cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
JURNAL ISTEK
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 162 Documents
UJI AKTIVITAS DAYA ANTIOKSIDAN BIOPIGMEN PADA FRAKSI ASETON DARI MIKROALGA Chlorella vulgaris Tina Dewi Rosahdi; Yuli Susanti; Dede Suhendar
JURNAL ISTEK Vol 9, No 1 (2015): ISTEK
Publisher : JURNAL ISTEK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Biopigmen merupakan pewarna alami yang dihasilkan dari organisme hidup. Sayuran dan buah-buahan merupakan sumber biopigmen, selain itu mikroalga pada saat ini juga merupakan sumber biopigmen yang potensial. Mikroalga Chlorella vulgaris adalah jenis ganggang hijau atau Chlorophyta yang diketahui sebagai sumber biopigmen, yaitu klorofil yang digunakan pada proses fotosintesis. Peran biopigmen bagi manusia salah satunya adalah sebagai antioksidan. Antioksidan yaitu senyawa yang pada konsentrasi rendah dapat mencegah atau memperlambat reaksi oksidasi yang disebabkan oleh radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan dan jenis biopigmen serta aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH (diphenilpycrylhydrazil). Ekstraksi biopigmen dari Chlorella vulgaris dilakukan dengan metode maserasi menggunakan aseton. Kemudian dilakukan kromatografi lapis tipis untuk mengidentifikasi keberadaan biopigmen dan spektrofotometer UV-Vis untuk penentuan secara kuantitatif jenis biopigmen yang terdapat pada mikroalga Chlorella vulgaris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biopigmen yang terkandung dari mikroalga Chlorella vulgaris adalah klorofil. Nilai IC50 vitamin C sebagai pembanding diperoleh sebesar 20.14 ppm sedangkan nilai IC50 dari fraksi aseton sebesar 57,25 ppm. Hasil ini menunjukkan bahwa untuk meredam radikal bebas sebesar 50% membutuhkan konsentrasi antioksidan sebesar 57,25 ppm.
ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PROYEK MENGGUNAKAN TEORI PREFERENSI DAN CAPM EFFICIENT FRONTIER Elis Ratna Wulan
JURNAL ISTEK Vol 6, No 1-2 (2012): ISTEK
Publisher : JURNAL ISTEK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Makalah ini menyajikan hubungan antara alat optimasi numerik yang diaplikasikan pada investasi dan teori preferensi, menggunakan fungsi risk avertion, dalam pembentukan portofolio optimum proyek.Proyek memiliki ketidakpastian yang tinggi dihubungkan dengan return atau keuntungan investasi. Oleh karena itu perlu dicari alat yang dapat mengidentifikasi dan mengurangi resiko.Lebih jauh makalah ini menyajikan CAPM (Capital Asset Pricing Model) dan teknik analisis resiko yang diaplikasikan pada proyek sehingga terlihat integrasi antara CAPM dan analisis resiko melalui teori preferensi menggunakan fungsi utilitas dan konsep ekivalensi kepastian.
STUDI TENTANG PEMODELAN LALU LINTAS HETEROGEN Rina Mardiati
JURNAL ISTEK Vol 9, No 2 (2015): ISTEK
Publisher : JURNAL ISTEK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu permasalahan utama di sebuah negara berkembang adalah kemacetan yang sering terjadi di kota-kota besar. Kemacetan ini berdampak terhadap polusi yang dihasilkan, pemborosan bahan bakar, penurunan produktivitas manusia, waktu tempuh perjalanan yang tidak pasti dan sampai kepada masih tingginya tingkat kecelakaan yang terjadi. Penyebab dari permasalahan ini bervariasi, bukan saja dikarenakan oleh perilaku pengendara atau pengguna jalan rayanya, akan tetapi perencanaan arus lalu lintas pun menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, model simulasi lalu lintas merupakan sebuah pendekatan yang efektif untuk menganalisis operasi lalu lintas karena bisa menghasilkan output yang relatif mendekati kondisi nyata. Pada awalnya pemodelan lalu lintas dikembangankan dengan mengasumsikan kendaraan yang dimodelkan sama atau hanya memiliki sedikit perbedaan, akan tetapi model seperti itu tidak dapat diterapkan di Indonesia dikarenakan karakteristik lalu lintas lalu Indonesia yang heterogen. Makalah ini akan fokus membahas mengenai pemodelan lalu lintas heterogen yang akhir-akhir ini mulai banyak dikembangkan khususnya di beberapa Negara berkembang di Asia yang memiliki karakteristik lalu lintas mirip dengan Indonesia. Dari model-model yang sudah ada, dilakukan review mengenai model dan metode yang digunakan, kelebihan serta kekurangannya. Sehingga pada bagian terakhir paper ini dapat ditunjukkan kontribusi peluang penelitian yang dapat dilakukan pada area pemodelan lalu lintas heterogen khususnya dengan kasus lalu lintas di Indonesia.
