cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Teknik Sipil
ISSN : 08532982     EISSN : 25492659     DOI : 10.5614/jts
Core Subject : Engineering,
Jurnal Teknik Sipil merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan berkala setiap tiga bulan, yaitu April, Agustus dan Desember. Jurnal Teknik Sipil diterbitkan untuk pertama kalinya pada tahun 1990 dengan membawa misi sebagai pelopor dalam penerbitan media informasi perkembangan ilmu Teknik Sipil di Indonesia. Sebagai media nasional, Jurnal Teknik Sipil diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan akan sebuah media untuk menyebarluaskan informasi dan perkembangan terbaru bagi para peneliti dan praktisi Teknik Sipil di Indonesia. Dalam perkembangannya, Jurnal Teknik Sipil telah terakreditasi sebagai jurnal ilmiah nasional sejak tahun 1996 dan saat ini telah terakreditasi kembali (2012-2017). Dengan pencapaian ini maka Jurnal Teknik Sipil telah mengukuhkan diri sebagai media yang telah diakui kualitasnya. Hingga saat ini Jurnal Teknik Sipil tetap berusaha mempertahankan kualitasnya dengan menerbitkan hanya makalah-makalah terbaik dan hasil penelitian terbaru.
Arjuna Subject : -
Articles 956 Documents
Efek Kerapatan Relatif (Dr) Terhadap Daya Dukung Fondasi Dangkal pada Tanah Pasiran dengan Beban Sentris Pujiastuti, Heni
Jurnal Teknik Sipil Vol 16, No 3 (2009)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (800.311 KB)

Abstract

Abstrak. Fondasi dangkal biasa dipakai untuk mendukung bangunan yang relatif tidak besar misalnya fondasi rumah tinggal dan gedung bertingkat biasa. Kerapatan relatif (Dr) umumnya digunakan untuk menunjukkan tingkat kerapatan tanah berbutir kasar di lapangan. Pada rumus daya dukung fondasi dangkal yang diusulkan oleh Terzaghi pada tahun 1943 kerapatan relatif (Dr) terwakili oleh nilai sudut gesek dalam tanah (φ) yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan nilai faktor daya dukung dan berlaku untuk semua jenis tanah. Untuk mengetahui pengaruh kerapatan relatif terhadap daya dukung ultimit fondasi dangkal pada tanah pasir akibat beban sentris dilakukan pengujian eksperimen di Laboratorium Geoteknik Universitas Muhammadiyah Mataram dan Laboratorium Struktur Universitas Mataram. Secara garis besar pengujian dilakukan sebagai berikut: fondasi dengan dimensi fondasi 20x20cm, 30x30cm, 40x40cm, 20x30cm, 20x40cm, dan 30x40cm, bahan dari plat besi dan media pasir dengan variasi kerapatan relatif terdiri dari 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90% dan 100% diletakkan dalam kotak pengujian lalu dilakukan pembebanan sentris pada fondasi. Pengujian dilakukan sampai fondasi mengalami keruntuhan. Dilakukan pencatatan terhadap beban dan penurunan yang terjadi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Kerapatan relatif (Dr) berpengaruh terhadap daya dukung ultimit fondasi dangkal yaitu Semakin besar nilai kerapatan relatif (Dr) tanah pasir daya dukung fondasi ultimit (q ultimit) juga semakin besar.Abstract. Shallow foundation used to support relative small buildings for examples house foundation and ordinary multistoried building. Relative density (Dr) usually indicate density level of granul soil in the field. In the Terzaghi’s bearing capacity formula for shallow foundation (1943), relative density (Dr) was represented by value of angle of internal friction (φ) which is used as a basic to determine a value bearing capacity factor and was applyed on every types of soil. To investigate the effects of relative density to the bearing capacity formula of shallow foundation on sand under centric load, study has been performed at the Geotechnical Laboratory Muhammadiyah Mataram University and Structure Laboratory Mataram University. Procedure of the research is: foundations was made from rigid iron plate with dimensions of 20x20cm, 30x30cm, 40x40cm, 20x30cm, 20x40cm, and 30x40cm, and sand media with various relative density of 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90% and 100% was laid on box testing and applied with centric loads. Test was stopped when the foundation ruptured. Results obtained from this research show that the relative density (Dr) determine the ultimate bearing capacity shallow foundation, the greater relative density of sand greater the ultimate bearing capacity of foundation.
Penentuan Added Mass Hycat Akibat Gerakan Couple Heaving Pitching pada Gelombang Reguler Murtedjo, Mas
Jurnal Teknik Sipil Vol 10, No 1 (2003)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.83 KB)

