cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. serang,
Banten
INDONESIA
JPsd ( Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar )
ISSN : -     EISSN : 25030558     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 2 (2015): JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar)" : 10 Documents clear
PENGARUH OBESITAS PADA PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH DASAR DAN PENANGANANNYA DARI PIHAK SEKOLAH DAN KELUARGA Labib Sajawandi
JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar) Vol 1, No 2 (2015): JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar)
Publisher : Department of Primary education, Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Su

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.237 KB) | DOI: 10.30870/jpsd.v1i2.691

Abstract

Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan. Obesitas adalah permasalahan umum yang dialami anak-anak pada masa sekarang ini, tetapi tidak mendapat banyak perhatian karena dianggap hanya masalah fisik bukan masalah kognitif, padahal dampaknya dapat mengancam masa depan anak. Beberapa factor yang menyebabkan anak mengalami obesitas,diantaranya adalah: Factor genetic, Pola makan, Kurangnya aktifitas fisik, Factor psikologis, Factor keluarga, Factor social ekonomi, Factor psikososial, dan Factor kesehatan. Dampak Obesitas bukan hanya masalah fisik (seperti sakit-sakitan dan mudah lelah) tetapi juga psikis yang dapat mempengaruhi perkembangannya.Dalam memecahkan masalah obesitas ini, kita dapat merumuskan pola pemecahan masalahnya dari dua pihak, yaitu pihak sekolah dan keluarga. Kedua pihak ini harus bekerja sama saling mendukung untuk memecahkan masalah obesitas yang mengancam masa depan anak-anak mereka. Sekolah dan pihak keluarga terutama orang tua harus bisa mensosialisasikan dan mengimplementasikan pola makan sehat dan gaya hidup aktif untuk mengurangi dan mencegah obesitas sehingga dapat menyelamatkan masa depan anak-anak.Kata kunci: Obesitas, dampak fisik dan psikis, pola makan sehat, gaya hidup aktifObesity is defined abnormality or as a disease characterized by accumulation of excessive body fat. Obesity is a very common problem at the present time on children, but it did not get a lot of attention because look like just physical problem and not cognitive problems, whereas the impact can threatens future of children. Several factors that led children are obese: genetic factors,diet, lack of physical activity, psychological factors, family factors, social economic factors, psychosocial factors, and health factors. The impact of obesity is not only physical problems (such as sickly and easy tired) but also psychic that can affect on child development. In order to solve the problem of obesity, we can formulate the problem solving patterns of the two parties, the school and family. Both of sides Should Work together to support each other to solve the problem of obesity that threatening the Future of Their Kids. Schools and the Family especially parent Must socialize and Implementing Healthy Eating And Active Life style for Reduce and prevent obesity so it can save the Future of Children.Keywords: Obesity, Physical and psychological impact, Healthy Eating, Active Life styleObesity is defined abnormality or as a disease characterized by accumulation of excessive body fat. Obesity is a very common problem at the present time on children, but it did not get a lot of attention because look like just physical problem and not cognitive problems, whereas the impact can threatens future of children. Several factors that led children are obese: genetic factors,diet, lack of physical activity, psychological factors, family factors, social economic factors, psychosocial factors, and health factors. The impact of obesity is not only physical problems (such as sickly and easy tired) but also psychic that can affect on child development. In order to solve the problem of obesity, we can formulate the problem solving patterns of the two parties, the school and family. Both of sides Should Work together to support each other to solve the problem of obesity that threatening the Future of Their Kids. Schools and the Family especially parent Must socialize and Implementing Healthy Eating And Active Life style for Reduce and prevent obesity so it can save the Future of Children.Keywords: Obesity, Physical and psychological impact, Healthy Eating, Active Life style
MASALAH MOTIVASI BELAJAR SISWA SD PADA IPS Erlisnawati Erlisnawati
JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar) Vol 1, No 2 (2015): JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar)
Publisher : Department of Primary education, Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Su

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.139 KB) | DOI: 10.30870/jpsd.v1i2.698