IMPLEMENTASI COMPUTER BASED INSTRUCTION MODEL INSTRUCTIONAL GAMES PADA PEMBELAJARAN INTERAKTIF Mohamad Irfan; Mohamad Restu P. L
JURNAL ISTEK Vol 8, No 2 (2014): ISTEK
Publisher : JURNAL ISTEK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknologi komunikasi dan informasi telah berkembang seiring dengan globalisasi. Hal ini menuntut adanya perkembangan sumber daya manusia dan pendidikan adalah salah satu hal penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Bagi tenaga pengajar mengintegrasikan teknologi komputer dalam sistem pembelajaran merupakan tantangan, sehingga pembelajaran dapat lebih berkualitas dan menyenangkan. Terkait dengan peningkatan mutu pembelajaran secara garis besar komputer dapat dimanfaatkan dalam bentuk pembelajaran berbasis komputer atau Computer Based Instruction (CBI). CBI model Instructional games bertujuan untuk menyediakan pengalaman belajar melalui bentuk permainan yang mendidik dan tantangan yang menyenangkan bagi siswa. Tujuan akhir dari pembuatan Instructional games ini adalah memberikan siswa sebuah alternatif dalam belajar, sehingga dapat memudahkan siswa menerima dan mengaplikasikan materi yang disajikan. Penelitian ini diimplementasikan menggunakan perangkat lunak Adobe Flash CS6 serta perangkat lunak tambahan untuk menghasilkan instructional games yang interaktif untuk digunakan dalam pembelajaran.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KAPANG ENDOFIT DARI TANAMAN OBAT SURIAN (TOONA SINENSIS) Anggita Rahmi Hafsari; Isma Asterina
JURNAL ISTEK Vol 7, No 2 (2013): ISTEK
Publisher : JURNAL ISTEK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian isolasi dan identifikasi kapang endofit pada tumbuhan Toona sinensis (Surian). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Negeri Sunan Gunung Djati pada bulan Desember 2012 sampai Februari 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara eksploitasi jamur endofit dari tumbuhan Toona sinensis dari Taman Hutan Raya Ir. H. Djauanda, Dago Pakar. Selanjutnya melakukan identifikasi terhadap jamur endofit yang telah diisolasi. Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak enam isolat jamur endofit yang telah diisolasi dari daun T. sinensis. Ke enam isolat tersebut adalah K1, K2. K3, K4, K5, dan K6 merupakan kapang dari tiga genus. Isolat kapang endofit K1, K5, K6 termasuk ke dalam golongan genus Aspergillus sp., isolat kapang endofit K2 termasuk ke dalam golongan Mucor sp., isolat kapang endofit K3 dan K4 termasuk ke dalam Humicolla sp.