Abstract

Abstrak. Untuk menentukan besarnya added mass pada model HYCAT akibat gerakan couple heaving-pitching telah dilakukan studi eksperimental di Laboraturium Hidrodinamika Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada kondisi sarat air 0,278 m, tinggi gelombang 0,1 m, tiga variasi kecepatan model 4,432 m/dt, 4,77 m/dt dan 5,144 m/dt masing-masing dengan rentang periode gelombang 0,8 ~ 1,4 detik. Dari percobaan tersebut di atas diperoleh hasil pada kecepatan 4,432 m/dt untuk heaving rentang added mass berkisar antara 24,67 ~ 46,68 kg, dan untuk pitching rentang added mass 5,98 ~ 20,35 kg, pada kecepatan 4,77 m/dt rentang added mass untuk heaving 18,72 ~ 41,31 kg, dan rentang added mass untuk pitching 4,68 ~ 17,54 kg. Pada kecepatan 5,114 m/dt rentang added mass untuk heaving 15,51 ~ 35,28 kg dan rentang added mass untuk pitching 3,17 ~ 15,72 kg. Keseluruhan hasil percobaan tersebut selanjutnya diverifikasi dengan hasil perhitungan teoritis menggunakan teori strip. Hasil verifikasi menunjukkan bahwa hasil percobaan dan perhitungan teoritis memberikan trend grafik yang sama, yaitu terjadi kenaikan nilai added mass seiring dengan naiknya periode gelombang. Disisi lain dengan naiknya kecepatan model, terjadi penurunan besaran added mass.Abstract. An experimental study has been performed at the Indonesia Hydrodynamics Laboratory to measure the added mass of a HYCAT model due to couple heave-pitch mode of motion. A series of tests were conducted by settingthe model draft at 0,278 m, in the 0,1 m wave height, three different model speed of 4.432 m/sec, 4.77 m/sec, and 5.144 m/sec, with variation in wave period ranging from 0.8 to 1.4 sec, for each model speed. Results of the experiment show that at 4.432 m/sec model speed, the added mass for heave ranges between 24.67 ~ 46.68 kgs and the added mass for pitch ranges between 5.98 ~ 20.35 kgs. At 4.77 m/sec model speed, the added mass for heave ranges between 18.72 ~ 41.31 kgs and the added mass for pitch ranges between 4.68 ~ 17.54 kgs. Whereas at 5.144 m/sec model speed, the added mass for heave ranges between 15.51 ~ 35.28 kgs and the added mass for pitch ranges between 3.17 ~ 15.72 kg. These experimental results were further verified by the data predicted through the application of the Strip theory. Both the experimental and theoretical results show similar trend, in which the added mass is increasing in proportion to the increasing of wave period. In contrast to this, the added mass eventually decreases along with increase in model speed.
Pemanenan Air Hujan Mengunakan Konsep Zero Runoff System (ZROS) dalam Pengelolaan Lahan Pala Berkelanjutan Fachruddin, Fachruddin; Setiawan, Budi Indra; Mustafril, Mustafril; Prastowo, Prastowo
Jurnal Teknik Sipil Vol 22, No 2 (2015)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.9 KB) | DOI: 10.5614/jts.2015.22.2.6

