cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Arjuna Subject : -
Articles 203 Documents
PENGARUH JARAK TANAM PADA PERTUMBUHAN TIGA JENIS MERANTI DI HUTAN PENELITIAN HAURBENTES Achmad Syaffari Kosasih; Nina Mindawati
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2011.5.2.1-10

Abstract

Penetapan jarak tanam pada pembangunan hutan tanaman dimaksudkan untuk menghasilkan tegakan hutan yang memiliki bentuk batang yang lurus, sehat dan bernilai ekonomi tinggi seperti pada tanaman dan tiga jenis meranti merah yaitu Shorea leprosula, S. mecistopteryx dan  S. selanica untuk tujuan menghasilkan kayu pertukangan. Dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan jenis tanaman, terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter, dilakukan penelitian pada tanaman berumur 13 tahun dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial 2 x 3 dimana perlakuan A berupa jarak tanam 2 macam dan perlakuan B adalah 3 jenis tanaman meranti. Tiap kombinasi perlakuan terdiri dari 10 pohon contoh dan diulang sebanyak dua kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan S.leprosula lebih baik dibanding kedua jenis lainnya. Rata-rata pertumbuhan tanaman dengan jarak tanam 3 m x 2 m untuk jenis S. leprosula adalah 14,2 m tinggi dan berdiameter 24,7 cm ; S. selanica 16,1 m dan 20,8 cm ; S. mecistopteryx 13,7 m dan 20,6 cm. Pada jarak tanam 3 m x 3 m S. leprosula rata-rata tinggi 13,0 m dengan diameter 27,8 cm ; S.selanica rata-rata tinggi 12,8 m dengan diameter  22,0 cm ; S. mecistopteryx rata-rata tinggi14,5 m dengan diameter 19,9 cm.
Potensi Jenis Dipterokarpa di Hutan Penelitian Labanan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur Amiril Saridan; Muhamad Fajri
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2014.8.1.7-14

Abstract

Suku Dipterocarpaceae sangat dominan di hutan Kalimantan mempunyai peranan penting baik segi ekonomi, silvikultur maupun konservasi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui keragaman jenis, potensi yang berhubungan dengan kerapatan dan volume tegakan di hutan penelitian Labanan, Kalimantan Timur. Penelitian dengan menggunakan 3 buah plot masing-masing berukuran 100 x 100 m (1Ha). Pengukuran dilakukan terhadap semua jenis dipterocarpaceae yang berdiameter 10 cm dan keatas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah jenis Dipterocarpaceae yang terdapat dilokasi penelitian cukup banyak yaitu 29 jenis atau rata-rata 9.67 jenis/ha. Indeks keragaman jenis mencapai H’ = 2.68, kondisi ini menunjukkan bahwa keberadaan jenis-jenis Dipterocarpaceae areal ini tidak banyak mengalami gangguan. Kemerataan jenis (E=0.80) yang berarti kehadiran jenis Dipterocarpaceae dalam plot penelitan cukup merata sekitar 93.33% dari 75 sub-plot, hanya 5 sub-plot tidak ditemukan jenis Dipterocarpaceae. Jenis yang dominan adalah Parashorea melaanonan (Blanco) Merr. (NPJ=41.28%), Dipterocarpus tempehes V.Sl. (NPJ=39.32%), Shorea sp (NPJ=31.38%), Shorea johorensis Foxw. (NPJ=30.05%), Shorea parvifolia Dyer (NPJ=24.99%) dan Shorea pinanga Scheff. (NPJ=24.85%). Kerapatan pohon 318 batang atau 106 batang/ha dengan total volume tegakan sebesar 239.05 m³ atau rata-rata 79.68 m³/ha.
PENGARUH JARAK TANAM DAN TEKNIK PEMELIHARAAN TERHADAP PERTUMBUHAN KENUAR (Shorea johorensis Foxw.) DI HUTAN SEMAK BELUKAR WANARISET SAMBOJA, KALIMANTAN TIMUR R. Mulyana Omon; Burhanuddin Adman
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2007.1.1.47-54