HUBUNGAN KEKERABATAN IPOMOEA TRIFIDA (H.B.K.) G. DON ASAL CITATAH JAWA BARAT BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI POLEN Tia Setiawati; Budi Irawan; Nisa Hurin
JURNAL ISTEK Vol 9, No 1 (2015): ISTEK
Publisher : JURNAL ISTEK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study was to determine the relationship of kindship 30 accessions of Ipomoea trifida origin Citatah West Java based on morphological characters of pollen which includes shape, size, type of aperture, and ornamentation of exine. Preparation of pollen carried out using the Erdtman (1966) method. The result shows that the shape of pollen I.trifida are rounded (oblate spheroideal and prolate spheroideal with the ratio P / E : 7 / 8-8 / 8 & 8 / 8-8 / 7), pollen grain size is medium (25-50 µm), type of aperture is porous and exine ornamentation is echinet with variations blunt end and a pointed tip. Analysis of pollen morphological characters using NTSYSpc program version 2.0 produces dendogram that divide 30 accession I.trifida into two branches. The first branch consisted of 21 accessions are accession no. 69, 151, 166, 178, 94, 179, 108, 132, 111, 145, 147, 168, 214, 215, 158, 199, 201, 216, 212, 170 and 171. The second branch consists of 9 accessions are accession no. 109, 167, 187, 180, 209, 177, 196, 197 and 113.
MEKANISME INHIBISI KOROSI BAJA KARBON DALAM LINGKUNGAN AIR SADAH Tety Sudiarti
JURNAL ISTEK Vol 8, No 2 (2014): ISTEK
Publisher : JURNAL ISTEK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air untuk keperluan heating dan/atau cooling system di berbagai industri banyak yang bersifat sebagai air sadah (hard water), dan dialirkan melalui pipa yang terbuat dari baja karbon. Sifat korosif air sadah, dipengaruhi oleh suhu, dan perbandingan ion-ion yang bersifat agresif yaitu ion Cl-, dan ion SO42- terhadap ion-ion yang bersifat inhibitif, yaitu ion CO32-, HCO3- dan Ca2+. Air sadah merupakan medium korosif bagi baja karbon dan memerlukan inhibtor yang tepat untuk menanggulanginya, sehingga pengetahuan tentang mekanisme inhibisinya sangatlah penting. Pada penelitian ini dianalisis mekanisme inhibisi serta efektivitas inhibitor tiourea dan simetidin dalam lingkungan air sadah, berdasarkan parameter kinetika dan termodinamika. Sebagai contoh air sadah diambil dari salah satu industri tekstil di Bandung dengan penambahan 90 ppm ion klorida hasil optimasi penelitian sebelumnya. Tiourea digunakan sebagai inhibitor korosi karena memiliki kinerja yang baik dalam menghambat korosi baja karbon pada suasana basa dan simetidin karena memiliki struktur imidazol yang juga diharapkan memiliki daya inhibisi yang baik dalam lingkungan tersebut. Pengukuran laju korosi dan efisiensi inhibisi dilakukan dengan metode ekstrapolasi Tafel. Nilai Ea menunjukkan laju korosi pada rentang suhu 25 ºC sampai 55 ºC dikendalikan oleh proses difusi ionik dalam air. Nilai ΔHa dan ΔSa yang lebih positif pada air sadah yang mengandung inhibitor, mengindikasikan adanya proses penggantian posisi molekul air oleh inhibitor pada permukaan baja karbon selama adsorpsi berlangsung. Harga ΔGads yang negatif dan harga k yang tinggi, menandakan proses adsorpsi inhibitor merupakan proses yang spontan dan memiliki karakteristik interaksi dan kestabilan yang kuat antara lapisan yang diserap dengan permukaan baja. Meningkatnya harga Ea dengan adanya inhibitor, dan nilai ΔGads < -40 kJ/mol untuk simetidin, menandakan terjadinya adsorpsi secara fisik. Tetapi untuk tiourea nilai ΔGads > -40 kJ/mol yang menandakan terjadinya kemisorpsi. Nilai mutlak ΙΔGadsΙ menunjukkan tiourea lebih efektif daripada simetidin.