Abstract

Masalah Motivasi Siswa SD pada ilmu pengetahuan Sosial. Motivasi adalah hal yang sangat penting yang mempengaruhi kegiatan / pekerjaan yang dilakukan oleh individu, termasuk yang mempengaruhi siswa dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah salah satu elemen yang paling penting dalam pengajaran yang efektif. Pembelajaran diikuti oleh siswa yang termotivasi untuk menjadi benar-benar menyenangkan, terutama untuk guru. Siswa termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi belajar dan menyerap dan mengingat lebih dari itu. Motivasi sebagai proses internal yang memungkinkan, membimbing dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Ada beberapa teori motivasi yaitu: teori perilaku, teori kebutuhan, teori atribusi, teori belajar mandiri dan teori harapan. Motivasi dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan faktor ekstinsik. Guru harus mengetahui kondisi ketika siswa termotivasi dan ketika kondisi siswa tidak termotivasi. Untuk itu seorang guru harus memiliki kemampuan untuk memotivasi siswa. Adapun cara yang bisa dilakukan untuk memotivasi guru untuk meningkatkan siswa adalah untuk membangkitkan minat, menjaga rasa ingin tahu, menggunakan berbagai cara yang menarik menyajikan, membantu siswa menentukan target mereka sendiri. Pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan mitivasi tinggi akan menciptakan proses pembelajaran yang efektif.Kata kunci: masalah, motivasi, ilmu pengetahuan sosial, sekolah dasarMotivation is a very important thing that affects the activities / work performed by the individual, including that affect students in learning activities. Motivation is one of the most important elements in effective teaching. Learning followed by students who are motivated to be really fun, especially for teachers. Students are motivated to learn something will use higher cognitive processes learn and absorb and remember more of it. Motivation as internal processes that enable, guide and sustain behavior over time. There are several theories in motivation namely: behavioral theory, the theory of necessity, attribution theory, independent learning theory and the theory of hope. Motivation is influenced by intrinsic factors and factors ekstinsik. Teachers must know the conditions when students are motivated and when the condition of the students are not motivated. For that a teacher must have the ability to motivate students. As for how that can be done to motivate teachers to improve student is to arouse interest, maintaining curiosity, using a variety of interesting ways of presenting, help students determine their own targets. Learning undertaken by students with high mitivasi will create effective learning process.Keywords: Problems, Motivation, Social Studies, Elementary Students.
PERMASALAHAN PERKEMBANGAN BAHASA DAN KOMUNIKASI ANAK Riandi Marisa
JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar) Vol 1, No 2 (2015): JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar)
Publisher : Department of Primary education, Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Su

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.992 KB) | DOI: 10.30870/jpsd.v1i2.694

Abstract

Gangguan perkembangan berbahasa adalah ketidakmampuan atau keterbatasan dalam menggunakan simbol linguistik untuk berkomunikasi secara verbal atau keterlambatan kemampuan perkembangan bicara dan bahasa anak sesuai kelompok umur, jenis kelamin, adat istiadat, dan kecerdasannya. Oleh sebab itu bila gangguan bicara dan bahasa tidak diterapi dengan tepat akan terjadi gangguan kemampuan membaca, kemampuan verbal, perilaku, penyesuaian psikososial dan kemampuan akademis yang buruk. Orang tua/guru perlu memahami perilaku bermasalah ini sebab “anak yang bermasalah” biasanya tampak di dalam kelas bahkan dia menampakkan perilaku bermasalah itu dalam keseluruhan interaksi dengan lingkungannya. Dengan bahasanya, manusia berkomunikasi untuk bersosialisasi dan menyampaikan hasil pemikirannya. Identifikasi dini keterlambatan bahasa harus memecahkan dua masalah utama yaitu masalah ketersediaan informasi yang dapat dipercaya dari seorang anak pada usia berapa ketika mereka mengalami keterbatasan dalam kemampuan berkomunikasi. Selanjutnya, teknik pengukuran harus cost-effective dengan menghargai waktu secara professional dan secara luas mampu diaplikasikan untuk anak pada berbagai tingkat sosial dan latarbelakang bahasa termasuk bilingual. Masalah kedua adalah pada interpretasi hasil dari proses identifikasi. Banyak anak yang mengalami keterlambatan bahasa pada usia 24 sampai 30 bulan akan mengejar dalam beberapa tahun kemudian dan tidak memerlukan intervensi. Tantangan yang ada adalah dalam mengidentifikasi dan menggunakan informasi lain yang relevan dalam memperbaiki keputusan diagnosis mengenai seorang anak secara individual untuk mencegah gangguan perkembangan yang lebih signifikan.Kata kunci: bahasa, komunikasi, anak  Language development disorders is the inability or limitations in the use of linguistic symbols to communicate verbally or delay the ability of speech and language development of children according to age group, sex, customs, and intelligence. Therefore, when a speech and language disorder is not treated properly there will be disruption reading ability, verbal skills, behavioral, psychosocial adjustment and poor academic ability. Parents / teachers need to understand this problematic behavior because "a problem child" usually appears in the classroom she even revealed that problematic behavior in the overall interaction with the environment. With language, humans communicate for socializing and convey the results of his thoughts. Early identification of language delay must solve two major problems, namely the issue of availability of reliable information of a child at any age when they lack the ability to communicate. Furthermore, the measurement techniques must be cost-effective with respect to professional time, and broadly can be applied to children at various social levels and language backgrounds, including bilingual. The second problem is the interpretation of the results of the identification process. Many children who have language delays at age 24 to 30 months will be pursuing in the next few years and requires no intervention. The challenge is to identify and use other relevant information to improve decisions regarding a child's diagnosis on an individual basis to prevent a more significant developmental disorder.Keywords: language , communication , child
PENERAPAN STRATEGI PARTISIPATIF MELALUI MEDIA GAMBAR DENAH DAN KARTU PANCING FOTO DALAM PEMBELAJARAN PEMAHAMAN KONSEP DAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR Rina Yuliana; Isah Cahyani; Andoyo Sastomiharjo
JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar) Vol 1, No 2 (2015): JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar)
Publisher : Department of Primary education, Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Su