Abstract

Abstrak. Kabupaten Aceh Selatan memiliki rerata curah hujan bulanan yang sangat tinggi sebesar 281,4 mm/bulan, sehingga memiliki potensi aliran permukaan yang tinggi. Ketersediaan curah hujan yang melimpah pada musim hujan belum dimanfaatkan secara optimal pada musim kemarau. Air hujan sebagian akan menjadi aliran permukaan sehingga tidak bisa dimanfaatkan tanaman secara efektif. Dampak dari terjadinya aliran permukaan yang tinggi akan menyebabkan hilang humus tanah sehingga terjadinya penurunan kesuburan lahan. Desain teknis sistem pemanenan air hujan yang efektif untuk konservasi air tanah dan memenuhi kebutuhan air tanaman pala telah dapat dibuat dengan rincian sebagai berikut: Sistem pemanenan air hujan pada penelitian ini menggunakan rorak yang dilengkapi saluran peresapan. Tata letak rorak dan saluran peresapan menyesuaikan dengan kontur lahan. Dimensi rorak ditentukan sesuai dengan debit aliran permukaan, yaitu kedalaman maksimal 30 cm dengan lebar 40 cm danpanjang 100 cm. Setiap rorak disertai saluran peresapan dari sisi kiri dan kanan dengan panjang 100 cm, dalam 10 cm dan lebar 20 cm.Abstract. South Aceh district has a very high average monthly rainfall of 281.4 mm/month, so it has a high potential of runoff. The availability of abundant rainfall during the rainy season has not been used optimally in dry season. A part of rainfall would become surface flow so that the plant cannot use it effectively. The impact of high surface flow will cause in loss of soil humus which leads to the decline of soil fertility. Technical design of rainwater harvesting systems which is effective for soil and groundwater conservation and for fulfil water needs from nutmeg crops could be constructed as : rainwater harvesting systems by using rorak equipped with infiltration channels. Rorak layout and channel infiltration should be adjusted to the contour of the land. Rorak dimensions are determined by the discharge of surface flow, which has the maximum depth of 30 cm, width of 40 cm and length of 100 cm. Each rorak is built with infiltration channels on the left and right side with lengt hand depth of 10 cm and width of 20 cm.
Studi Pengembangan Peta Indeks Resiko Banjir pada Kelurahan Bukit Duri Jakarta Kusuma, Muhammad Syahril Badri; Rahayu, Harkunti P.; Farid, Mohammad; Adityawan, M. Bagus; Setiawati, Tia; Silasari, Rasmiaditya
Jurnal Teknik Sipil Vol 17, No 2 (2010)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2830.235 KB)

Abstract

Abstrak. Banjir merupakan bencana yang sering terjadi di ibukota DKI Jakarta dengan kejadian terbesar pada tahun 2007. Penentuan langkah yang tepat dalam menyelesaikan masalah banjir dapat dibantu dengan pemetaan resiko banjir. Daerah studi kasus dalam penelitian ini adalah Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta yang terletak di hulu pintu air Manggarai. Penelitian difokuskan pada estimasi bahaya banjir, kerentanan, kapasitas, dan resiko di daerah studi. Peta genangan banjir dikembangkan dengan model matematis aliran 1-D tak tunak DUFLOW dengan hidrograf banjir tahun 2007. Limpasan hidrograf banjir akan membebani daerah retensi dan menyebabkan variasi genangan. Indeks bahaya banjir dianalisis berdasarkan peta genangan dengan diverifikasi data lapangan. Analisis indeks kerentanan menggunakan parameter jaringan pipa dan kabel, jenis bangunan, sebaran populasi, dan potensi bahaya kolateral. Analisis indeks kapasitas memakai parameter kondisi pompa, tanggul, dan intervensi (peningkatan kewaspadaan banjir). Peta resiko dievaluasi menggunakan GIS dalam skenario optimis dan pesimis dengan persamaan: resiko = bahaya x kerentanan / kapasitas. Intervensi pada skenario optimis menunjukkan penurunan resiko signifikan di beberapa daerah, sedangkan pada skenario pesimis tidak berbeda dibandingkan kondisi eksisting. Peta resiko kondisi eksisting  dianalisis serupa dengan keadaan aktual, dimana daerah studi merupakan daerah beresiko banjir tinggi karena perumahan penduduk yang padat dan kapasitas penanggulangan banjir yang tidak memadai.Abstract. Flood is a frequent disaster in DKI Jakarta with the worst event occurred in 2007. Determining right steps to resolve flooding problem can be assessed by developing flood risk map. Case study area observed is Kelurahan Bukit Duri, Tebet Subdistrict, Jakarta, at Manggarai floodgate upstream. This study emphasizes on the estimation of flood hazard (inundation), vulnerability, capacity, and risk of case study. Inundation map is developed with 1-D steady flow mathematical model DUFLOW with 2007 flood hydrograph input. Overflow water from flood hydrograph will inundate retention area and create inundation. Flood hazard index is based on inundation depth and verified with field data. Vulnerability index parameters are infrastructure lifeline network, building quality, population distribution, and possible source of collateral hazard. Capacity index parameters are pump and dike conditions and intervention (flood awareness improvement). Risk map evaluation uses GIS in optimistic and pessimistic scenarios with equation: risk = hazard x vulnerability / capacity. Intervention in optimistic scenario shows significant risk reduction in some areas, while pessimistic scenario shows similar result with existing condition. Existing condition risk map is able to present actual condition of high flood risk in case study area caused by dense residential area and inadequate flood prevention capacity.
Studi Eksperimental terhadap Parameter Daktilitas Struktur Baja Yurisman, Yurisman; Moestopo, Muslinang
Jurnal Teknik Sipil Vol 10, No 4 (2003)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.802 KB)