DEPLOYMENT APLIKASI UNTUK MULTI SERVER DENGAN MENGGUNAKAN CAPISTRANO Wisnu Uriawan; Adam Faroqi; Hayati Hayati Hayati
JURNAL ISTEK Vol 7, No 2 (2013): ISTEK
Publisher : JURNAL ISTEK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebuah aplikasi web yang berjalan di beberapa server membutuhkan mekanisme deployment yang berbeda dengan aplikasi yang hanya berjalan pada satu server. Aplikasi dituntut agar dapat disebarkan ke beberapa server dalam waktu yang bersamaan. Salah satu tools yang dapat menyelesaikan masalah dalam deployment aplikasi ke multi server yaitu capistrano. Capistrano menawarkan kemampuan melakukan deployment aplikasi ke beberapa server. Hal ini menarik untuk diteliti bagaimana algoritma yang digunakan, penanganan kegagalan deployment dan penanganan downtime. Penelitian dilakukan dengan menganalisis proses kerja, dokumentasi dan source code-nya. Hasil penelitian menunjukkan capistrano menggunakan multi-threading dalam menyebarkan aplikasi ke beberapa server. Untuk penanganan kegagalan capistrano menyediakan fungsi rollback agar kegagalan dapat dipelajari dan diperbaiki. Pada saat aplikasi membutuhkan downtime, capistrano menyediakan fungsi untuk menampilkan halaman downtime.
DINAMIKA EPIDEMIK TUBERCULOSIS (TB) PADA MODEL SATU STRAIN Asep Solih Awalluddin
JURNAL ISTEK Vol 5, No 1-2 (2011): ISTEK
Publisher : JURNAL ISTEK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper explains mathematical model for dynamic of tuberculosis epidemic using one strain model, with supported theorems and lemmas. One strain model is elaborated in a condition of disease-free equilibrium and unique endemic equilibrium.
ANALISIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN BTS (BASE TRANSCEIVER STATION) BERDASARKAN FAKTOR KELENGKUNGAN BUMI DAN DAERAH FRESNEL DI REGIONAL PROJECT SUMATERA BAGIAN SELATAN Nanang Ismail; Maharoni Maharoni Maharoni; Innel Lindra
JURNAL ISTEK Vol 9, No 1 (2015): ISTEK
Publisher : JURNAL ISTEK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Survei topografi adalah kegiatan untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan permukaan bumi pada suatu wilayah yang terdiri dari berbagai variabel topografi, seperti drive test dan tracking, daerah Fresnel, faktor kelengkungan bumi, penentuan tinggi antena BTS dan lain-lain. Makalah ini merupakan resume penelitian yang dilakukan di Jalan Lintas Timur Tulang Bawang. Pada penelitian, terdapat sektor transmisi sinyal. Arah sektor transmisi sinyal pada Sektor A mengarah ke Desa Banjar Margo, Desa Purwa Jaya dan Desa Penawar Rejo, Sektor B mengarah ke Kota Tulang Bawang, Desa Banjar Agung, Polsek Tulang Bawang, Rumah Makan Padang, Sektor C mengarah ke Desa Tunggal Warga dan Komplex Balai Besar Teknologi Pati.Daerah Fresnel untuk kandidat P adalah adalah 1.7129 meter dengan sinyal transmisi 4.0277 meter, untuk kandidat Q adalah 1.7407 meter dengan sinyal transmisi 4.0444 meter sedangkan untuk kandidat R diperoleh daerah Fresnel sejauh 1.8809 meter dengan sinyal transmisi 4.1285 meter. Faktor kelengkungan bumi pada kandidat P, Q dan R berturut-turut adalah 0.0236 meter, 0.025 meter dan 0.0346 meter. Tinggi antena minimal pada kandidat P, Q dan R agar kondisi LoS berdasarkan hasil perhitungan berturut-turut adalah 34.0436 meter,35.063 meter dan 33.1556 meter. Namun berdasarkan hasil perhitungan daerah Fresnel, bisa dikatakan kandidat R merupakan kandidat yang paling cocok dan sesuai dikarenakan memiliki daerah Fresnel yang lebih besar.

Page 3 of 17 | Total Record : 162