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.029 KB) | DOI: 10.30870/jpsd.v1i2.699

Abstract

Salah satu faktor yang membuat pemahaman konsep siswa tidak terbentuk secara utuh dan komprehensif adalah pembelajaran yang tidak sesuai dengan karakteristik perkembangan siswa sekolah dasar. Terlebih lagi pembelajaran berbicara pada pelaksanaan maupun penilaiannya tidak sesuai dengan kompetensi yang hendak dicapai. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran awal pembelajaran pemahaman konsep dan berbicara dengan menggunakan strategi partisipatif melalui media gambar denah dan kartu pancing foto. Pendekatan penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan metode Pra-eksperimen desain Perbandingan Kelompok Statis atau Rancangan Postes Terhadap Kelompok-Kelompok Non-Ekuivalen (Statistic Group Comparison or Postest Only With Nonequivalent Groups). Subjek penelitian dalam penelitian ini mengambil sampel penelitian, kelas IV-A SDN Layungsari 1 kota Bogor sebagai kelompok eksperimen dan dan kelas IV-B SDN Bubulak kota Bogor sebagai kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel menggunakan non random sampling. Jumlah sampel pada kedua kelompok populasi diambil jumlah yang sama yaitu 21 orang.Berdasarkan hasil uji t-tes, hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan pemahaman konsep antara hasil postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol serta terdapat perbedaan kemampuan berbicara antara hasil postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.  Direkomendasikan untuk dilakukan kajian lebih lanjut mengenai pembelajaran pemahaman konsep dan berbicara dengan menggunakan strategi  partisipatif melalui media gambar denah dan kartu pancing foto. Kata Kunci: Strategi partisipatif, Pemahaman konsep, Pembelajaran berbicara One of the factors that make students' understanding of the concept is not formed completely and comprehensively is learning that does not  accordance with the characteristics of the development of elementary school students. Moreover, learning to speak on the implementation and the assessment does not accordance with the competence to be achieved. This research aimed to obtain an overview of early learning understanding of the concept and talking by using  participatory strategy through media ” gambar denah” and “kartu pancing foto”. This research is a quantitative approach using pre-experimental comparison group design Static or design Postes Groups Against Non-Equivalent (Statistics Group Comparison or posttest Only With Nonequivalent Groups). The research subjects in this study took a sample of research, class IV-A SDN Layungsari 1 Bogor as the experimental group and class IV-B and SDN Bubulak Bogor as a control group. The sampling technique using non-random sampling. The number of samples in both groups were taken the same number of population is 21 people. Based on the test results of t-test, the results showed there are differences between the understanding of the concept of post-test results of the experimental group and the control group, and there are differences in speech between the results posttest experimental group and the control group. Recommended for further study on the understanding of the concept of learning and talking using a participatory strategy through media “gambar denah” and “kartu pancing foto”.Keywords: Participatory strategy, Understanding of the concepts, Learning to speak.
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PRAKTIKUM IPA BERBASIS AKTIFITAS Nana Hendracipta; A Syachruroji
JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar) Vol 1, No 2 (2015): JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar)
Publisher : Department of Primary education, Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Su