Abstract

Pada saat ini, kebutuhan masyarakat terhadap kayu semakin meningkat, hal ini tidak didukung oleh pasokan kayu yang cukup. Sebagai akibatnya tekanan terhadap hutan meningkat yang menyebabkan terjadinya illegal logging. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembangunan hutan tanaman dengan jenis-jenis andalan setempat.  Salah satu jenis pohon yang dapat dikembangkan dan dikelola adalah kenuar (Shorea johorensis Foxw.), khusus di Kalimantan.  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan pemeliharaan yang paling baik dan efektif terhadap pertumbuhan kenuar.  Lokasi penelitian dilaksanakan di hutan penelitian, Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Samboja, dimulai pada bulan November 2004 sampai November 2006.  Rancangan penelitian yang digunakan adalah split plot dengan jarak tanam sebagai plot utama dan perlakuan pemeliharaan sebagai sub plot dengan tiga ulangan.  Analisa data dilakukan dengan analisis varian (ANOVA) dengan Uji-F.  Hasil ANOVA menunjukkan kelompok, jarak tanam dan interaksi jarak tanam dan pemelihraan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap persen hidup, pertumbuhan tinggi dan diameter, sedangkan perlakuan pemeliharaan berbeda nyata.  Dari hasil uji BNT, pemeliharaan vertikal menunjukkan pengaruh nyata terhadap persen hidup, pertumbuhan tinggi dan diameter dengan rata-rata masing-masing sebesar 76.34 %, 62.04 cm and 0.81 cm.
Serangan Rayap Coptotermes Sp. pada Tanaman Meranti Merah (Shorea Leprosula Miq.) di Beberapa Lokasi Penanaman di Kalimantan Timur Ngatiman Ngatiman
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2014.8.1.59-64

Abstract

Serangan rayap Coptotermes sp. pada tanaman meranti merah (S. leprosula Miq.) menyebabkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan persentase serangan dan persentase tanaman yang mati akibat serangan rayap Coptotermes sp.. Metode yang digunakan adalah membuat plot penelitian beberapa lokasi penanaman meranti merah antara lain; PT Inhutani I, Mentawir; disekitar persemaian UUCD, Samboja; KHDTK, Sebulu dan KHDTK, Samboja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase serangan rayap pada tanaman meranti merah di PT Inhutan I, Mentawir persentase serangan sebesar 44,24% dengan persentase tanaman mati sebesar 10,61%, disekitar persemaian UUCD, Samboja sebesar 27,02% dengan persentase tanaman mati 18,91%, di KHDTK, Samboja persentase serangan sebesar 4,37% dengan persentase tanaman mati 1,09%; dan di KHDTK, Sebulu persentase serangan sebesar 5,21% dengan persentase tanaman mati sebesar 1,34%. Tanaman meranti merah (S. leprosula) yang mati tersebut diameternya berkisar 6,1 – 30,0 cm dan tingginya berkisar 7,1 – 27,5 m.
MODEL PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN Shorea leprosula PADA SISTEM TEBANG PILIH TANAM JALUR TEKNIK SILIN Wahyudi Wahyudi; Sudin Panjaitan
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2011.5.2.37-46

Abstract

Tebang Pilih Tanam Jalur Intensif (TPTJI) merupakan sistem silvikultur yang dapat diterapkan pada hutan bekas tebang dan hutan dengan potensi rendah untuk meningkatkan produktivitas mereka. Penelitian ini bertujuan untuk membuat model pertumbuhan dan hasil tanaman meranti (S. leprosula) yang dikembangkan pada sistem TPTJ Teknik Silin. Penelitian ini dilakukan di plot penelitian TPTJ Teknik Silin di areal bekas tebangan hutan PT. Gunung Meranti, Propinsi Kalimantan Tengah. Plot penelitian ini dibagi menjadi tiga plot tanaman S. leprosula yang masing-masing ditanam pada tahun 1994 (petak 1), tahun 1999 (petak 2) dan tahun 2008 (petak 3) yang terdiri dari 200 sampel pohon. Data pertumbuhan S. leprosula dievaluasi dengan perangkat lunak Stella 9.0.2 dan SPSS 13, dan diprediksi dengan menggunakan tabel volume dan persamaan polinominal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok persamaan polinominal diperkirakan memotong siklus tanaman meranti pada umur 32 tahun dengan nilai R lebih besar dari 95%.
Studi Pemanfaatan Sumberdaya Hutan oleh Masyarakat Desa Setulang di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara Catur Budi Wiati; Eddy Mangopo Angi
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2014.8.2.97-108

