cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Arjuna Subject : -
Articles 203 Documents
Rantai Pasokan Kayu Hutan Alam di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah Serta Permasalahannya Catur Budi Wiati; Susana Yuni Indriyanti
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2014.8.1.25-34

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan kondisi pasokan kayu hutan alam di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, pola distribusi dan permasalahannya. Hasil penelitian menyatakan bahwa pasokan kayu bulat di Kalimantan Selatan sebagian besar berasal dari Hutan Tanaman/Hutan Tanaman Industri (HT/HTI) dan hanya sebagian kecil yang berasal dari hutan alam, sedangkan di Kalimantan Tengah adalah sebaliknya. Pasokan kayu bulat dari Kalimantan Tengah selain untuk kebutuhan wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan juga dipasarkan ke Kalimantan Barat dan Jawa. Permasalahan yang dihadapi pihak perusahaan dalam rantai pasokan kayu hutan alam tersebut adalah besarnya biaya administrasi penerimaan kayu bulat serta pengangkutan kayu dari areal konsesi hutan ke industri karena adanya biaya tidak resmi yang harus ditanggung oleh perusahaan.
PENGARUH PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN TUNAS JUVENILE Shorea platyclados v. Slooten ex Foxw Cica Ali; Darmawan Edy
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2007.1.1.65-72

Abstract

Pengaruh pupuk daun terhadap pertumbuhan tunas bibit Shorea platyclados v. Slooten ex Foxw telah diamati. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penyemprotan pupuk daun dalam memproduksi tunas juvenile sebagai bahan stek pucuk jenis Shorea platyclados.  Penyemprotan pupuk dilakukan pada empat taraf konsentrasi pupuk yaitu 0%, 0,1%, 0,2%, dan 0,4% dengan dua interval waktu penyemprotan yaitu setiap 7 hari dan setiap 14 hari.  Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial 4x2.  Pengamatan meliputi jumlah tunas, panjang tunas, dan jumlah daun yang tumbuh.  Hasil menunjukkan bahwa konsentrasi 0,4% meningkatkan jumlah tunas dan jumlah daun dan nilai ini berbeda sangat nyata dengan kontrol.  Konsentrasi pupuk 0,2% memberikan hasil yang terbaik dan berbeda nyata dangan kontrol dalam meningkatkan panjang tunas.  Perlakuan setiap 7 hari lebih baik dibandingkan perlakuan setiap 14 hari dalam meningkatkan jumlah tunas dan panjang tunas tapi tidak berbeda secara nyata.  Dalam meningkatkan jumlah daun, perlakuan setiap 7 hari juga memberikan hasil yang lebih baik dan berbeda secara nyata dibandingkan 14 hari.  Perlakuan setiap 7 hari dengan konsentrasi pupuk 0,4% meningkatkan jumlah daun dan tunas, sedangkan perlakuan setiap 7 hari dengan pupuk 0,2% memberikan hasil terbaik, namun nilai-nilai ini tidak berbeda nyata dengan lainnya.
Ciri Morfologi dan Mikroskopis Vatica Sarawakensis Heim Amiril Saridan; andrian Fernandes
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2014.8.2.73-80