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.886 KB) | DOI: 10.30870/jpsd.v1i2.688

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar IPA yang memenuhi kecukupan kriteria materi, relevansi materi, konsistensi materi serta urutan penyajian sesuai dengan konsep pengetahuan. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap perencanaan dan pengembangan. dalam tahap perencanaan dilakukan melalui analisis standar dan kompetensi dasar dan materikals mengajar penyusunan, sehingga bahan rancangan pengajaran yang dihasilkan siap untuk di uji dan uji lapangan. tahap perkembangan dilakukan melalui pengujian ahli untuk menilai bahan rancangan instruksional yang memenuhi kriteria kelayakan isi, presentasi kelayakan, bahasa berbasis kelayakan. sedangkan uji lapangan yang dilakukan oleh siswa untuk menilai kelayakan rancangan elemen kegrafikan. Tahap pembangunan dapat diulang sampai rancangan bahan ajar tidak mendapatkan masukan atau perbaikan tim ahli dan mahasiswa. Hasil tahap pengembangan ini adalah bentuk bahan ajar yang telah memenuhi kriteria dan siap untuk digunakan oleh siswa. Berdasarkan pada hasil bahan ajar telah memenuhi unsur-unsur kelayakan konten, presentasi kelayakan, ketepatan bahasa dan penggunaan grafik. Kata kunci: bahan Pengajaran, praktikum IPA This research aims to develop teaching material science that meet the criteria sufficiency of the material, the relevance of the material, the consistency of the material as well as the order of presentation in accordance with the concept of knowledge. this research was conducted in two stages pre development and development. in the phase of pre development conducted through standard analysis and basic competencies and the drafting teaching materikals, so that the resulting draft teaching materials are ready to test the expert and public examination. stage of development done through expert testing to assess draft instructional materials that meet the eligibility criteria of content, presentation feasibility, feasibility languanges. while the public test performed by the students to assess the feasibility of the draft elements kegrafikan. The phase of development can be repeated until the draft instructional materials do not get input or improvement of a team of experts and students. Results of this development phase is a form of teaching materials that have met the  criteria and is ready for use by students. Based in the results of teaching materials have met the eligibility elements of content, presentation feasibility, appropriateness of languange and elements of kegrafikan. Keywords : Teaching materials, Practical Science
PENDIDIKAN SEKS UNTUK ANAK USIADINI Solihin Solihin
JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar) Vol 1, No 2 (2015): JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar)
Publisher : Department of Primary education, Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Su

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.685 KB) | DOI: 10.30870/jpsd.v1i2.695