Abstract

Abstrak. Makalah ini menyajikan studi eksperimental terhadap daktilitas struktur baja berupa portal sederhana dengan tujuan meneliti parameter-parameter yang berpengaruh terhadap daktilitas struktur baja, dan melakukan validasi terhadap usulan formula daktilitas struktur yang sedang dikembangkan melalui studi numerik. Sebelum dilakukan pengujian di Laboratorium terlebih dahulu dilakukan penelusuran teori-teori serta data-data dari hasil-hasil penelitian sebelumnya. Selanjutnya dilakukan simulasi komputer dengan menggunakan paket program analisis nonlinier MSC/NASTRAN untuk mengetahui parameter-parameter yang berpengaruh secara signifikan terhadap daktilitas struktur portal baja sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa properti penampang (bf/2tf, h/bf), perbandingan tinggi kolom struktur dengan tinggi profil (H/h), serta tinggi kolom dengan lebar bentang struktur (H/L) merupakan parameter yang sangat berpengaruh terhadap nilai daktilitas. Validasi terhadap formula daktilitas yang diusulkan melalui studi numerik menunjukkan bahwa hasil numerik lebih bersifat konservatif, namun hasil analisis numerik dan eksperimen menunjukkan pola kurva daktilitas yang sama.Abstract. This paper presents experimental study of ductility parametric of steel structure. The purpose of this research to investigate the parametric influencing ductility of steel structure and to validate ductility formula obtained from numerical study. For this purpose, experimental data and modeling of specimen obtained from previous study and through simulation by nonlinear program MSC/NASTRAN. The result of investigation shows that: behavior of cross section (bf/2tf, h/bf), ratio height and width of structure (H/L) have great influence on the available ductility of steel structure. Validation of ductility formula show that the ductility the ductility value by experimental study is higher than numerical study, but the curve of ductility ratio shows the same behavior between experimental and numerical result.
Kajian Konsep Kebijakan Infrastruktur Strategis untuk Pengendali Banjir Jakarta (Studi Kasus Giant Sea Wall dan Multi Purpose Deep Tunnel) Wiyono, Agung; Isfanovi, Hilda; Pratama, Ahmad Gimmy
Jurnal Teknik Sipil Vol 23, No 1 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1552.381 KB) | DOI: 10.5614/jts.2016.23.1.6

Abstract

Abstrak. Banjir merupakan agenda yang harus dihadapi pemerintah. Namun, terbangunnya infrastruktur pengendali banjir belum mengatasi banjir di Jakarta. Penelitian ini membahas rencana dan konsep kebijakan penanganan banjir dengan infrastruktur sea wall dan deep tunnel, simulasi pengambilan keputusan dalam organisasi dengan teori kebijakan publik: The Garbage Can Model of Organizational Choice. Penelitian bersifat komparatif, penulis membandingkan kedua infrastruktur tersebut dalam aspek teknis, ekonomi, lingkungan, sosial, dan politik, melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui aspek yang paling berpengaruh. Analisa data diolah dengan metode Analytical Hierarchy Process, Expert Choice dan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan dalam pertimbangan pengambilan keputusan pemilihan infrastruktur sea wall dan deep tunnel. Dari simulasi pemilihan kedua jenis infrastruktur dengan menggunakan metode AHP, Expert Choice serta analisis kuisioner, infrastruktur pilihan adalah deep tunnel. Dalam analisis terlihat bahwa aspek politik dianggap sebagai aspek yang paling berpengaruh dalam pengambilan keputusan infrastruktur. Hal tersebut menjadi tidak tepat ketika sebuah solusi dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan teknis namun politik menjadi pertimbangan utama. Sehingga solusi menjadi kurang relevan. Ini dibuktikan dengan simulasi model pengambilan keputusan dengan teori Garbage Can Model of Organizational Choice, dimana hasil simulasi menunjukkan bahwa solusi yang diperoleh karena adanya pengawasan lebih banyak dibandingkan dengan solusi yang diperoleh karena adanya resolusi bersama. Abstract. Floods is a-must to be faced agenda by the government. However, the development of flood control infrastructure has not overcome floods in Jakarta. This study discusses the concept of policy plans and flood management infrastructure of sea wall and deep tunnels, simulation of decision-making in organizations with public policy theory: The Garbage Can a Model of Organizational Choice. Using comparative study, authors compare both infrastructure in the technical aspects, economic, environmental, social, and political, through qualitative and quantitative approaches to determine the most influential aspects. Analysis processed by the Analytical Hierarchy Process, Expert Choice and SPSS. The results showed difference in the consideration of the decision-making infrastructure. From the simulation of both types of infrastructure elections by using AHP, Expert Choice questionnaire and analysis, selected infrastructure is deep tunnel. In the analysis appears that the political aspect is regarded as the most influential aspect in decision making infrastructure. Which is not appropriate when a solution is needed to solve technical issues but politics was the main consideration and make solution becomes less relevant. This is proved by the simulation model of decision-making with a Garbage Can Theory of Organizational Choice models, where the simulation results show that the obtained solution for their supervision more than the obtained solution for their joint resolution.
Design Formulae of Wave Transmission due to Oblique Waves at Low Crested Structures Siladharma, I Gusti Bagus
Jurnal Teknik Sipil Vol 18, No 1 (2011)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.355 KB)