Abstract

Sebagian besar jenis dipterokarpa tumbuh di hutan campuran dataran rendah dan bernilai ekonomi tinggi. Salah satu jenis tersebut adalah Vatica sarawakensis Heim yang tumbuh secara tersebar pada tanah berlempung di daerah perbukitan, termasuk jenis yang terancam punah (endangered) pada Red List IUCN tahun 2013, sehingga tidak diizinkan untuk ditebang. Kesalahan penebangan pohon dapat dihindari dengan mengetahui ciri morfologi pohon, sedangkan kesalahan dalam penggunaan kayu dapat dicegah dengan mengamati ciri makroskopis dan mikroskopis kayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ciri morfologi dan makroskopis serta mikroskopis V. sarawakensis Heim. Pohon uji berasal dari IUPHHK-HA PT Gunung Gajah Abadi, Muara Wahau, Kalimantan Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa V. sarawakensis Heim merupakan pohon berukuran sedang, kulit memiliki gelang dengan diameter pangkal batang mencapai 30 cm, tidak berbanir, tinggi total mencapai 17 meter, tinggi bebas cabang 12 meter, lebar tajuk 6 meter. Dari pohon yang ditemukan, diambil contoh material herbariumnya selanjutnya diidentifikasi di Herbarium Wanariset Samboja. Ciri makroskopis V. sarawakensis Heim, saat segar kayu teras berwarna kuning kecoklatan dan kayu gubalnya berwarna putih kekuningan. Saat kering, bagian kayu gubal dan teras tidak dapat dibedakan karena keduanya berwarna putih kekuningan. Kesan raba halus. Arah serat lurus. Secara mikrokopis V. sarawakensis tidak memiliki batas lingkaran tumbuh yang jelas. Berpori tata lingkar baur dengan pembuluh tersusun secara radial dan diagonal, pembuluh ada yang tunggal dan ada yang bergerombol hingga empat buah pembuluh. Perforasi sederhana. Ceruk antar pembuluh seperti tangga. Jari-jari monoseriate dan multiseriate (2-8). Parenkim aksial vasisentrik dan kadang menghubungkan 2 hingga 3 pembuluh. Dinding serat sangat tebal.
PERTUMBUHAN BIBIT TENGKAWANG (Shorea spp) ASAL BIJI DARI POPULASI HUTAN ALAM KALIMANTAN DI PERSEMAIAN B2PD SAMARINDA Asef K Hardjana; Rayan Rayan
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2011.5.2.61-72

Abstract

Tengkawang (Shorea spp) adalah salah satu jenis Dipterocarpaceae yang menghasilkan hasil hutan bukan kayu untuk produk makanan, obat-obatan atau kosmetik (HHBK FEM (Food, Energi and Medicine). Untuk meningkatkan produksi dan kualitas buah tengkawang yang dihasilkan dan agar pengelolaan dan pengusahaan HHBK FEM untuk makanan, obat-obatan dan kosmetik dapat berkelanjutan, diperlukan penanganan yang serius. Pengumpulan materi genetik jenis tengkawang telah dilakukan dipopulasi hutan alam di Kalimantan Barat (Gunung Bunga-Bekinci dan Sungai Runtin) dan KalimantanTengah ( Bukit Baka ). Penyemaian dilakukan di persemaian B2PD Samarinda. Pertsentase biji yang berkecambah di persemaian berurutan sebanyak 84,09% dan 70,68% untuk populasi dari Gunung Bunga-Bekinci, Sungai Runtin dan Bukit Baka. Dari tiga populasi hutan alam tersebut telah teridentifikasi untuk sementara sebanyak 3 jenis tengkawang, yaitu : Shorea macrophyla, S. pinanga dan S. gysberstiana. Pertumbuhan rataan diameter terbesar adalah S. gyberstiana dan S. macrophyla dari populasi hutan alam Gunung Bunga-Bekinci.
Serangan Kumbang Pemakan Daun Tanaman Jenis Dipterokarpa di PT Inhutani II, Pulau Laut, Kalimantan Selatan Ngatiman Ngatiman; Armansah Armansah
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2014.8.2.117-122

Abstract

Tanaman jenis dipterokarpa (Shorea leprosula dan S. ovalis) di areal hutan PT Inhutani II, Pulau Laut, Kalimantan Selatan diserang kumbang (Scarabaeidae, Coleoptera) yang mengakibatkan tajuk tanaman menjadi gundul. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui frekuensi dan intensitas serangan kumbang pada tanaman S. leprosula dan S. ovalis. Untuk maksud tersebut dibuat jalur pengamatan pada beberapa petak tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi serangan kumbang berkisar 97,5 – 100,0% dengan intensitas serangan berkisar 28,9 – 62,8%. Selain kumbang menyerang tanaman S. leprosula dan S. ovalis, juga ditemukan menyerang daun S. johorensis, Duabanga molluccana dan Arthocarpus anysophyllus yang tumbuh secara alami.
ANALISIS FINANSIAL PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN DIPTEROKARPA: STUDI KASUS DI PT INHUTANI II PULAU LAUT PROP. KALIMANTAN SELATAN PULAU LAUT PROPINSI KALIMANTAN SELATAN Dhany Yuniati; Lydia Suastati
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2008.2.1.37-48