Abstract

 Pengembangan moral, sosial, dan penanaman nilai-nilai agama merupakan salah satu aspek pengembangan anak usia dini yang menjadi tanggung jawab pendidikan. pengembangan program pendidikan seks memiliki kontribusi positif untuk mencapai tanggungjawab pendidikan tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalsis pendidikan seks pada anak usia dini yang dirumuskan melalui kegiatan: (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) penilaian; serta (4) masalah dan solusi pembelajaran seks. Untuk merumuskan kerangka konseptual dan menemukan data empiris sebagai landasan pengembangan program pendidikan seks pada anak usia dini, dilakukan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus yang berlokasi di TK Bina Anaprasa Melati Kwitang Jakarta.Teknik pengambilan data penelitian ini melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi dianalisis dengan cara reduksi data, display data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Berdasarkan deskripsi dan analisis data hasil penelitian ditemukan bahwa; (1) perencanaan pembelajaran seks belum sepenuhnya disusun berdasarkan langkah-langkah pembuatan perencanaan; (2) pelaksanaan program pendidikan seks menggunakan pendekatan terpadu yang diorganisasikan melalui tema-tema pembelajaran untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor pada anak; (3) penilaian pembelajaran seks dilakukan selama proses berlangsung dan disusun menjadi laporan untuk orang tua dan dokumentasi untuk sekolah; dan (4) masalah dan solusi yang ditemukan pada penelitian ini adalah berkaitan dengan kompetensi guru, keragaman potensi anak, dan kerjasama dengan orang tua serta tokoh agama. Penelitian ini direkomendasikan kepada: (1) guru kelas, agar memperhatikan langkah-langkah pembuatan perencanaan pembelajaran seks secara komprehensif; (2) orang tua, yaitu agar menciptakan lingkungan rumah yang dapat membantu perkembangan seksualitas pada anak sebagai wujud kerjasama dengan pihak sekolah; (3) peneliti selanjutnya, agar dapat melakukan penelitian lanjutan dengan fokus pada salah satu kegiatan pendidikan seks atau mencari metode yang dapat memadukan antara pola asuh orang tua dengan bimbingan guru untuk pengembangan pembelajaran seks pada anak atau meneliti efektifitas media elektronik terhadap perkembangan seksualitas anak usia dini. Key word: Pendidikan Seks, dan Anak Usia Dini The Development Of Moral, Social, And Cultivation Of Religious Values Is One Aspect Of Early Childhood Development Is The Responsibility Of Education. Development Of Sex Education Programs Have A Positive Contribution To Achieving The Educational Responsibility. Therefore, This Study Aimed To Describe And Analyze  Sex Education In Early Childhood Are Formulated Through The Following Activities: (1) Planning; (2) Implementation; (3) Assessment; And (4) Problems And Learning Solutions Sex. To formulate the conceptual framework and find empirical data as a basis the development of sex education programs in early childhood, conducted a study using a qualitative approach with case study method which is located in TK Development Budget AnaprasaKwitangJakarta.Teknik this research data collection through observation, interviews and studies documentation was analyzed by means of data reduction, data display, conclusion and verification. Based on the description and analysis of research data found that; (1) sex lesson planning is not yet fully prepared on the steps of making planning; (2) the implementation of sex education programs using an integrated approach that is organized through the themes of learning to develop the cognitive, affective, and psychomotor in children; (3) sex learning assessment conducted throughout the process and compiled into a report for parents and documentation for schools; and (4) problems and solutions found in this study is related to the competence of teachers, the diversity of the potential of children and cooperation with parents and religious leaders. Thisresearchwas recommended to: (1) the classteacher, sopay attention tothe steps to createa comprehensivelearning plansex; (2) parent, which is tocreate a home environmentthat can helpthe development ofsexualityin childrenasa form of cooperationwith the school; (3) further research,in order toconductfurther researchwith a focus onone of the activitiesof sex educationorlooking formethods thatcancombineparenting parentswiththe guidance of teachersto developteachingsexto childrenorexaminethe effectiveness of theelectronic mediaon the development ofsexualityearly childhoodKeyword: Sex EducationandEarly Childhood
GANGGUAN PRILAKU PADA ANAK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR Ani Siti Anisah
JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar) Vol 1, No 2 (2015): JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar)
Publisher : Department of Primary education, Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Su

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.44 KB) | DOI: 10.30870/jpsd.v1i2.689