Abstract

Abstract. Low crested structures, including submerged breakwaters, may be provided to protect the beach from wave attack. These structures can be built parallel to the shoreline and the crest is set up at or below water levels. It function is to protect the beach from wave action by reducing or by acting as a barrier to the waves. Wave transmission on structures has been subject for flume tests by many researchers and come up with several 2D wave transmission formulas. Oblique wave attack rarely involve on the formula since only a few tests conducted on 3D model. Using 3D test data conducted by Seabrook (1997), wave-structure interaction relation in 3D effect was modeled and transmission formula for low crested structures was developed. The interaction of wave-structure in the 3D modeling is more complex. The complex, three dimensional wave-structure interactions include diffraction of the wave. Results show the relative crest height, relative wave height and crest  width are the most important parameters. The model was developed by statistical analysis method, includes parameters that are considered to be representing physical processes such as water depth fluctuation, hence is related to wave breaking, wave overtopping, dissipation by surface friction, and transmission through the breakwater. Abstrak. Pemecah gelombang ambang rendah, termasuk pemecah gelombang tenggelam, dapat dipergunakan sebagai pelindung pantai dari serangan gelombang. Stuktur dengan ambang lebar ini dibangun sejajar pantai dengan puncak berada pada muka air atau sedikit di bawahnya. Fungsi utama dari bangunan ini adalah melindungi pantai dari gelombang dengan cara mereduksi energi gelombang datang atau sebagai penghalang gelombang. Bangunan ini berfungsi dengan baik dengan meredam sebagian energi gelombang. Transmisi gelombang pada pemecah gelombang ambang rendah tumpukan batu sudah banyak diteliti dan menghasilkan beberapa formula yang dihasilkan dari tes 2 dimensi. Gelombang yang datang menyudut terhadap struktur tidak diperhitungkan karena sangat terbatasnya penelitian transmisi gelombang dalam kondisi 3D. Menggunakan data 3D dari Seabrook (1997), analisis dilakukan untuk interaksi gelombang-struktur dan formula empiris transmisi gelombang diturunkan. Interaksi gelombang-struktur dalam model 3D lebih komleks dari model 2D. Kekompleksan dalam model 3D termasuk adanya proses difraksi pada ujung-ujung pemecah gelombang, Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi puncak relatif, tinggi gelombang relatif, dan lebar puncak merupakan parameter yang sangat berpengaruh terhadap proses transmisi Rumus empiris diturunkan berdasarkan analisis statistik. Rumus transmisi gelombang memasukkan parameter-parameter yang merepresentasikan proses-proses fisik seperti fluktuasi muka air, yang berkorelasi dengan gelombang pecah, overtopping gelombang, disipasi akibat gesekan permukaan, dan transmisi gelombang melalui bangunan.
Analisis Portal Daktail Berdasarkan Metode Energi Melalui Mekanisme Leleh dan Drift Target Akibat Beban Gempa Budiono, Bambang; Syahroni, Afied
Jurnal Teknik Sipil Vol 12, No 1 (2005)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.58 KB)

