2023)
Publisher : Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v17i01.9059

Abstract

 The Grandparents Cultural Site in Cageur, Darma District, Kuningan Regency, has considerable potential for the diversity of flora species. The data collection technique used the interview method, observation plots and observations to select respondents using the purposive sampling method then followed by the snowball sampling method. The observation plots are 30 plots with a land area of 12 Ha. The results of this study indicate that the types of species found at the Grandparent Dalem Cageur Cultural Site, Darma District, Kuningan Regency, amounted to 12 species belonging to 9 families of tree-level medicinal plants.Situs Budaya Eyang di Cageur, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, memiliki potensi keanekaragaman jenis flora yang cukup besar. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi plot dan observasi untuk memilih responden menggunakan metode purposive sampling kemudian dilanjutkan dengan metode snowball sampling. Petak pengamatan sebanyak 30 petak dengan luas lahan 12 Ha. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis jenis yang terdapat di Situs Budaya Eyang Dalem Cageur Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan berjumlah 12 jenis yang termasuk dalam 9 famili tumbuhan obat tingkat pohon. 
PENGARUH LAMA PERENDAMAN DAN KONSENTRASI LARUTAN KIMIA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT AREN (Arenga pinnata) Marlengga Anggriyani; Ai Nurlaila; Ika Karyaningsih
Wanaraksa Vol 16, No 02 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v16i02.9029

Abstract

 Aren (Arenga pinnata) is a plant that belongs to the group of palms, which are spread almost all over Indonesia. Almost all parts of the palm plant can be used and have a high economic value. Ecologically, sugar palm plants can function as habitat support for certain fauna and can support soil and water conservation programs. Palm seeds have dormancy. The cause of dormancy is due to hard seed coat and hard endosperm. This is why the seeds cannot germinate in a relatively short time. The purpose of this study was to determine the effect of chemical solutions and the most effective immersion time that can be used to help optimize the growth of palm seedlings (Arenga pinnata). The method used in this study was chemical scarification using HCl (hydrochloric acid), H2SO4 (sulfuric acid) and KNO3 (potassium nitrate) with concentrations of 0.5% and 1% with immersion time of 18 hours, 36 hours and 48 hours. The treatment of the chemical solution independently had a significant effect on the parameters of germination, root length, seedling diameter, and number of leaves. Treatment at immersion time independently had a significant effect on all parameters. Meanwhile, the interaction between the chemical solution and the immersion time had a significant effect on the parameters of root length and seedling height. The combination of 1% HCl (P2T2), 0.5% H2SO4 (P3T2), 0.5% KNO3 (P5T3) and 1% KNO3 (P6T2 and P6T3) treatment resulted in the best treatment for the percentage of sprouts, namely 100%.Aren (Arenga pinnata) merupakan tanaman yang termasuk dalam kelompok palem yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Hampir seluruh bagian tanaman palem dapat dimanfaatkan dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Secara ekologis tanaman enau dapat berfungsi sebagai pendukung habitat fauna tertentu serta dapat mendukung program konservasi tanah dan air. Benih sawit mengalami dormansi. Penyebab dormansi disebabkan oleh kulit biji yang keras dan endosperm yang keras. Hal inilah yang menyebabkan benih tidak dapat berkecambah dalam waktu yang relatif singkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh larutan kimia dan waktu perendaman paling efektif yang dapat digunakan untuk membantu optimalisasi pertumbuhan bibit palem (Arenga pinnata). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah skarifikasi kimia menggunakan HCl (asam klorida), H 2 SO 4 (asam sulfat) dan KNO 3 (kalium nitrat) dengan konsentrasi 0,5% dan 1% dengan waktu perendaman 18 jam, 36 jam dan 48 jam. jam. Perlakuan larutan kimia secara mandiri memberikan pengaruh nyata terhadap parameter perkecambahan, panjang akar, diameter bibit, dan jumlah daun. Perlakuan pada waktu perendaman secara mandiri memberikan pengaruh nyata terhadap semua parameter. Sedangkan interaksi larutan kimia dan lama perendaman berpengaruh nyata terhadap parameter panjang akar dan tinggi bibit. Kombinasi perlakuan HCl 1% (P2T2), H 2 SO 4 (P3T2) 0,5%, KNO 3 0,5% (P5T3) dan KNO 3 1% (P6T2 dan P6T3) menghasilkan perlakuan terbaik terhadap persentase kecambah yaitu 100%.