Abstract

Masyarakat Desa Setulang di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara adalah salah satu masyarakat sekitar hutan yang melakukan pemanfaatan sumberdaya hutan untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Tulisan ini bertujuan untuk menginformasikan jenis-jenis sumberdaya hutan dan bentuk pemanfaatannya oleh masyarakat Desa Setulang, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara serta permasalahan yang dihadapi. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2012, sendangkan metodenya menggunakan kombinasi Diskusi Group Terfokus (Focus Group Discussion/FGD), wawancara mendalam (indepth interview) dan observasi lapangan. Hasil studi menunjukkan bahwa pemanfaatan sumberdaya hutan Masyarakat Desa Setulang merupakan warisan dari nenek moyang mereka saat masih tinggal di Longh Sa’an, Kecamatan Pujungan, Kabupaten Malinau. Pemanfaatan sumberdaya hutan tersebut sebagian besar dilakukan Masyarakat Desa Setulang di Tanah Larangan (Tane’ Olen) dan Hutan Cadangan (Unung Mpe’) dalam bentuk kegiatan: (1) Mencari ramuan rumah (Duqu Fetenu’ Laminj), kayu perahu dan Kayu Bakar; (2) Berburu dan mencari ikan; (3) Mencari bahan kerajinan; dan (4). Mencari bahan obat-obatan dan sayuran. Dalam pemanfaatan sumberdaya hutan tersebut, permasalahan yang masih sering terjadi umumnya adalah masalah klaim kepemilikan lahan terutama terjadi di Tane’Olen dan Unung Mpe’.
KOMPOSISI FLORISTIK VEGETASI SETELAH TEBANGAN DI AREAL HUTAN PRODUKSI TERBATAS Farida Herry Susanty
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2008.2.1.11-24

Abstract

Hutan hujan tropis dicirikan dengan tingginya keragaman dalam komposisi spesies dan bervariasi berdasarkan demensi dan distribusi umur pohon.  Informasi karteristik ini perlu untuk pengembangan perencanaan pengelolaan hutan.  Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mempelajari komposisi flora hutan bekas tebangan umur 2, 5 dan 8 tahun.  Komposisi flora termasuk kekayaan species, tingkat keragaman, tingkat dominasi dan kemerataan jenis.  Lebih lanjut, tingkat kesamaan vegetasi hutan bekas tebangan dan hutan primer juga diperbandingkan. Penelitian ini dilaksanakan di Long Bagun, Kalimantan Timur.  Hasil penelitian menunjukan bahwa kekayaan species meningkat sejalan dengan umur hutan bekas tebangan dan setiap umur memiliki tingkat keragaman yang berbeda.   Species utama dari seluruh umur adalah Dipterocarpaceae, Lauraceae, Gutiferae, Ebenaceae dan Euphorbiaceae.  Hutan bekas tebangan berkecenderungan memiliki derajat kemerataan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan hutan primer.  Derajat kesamaan yang paling tinggi adalah antara hutan tebangan berumur 2 tahun dan hutan primer, sedangkan yang paling rendah antara hutan bekas tebangan umur 5 dan 8 tahun.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keragaman  komposisi flora berkecenderungan lebih tinggi sejalan dengan bertambahnya umur hutan bekas tebangan
PERTUMBUHAN TANAMAN Shorea roxburghii (TALURA) PADA UMUR 6 TAHUN DI SEMOI, KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA, KALIMANTAN TIMUR Ayi Suyana; Abdurachman Abdurachman
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2008.2.1.73-82