Abstract

Abstrak. Di dalam penelitian ini, metode kesamaan energi digunakan untuk memperoleh gaya gempa desain pada struktur beton bertulang gedung beraturan. Konsep kesamaan energi yang digunakan untuk memperoleh respon spektra inelastis pada sistem berderajat kebebasan tunggal dimodifikasi dan diperluas untuk memasukkan dissipasi energi input, mekanisme leleh plastis dan drift target struktur. Karakteristik dari suatu struktur khususnya daktilitas dan mekanisme leleh plastis secara eksplisit digunakan dalam perhitungan gaya gempa desain. Studi awal menunjukkan energi input ekivalen (½.m.Sv2) bernilai lebih rendah dibandingkan dengan energi input dinamis (time history). Dengan demikian energi input ekivalen yang didissipasikan ke dalam struktur untuk keperluan desain perlu dikalikan dengan suatu faktor keamanan (safety factor) dari hasil perbandingan antara energi input dinamis dan energi input ekivalen. Suatu prosedur desain yang didasarkan pada target perpindahan struktur sebagai fungsi energi input merupakan suatu pendekatan desain yang baru, sehingga metode kesamaan energi yang diusulkan dapat digunakan sebagai alternatif desain pada saat ini dalam kerangka desain berdasarkan kinerja.Abstract. In this research, the equal energy method is used to obtain seismic design forces of regular reinforced concrete structures. The equal energy concept used in obtaining inelastic design response spectra for single degree of freedom systems is modified and extended to include the influence of a broad range of input energy, plastic yield mechanism, and drift target of the structures. The characteristics of the structure, especially the ductility and the plastic yield mechanism are explicitly used in calculating the seismic design forces. Early studies show that the equivalent energy input (½.m.Sv2) is lower than the dynamic (time history) input energy. Hence, the equivalent input energy imparted to the structures should be multiplied by a safety factor which is a ratio between dynamic and equivalent input energy. A design procedure based on a structure’s drift target as a function of the input energy is a new approach. Hence, the proposed equal energy method could be applied as an alternative design to date within framework of performance-based design.
Inflasi dalam Analisis Finansial Investasi Jalan Tol: Perlakuan dan Pengaruhnya bagi Badan Usaha dan Pemerintah Wibowo, Andreas
Jurnal Teknik Sipil Vol 19, No 1 (2012)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.26 KB)

Abstract

Abstrak. Tulisan ini membahas peran penting yang dimainkan inflasi dalam analisis kelayakan proyek investasi jalan tol yang diselenggarakan dengan kontrak build, operate, transfer (BOT) dikaitkan dengan rejim tarif yang berlaku saat ini di industri jalan tol nasional dan kewajiban kontingensi pemerintah dari dukungan yang diberikan kepada badan usaha. Konversi arus kas dari nominal ke riil menunjukkan rejim tarif yang berlaku saat ini bertentangan dengan salah satu prinsip alokasi risiko yang efisien dengan, secara implisit, menempatkan badan usaha sebagai pihak yang harus mengelola risiko inflasi sementara mereka bukan pihak yang paling mampu, setidaknya bila dibandingkan dengan pengguna jalan tol sebagai konsumen dalam konteks alokasi risiko yang optimal. Asumsi laju inflasi juga berkaitan langsung dengan besaran kompensasi dan risiko fiskal yang harus ditanggung pemerintah saat memberikan dukungan land capping dan garansi pendapatan minimum. Tulisan ini merekomendasikan adanya peninjauan ulang rejim tarif yang berlaku saat ini dengan memberlakukan interval penyesuaian tarif tiap tahun dalam upaya lebih baik mengimunisasi badan usaha dari risiko inflasi. Tulisan ini juga menyarankan badan usaha dan khususnya pemerintah untuk tetap menaruh perhatian pada asumsi laju inflasi.Abstract. This paper discusses the pivotal role played by inflation in the financial analysis of toll road investment projects under build/operate/transfer (BOT) arrangements associated with the prevailing tariff regime in the national toll road industry and the contingent liabilities arising from the government supports provided for the investors. Converting nominal to real cash flow demonstrates that the present tariff regime violates one of the efficient risk allocation principle in the sense that it puts the investors at a position to manage inflation risk which is not the best party if compared to, at least, the toll road users as customers in the context of optimal risk allocation. The assumed inflation rate is straightforwardly associated with compensations and the fiscal risk of the government when offering supports by means of land-capping and minimum revenue guarantee. The paper advises a review on the present tariff regime by recommending an annual toll rate adjustment in the quest of better immunizing the operating investors against inflation risk. It also advocates the investors and especially the government to remain attentive to the inflation rate assumption.
Analisa Inelastis Portal - Dinding Pengisi dengan “Equivalent Diagonal Strut” Dewobroto, Wiryanto
Jurnal Teknik Sipil Vol 12, No 4 (2005)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.12 KB)