Abstract

Gangguan perilaku didefinisikan sebagai perilaku berulang dan pola perilaku menetap yang melanggar hak-hak orang lain yang melanggar norma-norma dan aturan masyarakat. Jika gangguan prilaku ini dibiarkan, maka akan berdampak secara berkelanjutan dan akan menyebabkan kerusakan yang signifikan pada fungsi sosial, akademis, maupun masa depannya. Jika gangguan perilaku itu makin kompleks maka menyebabkan gangguan perilaku pada diri anak  akan  semakin parah. Gangguan ini mulai terjadi pada anak usia SD. Siswa Sekolah Dasar disebut usia kanak-kanak pertengahan, ditandai dengan mulai berkembangnya kemampuan membuat keputusan, memahami hubungan sebab-akibat, pemahaman sosial, mengatur emosi, dan kesadaran diri. Berdasarkan karakteristik kognitif, sosial, emosi, dan fisik, siswa-siswa sekolah dasar seringkali digolongkan sebagai banyak bertingkah, kelebihan gerak, dan nakal dalam hubungan sosialnya. Batas-batas  tertentu perilaku-perilaku tersebut masih dapat ditolerir sebagai manifestasi dari usia mereka. Namun adakalanya tingkat perilaku dan emosi menunjukkan adanya gangguan yang tidak disadari oleh orang-orang sekitarnya, termasuk orang tua dan guru di sekolah. Kata Kunci: Gangguan Perilaku, Perkembangan Anak, Usia SDConduct Disorder are defined as repetitive behaviors and patterns of sedentary behavior that violates the rights of others who violate the norms and rules of society. If this is allowed to behavioral disorders, it will have an impact on an ongoing basis and will cause significant damage to the social functioning, academic, as well as its future. If it is more complex behavioral disorders that cause behavioral disorders in children will be more severe. This disorder begins in elementary school age children. Elementary school students called middle childhood, marked by the development of the ability to make decisions, to understand the cause-effect relationships, social understanding, managing emotions, and self-awareness. Based on the characteristics of the cognitive, social, emotional, and physical, elementary school students are often classed as a lot of acting, excess motion, and mischievous in his social relationships. Certain limits, these behaviors can be tolerated as a manifestation of their age. But sometimes the level of behavior and emotional indicate a problem that is not recognized by the people around him, including the parents and teachers at school.Keywords: Conduct Disorder, Child Development, Elementary Shool
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA MATA PELAJARAN IPA Arlin Farliani; Lukman Nulhakim; A Syachruroji
JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar) Vol 1, No 2 (2015): JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar)
Publisher : Department of Primary education, Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Su

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.391 KB) | DOI: 10.30870/jpsd.v1i2.696

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil belajar yang rendah masih kurangnya penggunaan ilmu pengetahuan dan model pembelajaran dalam pembelajaran dukungan siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan untuk menentukan kegiatan belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran siklus belajar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Prosedur ini dilakukan dalam dua siklus dimana setiap siklus terdiri dari: perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), observasi (pengamatan), refleksi (mencerminkan). Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kegiatan pengujian dan observasi guru dan siswa. Penggunaan siklus belajar model pembelajaran dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan di kelas IV SDN Cadasari 1 berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa dan kegiatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar penguasaan siswa pada siklus I (75%) untuk kategori "cukup" meningkat sebesar 6% pada siklus kedua menjadi (81%) dengan "baik" kategori. Pencapaian indikator aktivitas belajar siswa pada siklus I (68%) dengan kategori "cukup" meningkat sebesar 16% pada siklus II menjadi (84%) dengan "baik" kategori. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan siklus belajar model pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan.  Kata kunci: model pembelajaran learning cycle, aktifitas belajar dan hasil belajar. This research is motivated by the low learning outcomes is still a lack of the use of science and learning model in support students' learning. The purpose of this research is to improve student learning outcomes and to determine the students' learning activities using the learning model learning cycle. The method used in this research is a classroom action research method. The procedure is done in two cycles where each cycle consists of: planning (planning), implementation (acting), observation (observing), reflection (reflecting). Instrument collecting data in this study using the test and observation activities of teachers and students. The use of the learning model learning cycle in science subjects in grade IV SDN Cadasari 1 impact on improving student learning outcomes and activities. It can be seen from mastery learning outcomes of students in the first cycle (75%) to the category of "enough" increased by 6% in the second cycle becomes (81%) with a "good" category. The achievement of student learning activity indicator in the first cycle (68%) with the category of "enough" increased by 16% in the second cycle becomes (84%) with a "good" category. Based on the results of this study concluded that the use of the learning model learning cycle can improve learning outcomes and student activities in science subjects. Keywords: learning model learning cycle, learning activities, learning outcomes.
PERILAKU ANTI SOSIAL PADA ANAK SEKLOAH DASAR Ratna Sari Dewi
JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar) Vol 1, No 2 (2015): JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar)
Publisher : Department of Primary education, Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Su

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.791 KB) | DOI: 10.30870/jpsd.v1i2.690