Abstract

Pembangunan hutan tanaman dipterokarpa berkaitan dengan investasi dalam jangka waktu pengusahaan yang panjang. Diperlukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui manfaat dan analisis sensitivitas dari investasi untuk mengetahui kepekaan pembangunan hutan tanaman dipterokarpa terhadap berbagai kemungkinan dan perubahan pada arus biaya atau pendapatan. Mengacu kepada suku bunga sebesar 6.78%, penelitian ini menganalisa kelayakan dari pembangunan hutan tanaman ditperokarpa oleh PT. Inhutani II di Kalimantan Selatan. Hasil analisis finansial menunjukkan bahwa pembangunan hutan tanaman dipterokarpa di PT Inhutani II layak untuk dilaksanakan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai NPV  Rp. 14.976.282, BCR 1,91 dan IRR 6,84 untuk pembangunan hutan tanaman dipterokarpa dengan bibit cabutan sedangkan untuk bibit yang berasal dari stek hasil koffco dengan nilai NPV Rp. 2.377.782, BCR 1,08 dan IRR 6,79. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa pembangunan hutan tanaman dipterokarpa dengan bibit cabutan  cukup kuat untuk menghadapi perubahan yang terjadi dalam hal ini penurunan hasil sebesar 30% dan kenaikan suku bunga sampai 8%. Bertolakbelakang, sistem KOFFCO tidak cukup kuat menghadapi perubahan yang sama.
METODE ALTERNATIF PENYIMPANAN BENIH DAMAR MATA KUCING (Shorea javanica K.&V.) Indra Gumay Febryano; Melya Riniarti
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2009.3.1.1-8

Abstract

S. javanica K.&V. merupakan komoditi kehutanan penting penghasil damar yang berasal dari Krui, Lampung Barat. Sampai saat ini diketahui bahwa tegakan tanaman ini yang terbesar dan terluas terdapat di daerah tersebut. Namun, penggembangan lebih lanjut tanaman ini tidaklah mudah karena musim berbuahnya yang tidak teratur dan sifat bijinya yang rekalsitran. Biji rekalsitran bersifat mudah rusak dan tidak tahan lama bila disimpan. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu usaha agar umur benih tanaman S. javanica dapat diperpanjang. Penggunaan media simpan merupakan salah satu cara untuk memperpanjang umur benih. Serbuk gergaji dan abu gosok merupakanjenis media simpan yang telah cukup banyak diujicobakan pada beberapa jenis Dipterocarpaceae. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial dengan tiga jenis media simpan (tanpa media simpan, serbuk gergaji dan abu gosok) dengan tiga waktu simpan (4 minggu, 6 minggu dan 8 minggu). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa abu gosok merupakan media simpan yang paling mampu menjaga kadar air benih, dan lama penyimpanan yang terbaik adalah tidak lebih dari empat minggu.
KAJIAN PELAKSANAAN PELELANGAN KAYU MERANTI DI KALIMANTAN TIMUR Catur Budi Wiati
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2013.7.1.19-28

Abstract

Kebijakan pelelangan kayu termasuk kayu meranti telah mengalami beberapa kali perubahan dari SK Menhut No. 319/Kpts-II/1997 direvisi menjadi Permenhut No. P.02/Menhut-II/2005, dan yang terakhir menjadi Permenhut No. P.48/Menhut-II/2006, dengan harapan dapat mempercepat proses pelelangan kayu. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pelelangan kayu meranti di Kalimantan Timur sekaligus untuk mengetahui permasalahan yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah memperoleh pendapatan sekitar Rp 35 milyar pada tahun 2006 dan Rp 17 milyar pada tahun 2007 dari hasil pelelangan kayu termasuk meranti di KPKNL Samarinda. Nilai ini tidak termasuk nilai lelang barang-barang bukan kayu seperti kapal  motor dan truk. Namun demikian pelaksanaan pelelangan kayu di Kalimantan Timur masih tidak berjalan maksimal karena ketiadaan pendanaan untuk menangani masalah illegal logging, terbatasnya jumlah PPNS di  institusi kehutanan dan lemahnya koordinasi antar institusi yang menangani pelelangan kayu.
SIMBION JAMUR EKTOMIKORIZA PADA ANAKAN Shorea spp. DI RUMAH KACA PADA UMUR 7 BULAN Massofian Noor
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2009.3.1.63-72