Abstract

Abstrak. Dinding pengisi biasa digunakan sebagai partisi atau penutup luar (cladding) pada struktur portal beton bertulang. Pemasangannya menunggu sampai struktur utama (portal beton bertulang) selesai dikerjakan, sehingga dianggap sebagai komponen non-struktur. Kenyataan menunjukkan, bila ada beban lateral yang besar (gempa), dinding pengisi memberi sumbangan yang besar terhadap kekakuan dan kekuatan struktur, sehingga perilaku keruntuhannya berbeda dibanding portal terbuka. Struktur yang direncanakan berperilaku sebagai portal terbuka daktail saat gempa, akibat dinding pengisi yang tidak merata dapat berubah menjadi struktur yang mempunyai mekanisme keruntuhan soft-storey yang berbahaya. Perilaku runtuh portal beton bertulang dengan dinding pengisi akibat beban lateral (gempa), rumit dan berperilaku non-linier. Perilaku tersebut sangat tergantung dari hubungan elemen portal dengan dinding pengisi sehingga sulit untuk memprediksinya dengan metoda analitis elastis biasa. Metoda Diagonal Tekan Ekivalen [Saneinejad dan Hobbs, 1995] memperhitungkan parameter non-linier dalam memodelkan struktur portal-isi agar “dinding pengisi” menjadi komponen struktur. Metode akan digunakan untuk analisis keruntuhan portal-isi dari eksperimen Universitas Colorado [Mehrabi et al, 1996]. Hasil analisis bersifat lower-bound dibandingkan hasil eksperimen, sehingga cocok untuk perencanaan. Parameter empiris pada metoda tersebut perlu dikaji lagi bila dipakai alat untuk menganalisis keruntuhan struktur portal-isi yang sebenarnya.Abstract. Masonry infill panels can be frequently found as interior and exterior partition in reinforced concrete (RC) structures. Since they are normally installed after the main structures (RC) finish and considered as architectural element so their presence is often ignored by engineers. But actually, they tend to interact with the bounding frame when the structure is subjected to strong earthquake load, and thus the collapsed behavior of infilled panels frame will be different against the open frame. In such situation while the infilled panels placed in un event location, such structures that have been design as ductile frame can be changed to be soft storey collapsed. The collapsed behaviors of reinforced concrete frame with infill panel due to lateral force from the earthquake are complicated and non linear. Their behavior is depending on the interaction between frame and infill panel so that it is difficult to predict using ordinary elastic methods. The Equivalent Diagonal Strut Method [Saneinejad and Hobbs, 1995] accounts for elastic and plastic behavior of infilled frames while they are considered as structural component. The method will be utilized to analyze the performance of RC frame masonry-infilled panels from University of Colorado [Mehrabi et al, 1996] that have been loaded until collapsed in their laboratory. The results values are rather lower-bound compared to the experiment and appropriate for design purposes. The empirical parameter taken in the method should be reviewed again if the method will be used as tools for the collapsed analysis of actual reinforced concrete infilled frames.