Abstract

Perilaku Anti Sosial merupakan perilaku negatif atau perilaku yang menyimpang dari norma-norma, baik aturan keluarga, sekolah, masyarakat, maupun hukum. Jenis perilaku anti sosial pada anak sekolah dasar diantaranya perilaku negativisme, agresi dan tingkah laku menguasai. Faktor risiko yang menyebabkan perilaku anti sosial pada anak-anak dapat dikategorikan sebagai faktor pribadi (personal risk factors), keluarga (family risk factors), berkaitan dengan sekolah (school-related risk factors) dan sosial (social risk factors). Upaya penanganan anak dengan anti sosial dapat dilakukan dengan upaya orang tua menerapkan pola asuh authoritative. Jika terlanjur berperilaku anti sosial pada taraf melanggar hukum negara, maka orang tua harus membawa anaknya untuk melakukan terapi gangguan kepribadian, yang disebut Terapi Perilaku Dialektikal. Sedangkan yang dapat diupayakan guru dalam menangani anak anti sosial adalah dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif serta memberikan perhatian Psikologi dan Perkembangan Multiple Intelegensi Anak. Selain itu masyarakat dapat memberikan kontribusi dalam penanganan anak anti sosial dengan cara menumbuhkan norma sosial yang baik serta tersedianya tayangan media massa yang memberikan tuntunan baik bagi anak.Kata Kunci : Anti – Sosial, Kooperatif, Multiple IntelegensiAnti-social behavior is a negative behavior or deviates behavior  from the norms, a good rule of family, school, community, or the law. The type of anti-social behavior in elementary school children including negativism behavior, aggression and behavioral controls. The risk factors that lead to anti-social behavior in children can be categorized as personal factors (personal risk factors), family (family risk factors), related to the school (school-related risk factors) and social (social risk factors). Efforts to tackle anti-social child can do with the efforts of parents to apply parenting authoritative. If already at the level of anti-social behavior in violation of state law, then the parents should bring their children to therapy personality disorder, which is called dialectical Behavior Therapy. While that may be pursued teacher in dealing with anti-social child is to implement cooperative learning methods as well as the attention of Psychology and Child Development of Multiple Intelligence. In addition, people can contribute to the handling of anti-social child by growing social norms as well as the availability of mass media impressions that provide good guidance for children.Keywords: Anti - Social, Cooperative Learning, Multiple Intelligence
ANALISIS KEMAMPUAN KERJA ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PADA MATA KULIAH PENDIDIKAN IPA DI SD Encep Andriana
JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar) Vol 1, No 2 (2015): JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar)
Publisher : Department of Primary education, Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Su

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.744 KB) | DOI: 10.30870/jpsd.v1i2.697

Abstract

Kerja ilmiah merupakan kemampuan pokok yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam proses pembelajaran sains sebagai bagian dari metode ilmiah. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kemunculan indikator dari kemampuan kerja ilmiah mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) melalui penggunaan model pembelajaran berbasis proyek pada mata kuliah pendidikan IPA di SD. Metode penelitain ini menggunakan kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent control group design menggunakan kelompok kontrol dan eksperimen, yang mana keduanya dibandingkan kemampuan kerja ilmiahnya. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pada kelompok eksperimen memperoleh skor N-Gain sebesar 0,83 pada kriteria tinggi dengan aspek kemunculan tertinggi pada menentukan langkah kerja dan menentukan alat dan bahan. Sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh skor N-Gain sebesar 0,51 pada kriteria sedang, dengan kemunculan aspek pada kemapuan mengukur dan merangkum informasi. Kesimpulan pada penelitian ini adalah model pembelajaran berbasis proyek dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan kerja ilmiah mahasiswa pada mata kuliah pendidikan IPA di SD.Kata kunci: kuasi eksperimen, kerja ilmiah, pendidikan IPA di SDScientific inquiry is a fundamental ability to be possessed by learners in the learning process of science as part of the scientific method. The aim of the study is to examine the emergence of an indicator of the ability of the scientific inquiry of students Primary School Teacher education departement , The Faculty of teacher training and Education, Sultan Ageng Tirtayasa University ( UNTIRTA ) through the use of project-based learning model in the subject of science education in primary schools. Of the research method using a quasi-experimental design with nonequivalent control group using the control and experimental groups , both of which compared the ability of its scientific work . Results from this study showed that the experimental group N -Gain obtain a score of 0.83 on the high criteria with the highest occurrence aspect in determining the pace of scientific and determining the tools and materials. Whereas in the control group obtained a score of 0.51 N -Gain on the criteria of being , with the emergence aspects of the Traffic measure and summarize the information . The conclusion of this research is a project-based learning model can be used to develop the ability of the scientific inquiry of students in the subject of science education in primary schools.Keywords : quasi-experimental , scientific inquiry , science education in primary school.

Page 1 of 1 | Total Record : 10