Abstract

Penelitian peranan jamur ektomikoriza terhadap anakan Shorea spp. pada umur 7 bulan dilaksanakan di Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Samboja Km 38 Sei. Merdeka Kalimantan Timur. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 9 bulan dari bulan April hingga Desember 2007, yang meliputi pengumpulan data utama dan penunjang. Penelitian ini terdiri atas 2 faktor. Faktor A adalah jenis, yakni Shorea leprosula, S. parvifolia, S. pauciflora, S. seminis dan S. johorensis. Faktor B adalah media sapih,yakni media top soil dan media sub soil. Satu unit terdiri atas 30 anakan, diulang sebanyak 3 kali. Dengan demikian jumlah anakan yang diperlukan adalah 5 x 2 x 30 x 3 = 900 anakan. Metode penelitian yang dipergunakan untuk menghitung persentase akar bermikoriza adalah "grid line method" menurut Giovanetti dan Mosse (1980). Untuk identifikasi mikoriza mempergunakan metode Ingleby et al. (1990). Parameter yang diukur adalah akar terpendek, akar terpanjang, persentase akar yang bermikoriza dan tidak bermikoriza serta jenis mikoriza pada anakan Shorea spp. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah: terdapatnya akar yang bermikoriza pada media top soil sebesar62,15% dan 37,85% akar tidak bermikoriza. Jenis mikoriza yang diperoleh sebanyak 2 jenis, yaitu Thelephora terrestris dan lnocybe sp. Anakan Shorea spp. pada media sub soil diperoleh rataan akar bermikoriza sebesar 60% dan 40% akar tidak bermikoriza. Jenis mikoriza yang diperoleh 1 jenis, yaitu Thelephora terrestris.
ASOSIASI DAN SEBARAN JENIS POHON PENGHASIL MINYAK KERUING DI PT. HUTAN SANGGAM LABANAN LESTARI, KALIMANTAN TIMUR Amiril Saridan; Massofian Noor
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 2 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2013.7.2.85-92

Abstract

Kabupaten Berau merupakan bagian dari Pulau Kalimantan yang memiliki komposisi floristik yang besar terutama Dipterocarpaceae dan jenis lainnya serta terdapat hubungan diantara individu dengan jenis lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai asosiasi dan sebaran jenis pohon penghasil minyak keruing diPT.Hutan Sanggam Labanan Lestari Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan sistem jalur dengan panjang 1 km dan lebar kanan-kiri jalur masing-masing 20 m dan dibuat sebanyak 2 buah jalur dengan luas areal 4 hektar. Pengamatan dilakukan terhadap semua individu pohon yang berdiameter 10 cm dan ke atas. Hasil identifikasi jenis yang telah dilakukan terdapat 4 jenis keruing dan 1 diantaranya sebagai penghasil minyak  keruing yaitu Dipterocarpus palembanicus Sloot. Dari perhitungan pasangan jenis pohon keruing dengan jenis dominan menunjukkan bahwa adanya 9 pasang jenis yang berasosiasi positif yang berarti akan menghasilkan hubungan yang positif terhadap pasangannya. Suatu jenis pohon akan hadir secara bersamaan dengan jenis pohon lainnya dan saling menguntungkan. Jika pasangan didapatkan dalam sampling, maka kemungkinan besar akan ditemukan pasangan lain yang tumbuh di dekatnya. Secara umum pohon keruing tumbuh berkelompok pada daerah datar dan sebagian kecil tersebar, ini menunjukkan bahwa masing-masing jenis keruing memiliki tempat tumbuh yang spesifik yang sesuai dengan lingkungannya.

Filter by Year

2007 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 8, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 8, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 2 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Dipterokarpa More Issue