Page 7 of 96 | Total Record : 956


Filter by Year

2003 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 32 No 2 (2025): Jurnal Teknik Sipil - Edisi Agustus Vol 31 No 3 (2024): Jurnal Teknik Sipil - Edisi Desember Vol 31 No 2 (2024): Jurnal Teknik Sipil - Edisi Agustus Vol 31 No 1 (2024): Jurnal Teknik Sipil Vol 30 No 3 (2023): Jurnal Teknik Sipil Vol 30 No 2 (2023): Jurnal Teknik Sipil Vol 30 No 1 (2023): Jurnal Teknik Sipil Vol 29 No 3 (2022): Jurnal Teknik Sipil Vol 29 No 2 (2022): Jurnal Teknik Sipil Vol 29 No 1 (2022): Jurnal Teknik Sipil Vol 28 No 3 (2021): Jurnal Teknik Sipil Vol 28 No 2 (2021): Jurnal Teknik Sipil Vol 28 No 1 (2021): Jurnal Teknik Sipil Vol 27 No 3 (2020) Vol 27 No 2 (2020) Vol 27, No 1 (2020) Vol 27 No 1 (2020) Vol 26, No 3 (2019) Vol 26 No 3 (2019) Vol 26, No 2 (2019) Vol 26 No 2 (2019) Vol 26 No 1 (2019) Vol 26, No 1 (2019) Vol 26, No 1 (2019) Vol 25, No 3 (2018) Vol 25, No 3 (2018) Vol 25 No 3 (2018) Vol 25, No 2 (2018) Vol 25 No 2 (2018) Vol 25 No 1 (2018) Vol 25, No 1 (2018) Vol 24 No 3 (2017) Vol 24, No 3 (2017) Vol 24 No 2 (2017) Vol 24, No 2 (2017) Vol 24, No 2 (2017) Vol 24, No 1 (2017) Vol 24 No 1 (2017) Vol 23 No 3 (2016) Vol 23, No 3 (2016) Vol 23, No 2 (2016) Vol 23 No 2 (2016) Vol 23 No 1 (2016) Vol 23, No 1 (2016) Vol 22, No 3 (2015) Vol 22 No 3 (2015) Vol 22 No 2 (2015) Vol 22, No 2 (2015) Vol 22, No 1 (2015) Vol 22 No 1 (2015) Vol 21, No 3 (2014) Vol 21 No 3 (2014) Vol 21 No 2 (2014) Vol 21, No 2 (2014) Vol 21, No 1 (2014) Vol 21 No 1 (2014) Vol 20, No 3 (2013) Vol 20 No 3 (2013) Vol 20 No 2 (2013) Vol 20, No 2 (2013) Vol 20, No 1 (2013) Vol 20 No 1 (2013) Vol 19 No 3 (2012) Vol 19, No 3 (2012) Vol 19 No 2 (2012) Vol 19, No 2 (2012) Vol 19, No 1 (2012) Vol 19 No 1 (2012) Vol 18 No 3 (2011) Vol 18, No 3 (2011) Vol 18 No 2 (2011) Vol 18, No 2 (2011) Vol 18, No 1 (2011) Vol 18 No 1 (2011) Vol 17 No 3 (2010) Vol 17, No 3 (2010) Vol 17, No 2 (2010) Vol 17 No 2 (2010) Vol 17 No 1 (2010) Vol 17, No 1 (2010) Vol 16 No 3 (2009) Vol 16, No 3 (2009) Vol 16, No 2 (2009) Vol 16 No 2 (2009) Vol 16 No 1 (2009) Vol 16, No 1 (2009) Vol 15, No 3 (2008) Vol 15 No 3 (2008) Vol 15, No 2 (2008) Vol 15 No 2 (2008) Vol 15 No 1 (2008) Vol 15, No 1 (2008) Vol 14 No 4 (2007) Vol 14, No 4 (2007) Vol 14 No 3 (2007) Vol 14, No 3 (2007) Vol 14 No 2 (2007) Vol 14, No 2 (2007) Vol 14, No 1 (2007) Vol 14 No 1 (2007) Vol 13 No 4 (2006) Vol 13, No 4 (2006) Vol 13, No 3 (2006) Vol 13 No 3 (2006) Vol 13, No 2 (2006) Vol 13 No 2 (2006) Vol 13, No 1 (2006) Vol 13 No 1 (2006) Vol 12, No 4 (2005) Vol 12 No 4 (2005) Vol 12 No 3 (2005) Vol 12, No 3 (2005) Vol 12 No 2 (2005) Vol 12, No 2 (2005) Vol 12 No 1 (2005) Vol 12, No 1 (2005) Vol 11 No 4 (2004) Vol 11, No 4 (2004) Vol 11, No 3 (2004) Vol 11, No 3 (2004) Vol 11 No 3 (2004) Vol 11 No 2 (2004) Vol 11, No 2 (2004) Vol 11 No 1 (2004) Vol 11, No 1 (2004) Vol 10 No 4 (2003) Vol 10, No 4 (2003) Vol 10 No 3 (2003) Vol 10, No 3 (2003) Vol 10, No 2 (2003) Vol 10 No 2 (2003) Vol 10, No 1 (2003) Vol 10 No 1 (2003) More Issue