Abstract

Mengingat begitu  banyak jenis  dalam suku dipterocarpaceae, memilih beberapa species yang berpotensi untuk dikembangkan sangat bermanfaat bagi para praktisi dalam usaha membangun hutan tanaman dalam skala industry.   Shorea roxburghii G. Don tidak tumbuh alami di Kalimantan.  Namun demikian, jenis ini adalah satu dari beberapa jenis yang menunjukkan pertumbuhan relatif cepat di lokasi  lain.  Oleh karena itu penting  untuk menguji pertumbuhan species ini pada tanah Kalimantan.  Pertumbuhan tanaman S. roxburghii usia 6 tahun pada lahan alang-alang di Semoi, Kalimantan telah diukur.  Hasilnya menunjukkan  persen hidup yang tinggi yaitu 96.84%.  Pohon umumnya kekar dengan perbangingan tinggi  dan diameter  sebesar 88,45.  Namun demikian terdapat rentang perbedaan yang besar pada pola sebaran diameter dan tinggi pohon seperti yang ditunjukkan oleh kurva sebaran diameter yang berbentuk genta datar.  Demikian juga pertumbuhan diameter dan tinggi bervariasi diantara pohon dalam tegakan.  Pertumbuhan diameter rata-rata adalah 0.85 cm/tahun, sedangkan untuk pertumbuhan tinggi adalah 0.71 m/tahun.  Kedua angka tersebut serupa dengan pertumbuhan rata-rata species Dipterokarpa.   
SIFAT TANAH PADA AREAL APLIKASI TEBANG PILIH TANAM JALUR ( TPTJ) DI PT. INTRACAWOOD, BULUNGAN, KALIMANTAN TIMUR Rini Handayani; Karmilasanti Karmilasanti
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2013.7.1.35-42

Abstract

Salah satu alternatif untuk meningkatkan produktivitas hutan alam bekas tebangan adalah dengan menerapkan system pengelolaan hutan yang berbasis pada kelestarian hutan dan lingkungan, yaitu sistem Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ). Pengusahaan hutan alam yang intensif akan berpengaruh terhadap kondisi lingkungan terutama tanah. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terhadap sifat fisik dan kimia tanah di areal hutan yang menerapkan sistem TPTJ. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada 3 penggunaan lahan, yaitu jalur antara, jalur tanam dan jalan sarad. Sampel tanah yang diambil ada 2 jenis, yaitu sampel tanah utuh untuk penetapan sifat -sifat fisik tanah dan sampel tanah terganggu  untuk penetapan sifat-sifat kimia tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekstur tanah pada jalur antara dan jalan sarad cabang yaitu liat, sedangkan pada jalur tanam yaitu lempung liat berpasir. Bulk density (BD) pada jalur antara berkisar antara 0,51 sampai 0,66 g/cm3, pada jalur tanam berkisar antara 0,65 sampai 0,69 g/cm, sedangkan pada jalan sarad berkisar antara 0,91 sampai 0,92 g/cm3. Pori total tanah pada jalur antara berkisar antara 74,62 sampai 80,42%, pada jalur tanam berkisar antara 73,04% sampai 74,71% dan pada jalan sarad berkisar antara 64,13 % sampai 64,63%. pH tanah pada ketiga penggunaan lahan adalah sangat masam. Kandungan hara tertinggi terdapat pada jalur tanam. 
KOMPONEN KIMIA KAYU MERANTI KUNING (Shorea macrobalanos) Supartini Supartini
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2009.3.1.43-50

Abstract

Penelitian kimia kayu Shorea macrobalanos P. S. Ashton dilakukan dengan pengambilan sampel di areal HPH PT BFI (Balikpapan Forest Industries), Sotek, Kabupaten Penajam Paser Utara. Pengujian dilaksanakan di laboratorium kimia kayu Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Samarinda dengan menggunakan standar TAPPI. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komponen kimia pada kayu S. macrobalanos. Komponen kimia kayu yang diamati meliputi persentase kandungan holoselulosa, selulosa, hemiselulosa, lignin, zat ekstraktif (yang larnt dalam air dingin, air panas, NaOH I% dan alkohol benzena) dan abu pada berbagai tingkat ketinggian batang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan holoselulosa pada kayu ini adalah 77,34%, selulosa 63,97% (termasuk kategori tinggi), hemiselulosa 13,37%, lignin 29,39% (termasuk persentase kategori sedang), zat ekstraktif yang larnt dalam air dingin 6,26%, air panas 8,11 %, NaOH 1% (17,58%) dan alkohol benzena 12,12% (termasuk kategori tinggi) dan abu 0,85% (tetmasuk kategori sedang).

Page 7 of 21 | Total Record : 203


Filter by Year

2007 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 8, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 8, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 2 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Dipterokarpa More Issue